2. The Forgotten
Telly Paretta (Julianne Moore) adalah seorang ibu yang sedang berduka cita dan berjuang
mengatasi rasa sedih karena kehilangan putranya yang berusia 8 tahun, Sam, karena kecelakaan
pesawat 14 bulan lalu.
Namun kewarasannya seperti diragukan ketika suaminya, Jim (Anthony Edwards) dan
psikiaternya, Vr. Munce (Gary Sinise) menganggap bahwa ia menciptakan kenangan tersendiri
tentang anak yang sebenarnya tak pernah ia miliki.
Telly hampir yakin bahwa dirinya memang gila, hingga ia bertemu dengan Ash Correll (Dominic
West), salah satu pria yang kehilangan anak juga karena kecelakaan pesawat yang sama. Mereka
berjuang bersama untuk membuktikan keberadaan anak mereka sekaligus kewarasan mereka.
4.Ummi Aminah
Ummi Aminah (Nani Wijaya), ustadzah yang memiliki ribuan jamaah setia. Kemana pun ia
ceramah, masjid selalu penuh. Padahal, ia tak pernah meminta bayaran. Ummi Aminah adalah
ustadzah idola
Ummi dikaruniai dua anak Umar (Gatot Brajamusti) beristrikan Risma (Yessy Gusman). Aisyah
(Cahya Kamila), anak kedua Ummi, seorang ibu rumah tangga yang bersuamikan Hasan (Budi
Chaerul)
Dari suami keduanya Abah (Rasyid Karim) Ummi memiliki lima anak: Zarika (Paramitha
Rusadi), Zainal (Ali Zainal), Zubaidah (Genta Windi), Zidan (Ruben Onsu) dan Ziah (Zee Zee
Shahab)
Zarika, seorang wanita karir sukses yang was-was dengan usianya. Ia belum punya jodoh. Zarika
memiliki hubungan khusus dengan bawahannya Ivan (Temmy Rahadi) yang sudah beristeri,
Dewi (Elma Theana). Di jejaring sosial, Zarika menjadi bulan-bulanan, dituduh sebagai
perempuan perebut suami orang. Ummi meminta Zarika mengakhiri hubungan mereka
Istri Zainal, Rini (Revalina S Temat) tengah mengandung anak kedua. Mereka masih
menumpang di rumah Ummi. Kerja Zainal hanya menyopiri Ummi ke berbagai tempat
ceramahnya. Untuk menambah penghasilan, Zainal mencoba jualan sepatu di tempat-tempat
Ummi ceramah. Malang baginya, Zainal dimanfaatkan teman bisnisnya sebagai kurir narkoba.
Penangkapan Zainal disaksikan jamaah Ummi. Berita pun menyebar, Ummi hanya bisa pasrah
ketika semua tempat-tempat pengajian membatalkan undangan ceramah
Bukan hanya persoalan Risma, Zarika dan Zainal, masalah Zidan juga membuat Ummi harus
lebih tawakal. Abah masih sulit menerima keadaan Zidan yang sifatnya seperti perempuan.
Sementara Zubaidah merasa tak pernah diperhatikan Ummi. Pendidikannya rendah, Zubaidah
merasa tidak dipercaya Ummi sebagai asisten ustadzah kondang. Persoalan keluarga Ummi
makin menggunung ketika Abah tertipu bisnis jual-beli tanah kontrakan.
Semua rangkaian peristiwa memukul hati Ummi. Bagaimana Ummi mengatasi masalah
keluarganya? Apakah Ummi memutuskan berhenti sebagai penceramah atau tidak?
8. Gie (2005)
Sutradara: Riri Riza
Pemain: Nicholas Saputra, Sita Nursanti, Wulan Guritno, Thomas Nawilis
Produksi: Miles Productions
Soe Hok Gie, aktivis mahasiswa 1960-an, telah jadi sosok bak pahlawan. Pandangan dan kisah
hidupnya memikat Mira Lesmana dan Riri Riza, pemilik Miles Productions. Keduanya lantas
menggagas buat mengangkat kisah hidup Gie ke layar lebar. Hasilnya jadilah Gie. Akor ganteng
Nicholas Saputra didapuk memerankan Soe Hok Gie. Tentu tampang Nico yang ganteng tak
mirip Gie asli, akan tetapi ia bisa berakting (buktinya Nico diganjar FFI 2005 buat aktor terbaik).
