Anda di halaman 1dari 6

1 jam 50

Drama /film roman


Sinopsis
Kisah Dilan dan Milea dimulai saat perkenalan tak biasa mereka di sebuah SMA di
Bandung. Mereka bertemu di tahun 1990 saat Milea pindah dari Jakarta ke Bandung.
Perkenalan unik itulah yang akhirnya membuat Milea kenal Dilan lebih jauh.

Pertemuan Dilan dan Milea (credit: youtube.com/Falcon)


Pertemuan Dilan dan Milea (credit: youtube.com/Falcon)

Dilan merupakan sosok yang pintar, baik hari dan romantis. Ia punya cara sendiri untuk bisa
mendekati Milea. Meski cara bicaranya terdengar kaku, dan punya cara unik untuk
mengenal Milea, tapi sikap inilah yang bikin Milea semakin penasaran dan ingin dekat
dengan Bilan.

Sayangnya momen manis mereka harus terganggu karena kehadiran Beni yang merupakan
pacar Milea yang tinggal di Jakarta. Belum lagi Dilan juga terlibat tawuran dan geng motor.
Meski sebenarnya Dilan mampu bikin Milea percaya tujuan perjalanan mereka akan sampai
di satu titik yang sama. Perjalanan kisah kasih Dilan dan Milea yang unik nan manis.
Akankah Dilan dan Milea mampu bersatu?

Latar belakang

Sinopsis
Milea (Vanesha Prescilla) bertemu dengan Dilan (Iqbaal Ramadhan) di sebuah SMA di
Bandung tahun 1990, saat Milea pindah dari Jakarta ke Bandung. Perkenalan yang tidak
biasa membawa Milea mengenal keunikan Dilan, pintar, baik hati, romantis. Cara Dilan
mendekati Milea tidak sama dengan teman-teman lelaki lain, bahkan Beni (Brandon Salim),
pacar Milea di Jakarta. Perjalanan hubungan mereka tak selalu mulus. Beni, Anhar (Giulio
Perangkan), Kang Adi (Refal Hadi) mewarnai perjalanan itu. Dilan membuat Milea percaya
ia bisa tiba di tujuan dengan selamat.

Dilan 1990 merupakan film drama Indonesia tahun 2018.[1] Film ini diangkat dari novel Dilan: Dia
adalah Dilanku Tahun 1990 karya Pidi Baiq dan dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan dan Vanesha
Prescilla.[2][3] Para pemain pendukungnya antara lain Farhan, Ira Wibowo, Tike Priatnakusumah,
dan personel grup idola JKT48, Adhisty Zara. Ridwan Kamil, yang saat rilis film menjabat sebagai
Wali Kota Bandung, juga ikut bermain di film ini. Kakak Vanesha, Sissy Priscillia, menjadi narator
film sekaligus suara dari Milea dewasa.

Dilan 1990
Dilan 1990.jpeg
Poster film
Sutradara
Fajar Bustomi
Pidi Baiq
Produser
Ody Mulya Hidayat
Penulis
Pidi Baiq
Titien Wattimena
Berdasarkan
Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990 oleh Pidi Baiq
Pemeran
Iqbaal Ramadhan
Vanesha Prescilla
Giulio Parengkuan
Adhisty Zara
Ira Wibowo
Farhan
Brandon Salim
Teuku Rifnu Wikana
Happy Salma
Tike Priatnakusumah
Ridwan Kamil
Musik
Andhika Triyadi
Sinematografi
Dimas Imam Subhono
Penyunting
Ryan Purwoko
Perusahaan
produksi
Falcon Pictures
Max Pictures
Distributor
Falcon Pictures
Tanggal rilis
Kamis, 25 Januari 2018
Negara
Indonesia
Bahasa
Bahasa Indonesia
Anggaran
≈Rp11 milyar
Pendapatan kotor
≈Rp250 milyar
Syuting dimulai pada 26 Juli 2017 dan berakhir pada 2 November 2017. Pengambilan gambar
berlangsung di dua kota, yakni Bandung dan Jakarta.

Plot

Sebagai film yang diadaptasi dari novel best seller tentunya ekspektasi masyarakat terhadap
film ini sangat besar. Apalagi alur cerita yang dibangun pada setting waktu tahun 1990an
serta karakter tokoh yang kuat dalam novel, terutama Dilan dan Milea membuat penonton
menaruh harapan besar terhadap film ini. Tidak heran jika di hari ketiga penayangannya film
ini sudah mendapat 921.000 penonton. Namun, ada beberapa catatan yang menjadi
kelebihan dan kekuarangan dari film ini.

