Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rani oktaviani

Kelas : XI AKL1

FILM KELUARGA CEMARA


 Judul film : Keluarga cemara
 Sutradara : Yandy Laurens
 Penulis skenario : Ginatri S. Noer
: Yandy laurens

film Keluarga Cemara karya sineas pendatang baru Yandy Laurens menjadi


pencetak box office pertama tahun ini.

Mengisahkan awal mula terbentuknya keluarga Cemara, Yandy yang juga menulis
naskah film ini (bersama Gina S. Noer) memperlihatkan kepiawaian membentuk
cerita sederhana, masuk akal, dan menyentuh nurani. Selain laris, Keluarga Cemara
kami pastikan jadi salah satu film terbaik tahun ini.

Keluarga Cemara versi layar lebar menempatkan diri sebagai prekuel. Di layar kaca,
Abah (Adi Kurdi) dan Emak (Lia Waroka) digambarkan hidup sederhana. Di film
dijelaskan, dulu Abah (Ringgo) orang kaya. Ia mengembangkan bisnis properti dan
tinggal di sebuah klaster dengan Emak (Nirina), Euis (Zara), dan Ara (Widuri).
Musibah datang pada hari ulang tahun Euis. Adik ipar Abah, Fajar (Ariyo), diam-
diam pinjam uang dari pihak ketiga untuk menjalankan proyek properti dengan
jaminan rumah Abah. Di tengah jalan, proyek itu bermasalah. Akibatnya, rumah
Abah disita. Abah dan Emak tak punya pilihan lain selain melepaskan rumah mewah
mereka lalu pindah ke rumah warisan keluarga. Abah, Emak, Euis, dan Ara melewati
masa adaptasi yang dramatis. Abah menjadi kuli bangunan, Emak berjualan keripik
opak.

Sadar garis besar cerita sudah dramatis, Yandy mengeksekusi skenario tanpa
mendramatisasi adegan. Ia fokus ke interaksi Abah, Emak, Euis, dan Ara
menghadapi masa-masa sulit dengan detail.

Emosi yang disajikan empat pemain utama tergambar dengan jernih lewat berbagai
masalah yang merupakan efek samping jatuh miskin. Abah jungkir balik mencari
pekerjaan. Emak memutar otak agar Ara tetap bisa ikut pertunjukan musikal di
sekolah baru tanpa harus beli kostum anyar.     

Ara, yang tidak memahami makna bangkrut, mencoba mencerna satu per satu
makna amarah Abah dan air mata Emak yang kerap menetes. Sementara Euis
pontang-panting menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah baru dan
menghadapi menstruasi pertama.

Konflik yang tersaji sepintas sepele namun sangat dekat, bahkan, menjadi bagian
dari kehidupan penonton.

Selain naskah yang bernas, cerlang Keluarga Cemara didapat dari akting para
pemainnya. Jarang sekali ada film Indonesia yang semua pemainnya berakting
bagus dari pemeran utama sampai pendukung.
Nirina magnet utama tak terbantahkan. Dalam adegan penyitaan rumah, Emak
menatap Fajar tanpa berkedip. Saat proses penyitaan selesai dan keluarga Abah
dipaksa hengkang, barulah sorot mata tajam Nirina meluruh bersama tetes air mata.

Anda mungkin juga menyukai