Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

“KONSTRUKSI GAYA HIDUP REMAJA DALAM FILM


“DIBAWAH UMUR””

DISUSUN OLEH :

RATNA PUSPITA SARI

2018104278

06PABC

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS BISNIS & KOMUNIKASI

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS KALBIS

2021
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Gaya Hidup merupakan sebuah cara hidup yang dimiliki oleh masing-
masing orang di dunia ini untuk dapat menjalani kehidupan mereka sehari-hari.
Biasanya hal ini dapat dilihat melalui kebiasaan, sudut pandang serta pola-pola
pemikiran yang dimiliki oleh seseorang dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Selain itu, kita juga dapat melihat gaya hidup seseorang melalui bagaimana
mereka bertutur kata, cara berpakaian serta pergaulan seperti apa yang mereka
ikuti dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini sejalan dengan dengan
pendapat Kotler dalam Susanto (2013: 1) yang mengatakan bahwa gaya hidup
adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat
dan opininya. Apalagi seiring dengan perkembangan teknologi saat ini, gaya
hidup masyarakat di jaman sekarang khususnya remaja dinilai sudah sangat
berbeda dengan gaya hidup masyarakat di jaman dahulu. Dimana gaya hidup di
jaman dahulu cenderung lebih sederhana, memiliki pola pikir yang sangat kritis,
menjaga tutur katanya, berpakaian sopan dan santun, memiliki kebiasaan serta
pergaulan yang positif. Sementara gaya hidup jaman sekarang sudah jauh dari
kata ‘sopan’ dan ‘santun’. Malah cenderung menggambarkan pola hidup kebarat-
baratan dimana berpakaian terbuka, memiliki pola pikir yang jauh dari kata kritis,
bertutur kata menggunakan kata-kata yang kasar, memiliki pola hidup hedonisme
sampai ke pergaulan yang dinilai terlalu bebas. Perubahan gaya hidup ini semakin
menjadi-jadi dengan kemajuan teknologi yang membuat nilai-nilai dan
kebudayaan dari negara lain dapat dengan mudah masuk dan menjadi sebuah
kebudayaan dunia atau World Culture. Salah satu media yang memiliki kontribusi
terbesar dalam penyebaran nilai-nilai dan kebudayaan negara lain adalah Film.
Film sendiri merupakan salah satu media yang saat ini sedang sangat
digandrungi oleh masyarakat khususnya para remaja. Dimana, pada masa
pandemi ini mereka lebih memilih mengisi waktu luang mereka dengan menonton
film. Melalui film-film tersebut, masyarakat juga dapat mengetahui seprti apa
kebudayaan yang ada di negara lain maupun kebudayaan yang ada di Indonesia
sendiri. Namun, sayangnya banyak masyarakat yang lebih mengandrungi film-
film dari luar dibandingkan film dalam negeri. Padahal film-film tersebut memuat
sebuah adegan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan yang ada di
Indonesia saat ini. Hal ini lah yang membuat terjadinya sebuah pergeseran gaya
hidup yang dimiliki oleh masyarakat terutama remaja saat ini. Hal ini dikarenakan
mereka menganggap bahwa kebudayaan dan gaya hidup dari negara lain lebih
keren sementara gaya hidup di Indonesia sudah terlalu ketinggalan jaman. Di era
yang sudah serba maju ini, banyak situs-situs streaming gratis maupun berbayar
yang dapat diakses oleh masyarakat dimanapun dan kapanpun. Hal ini memiliki
sisi positif dan negatif. Positifnya adalah masyarakat menjadi lebih mudah untuk
mengakses dan menikmati film kesukaan mereka kapan saja dan dimana saja
tanpa harus keluar rumah sama sekali. Negatifnya, banyak masyarakat yang
menonton film yang tidak sesuai umurnya seperti anak-anak dan remaja. Dimana
anak-anak dan remaja bisa saja menirukan adegan-adegan yang terdapat didalam
film tersebut. Bahkan tak jarang pula, banyak orang tua yang melepaskan anak-
anak mereka terutama remaja yang mereka anggap sudah dewasa untuk menonton
film yang mereka inginkan tanpa adanya pengawasan.
Masa-masa Remaja sendiri dinilai sebagai masa-masa yang paling indah.
Dimana masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju
ke masa dewasa. Dimana pada masa ini kebanyakan remaja akan saling memiliki
ketertarikan satu sama lain dengan lawan jenisnya. Selain itu di masa-masa remaja
ini, mereka cenderung akan mencari jati diri mereka yang sebenarnya melalui
lingkungan sekitar serta segala hal yang mereka dengar, lihat dan rasakan.
Contohnya seperti sekarang banyak sutradara yang membuat film dan
mengkonstruksikan ulang mengenai realita yang terjadi pada remaja jaman
sekarang yang memiliki gaya hidup sangat bebas seperti pergaulan bebas, mabuk-
mabukan, berkelahi, hamil diluar nikah, Bullying, dan lain sebagainya.

