Anda di halaman 1dari 2

DIRECTOR’S STATEMENT

Pernyataan Sutradara – Sembunyi di balik topeng

Film ini menggambarkan bagaimana cara kita mensyi’arkan islam betapa indahnya (penting)
menjadi seseorang yang jujur dan betapa hebatnya ketika menyadarkan seseorang dengan cara
yang luar biasa untuk menjadikan seseorang yang jujur. Dengan menggunakan garis cerita yang
sederhana ini, saya mencoba melukiskan secara rinci pengalaman atau pun keseharian yang
sering kita temui.

Mungkin kita pernah melihat atau bahkan mengalami sendiri ketika menjadi seseorang yang
begitu sangat membutuhkan sejumlah uang tetapi memperolehnya dengan cara yang kurang
baik. Iblis akan terus membuntuti dan terus menerus menjerumuskan manusia kejalan yang
salah, pada awalnya rencana buruk itu kita fikir akan berjalan dengan mulus, tetapi pada
akhirnya justru rencana itu hancur dan terbongkar karna kecerobohan yang di lakukan oleh kita
sendiri. Patut kita kaji kembali bahwasannya ketika manusia melakukan suatu hal yang buruk
maka Allah Swt. Akan membantu dan menuntun menuju ke jalan yang baik dan menyadarkan
manusia tersebut melalui perantara. Sungguh Allah Swt. Maha pengasih lagi maha penyayang.
Pada dasarnya ini kisah kehidupan maupun kebutuhan yang di akui oleh diri sendiri mau pun
orang lain.

Konsep Film

Selain dua orang tokoh utama dalam film ini (Puma & Alif) semua crew dan talent bukanlah
orang-orang yang professional, melainkan orang orang yang bersukarela mengerahkan
kemampuannya dari segi fikiran maupun tenaga tetapi kami berusaha untuk menjadi sebuah
team produksi yang professional. Berhubung film ini menceritakan mengenai seorang tokoh
yang utama yang berpern sebagai seorang yang berusaha memanfaatkan keadaan dengan
mencoba menyisipkan rezeky orang lain berupa uang yang seharusnya bukan miliknya dan
tokoh kedua berperan sebagai orang yang berusaha menyadarkan tokoh pertama dengan
melalui perantara yaitu menggunakan Kitab Suci Al-qur’an.
Kami berupaya mempertahan rasa penyesalan saat saat tokoh utama mulai tersadar dari
kesalahannya secara konstan melalui sinematografi yang di tangkap dari dekat, di sandingkan
dengan shot-shot lebar untuk menekankan rasa sepi dari tokoh utama.

Film ini padat akan dialog dan tokoh utama terbebani konflik yang ada, kami ingin para tokoh
mengungkap perasaan lewat bahasa, gerak tubuh hingga mimik wajah. Ini membangun
emosional dan pernyataan pernyataan yang semakin nyata dan intensitas alur cerita yang
semakin kuat. Kami menggunakan music di waktu yang tertentu, agar intensitas emosional saat
berdialog itu tidak terganggu, kami juga menggunakan suara-suara alami seperti suara ruangan
kelas, hingga ruangan kosong seperti kamar dll, untuk menyurakan konteks dramatis.

Karena Puma adalah tokoh yang berupaya menutupi keburukan dengan cara mengelabuhi
teman-temannya untuk kepentingan pribadi dan hal itu terkuak oleh temannya sendiri (Alif),
meski menyadarkannya tidak melalui lisan tokoh kedua (Alif) namun tokoh utama (Puma)
tersadar dari kesalahannya melalui perantara dari sebuah ayat Al-qur’an. Film ini mengajarkan
kita sejauh apapun sedalam apapun kita menyembunyi keburukan pasti suatu saat akan
terungkap deng waktu yang lama atau singkat.

Anda mungkin juga menyukai