1. Kelebihan utama dalam film ini adalah chemistry yang sangat kuat terbangun antara Dilan
dan Milea

instagram.com/falconpictures_
Kamu yang telah membaca novelnya dan membayangkan akan mendapati adegan romantis
dalam film maka kamu tidak akan merasa kecewa karena untuk urusan ini Iqbal Dhiafakhri
Ramadhan yang memerankan Dilan dan Vanesha Prescilla yang memerankan karakter
Milea dapat menunjukan chemistry yang sangat kuat dalam adegan yang melibatkan Milea
dan Dilan. Kesan anak SMA yang sedang kasmaran sangat tervisualisasikan dengan baik
oleh mereka berdua. Untuk hal ini Film Dilan 1990 sangat berhasil.

2. Skenario yang ditulis dengan sangat rapih, terlihat dari dialog-dialog dalam film yang bisa
membuat kamu senyum-senyum sendiri mendengarnya

instagram.com/falconpictures_

Ketika ditanya kapan buku Dilan 1990 akan diangkat ke layar lebar? Pidi Baiq sebagai
penulisnya memang mengatakan Dilan akan diangkat ke layar lebar jika dia sendiri sebagai
penulisnya punya waktu untuk menggarapnya. Rupanya Pidi sebagai penulis punya rasa
sayang yang sangat besar terhadap karakter dalam novelnya ini. Untuk itu tidak heran jika
penulisan skenario dalam film Pidi Baiq tetap ambil bagian. Dan untuk hal ini, terbukti dari
dialog-dialog yang terdapat dalam film bisa dibilang sebagai nyawa dalam film ini.

Lanjutkan membaca artikel di bawah


Editors’ picks
10 Fakta Cut Meyriska, Ratu Sinetron yang Punya Banyak Prestasi
10 Potret Inul Daratista Ketiduran di Bandara, No Jaim-jaim Club Deh!
Apa Kamu Termasuk Orang yang Normal atau Aneh?
3. Kelemahan dalam film ini adalah tata sinematografi yang tidak optimal dan terkadang
kurang stabil

instagram.com/falconpictures_
Fajar Bustomi sebagai sutrada film ini tentunya bukanlah orang baru dalam dunia perfilman
Indonesia. Beberapa film pernah disustradari oleh Fajar Bustomi seperti film Surat Kecil
Untuk Tuhan dan From London to Bali. Namun untuk film Dilan 1990 ini harus diakui ada
beberapa penggarapan colour grading yang tidak optimal untuk film yang memakai setting
waktu tahun 1990an ini.

4. Sisi Bad Boy Dilan tidak begitu tervisualisasikan oleh Iqbal Dhiafakhri
instagram.com/falconpictures_
Kamu yang telah membaca novelnya pasti akan mempunyai citra terhadap Dilan sebagai
lelaki pemberani yang tidak takut dengan apapun dan sangat bisa diandalkan, selain sisi
jenaka dan romantis tentunya. Untuk urusan dialog-dialog dalam adegan yang tenang dan
romantis Iqbal terbilang sangat berhasil memerankan Dilan.

Namun untuk adegan dimana Dilan harus menunjukan sisi bad boynya, seperti ketika ia
sedang berkelahi misalkan, ada visualisasi yang tidak tercapai seperti yang diharapkan oleh
khalayak diperankan oleh Iqbal. Barangkali hal ini disebabkan karena karakter Iqbal yang
kental dikenal imut sebagai mantai personel CJR.
Makna

TABLOIDBINTANG.COM - Manis dan membuat kita maklum bahwa cinta mampu


memabukkan para pelakunya. Itu yang kami rasakan saat menonton Dilan 1990.
Rahasianya, terletak pada kemampuan Titien Wattimena menangkap gaya tutur Pidi Baiq.

Rekam jejak Titien sebagai penulis drama romantis, membuat kita yakin Dilan 1990
bukanlah kisah cinta generik. Sepintas, aura romantis film ini mengingatkan kita pada From
Bandung With Love dengan kemasan yang lebih muda, relaks, dan sedikit retro.