Tujuan awal dari dibuatnya film tersebut dimaksudkan untuk memberitahu


dampak dari masing-masing kenakalan remaja tersebut. Namun, semua pesan-
pesan tersebut akan dirasa sia-sia jika tanpa pengawasan dari para orang tua
mengenai makna dari masing-masing adegan yang ada di film tersebut. Karena
banyak film sekarang yang mengandung adegan berkelahi, tawuran, ciuman,
Making Love, berperilaku tidak sopan kepada orang tua dan adegan yang jauh dari
nilai-nilai yang ada di Indonesia. Yang akhirnya, nantinya mereka akan
mempraktikkannya di kehidupan mereka sehari-hari.
Seperti contohnya Film ‘Dibawah Umur’ merupakan film karya sutradara
Emil Heradi, yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Erisca
Febriani. Film yang dibintangi oleh Angga Yunanda dan Yoriko Angeline,
dijadwalkan tayang pada awal tahun 2020 yang lalu. Namun dikarenakan masih
merebaknya pandemi Covid-19 di tanah air, akhirnya film ini dirilis pada salah
satu situs streaming film, Disney+Hotstar pada 13 November 2020 yang lalu.
Film ini mengisahkan mengenai seorang remaja perempuan, Lana yang baru saja
pindah kesalahsatu SMA terbaik di Jakarta,SMA Utama oleh kedua orang tua nya
untuk menghindari Lana dari kejadian yang sama dengan kakaknya yang Hamil
Diluar Nikah. Di sekolah tersebut Lana bertemu dengan salah satu Bad Boy, Aryo
yang sangat digandrungi di SMA Utama tersebut. Pada saat Aryo menyatakan
cintanya, Lana sempat merasa ragu dengan keseriusan yang Aryo berikan
kepadanya dikarenakan tidak siap untuk dikecewakan serta pengalaman yang
telah dialami oleh kakaknya. Namun, Aryo pun dapat membuktikan
keseriusannya kepada Lana meskipun di cap sebagai seorang Bad Boy di
sekolahnya.

Realitas kehidupan remaja jaman sekarang dalam film “Dibawah Umur”


digambarkan pada salah satu scene dimana terdapat beberapa anak SMA yang
menyewa seorang PSK di pinggir jalan, kemudian salah satu dari mereka Making
Love bersama PSK tersebut didalam mobil sementara 2 orang lainnya berjaga
diluar mobil. Selain itu terdapat adegan dimana Aryo yang diam-diam menyusup
kedalam kamar Lana. Dimana hal ini sebenarnya melanggar hak privasi namun
dianggap sebagai suatu hal yang romantis. kemudian adegan lainnya dimana
Marsha melakukan sex dengan Kevin untuk menunjukkan tanda cinta mereka
sama satu sama lain. Serta adegan dimana Aryo dan Kevin berkelahi karena Aryo
yang mencoret-coret mobil Kevin untuk memberikan balasan atas tindakannya
supaya Aryo tidak berani melakukannya lagi.
Menurut Yanti, Janah dan Nurbaity (2016 : 45), kecenderungan perilaku
seks bebas yang dilakukan oleh remaja jaman sekarang disebabkan oleh
rendahnya pengawasan yang dilakukan oleh orang tua, perubahan nilai norma
mengenai seks yang mulai melonggar, tekanan teman sebaya, pendidikan seks
yang masih sangat minim dan beberapa alasan lainnya. Kemudian dalam
penelitiannya Komariah, Budimansyah dan Wilodati ( 2015 : 5) menyatakan
bahwa terdapat korelasi antara peningkatan gaya hidup remaja terhadap
peningkatan perilaku menyimpang, yakni 1 : 0,415. Dilihat dari data yang
tersebut, dapat dilihat bahwa perilaku remaja jaman sekarang makin tidak
terkendali. Hal ini dapat disebabkan karena pertukaran budaya yang semakin
pesat tiap harinya. Selain itu mereka beranggapan bahwa kebudayaan di luar lebih
menarik dan keren dibandingkan kebudayaan sendiri yang dinilai sudah terlalu
ketinggalan jaman. Sehingga mereka berpikir jika mereka melakukan hal tersebut,
maka mereka keren dan semakin banyak orang-orang yang akan berteman dengan
dirinya.

Bahkan anak-anak jaman sekarang dinilai memiliki tingkah laku yang


lebih dewasa dibandingkan usianya. Seperti menggunakan make up setiap pergi
keluar, menggunakan kata-kata kasar setiap berbicara, melakukan seks bebas
dengan pasangannya, pergi ke klub-klub malam dan lain sebagainya. Hal ini
menandakan adanya kemerosotan moral anak-anak remaja di Indonesia tiap
tahunnya. Seakan-akan segala hal yang sebelumnya dianggap sebagai sesuatu
yang melanggar hak seseorang menjadi sesuatu yang umum untuk dilakukan dan
terjadi ditengah-tengah masyarakat. Sehingga kian lama, kasus-kasus serupa akan
semakin tenggelam ditengah masyarakat karena dianggap sebagai suatu hal yang
biasa.
Hal ini sangat cocok dengan kondisi pada saat ini, dimana realitanya
banyak remaja yang memiliki gaya hidup yang sama persis seperti yang
ditunjukkan di dalam film-film tersebut. Seperti yang dikutip IDN TIMES
JATENG (jateng.idntimes.com) di daerah Jepara terjadi kasus dispensasi
pernikahan sebesar 237 kasus dan 52% dikarenakan hamil diluar nikah. Yang
mirisnya lagi adalah kasus ini didominasi oleh remaja berusia 18 tahun yang kerap
Making Love di rumah mereka pada saat orang tua mereka sedang bekerja. Hal ini
dapat terjadi karena rendahnya tingkat pengawasan yang dilakukan oleh para
orang tua mereka. Tak jarang mereka pun terkesan lepas tangan terhadap anak-
anak mereka karena menilai mereka sudah remaja dan dapat membedakan mana
yang baik dan tidak. Dan terkadang terdapat beberapa oknum yang membantu
para remaja ini untuk membuat kartu tanda kependudukan palsu untuk dapat
masuk kedala klub-klub malam. Selain itu terdapat kedai-kedai pinggir jalan yang
secara sembunyi-sembunyi menjual minuman keras kepada anak dibawah umur
demi mencari rejeki.

Kemudian, banyak juga kasus-kasus pembullyan yang dilakukan oleh


sesama siswa-siswi lainnya. Alasan dibalik tindakan bullying tersebut pun tak
jarang karena hal yang sepele seperti kisah asmara atau bahkan bercandaan yang
kelewatan. Seperti contohnya yang dikutip oleh CNN Indonesia
(www.cnnindonesia.com), terjadi tindakan perundingan yang dilakukan oleh 8
orang siswi terhadap seorang siswi lainnya hanya dikarenakan Sang korban
mengajak jalan salah satu pacar pelaku. Karena merasa tidak terima sang pacar
diajak jalan, sang pelaku mengajak 7 orang temannya untuk merundung sang
korban.
Selain itu di daerah Grobogan, terdapat seorang siswa yang dibully selama
2 tahun hanya karena memecahkan jam dinding di kelas dan tidak dapat
menggantinya, seperti yang dikutip oleh Kompas (https://regional.kompas.com).
Hal ini dapat terjadi karena kurang ketatnya pengawasan yang dilakukan pihak
sekolah terhadap siswa-siswi nya. Bahkan pada kasus di Grobogan, pihak sekolah
menanggapi hal tersebut sebagai salah satu bercandaan yang biasa dilakukan oleh
siswa-siswi lainnya.

Hal ini lah yang berusaha untuk diangkat oleh para sutradara saat ini,
perihal isu-isu yang sebenarnya merupakan hal yang serius dan melanggar hukum
namun diabaikan karena dinilai tidak seberapa pentingnya. Melalui film-film
remaja seperti ‘Dibawah Umur’, kita dapat melihat realitas sebenarnya yang
terjadi di tengah-tengah masyarakat kita saat ini. Realitas yang mau tidak mau
harus kita akui keberadaannya dikarenakan rendahnya tingkat pengawasan yang
diberikan oleh para orang tua serta tenaga pendidikan lainnya.

