Anda di halaman 1dari 4

RESENSI FILM

I. Identitas Film

Judul Film : Foxtrot Six


Sutradara : Randy Korompis
Produser : Andreas Ian Tika, Henry Djunaedi, Wanyi Pratiknyo, Randy
Penulis Naskah : Randy Korompis 
Pemain : Oka Antara, Chicco Jerikho, Rio Dewanto, Arifin Putra, Mike
Lewis, Verdi Solaiman, Julie Estelle, Edward Akbar, Cok
Simbara, Miller Khan, Giselma Firmansyah, Aurelie
Moeremans, Norman Akyuwen, Godfred Orindeod, Willem
Bivers, Ario Prabowo, Otig Pakis, Joshua Pandelaki, Dayu
Wijanto 
Cinematografer : Ical Tanjung
Editor : Denny Rihardie
Editor Musik : Rob E. Powers
Produksi : Rapid Eye Pictures
Negara : Indonesia
Bahasa : Inggris
Genre : Action
Durasi : 114 menit
II. Sinopsis Film

Film ini memperlihatkan kondisi Bumi di masa depan nanti. Bumi akan mengalami
perubahan iklim global yang sangat ekstrim. Hal ini membuat kondisi ekonomi dunia
semakin memburuk. Bahkan, hampir seluruh negara yang ada di Bumi mengalami
kekacauan. Mulai dari negara-negara Eropa, Amerika, dan tak terkecuali Indonesia.
Kondisi ekonomi yang semakin terpuruk membuat bahan pangan menjadi langka.

Tidak hanya jumlahnya yang semakin terbatas, tetapi juga harga yang mahal. Berada
dalam situasi yang sulit, masyarakat pun berupaya untuk bertahan hidup dengan
segala macam cara. Alhasil, tindak kejahatan dan aksi kriminal tidak dapat terelakan.
Selain itu, muncul gerakan pemberontakan terhadap pemerintah, salah satunya
kelompok Piranas

Munculnya Piranas di tengah-tengah kekacauan dimana Piranas ini merupakan partai


politik yang korup dan jahat. Orang-orang yang tergabung dalam partai ini adalah
penguasa. Bahkan, mereka dapat mengendalikan parlemen dan presiden Indonesia.
Tak hanya itu saja, partai ini juga memiliki elite-elite oligarkis yang terus berupaya
memonopoli distribusi pangan. Mereka memanfaatkan keadaan global yang semakin
kacau demi keuntungan politik. Aksi jahat mereka pun semakin tidak terkendali
meskipun merugikan banyak orang.

Partai ini membohongi dan memanipulasi masyarakat melalui cara-cara mereka yang
kotor. Mereka mengorbankan kesejahteraan rakyat kecil dengan mengekspor bahan
makanan ke luar negeri demi mendapatkan keuntungan secara sepihak. Melihat
ketidakadilan ini, sekelompok rakyat pun membentuk kelompok pemberontak untuk
melawan Piranas. Piranas yang mengandalkan teknologi canggih mendengar kabar
tersebut.

Akhirnya, mereka tidak tinggal diam dan mengirimkan salah satu pasukan komando
mariner untuk menyusup ke kelompok pemberontak. Ia adalah Angga Saputra. Angga
merupakan anggota parlemen Piranas yang bertugas untuk menjaga kepatuhan dan
moral rakyat Indonesia. Selain itu, ia juga memiliki pengalaman militer yang luar
biasa.
Saat menyusup ke kelompok pemberontak, penyamarannya terbongkar. Angga pun
menjadi tawanan. Namun, siapa sangka jika ia akan bertemu lagi dengan Sari
Nirmala. Sari Nirmala merupakan tunangan Angga yang ia kira sudah meninggal.

Ternyata, Sari Nirmala bergabung dengan Reform, kelompok pemberontak yang


menentang Piranas. Selama ini, Angga tidak pernah tahu kebusukan Piranas. Ia sangat
menyesal karena percaya dengan kebohongan Piranas. Angga pun memutuskan untuk
bergabung bersama Reform. Piranas yang mengetahuinya, menganggap Angga
sebagai seorang pengkhianat.

Di sisi lain, Angga menemukan fakta mengejutkan tentang dirinya. Ia dan Sari
memiliki seorang putri. Demi melindungi dua wanita yang berharga dalam hidupnya,
Angga pun mengumpulkan rekan-rekannya, mereka adalah empat mantan tim
komando dan seorang pemburu misterius.

Mampukah Angga bersama timnya menghentikan Piranas?

III. Kelebihan dan Kekurangan Film

Kelebihan Film
 Film ini menggabungkan unsur science fiction dan action secara bersamaan
yang membuat film ini sangatlah menghibur bagi penikmat film aksi.
 Film ini dibintangi oleh para aktor dan aktris papan yang atas yang tidak perlu
diragukan lagi kualitas aktingnya.
 Mengangkat tema futuristik yang berlatar tahun 2030 dimana film ini
menonjolkan kondisi indonesia pada tahun 2030 dengan segala kecanggihan
teknologi yang masih belum terlalu tampak pada saat ini.
 Pemilihan bahasa pengantar yang tepat yaitu dengan menggunakan bahasa
inggris akan dapat membuat film ini lebih mudah diterima dalam skala
internasional.
Kekurangan Film
 Cerita latar belakang masing-masing tokoh yang kurang digali sehingga
membuat mereka menjadi seperti one dimensional.
 World building / exposition tentang negara Indonesia yang cepat dan tidak
mendetail membuat para penonton mungkin akan sulit untuk mencerna apa
yang terjadi.
 Lebih banyak baku hantam dibandingkan baku tembak yang membuat film ini
mungkin kurang menonjolkan sisi futuristiknya.
 Beberapa bagian masih tampil kasar dan kurang meyakinkan , film ini tampak
masih belum benar-benar mampu meyakinkan penontonnya bahwa mereka
sedang menyaksikan film dengan latar cerita di masa depan lewat desain
produksi dan artistik yang berkesan malas dalam menggarap kesan futuristik
tersebut.
 Iringan musik di banyak adegan yang terdengar berlebihan daripada berusaha
untuk memperkuat tampilan emosional dari adegan-adegan tersebut
 Alur film ini masih terkesan membingungkan dan menimbulkan banyak
plothole.

IV. Kesimpulan
Film ini sangat direkomenasikan bagi para pecinta film bergenre action. Bagian aksi
yang menjadi nilai jual utama film ini dapat dibilang sangat baik, adegan-adegan
pertarungan yang dihadirkan cukup cepat, bersifat taktikal layaknya pasukan-pasukan
elit ketika bertarung dengan tangan kosong, serta cukup menghibur. Adegan baku
tembak yang disajikan pun cukup keren, penonton benar-benar disajikan adegan baku
tembak bak pasukan elit yang sedang melakukan misi rahasia. Apresiasi yang tinggi
patut diberikan bagi Randy Korompis yang sudah menyajikan film laga sebagus ini.

Anda mungkin juga menyukai