Namun, realitasnya banyak remaja yang memiliki gaya hidup yang sama
persis seperti yang ditunjukkan di dalam film-film tersebut. Seperti yang dikutip
IDN TIMES JATENG (jateng.idntimes.com) di daerah Jepara terjadi kasus
dispensasi pernikahan sebesar 237 kasus dan 52% dikarenakan hamil diluar nikah.
Yang mirisnya lagi adalah kasus ini didominasi oleh remaja berusia 18 tahun yang
kerap Making Love di rumah mereka pada saat orang tua mereka sedang bekerja.
Hal ini dapat terjadi karena rendahnya tingkat pengawasan yang dilakukan oleh
para orang tua mereka. Tak jarang mereka pun terkesan lepas tangan terhadap
anak-anak mereka karena menilai mereka sudah remaja dan dapat membedakan
mana yang baik dan tidak. Dan terkadang terdapat beberapa oknum yang
membantu para remaja ini untuk membuat kartu tanda kependudukan palsu untuk
dapat masuk kedala klub-klub malam. Selain itu terdapat kedai-kedai pinggir jalan
yang secara sembunyi-sembunyi menjual minuman keras kepada anak dibawah
umur demi mencari rejeki.
Kemudian, banyak juga kasus-kasus pembullyan yang dilakukan oleh
sesama siswa-siswi lainnya. Alasan dibalik tindakan bullying tersebut pun tak
jarang karena hal yang sepele seperti kisah asmara atau bahkan bercandaan yang
kelewatan. Seperti contohnya yang dikutip oleh CNN Indonesia
(www.cnnindonesia.com), terjadi tindakan perundingan yang dilakukan oleh 8
orang siswi terhadap seorang siswi lainnya hanya dikarenakan Sang korban
mengajak jalan salah satu pacar pelaku. Karena merasa tidak terima sang pacar
diajak jalan, sang pelaku mengajak 7 orang temannya untuk merundung sang
korban.
Dilihat dari data yang ada, dapat dilihat bahwa perilaku remaja jaman
sekarang makin tidak terkendali. Hal ini dapat disebabkan karena pertukaran
budaya yang semakin pesat tiap harinya. Selain itu mereka beranggapan bahwa
kebudayaan di luar lebih menarik dan keren dibandingkan kebudayaan sendiri
yang dinilai sudah terlalu ketinggalan jaman. Sehingga mereka berpikir jika
mereka melakukan hal tersebut, maka mereka keren dan semakin banyak orang-
orang yang akan berteman dengan dirinya.
Bahkan anak-anak jaman sekarang dinilai memiliki tingkah laku yang
lebih dewasa dibandingkan usianya. Seperti menggunakan make up setiap pergi
keluar, menggunakan kata-kata kasar setiap berbicara, melakukan seks bebas
dengan pasangannya, pergi ke klub-klub malam dan lain sebagainya. Hal ini
menandakan adanya kemerosotan moral anak-anak remaja di Indonesia tiap
tahunnya. Seakan-akan segala hal yang sebelumnya dianggap sebagai sesuatu
yang melanggar hak seseorang menjadi sesuatu yang umum untuk dilakukan dan
terjadi ditengah-tengah masyarakat. Sehingga kian lama, kasus-kasus serupa akan
semakin tenggelam ditengah masyarakat karena dianggap sebagai suatu hal yang
biasa.
Hal ini lah yang berusaha untuk diangkat oleh para sutradara saat ini,
perihal isu-isu yang sebenarnya merupakan hal yang serius dan melanggar hukum
namun diabaikan karena dinilai tidak seberapa pentingnya. Melalui film-film
remaja seperti Dibawah Umur dan Dua Garis Biru, kita dapat melihat realitas
sebenernya yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita saat ini. Realitas yang
mau tidak mau harus kita akui keberadaannya dikarenakan rendahnya tingkat
pengawasan yang diberikan oleh para orang tua serta tenaga pendidikan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Fardianto, F., Kencana, D. dan Fadila, Y. (2020). “Tinggi Dispensasi Nikah di Jepara,
237 Perkara, Dominan Anak 18 Tahun”. [Online]. Diakses 12 Maret 2021 dari
https://jateng.idntimes.com/news/jateng/fariz-fardianto/hamil-duluan-240-siswa-
sma-di-jepara-kompak-minta-dispensasi-nikah/5
Kuniarti, P. (2020). “4 Kasus “Bullying” di sejumlah Daerah Dibanting ke Paving,
Amputasi hingga Korban Depresi Berat”. [Online]. Diakses 12 Maret 2021 dari
https://regional.kompas.com/read/2020/02/08/06060081/4-kasus-bullying-di-
sejumlah-daerah-dibanting-ke-paving-amputasi-hingga?page=all
SYB & BMW. (2020). “Kasus ‘Bullying’ Teman Alkid Solo, 8 Remaja Dijemput Polisi”.
[Online]. Diakses 12 Maret 2021 dari
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200814184928-12-535943/kasus-
bullying-teman-alkid-solo-8-remaja-dijemput-polisi
Tindaon, R. L. (2016). “Pengaruh Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Melalui
Media Leaflet dan Video Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang
Paparan Pornografi di SMP Negeri 1 Sidamanik Kec.Sidmanik Kab.Simalungu”.
JUMANTIK. Vol.3 No.1, hal. 44-64.
Nestya, M. (2013). “Perbandingan Representasi Gaya Hidup Remaja Perkotaan Dalam
Film ‘Catatan Si Boy 1987’ Dan ‘Catatan Harian Si Boy 2011’”. JURNAL E-
KOMUNIKASI. Vol.I No.3, hal.177-186.
Wahyuni, R. B., Soesilowati, E. dan Banowati, E. (2016). “Gaya Hidup Remaja Kelas
Menengah Kota Pekalongan”. JOURNAL OF EDUCATION SOCIAL STUDIES.
Vol. 5 No.2, hal.97-103.