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, peneliti ingin mengetahui


secara mendalam mengenai pengkonstruksian gaya hidup remaja dalam film
‘Dibawah Umur’. Penelitian ini akan dikaitkan dengan model Teori Semiotika
Roland Barthes. Oleh karena itu peneliti memutuskan menggunakan tema
“Konstuksi Gaya Hidup Remaja dalam Film ‘Dibawah Umur’” melalui metode
dokumentasi.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas yang telah dipaparkan secara
menyeluruh diatas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :
● Bagaimana pengkonstruksian gaya hidup remaja dalam film ‘Dibawah
Umur’?
Batasan Masalah
Batasan masalah digunakan untuk menghindari terjadinya suatu
penyimpangan atau peluasan pokok permasalahan hingga keluar dari tujuan
penelitian yang ada. Adanya pembatasan masalah ini juga mempermudah peneliti
untuk melakukan penelitian ya lebih terarah serta memudahkan dalam poses
pembahasannya sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai oleh karena itu
dalam penelitian ini peneliti memberikan batasan permasalahan sebagai berikut :
● Penelitian ini hanya terbatas pada pengkonstruksian gaya hidup remaja
jaman sekarang dalam film ‘Dibawah Umur’.

Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian yang diharapkan dapat bermanfaat dalam segi
Akademis maupun praktis. Berikut ini penjabarannya :
Manfaat Akademis
 Dalam segi akademis, hasil penelitian ini diharapka dapat
bermanfaat untuk pengembagan metodologi semiotika roland
barthes terutama dengan objek penelitian film.
 Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ilmu
komunikasi, khususnya dalam kajian penelitian kualitatif.
 Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman
mengenai konstruksi gaya hidup remaja.

Manfaat Praktis
 Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada industry perfilman kedepannya.

Metodologi Penelitian
Paradigma
Pada saat melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan paradigm
Konstruktivistik sebagai acuannya. Paradigama Konstruktivistik merupakan aliran
yang mempercayai bahwa realitas yang tercipta adalah sebuah perpaduan antara
individu dengan lingkungannya.

Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Kualitatif. Penelitian
Kualitatif merupakan penelitian yang digunakan dengan tujuan untuk
mendeskripsikan data secara sistematis, faktual dan akurat dengan upaya
menggali kedalaman atau makna data lebih mendalam, seperti mengapa realitas
itu terjadi dan lain sebagainya. Data yang didapatkanpun berasal dari lapangan
yang nantinya peneliti akan menarik kesimpulan dari data yang telah didapatkan.
Pemaknaan dari setiap konsep atau data yang ada tergantung kepada latar
belakang serta pengetahuan yang dimiliki oleh peneliti.

Jenis Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan oleh
peneliti adalah Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jenis penelitian deskriptif
kualitatif merupakan salah satu metode penelitian dimana memanfaatkan data
kualitatif yang ada di lapangan yang kemudian dijabarkan secara deskriptif. Hasil
data yang ditampilkan bersifat apa adanya tanpa adanya manipulasi seperti
penambahan maupun pengurangan data apapun. Umumnya jenis penelitian ini
digunakan dalam menganalisis kejadian fenomena atau keadaan sosial yang ada
disekitar.

Metode Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan Model Penelitian
Semiotika Roland Barthes sebagai metode penelitiannya. Model Penelitian
Roland Barthes merupakan metode riset yang menguraikan pemaknaan sebuah
tanda dengan mengacuh pada sistem pemaknaan pertama atau yang biasa disebut
Denotasi serta pemaknaan kedua atau yang biasa disebut Konotasi, yang
kemudian keduanya ditafsirkan berdasarkan sebuah mitos.