Selain itu, film ini punya gagasan lebih besar dari sekadar mengisahkan kisah hidup sosok Gie.
Yakni bagaimana seorang yang ikut berjuang menumbangkan rezim korup, malah menemukan
rezim korup baru. Teman-temannya semasa aktivis juga ikutan korup. Gie jadi sosok kesepian.
Sebuah gagasan yang mengingatkan kita pada mahakarya Usmar Ismail, Lewat Djam
Malam (1954).
6. Arisan! (2003)
Sutradara: Nia DiNata
Pemain: Tora Sudiro, Cut Mini, Aida Nurmala, Surya Saputra
Produksi: Kalyana Shira Film
Untuk ukuran tahun 2000-an sekarang, Arisan! paling tepat ditunjuk sebagai film yang
menelanjangi kehidupan di zamannya. Tanpa tedeng aling-aling, Arisan! menampilkan
problematika hidup kaum borjuis Jakarta. Ada perselingkuhan, dilema cinta sesama jenis, hingga
upaya mempertahankan nilai-nilai keluarga. Semuanya campur-aduk dalam balutan komedi
segar. Kepiawaian sang sutradara, Nia DiNata, menggarap realitas ini mengingatkan kita pada
kemampuan senada yang dimiliki sutradara besar lain macam Sjuman Djaya atau Asrul Sani. Nia
tak cuma menghibur, ia juga mengajak penonton untuk jujur pada diri sendiri. Pesannya jelas,
kehidupan kaum jetset Jakarta dipenuhi topeng alias kemunafikan. Arisan! juga jadi darah segar
saat perfilman kita yang bangkit lagi dipenuhi film remaja dan horor. Di luar itu, Arisan! yang
jadi film terbaik FFI 2004 ini juga melahirkan bintang baru. Tora Sudiro (pemeran Sakti yang
gay) namanya.
1. PETUALANGAN SHERINA
Sutradara: Riri Riza
Ayah Sherina (Sherina Munaf), yaitu Darmawan (Mathias Muchus), insinyur pertanian,
mendapatkan kerja pertanian sesuai dengan impiannya, Sherina ikut pindah ke Bandung Utara.
Di sekolahnya yang baru, ia mendapat musuh, Sadam (Derby Romero), yang ternyata anak dari
majikan Darmawan, Ardiwilaga (Didi Petet).
2. Laskar Pelangi
Sutradara : Riri Riza
SEBUAH adaptasi sinema dari novel fenomenal Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, yang
mengambil setting di akhir tahun 70-an. Hari pertama pembukaan kelas baru di sekolah SD
Muhammadyah menjadi sangat menegangkan bagi dua guru luar biasa, Muslimah (Cut Mini)
dan Pak Harfan (Ikranagara), serta 9 orang murid yang menunggu di sekolah yang terletak di
desa Gantong, Belitong. Sebab kalau tidak mencapai 10 murid yang mendaftar, sekolah akan
ditutup.
Hari itu, Harun, seorang murid istimewa menyelamatkan mereka. Ke 10 murid yang kemudian
diberi nama Laskar Pelangi oleh Bu Muslimah, menjalin kisah yang tak terlupakan.
3. Untuk Rena
Sutradara : Riri Riza
Rena (Maudy Ayunda), 11 th, sejak kecil tinggal di Rumah Matahari, sebuah panti asuhan yang
damai dan penuh tawa. Di panti itu Rena memiliki `adik-adik yang sangat ia lindungi, dan ia
sering membuat ulah setiap datang kunjungan calon orang tua yang ingin mengadopsi mereka.
Menjelang bulan suci Ramadhan, datang seorang tamu misterius bernama Yudha (Surya Saputra)
ke Rumah Matahari. Hal ini membuat Rena sangat khawatir karena ia menduga Oom Yudha
datang untuk mengambil salah satu adik-adiknya.
