Anda di halaman 1dari 3

Keris Mpu Gandring adalah pusaka dalam riwayat berdirinya Kerajaan Singasari di daerah Malang, Jawa Timur.

Terkenal karena kutukannya bahwa keris itu minta korban dari kalangan elit Singasari termasuk penggagas dan pemakainya yang pertama, Ken Arok. Keris itu buatan pandai besi yang sakti, Mpu Gandring, pesanan Ken Arok, penyamun yang menurut Brahmana bernama Lohgawe, adalah titisan Wisnu. Ken Arok pesan, keris harus selesai dalam satu malam. Mpu Gandring sanggup. Bahkan ia mentransfer kekuatan ke dalamnya, untuk menambah kesaktian keris itu. Namun sarung keris belum selesai dibuat, Ken Arok datang mengambilnya. Ia ngotot sudah satu malam. Ken Arok menguji keampuhan keris itu, terakhir ditusukannya ke Mpu Gandring. Dalam keadaan sekarat, Mpu Gandring (1) mengutuk keris itu akan minta korban tujuh orang. Dalam perjalanannya, keris ini terlibat perselisihan dan pembunuhan elit Kerajaan Singasari. Ken Arok membunuh Tunggul Ametung (2) untuk mendapatkan istrinya, yaitu Ke Dedes. Ken Arok adalah kepercayaan Tunggul Ametung, penguasa Tumapel (cikal bakal Kerajaan Singasari). Lantaran Ken Arok mendengar dari Brahmana Lohgawe, "barang siapa memperistri Ken Dedes akan menjadid Raja Dunia". Sebelumnya, keris itu dipinjamkan kepada Kebo Ijo yang tertarik dan selalu membawanya ke mana saja untuk pamer. Ini siasat Ken Arok, agar tuduhan pembunuh yang dirancangnya kelak jatuh ke Kebo Ijo. Siasat ini berhasil. Ken Arok kemudian membunuh Kebo Ijo (3) dengan keris Mpu Gandring. Dan Ken Dedes pun yang sedang mengandung ia peristri. Kasus pembunuhan ini tercium Anusapati, anak Ken Dedes dengan ayah Tunggul Ametung. Anusapati, yang diangkat anak oleh Ken Arok mengetahui semua kejadian itu dari ibunya, Ken Dedes. Maka ia pun bertekad menuntut balas. Anusapati menyuruh orang kepercayaannya, yaitu Ki Pengalasan. Di saat Ken Arok mengamati kerus Mpu Gandring, melihat darah di keris. Ia ketakutan, terdengar suara ghabib bahwa keris itu minta tumbal. Ia ingat kutukan Mpu Gandring, maka dibantingnya keris itu supaya berantakan. Namun keris malah melayang dan menghilang. Anusapati terkejut, tiba-tiba keris itu ada di tangannya kemudian menyerahkan keris itu kepada Ki Pengalasan dengan pesan agar menghabisi Ken Arok (4). Tugas itu berhasil. Untuk menghilangkan jejak, Anusapati membunuh Ki Pengalasan (5) dengan keris yang sama. Anusapati menggantikan Ken Arok, namun tidak lama. Karen Tohjaya, anak Ken Arok dari Ken Umang mengetahui pembunuhan itu. Tohjaya menuntut balas. Maka diadakanlah acara sabung ayam yang menjadi kelangenan Anusapati. Ketika Anusapati lengah, Tohjaya mengambil keris Mpu Gandring dan langsung menikamnya ditempat. Setelah membunuh Anusapati (6), Tohjaya mengangkat dirinya menjadi raja. Tapi tak lama ia memerintah. Muncul berbagai ketidakpuasan di kalangan rakyat dan elit istana yang juga keluarga sendiri. Akhirnya berkobar menjadi peperangan yang menyebabkan tewasnya Tohjaya (7). Setelah keadaan berhasil dikuasai pemerintah kerajaan dilanjutkan oleh Ranggawuni, yang memerintah cukup lama dan dikenal sebagai masa damai kerajaan Singasari. Lengkaplah sudah 7 korban keris pusaka buatan Mpu Gandring dengan kutukan mautnya itu. Sejak terbunuhnya Tohjaya, keris itu hilang tidak diketahui rimbanya.

Sinopsis hikayat keris gandring dan terbunuhnya tunggul ametung : Keris ini dibuat oleh seorang pandai besi yang dikenal sangat sakti yang bernama MpuGandring, atas pesanan Ken Arok, salah seorang tokoh penyamun yang menurutseorang brahmana bernama Lohgawe adalah titisan wisnu. Ken Arok memesankeris ini kepada Mpu Gandring dengan waktu satu malam saja,