Kesan retro didapat dari cerita yang berlatar dekade 1990. Saat itu, pakaian dengan
potongan longgar, rambut hitam tergerai, berkomunikasi lewat orang ketiga, surat, serta
telepon sedang tren. Kali pertama Dilan (Iqbaal) bertemu Milea (Vanesha) saat berangkat
sekolah.

Baca juga:
[RESENSI FILM] Pet Sematary: Yang Membekas Hanya Akting Jason
[RESENSI FILM] Hotel Mumbai: Teroris Tak Punya Agama
[RESENSI] Ave Maryam: Beratnya Memilih Antara Mencintai Tuhan dan Lawan Jenis
“Milea, kamu cantik. Tapi aku belum mencintaimu,” ujarnya.

dok. Book My Show

Dilan meramal, ia akan bertemu Milea di kantin sekolah. Meski ramalan itu meleset, usaha
untuk mendekati Milea terus dilancarkan.

Dilan memberi Milea kado ulang tahun berupa teka-teki silang yang sudah terisi. Pacar
Milea, Beni (Brandon) yang tinggal di Jakarta, datang ke Bandung dan memberinya kejutan
kue ulang tahun. Nandan (Debo), bintang kelas yang diam-diam menyukai Milea
menghadiahi boneka.

Gaya Dilan yang eksentrik membuat hati Milea berpaling dari Beni.

Banyak yang menyangsikan kemampuan Iqbaal menjelma menjadi Dilan, ketua geng motor
yang sering tawuran.
Nyatanya, Iqbaal memberi effort mengesankan. Sorot matanya tajam. Gaya bicaranya
tegas, terampil menggombal, dan tidak dibuat-buat. Sebenarnya, kami berharap badannya
terlihat lebih berisi. Sayangnya, itu tidak terkabul.

Di sisi lain, Vanesha yang baru sekali berakting membuat kita percaya peran Milea memang
ditakdirkan untuknya. Cara Vanesha melakonkan Milea membuat kita mengerti mengapa ia
diincar banyak lelaki. Menyenangkan menyaksikan Dilan 1990. Film ini layak mencetak box
office.

Satu-satunya kekurangan film ini, departemen soundtrack yang kurang digarap serius. Lagu
cinta di era 1990-an dikenal ikonis, manis, meski tanpa bahan pengawet. Kami tidak
mendapati itu di kisah Dilan-Milea.

[Resensi Film] Dilan 1990: Manis, Sayang Lagu Tema Kurang Tergarap Serius (dok. Max
Pictures)

Di luar kelemahan ini, Dilan 1990 merupakan karya terbaik Fajar Bustomi melampaui Surat
Kecil Untuk Tuhan yang terlalu gelap dan sok nyeni.

Pemain : Iqbaal Ramadhan, Vanesha Prescilla, Debo Andrios, Brandon Salim, Happy
Salma
Produser : Ody Mulya Hidayat
Sutradara : Fajar Bustomi, Pidi Baiq
Penulis : Titien Wattimena, Pidi Baiq
Produksi : Max Pictures

(wyn / gur)

PenulisWayan Diananto
EditorTubagus Guritno

Terbaru
Istri Andre Taulany Trending Topic, Umi Pipik dan Derry Sulaiman Ikut Menyentil
Saling Klaim Kemenangan Capres, Ini Kata Ayu Azhari
Kata Hashim Djojohadikusumo, Hari Ini Prabowo Bertemu Utusan Jokowi
Gosip Tak Sedap Muncul Jelang Pernikahan, Ini Kata Ajun Perwira
Pemilu 2019, Kubu Prabowo Klaim Banyak Pembiaran Kecurangan

struktur dari Resensi Film:


Identitas film:
Identitas film berisikan:
a) Judul film
b) Sutradara
c) Produser
d) Editor
e) Durasi
f) Penulis naskah
g) Pemeran

Gambaran umum
Merupakan latar belakang dari film. Serta penjelasan singkat mengenai sutradra dan film-
film yang telah dibuatnya.
Sinopsis
Merupakan penggalan alur cerita dari film. Synopsis dibuat semenarik mungkin dan
membuat penasaran tetapi tetap jelas, sehingga pemabaca tetap ingin menonton film
tersebut.
Kelebihan
Kelebihan atau keunggulan dari alur film, acting dari pemeran, sutradara, latar, dll
Kekurangan
Kekurangan film secara keseluruhan.
Makna
Hal-hal positive dari film yang dapat dipetik.

Anda mungkin juga menyukai