Surga yang Tak Dirindukan merupakan film terlaris 2015. Film ini dibintangi oleh
Fedi Nuril, Laudya Cynthia Bella, Raline Shah, Zaskia Adya Mecca, Sandrina Michelle,
dan lain-lain. Diproduseri oleh Manoj Punjabi dan sutradara Kuntz Agus. Skenarionya
ditulis Alim Sudio dan diproduksi MD Pictures.
Dikisahkan, Pertemuan Pras (Fedi Nuril) dan Arini (Laudya Cynthia Bella) bak
sebuah dongeng. Pras jatuh hati pada sosok keibuan Arini. Arini pun tak dapat menolak
keinginan hati ketika Pras meminangnya. Kehidupan rumah tangga keduanya berjalan
mulus tanpa masalah. Kisah cinta pada pandangan pertama Arini (Laudya Cynthia Bella)
dan Pras (Fedi Nuril) begitu indah. Pernikahan yang kemudian terwujud mendatangkan
kebahagiaan lain dengan hadirnya Nadia (buah cinta keduanya).
Sosok Pras yang baik dan setia selalu menenangkan Arini, berbagai kisah
perselingkuhan yang dialami perempuan di sekelilingnya, termasuk sahabat dekatnya, tidak
sekalipun mengusik kepercayaan Arini terhadap sang suami. Demi mewujudkan rumah
agar senantiasa menjadi surga cintanya dan Pras, Arini pun berusaha mengabdikan diri
sepenuh hati sebagai Ibu dan Istri. Pras memang benar-benar ingin menggambarkan sebuah
surga yang akan selalu dirindukan Arini. Ia tak mau mengusik kepercayaan Arini
kepadanya. Pras pun berjanji tidak akan menyakiti hati Arini.
Namun, perjalanan takdir kemudian berujung ujian bagi cinta Arini dan Pras. Suatu
hari, dalam perjalanan menuju kantor, Pras harus menolong sebuah mobil yang mengalami
kecelakaan. Alangkah kagetnya Pras saat mengetahui korbannya, adalah seorang
perempuan dalam balutan baju pengantin Mei Rose (Raline Shah), yang berusaha bunuh
diri, setelah laki-laki yang berjanji menikahi ternyata menipunya. Meirose yang sangat labil
itu merasa hidupnya sudah tak berguna. Padahal, Meirose baru saja melahirkan seorang
anak laki-laki.
Melihat kejadian itu, Pras tak tinggal diam. Pengalaman masa lalu ditinggal sang
ibunda ketika belia membuat hatinya tergugah. Ia menyelamatkan dan menikahi Meirose.
Semua ia lakukan karena tak ingin melihat 'korban' dari seorang ibu yang ingin bunuh diri.
Pada mulanya, Pras menutupi keberadaan Meirose dari Arini. Lambat laun, kebohongan itu
pun terungkap. Arini yang mengetahui hal itu mendadak hancur. Dongeng indah tentang
pernikahan yang ia impikan harus dirusak oleh kehadiran Meirose. Arini juga merasa
rumah tangganya dengan Pras bukan lagi bentuk surga yang ia rindukan. Di sisi lain, Arini
tertampar oleh kenyataan bahwa hidup bukan untuk dongeng semata. Pernikahan Pras dan
Arini berada di tepi jurang.
Film yang dirilis mulai 15 Juli saat lebaran 2015 lalu ini bisa dibilang berhasil
memanfaatkan momen libur Lebaran dalam mengumpulkan penonton. Tergolong kurang
spektakuler penjualannya dalam pekan-pekan awal, namun dengan dibantu dengan promosi
gencar dan respons yang baik dari penontonnya, film ini sanggup bertahan lebih dari satu
bulan di bioskop. Pada akhirnya, film keluaran MD Pictures ini jadi film Indonesia dengan
penjualan tiket terbanyak di tahun 2015, yaitu sebanyak 1.523.570 tiket.
Diangkat dari novel karya Asma Nadia, novel terlaris tersebut memang
mengedepankan kisah poligami yang masih tabu bagi sebagian masyarakat Indonesia. Fedi
Nuril pun sudah dua kali didapuk melakoni peran sebagai pria berpoligami. Pada filmnya
kali ini, akting Fedi sangat natural. Ia terlihat sangat masuk pada karakter Pras yang sabar
dan tidak tegaan. Bahkan, Fedi tak segan-segan menunjukkan akting menangisnya.
Begitupun dengan Laudya Cynthia Bella. Berperan sebagai Arini, emosi Bella
terbilang meledak-ledak. Wajar saja, Arini digambarkan sebagai karakter yang 'tersakiti'
karena ulah poligami sang suami, Pras. Akting menangis pun tak luput dari perannya di
film ini. Ini merupakan kali pertama bagi Raline Shah melakoni peran sebagai istri kedua.
Meski sempat menolak bergabung, namun Raline berhasil 'menyatu' dengan sosok labil
Meirose. Di film ini, Raline tampil bertransformasi dari tanpa hijab hingga berhijab.
Perlu diakui, pengemasan film 'Surga yang Tak Dirindukan' lebih baik dari film
drama umumnya. Pasalnya, efek suara dan visual film benar-benar dibuat hidup, sehingga
penonton seperti masuk dalam cerita dalam film. Alur cerita dan titik klimaks film pun
dibuat teratur. Film ini sangat cocok dinikmati bagi Anda yang ingin tahu sisi berbeda dari
poligami.