yang merupakanpekerjaan hampir mustahil dilakukan oleh para "mpu" (gelar bagi seorang pandailogam yang sangat sakti) pada masa itu. Namun Mpu Gandring menyanggupinyadengan kekuatan gaib yang dimilikinya. Bahkan kekuatan tadi "ditransfer" kedalamkeris buatannya itu untuk menambah kemampuan dan kesaktian keris tersebut.Setelah selesai menjadi keris dengan bentuk dan wujud yang sempurna bahkanmemiliki kemampuan supranatural yang konon dikatakan melebihi keris pusakamasa itu. Mpu Gandring menyelesaikan pekerjaannya membuat sarung keristersebut. Namun belum lagi sarung tersebut selesai dibuat, Ken Arok datangmengambil keris tersebut yang menurutnya sudah satu hari dan haris diambil.Kemudian Ken Arok menguji Keris tersebut dan terakhir Keris tersebutditusukkannya pada Mpu Gandring yang konon menurutnya tidak menepati janji(karena sarung keris itu belum selesai dibuat) selebihnya bahkan dikatakan untukmenguji kemampuan keris tersebut melawan kekuatan supranatural si pembuatkeris (yang justru disimpan dalam keris itu untuk menambah kemampuannya).Dalam keadaan sekarat, Mpu Gandring mengeluarkan kutukan bahwa Keris tersebutakan meminta korban nyawa tujuh turunan dari Ken Arok. Dalam perjalanannya,keris ini terlibat dalam perselisihan dan pembunuhan elit kerajaan Singhasariyakni : Terbunuhnya Tunggul Ametung Tunggul Ametung, kepala daerah Tumapel (cikal bakal Singhasari) yang saat ituadalah bawahan dari Kerajaan Kadiri yang saat itu diperintah oleh Kertajaya yangbergelar "Dandang Gendis" (raja terakhir kerajaan ini). Tumapel sendiri adalahpecahan dari sebuah kerajaan besar yang dulunya adalah Kerajaan Jenggala yangdihancurkan Kadiri, dimana kedua-duanya awalnya adalah satu wilayah yangdipimpin oleh Airlangga.Ken Arok membunuh Tunggul Ametung untuk mendapatkan istrinya yang cantik,Ken Dedes. Ken Arok sendiri saat itu adalah pegawai kepercayaan dari TunggulAmetung yang sangat dipercaya. Latar belakang pembunuhan ini adalah karenaKen Arok mendengar dari Brahmana Lohgawe bahwa "barang siapa yangmemperistri Ken Dedes akan menjadi Raja Dunia".Sebelum Ken Arok membunuh Tunggul Ametung, keris ini dipinjamkan kepadarekan kerjanya, yang bernama Kebo Ijo yang tertarik dengan keris itu dan selaludibawa-bawanya kemana mana untuk menarik perhatian umum. Bagi Ken Aroksendiri, peminjaman keris itu adalah sebagai siasat agar nanti yang dituduh olehpublik Tumapel adalah Kebo Ijo dalam kasus pembunuhan yang dirancang sendirioleh Ken Arok. Siasatnya berhasil dan hampir seluruh publik Tumapel termasukbeberapa pejabat percaya bahwa Kebo Ijo adalah tersangka pembunuhan TunggulAmetung. Ken Arok yang saat itu adalah orang kepercayaan Tunggul Ametunglangsung membunuh Kebo Ijo yang konon, dengan keris pusaka itu. Unsur Intrinsik Hikayat keris gandring dan terbunuhnya tunggul ametung 1. Tema : Seorang perampok yang ingin berkuasa 2. Amanat : Amanat yang terkandung dalam cerita drama tersebut adalah bahwa sebagai manusiakita tidak boleh berbohong dan berkhianat.3. Alur : CampuranPenyebab terjadinya konflik yaitu ketika Ken Arok dibujuk untuk bertobat dan Ken Arok bersedia asalkan menjadi pengawal Tunggul Ametung. Hati Ken Arok memang jahat karena dia punya rencana lain. Karena tertarik oleh istri tunggul Ametung. Ken Arok tega membunuhTunggul Ametung, dan disinilah puncak konflik terjadi yaitu ketika Arok berhasil membunuhAkuwu Tumapel dan memperistri Ken Dedes. Selain itu Arok menjadi raja dan merubahTumapel menjadi Singasari. Konflik sedikit demi sedikit menurun sehingga setelah 18 tahunkemudian timbul konflik kembali yaitu Anusapati, anak dari Ken Dedes dari Tunggul Ametung berencana membunuh Arok ayah tirinya yang telah membunuh ayah kandungnya.4. Tokoh :a. Ken Arok : penjahat, kemudian menjadi raja Singasari. b. mpu gandring : seorang pandai besi yang dikenal sangat sakti c. Tunggul Ametung : suami ken dedes.d.

Ken Dedes : istri Tunggul Ametung, kemudian menjadi istri Ken Arok. 5. Latar :Drama ini lebih banyak menampilkan latar kerajaan. Ceritanya sendiri seputar kerajaanwalaupun walaupun diselingi latar hutan belantara sebagai tempat Ken Arok sebelum menjadiraja. Latar yang diambil adalah kerajaan Jawa maka otomatis budaya yang ditampilkan adalah budaya Jawa dengan mengangkat kesenian Jawa pula seperti seni gamelan yang mendukungsuasana kerajaan.6. Sudat Pandang Pengarang : Pengarang menempatkan dirinya sebagai orang ketiga karena diamenceritakan orang lain. Unsur Ekstrinsik:Nilai moral :Pada hikayat ini sangat kental dengan unsur keberanian dan rasa tanggung jawab yang besar serta rasa ingin memperjuangkan sesuatu yang sangatberharga.Perjuangan itu harus di bayar dengan usaha yang keras, dan keinginan yangbesar untuk mendapatkan nya, pantang menyerah dan berjuang sampaiakhir.Nilai adat :Pada hikatyat ini kental kebiasaaan kebiasaan adat yang dipaercayaimasyarakat sektar seperti unsure mistis dan magis, serta hal hal yangberkaitan dengan karma dan kutukan, tidak hanya itu disini juga diutarakantentang adat istiadat yang ada disekitar istana,. Seperti kahidupan raja danpermaisuri raja serta, bagaimana situasi pemerintahan kerajaan tersebutNilai sosial :Kental akan budaya kerajaan , yang menceritakan tentang asal usul kerjaandan silsilah penguasa kerajaan tersebut, disini diungkapkan bagaimanseorang ken arok dapat menjadi penguasa singosari, dan kaya akan unsurekutukan yang turun temurun serta pencitraan tentang hal hal magis yangmasih kental.

Anda mungkin juga menyukai