Anda di halaman 1dari 15

ASSALAMUALAIKUM WR.

WB

Nama : Oktaviana Restuning Fidariyanti


NIM : 10120132
Prodi S1 Farmasi

TUGAS ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR


REVIEW FILM LIAM DAN LAILA
Liam dan Laila
BAB 1
PENDAHULUAN

Saya tertarik untuk meriview film ini karena menyuguhkan


kebudayaan Minangkabau yang masih kental dengan adat dan tentang
Islam-nya. Film ini juga terinspirasi dari kisah nyata seseorang. Dalam film
ini juga menyajikan bahasa Minang dan Indonesia, serta sedikit bahasa
Inggris dan Perancis. Jadi, kita dapat belajar sedikit-sedikit dari bahasa
tersebut.

Selain itu film ini bukan hanya dibintangi artis tanah air, tetapi juga
artis luar negeri yaitu Jonatan Cerrada yang merupakan seorang penyanyi
jebolan ajang French Idol 2003.
Lokasi syuting film ini dilakukan di 3 tempat yaitu Bukittinggi,
Jakarta, dan Perancis. Melalui film ini, kita akan menikmati
keindahan alam dan wisata Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.

Banyak amanat yang dapat kita ambil dari film ini, yaitu
tentang adat pernikahan Minangkabau, cara bermusyawarah,
perjuangan sesorang untuk mengejar cinta nya.
BAB 2
SINOPSIS FILM
1. Identitas film

 Judul : Liam dan Laila

 Durasi : 93 menit

 Genre : Drama

 Produser : Dendi Reynando, Emil Bias

 Sutradara : Arief Malinmudo

 Penulis naskah : Arief Malinmudo

 Pemeran utama : Nirina Zubir sebagai Laila

Jonatan Cerrada sebagai Liam


 Pemeran pembantu:
David Chalik sebagai Jamil
Gilang Dirga sebagai Haris
Pras Teguh sebagai Pian
Upiak Isil sebagai Rosma
Linda Zoebir sebagai Naizar
Yusril Katil sebagai Ridwan
Melfi Abra sebagai Kepala KUA
Antoni Samawil sebagai Ayah Laila
Yuniarni sebagai Ibu Laila
Ikbal sebagai Kepala BKD
 Tim produksi :
Produser eksekutif : Dendi Reyhando
Penata pakaian : Linda Purnama
Make up artis : Abdul Hadi
Penata music : Mc Anderson
Design suara : Mangkils Hasan
Editor film : Haris F.Syah
Operator drone : Fahmy J. Saad
Gaffer : Komarudin
Lighting crew : Chandra Kusuma
Fotografer : Darius Manihuruk
Produksi : Mahakarya Pictures
2. Sinopsis
Menjunjung tinggi kebudayaan, merupakan bagian dari keluarga besar Laila (Nirina Zubir). Apalagi,
Laila berasal dari Sumatera Barat yang dikenal selalu mampu mewariskan budayanya turun-temurun.
Salah satunya adalah tradisi menikah. Laila siap “dilangkahi” oleh adiknya Pian (Praz Teguh) yang akan segera
menikah. Nah, karena keluarga Laila masih menjunjung tinggi budaya, Pian belum bisa menikah sebelum
kakanya, Laila yang menikah.
Meskipun begitu, ada seseorang yang menyukai Laila. Namanya adalah Liam (Jonatan
Cerrada). Berkenalan dengan Laila melalui media sosial Facebook, Liam kemudian pelan-pelan jauth hati pada
Laila.
Untuk membuktikan kesungguhannya Liam bahkan rela menjadi seorang muslim dan mulai belajar
tentang Islam. Sayangnya, sudut pandang keluarga besar Laila masih mengatakan “tidak” untuk Liam.
Salah satunya adalah permasalahan permasalahan kebudayaan. Namun, Liam tidak menyerah. Apalagi Liam
mendapatkan bantuan dari Jamil (David Chalik), yang secara pelan-pelan mengajar Liam tentang Islam bahkan
menuruhnya untuk disunat.
Meski Liam belajar Islam, mampukah ia menyatukan anak-anaknya dengan Laila?
Film ini digarap oleh sutradara Arief Malinmudo yang mampu membuat film menarik berjudul Surau dan
Silek . Selain itu, salah satu pemeran utamanya memang datang dari luar negeri. Jonatan Cerrada dikenal
sebagai salah satu selebriti asal Perancis. Selain itu, pada tahun 2013, Jonathan berasil menjadi finalis ajang
3. Kelebihan dan kekurangan film

Kelebihan : film ini sangat menarik karena mengangkat budaya


Minangkabau, jadi kita semua bisa mengetahui sedikit tentang adat
Minangkabau. Serta ada beberapa adegan yang menggunakan
bahasa Minangkabau, Perancis, dan Inggris.