4. 5 Elang
Sutradara : Riri Riza
Baron sangat kesal ketika harus mengikuti orang tuanya pindah dari Jakarta ke Balikpapan. Ia
pun memilih untuk menutup diri dari lingkungan barunya dan sibuk sendiri bermain mobil RC.
Namun, karena satu dan lain hal, Baron harus mewakili sekolahnya ikut perkemahan Pramuka
dan satu regu dengan Rusdi, pramuka supel yang kelewat optimistis dan kerap kali membuat
Baron jengkel. Bersama dengan anggota lain, Anton si ahli api, dan Aldi, si kerdil yang
tempramental, mereka memulai petualangan barunya di Perkemahan.
7. Rindu Purnama
Sutradara : Mathias Muchus
Anak-anak jalanan Rindu (Salma Paramitha), Andi (Tara Maulana), Ipang (Irfansyah), Slamet
(Muzaki Nur Islami) dikejar-kejar Satpol PP. Mereka lari menyelamatkan diri. Rindu memilih
menyeberang jalan di antara padatnya mobil yang lewat. Rindu tertabrak mobil yang ditumpangi
Surya (Tengku Firmansyah). Surya pergi dengan taksi, sopirnya membantu melarikan Rindu ke
rumah sakit terdekat. Hilangnya Rindu, membuat cemas pengasuhnya di rumah singgah anak
jalanan, Sarah (Ririn Ekawati).
9. Rosetta
Bercerita tentang seorang gadis remaja bernama Rosetta, yang setelah meninggalkan rumah
untuk melarikan diri dari ibu pecandu alkohol, mencoba untuk menemukan pekerjaan dia bisa
bertahan hidup sendiri. Film ini penggambaran karakter perjuangan itu begitu realistis dan
bergerak itu mampu mengilhami hukum baru di Belgia yang melarang para majikan dari pekerja
remaja membayar apa-apa kurang dari upah minimum. film ini di rilis tahun 99, berhasil
memperoleh penghargaan Palm dOr at di Cannes film festival
Mungkin sulit untuk membayangkan sekarang, tapi ketika dirilis pada tahun 1968, 2001 adalah
salah satu Film yang paling inovatif, imajinatif, dan benar-benar membingungkan yang pernah
dibuat. Film, yang pada bagian ruang mengikuti misi untuk Saturnus, yang dipuji karena
perhatian terhadap detail dan realisme ilmiah, dan sejumlah teknologi itu diperkirakan, seperti
TV layar datar dan perangkat lunak pengenalan suara, sejak itu terjadi. Pengaruhnya terhadap
film kemudian beragam, namun yang terpenting, itu merebut imajinasi publik tentang
kemungkinanperjalanan ruang angkasa, dan mengilhami banyak ilmuwan NASA yang akan
menempatkan manusia di bulan setahun kemudian. Dengan pemikiran ini, itu sedikit
mengejutkan bahwa ketika mereka mendarat di bulan dengan Apollo 11 astronot
menggambarkan pemandangan sebagai "persis seperti 2001
7. Harlan County, USA
Film dokumenter ini diikuti 180 pekerja tambang batu bara di Kentucky yang mogok kerja.
dengan sejumlah tindak kekerasan, dan hanya setelah salah satu dari penambang ditembak mati
bahwa beberapa kompromi akhirnya tercapai. Kopple kamera berada di sana untuk
mendokumentasikan semua itu, dan ada sedikit keraguan bahwa beberapa insiden kekerasan itu
dihindari hanya karena dia dan kru film yang hadir sebagai saksi. Film ini memenangkan
Academy Award untuk Best Documentary pada tahun 1976, dan kesuksesannya membantu para
penambang di Harlan County serta bagian lain dari negara memperoleh kesadaran publik yang
mereka butuhkan untuk menjamin kondisi kerja yang lebih aman
6. Jfk
film tentang pembunuhan John F. Kennedy seketika menjadi salah satu film paling
kontroversial yang pernah dibuat ketika itu perdana pada tahun 1991. Bahkan sebelum dirilis,
kritikus dan sejarawan menyerang dengan teori tentang pemerintah kemungkinan konspirasi di
balik pembunuhan Presiden John F. Kennedy, dengan mengatakan bahwa Stone banyak bermain
cepat dan lepas dengan fakta dan bahwa film Kennedy warisan ditolak. Stone menerima
ancaman mati yang tak terhitung, Semua perhatian media ini hanya menyumbang pada
kesuksesan film, dan membantu untuk memulai kembali perdebatan mengenai apa yang
sebenarnya terjadi di Dallas pada tahun 1963
5. An Inconvenient Truth
Tidak ada yang menyangkal film buatan mantan Vice President Al Gore ini, film tentang bahaya
yang mungkin pemanasan global menjadi fenomena budaya. Selain menjadi film dokumenter
terlaris tertinggi keempat dalam sejarah AS, An Inconvenient Truth adalah dikreditkan dengan
meningkatkan kesadaran akan masalah di seluruh dunia dan membantu untuk membuat
perubahan iklim menjadi topik utama perdebatan dalam kampanye politik berikutnya. Pada
tahun-tahun sejak rilis, film ini telah menjadi tampilan yang diperlukan bagi pejabat pemerintah
di sejumlah negara Eropa berbeda-beda, dan bahkan telah digunakan-untuk banyak kontroversi-
sebagai bagian dari kurikulum sains di beberapa sekolah tinggi Amerika
film ini merupakan bagan perjuangan dari Perang Kemerdekaan Aljazair pada 1950-an. karena
bersifat 'flaming' film ini dilarang di Perancis selama lima tahun setelah rilis, dan dikutuk oleh
sejumlah pejabat pemerintah. Tahun 60-an adalah masa dekolonisasi besar-besaran di seluruh
dunia, dan banyak yang mengklaim bahwa The Battle of Algiers muncul sebagai semacam
manual untuk bagaimana melakukan perang gerilya perkotaan dan, dan telah dikatakan bahwa
kelompok-kelompok seperti Black Panthers dan Tentara Republik Irlandiamelaksanakan
beberapa taktik yang digunakan dalam film. Pengaruh film begitu jauh mencapai yang telah
sejak digunakan sebagai alat pengajaran untuk kontra-tim, dan itu bahkan diputar di Pentagon
pada tahun 2003 sebagai contoh masalah yang dihadapi oleh militer AS di Irak.
Film propaganda yang prototipikal, Triumph Of The Will adalah contoh utama dari cara-cara
seni yang dapat digunakan untuk tujuan kejahatan. Seolah-olah sebuah film dokumenter tentang
Kongres 1934 Partai Nazi di Nuremberg, Triumph Of The Will adalah aktualitas yang dibangun
dengan hati-hati potongan propaganda yang dirancang untuk juara ideologi Adolf Hitler
pertama kali dirilis pada tahun 1915. Film menyapu narasi mengikuti peristiwa-peristiwa sekitar
Perang Saudara Amerika, pembunuhan Abraham Lincoln, dan pembentukan Ku Klux Klan. Film
ini sukses besar, tapi segera datang sorotan untuk ketidak akuratan sejarahdan terang-
terangan rasisme. Itu dikutuk oleh sejumlah organisasi, termasuk NAACP, dan beberapa kota
besar dilarang rilis. Di tempat itu dirilis, termasuk Boston dan Philadelphia, kerusuhan sering
pecah, dan setidaknya satu orang kulit putih dibunuh remaja hitam setelah melihat itu
dirilis pada tahun 1988, film ini bercerita tentang Randall Dale Adams, seorang pria yang salah
dijatuhi hukuman mati karena pembunuhan seorang perwira polisi Dallas. Menggunakan
penelitian dan sejumlah bergaya reenactments, Morris menggunakan film untuk menggambarkan
bahwa kesaksian saksi mata dari kejahatan yang tidak bisa diandalkan, dan bahwa
sejumlahsaksi-saksi lain dalam persidangan telah melakukan sumpah palsu. Sebagai hasil dari
publisitas yang mengelilingi dirilisnya The Thin Blue Line, Adams akhirnya diberi kesempatan
di pengadilan ulang, dibebaskan dari tuduhan pembunuhan, dan memberikan kembali
kebebasannya. Film ini kini dianggap sebagai klasik dari film-film dokumenter, dan gaya TKP
reenactments ini sangat berpengaruh pada film berikutnya dan acara televisi