BAB 10
MENGKREASI KARYA SENI BUDAYA
NUSANTARA
Disusun Oleh :
Nur Wijayanti (27) = Moderator
Diva Fitriana (12) = Penyaji Materi
Jihan Nadia P. (17) = Sekretaris
Putri Wulandari(28) = Narasumber 1
Yani Lestari (34) = Narasumber 2
X MM 3
A. MENGANALISIS KARYA SENI NUSANTARA
1. Menganalisis Karya Seni Rupa Nusantara
Berikut disajikan hasil analisis dari karya seni rupa dua dimensi dan tiga
dimensi
a. Analisis Karya Seni Rupa Dua Dimensi
Seni kriya merupakan seni yang dibuat dengan ketrampilan tangan atau
kerajinan tangan. Bentuk karyannya bisa sebuah karya dari bahan tanah,
batu, kayu, logam ataupun kain. Seni kriya yang diciptakan tujuannya
sebagai benda pakai, pada umumnya diciptakan mengutamakan
fungsinya. Sedangkan seni kriya yang dibuat berupa benda hias,
hiasannya sebagai benda pajangan atau hiasan. Jenis ini lebih
menonjolkan aspek keindahan. Seni kriya juga ada yang dibuat berupa
benda mainan, biasanya dibuat untuk sebagai alat permainan contohnya
seperti kerajinan layang layang, kelereng, dan lain sebagainya.
2) Analisis Seni Arsitektur
a. Ritme
• Time feel: ketukan yang dilakukan tepat dengan birama atau bisa
disebut On-Beat/DownBeat
Gerak tari bisa kita analisis misalnya pada gerak memanah dalam tari
Beksa Panah dari Kalimantan selatan, gerak ini memiliki kesamaan
antara gerak dalam tari dengan gerak yang sebenarnya. Atau jika kita
analisis Tari Kandangan dari Jawa Barat, terdapat ciri khas tarian
tersebut yang dilakukan untuk keperluan estetis tari dan tidak terkait
dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, gerak Alung Soder
adalah gerak murni.
2) Mengamati symbol dalam busana
Salah satu bentuk penciptaan tari ditujukan hanya untuk di tonton. Tari
ini memiliki tujuan hiburan pribadi lebih mementingkan kenikmatan
dalam menarikan. Tari hiburan disebut tari gembira, pada dasarnya
tarian gembira tidak bertujuan untuk ditonton akan tetapi tarian ini
cenderung untuk kepuasan para penarinya itu sendiri.
Dalam hal ini tari memiliki fungsi pergaulan antara sesame manusia
.contoh tari ketuk tilu, jaipongan, maengket ( Sulawesi) tari tujuah
lompat (Maluku)
3) Tari sebagai penyalur terapi
Jenis tari ini biasanya ditujukan untuk penyandang cacat fisik atau
cacat mental.Penyalurannya dapat dilakukan secara langsung bagi
penderita cacat tubuh atau bagi penderita tuna wicara dan tuna
rungu, dan secara tidak langsung bagi penderita cacat mental.Pada
masyarakat daerah timur jenis tarian ini menjadi pantangan karena
adanya rasa tidak sampai hati.
• Wirama (Irama): Seni tari juga harus memiliki unsur irama yang
bisa menyatukan antara gerakan badan dan music pengiringnya.
Baik dari segi irama maupun temponya.