Sistematika Penulisan
Sebagai gambaran sederhana serta mempermudah proses penulisan
proposal penelitian ini, maka peneliti menyusun sistematika penulisan yang terdiri
dari 1 bab, dengan rincian sebagai berikut :
Pada bagian BAB I PENDAHULUAN, terdiri dari latar belakang
permasalahan yang di dalamnya mencakup penjelasan mengenai alasan peneliti
memilih judul, gambaran fenomena serta permasalahan yang akan diteliti serta
informasi pengantar terkait topic yang diteliti. Selain itu bab ini juga berisikan
rumusan masalah, yakni pendefinisian masalah yang akan diteliti nantinya, yang
kemudian dianalisis sesuai dengan teori yang digunakan. Rumusan masalah
merupakan elemen terpenting di dalam sebuah penelitian karena akan menjadi
acuan penelitian serta solusi yang akan ditawarkan. Berikutnya, untuk
menghindari penyimpangan pada saat melakukan penelitian, maka peneliti perlu
membuat batasan penelitian agar penelitian dapat berjalan secara efektif. Selain
itu, dalam bab ini juga terdapat tujuan penelitian dan manfaat penelitian untuk
dapat lebih menjelaskan hasil yang ingin dicapai oleh peneliti serta tingkat
keberhasilan peneliti dapat terukur. Kemudian peneliti juga menjelaskan
mengenai metodelogi penelitian yang digunakan seperti paradigma, pendekatan
penelitian, jenis penelitian serta metode penelitian yang digunakan. Terakhir,
untuk menjelaskan struktur dan keterkaitan antara bab dalam proposal penelitian
ini, maka diperlukan sistematika penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Fardianto, F., Kencana, D. dan Fadila, Y. (2020). “Tinggi Dispensasi Nikah di Jepara,
237 Perkara, Dominan Anak 18 Tahun”. [Online]. Diakses 12 Maret 2021 dari
https://jateng.idntimes.com/news/jateng/fariz-fardianto/hamil-duluan-240-siswa-
sma-di-jepara-kompak-minta-dispensasi-nikah/5
Kuniarti, P. (2020). “4 Kasus “Bullying” di sejumlah Daerah Dibanting ke Paving,
Amputasi hingga Korban Depresi Berat”. [Online]. Diakses 12 Maret 2021 dari
https://regional.kompas.com/read/2020/02/08/06060081/4-kasus-bullying-di-
sejumlah-daerah-dibanting-ke-paving-amputasi-hingga?page=all
SYB & BMW. (2020). “Kasus ‘Bullying’ Teman Alkid Solo, 8 Remaja Dijemput Polisi”.
[Online]. Diakses 12 Maret 2021 dari
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200814184928-12-535943/kasus-
bullying-teman-alkid-solo-8-remaja-dijemput-polisi
Susanto, A. (2013). Membuat Segmentasi Berdasarkan Life Style. [Online].
Tindaon, R. L. (2016). “Pengaruh Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Melalui
Media Leaflet dan Video Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang
Paparan Pornografi di SMP Negeri 1 Sidamanik Kec.Sidmanik Kab.Simalungu”.
JUMANTIK. Vol.3 No.1, hal. 44-64.
Nestya, M. (2013). “Perbandingan Representasi Gaya Hidup Remaja Perkotaan Dalam
Film ‘Catatan Si Boy 1987’ Dan ‘Catatan Harian Si Boy 2011’”. JURNAL E-
KOMUNIKASI. Vol.I No.3, hal.177-186.
Wahyuni, R. B., Soesilowati, E. dan Banowati, E. (2016). “Gaya Hidup Remaja Kelas
Menengah Kota Pekalongan”. JOURNAL OF EDUCATION SOCIAL STUDIES.
Vol. 5 No.2, hal.97-103.
Yanti, F., Janah, N. dan Nurbaity. (2016). “Dinamika Kecenderungan Gaya Hidup
Hedonisme dan Perilaku Seks Bebas Pada Remaja Putri”. JURNAL ILMIAH
MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING FKIP UNSYIAH. Vol.1 No.1,
hal.40 - 47.
Kaparang, O. M. (2013). “Analisa Gaya Hidup Remaja Dalam Mengimitasi Budaya Pop
Korea Melalui Televisi”. JOURNAL “ACTA DIURMA”. Vol.2 No.2.
Komariah, N. K., Budimansyah, D. dan Wilodati. (2015). “Pengaruh Gaya Hidup Remaja
Terhadap Meningkatnya Perilaku Melanggar Norma Di Masyarakat (Studi Pada
Remaja Di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat)”. JURNAL SOSIETAS.
Vol.5 No.2.
Istiani, A. N. (2015). “Konstruksi Makna Hijab Fashion Bagi Moslem Fashion Blogger”.
Jurnal Kajian Komunikasi. Vol.3, No.1, hal 48-55.

Anda mungkin juga menyukai