Kekurangan : terdapat adegan yang terlalu berlebihan, contohnya


saat adegan saat Liam yang tiba-tiba dituduh kabur dari rumah sakit
sama perawat dan satpam di ATM. Padahal jelas-jelas Liam sedang
memegang uang dan berniat ingin membayarnya. Bukannya
langsung ngasih uangnya aja biar tidak dituduh, tapi Liam dan
perawat serta satpam malah main kejar-kejaran.
BAB 3
PEMBAHASAN
Film Liam dan Laila ini menceritakan sebuah kisah nyata tentang kisah cinta yang beda agama,
negara, bahkan budaya. Film ini menceritakan tentang seorang laki-laki bernama Liam yang
berasal dari Prancis jatuh cinta kepada wanita asal Minangkabau, Sumatera Barat.

Menurut informasi yang saya baca dalam adat istiadat daerah Minangkabau pernikahan dengan
orang luar termasuk dalam pernikahan luar suku. Perkawinan seorang laki-laki dengan
perempuan dari luar suku Minangkabau tidak disukai karena bisa merusak struktur adat.
Karena si anak nanti tidak akan memiliki suku. Sebaliknya, perkawinan seorang perempuan
dengan laki-laki luar suku Minangkabau tidak dipermasalahkan, karena tidak merusak struktur
adat dan anak tetap mempunyai suku dari ibunya.
Dalam adat pernikahan Minangkabau terdapat beberapa syarat,
yaitu :
1. kedua calon mempelai harus beragama islam
2. kedua calon mempelai tidak sedarah
3. kedua calon mempelai dapat saling menghormati dan menghargai
orang tua dan keluarga kedua belah pihak
4. calon suami harus sudah mempunyai sumber penghasilan untuk dapat
menjamin kehidupan keluarganya
Kemudian di film ini juga membahas tentang adat pernikahan
seorang adik tidak boleh melangkahi kakak. Banyak yang berpendapat
harus mendahulukan kakak yang lebih tua untuk menikah terlebih
dahulu. Hal ini dikarenakan untuk menjaga perasaan kakaknya,
menghindari mitos tidak baik, menjaga pandangan orang terhadap
kakaknya.

Dalam film ini juga menyajikan tentang adat pengambilan


keputusan. Pengambilan keputusan dalam adat Minang yaitu
“kemenakan barajo ka mamak, mamak barajo ka pengulu, pangulu
barajo ka mufakat, mufakat barajo ka nan bana, nan bana badiri
sandirinyo”. Artinya “kemanakan belajar kepada mamak, mamak
belajar kepada penghulu, penghulu belajar kepada musyawarah,
musyawarah belajar kepada yang benar, yang benar berdiri sendiri”.
BAB 4
PENUTUP
 Kesimpulan :
Dalam pandangan saya film ini menyampaikan beberapa amanat yang dapat kita ambil
dalam kehidupan. Pertama adalah tentang pernikahan yang harus mendahulukan seorang
kakak, karena untuk menjaga perasaan seorang kakak dan untuk menjaga pandangan
orang-orang terhadap kakaknya. Kedua, tentang adat pernikahan suku Minangkabau yang
harus memenuhi syarat-syarat terlebih dahulu yaitu kedua calon mempelai harus
beragama islam, kedua calon mempelai tidak sedarah, kedua calon mempelai dapat saling
menghormati dan menghargai orang tua dan keluarga kedua belah pihak, calon suami
harus sudah mempunyai sumber penghasilan untuk dapat menjamin kehidupan
keluarganya. Serta cara pengambilan keputusan dengan bermusyawarah dengan keluarga
besar rumah Gadang
 Saran :

Pada film “Liam dan Laila”, mengangkat kebudayaan masyarakat


Minang sehingga terasa dekat dengan masyarakat, hal itu perlu
diapresiasi meskipun tidak terasa sinematic yang istimewa pada
film. Maka karya film “Liam dan Laila” merupakan karya setelah
film “Surau dan Silek” (2017) dari Mahakarya Pictures, saya
sebagai penulis makalah ini sangat berharap Mahakarya Pictures
terus memproduksi film-film yang mengangkat kebudayaan
Indonesia yang lebih banyak lagi dan beragam, untuk
memperkenalkan pada masyarakat bahwa kebudayaan kita sangat
unik, menarik, dan indah dengan keanekaragaman nya.
WASSALAMUALAIKUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai