Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

EFEK RUMAH KACA

Kelompok 2
Nama Anggota :
1. Cindi Novita I. P (04)
2. Fajar Hilmaxtiar (07)
3. Gagar Tri S. (08)
4. Icha Rahmawati (12)
5. M. Nurul Yaqin (17)
6. Nia Ardila (20)
7. Ni'mah Afifah (21)
8. Rico Andreansyah (26)
9. Rifani Ayu Lestari (27)
10. Valencia Clara Dewi (33)

SMP NEGERI 1 SAMBIREJO


TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas karya tulis kami yang berjudul :
“Efek Rumah Kaca “ dengan baik dan lancar.
Upaya kami ini bagai setetes air ditengah samudra dunia pendidikan nasional. Namun,
kami selalu mengharap apa yang kami perbuat dapat turut serta menyukseskan tujuan
pendidikan nasional demi kemajuan bangsa. 
Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan, oleh karena itu,kritik dan saran kami  harapkan demi kesempurnaan karya
tulis ini.
Akhir kata semoga hasil karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan
bagi penyusun khususnya.

Penyusun
 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dari tahun ke tahun jika kita mengamati kejadian di bumi ini, maka kita akan
merasakan suatu perbedaan, yaitu suhu di permukaan bumi ini semakin panas dan cuaca
menjadi tidak menentu. Para ahli menyebutnya dengan istilah pemanasan global
atau global warming, dimana terjadi peningkatan suhu di permukaan bumi akibat efek
rumah kaca.
Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari
permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang
panjang yang berupa energi panas. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat
menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah
terganggu komposisinya. Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas ke angkasa
(stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi
panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih
dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas
rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan
bumi maka terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu parameter dari
iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara
global.
Penelitian yang dilakukan oleh para ahli selama beberapa dekade terakhir ini
menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya  planet bumu ini terkait langsung dengan
gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Tidak dapat dipungkiri lagi,
semakin maju perkembangan zaman maka teknologi pun semakin maju, mau tidak mau
manusia juga akan mangikuti perkembangan tersebut.
Salah satunya adalah pemakaian bahan bakar fosil yang menghasilkan kontributor
pemanasan global yaitu carbondioksida (CO2), metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur
dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan  ternak), nitrogen oksida
(NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk  kulkas dan pendingin ruangan
(CFC).  Diamana gas-gas tersebut sangat sulit untuk diuraikan di atmosfer bumi. Rusaknya
hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO 2 juga makin memperparah
keadaan ini  karena pohon-pohon yang mati akan  melepaskan CO2 yang tersimpan di 
dalam jaringannya ke atmosfer.
Fokus dari makalah kami adalah membahas tentang efek rumah kaca itu sendiri
ditinjau dari segi pengertian, hal-hal yang menyebabkan efek rumah kaca, akibat yang
ditimbulkannya, serta solusi dalam mengatasi efek rumah kaca agar dapat meminimalisir
dampak yang ditimbulkannya.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa pengertian efek rumah kaca?
2) Apa yang dapat menyebabkan timbulnya efek rumah kaca?
3) Apa akibat yang ditimbulkan oleh efek rumah kaca?
4) Bagaimana solusi untuk mengatasi efek rumah kaca?
   
1.3 Tujuan dan Manfaat Makalah
1.3.1 Tujuan Makalah
 Untuk Mengerti apa itu efek rumah kaca.
 Untuk  mengetahui penyebab efek rumah kaca.
 Untuk mengetahui  akibat yang ditimbulkannya.
 Untuk  mengetahui solusi efek rumah kaca, agar kita dapat
meminimalisasinya.

1.3.2   Manfaat Makalah
 Supaya dapat mengetahui  apa itu efek rumah kaca.
 Supaya dapat mengetahui penyebab efek rumah kaca.
 Supaya dapat mengetahui akibat yang ditimbulkannya.
 Supaya dapat  mengetahui solusi efek rumah kaca, agar kita dapat
meminimalisasinya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Efek Rumah Kaca


Istilah efek rumah kaca dalam bahasa inggris disebut green house efect, pada awalnya
berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim sedang yang
memanfaatkan rumah kaca untuk menanam dan menyimpan sayur mayur dan bunga-
bungaan di musim dingin. Para petani tersebut menggunakan rumah kaca karena sifat
kaca yang mudah  menyerap panas dan sulit melepas panas, di dalam rumah kaca
suhunya lebih tinggi dari pada di luar rumah kaca, karena cahaya matahari yang
menembus kaca akan dipantulkan kembali oleh benda-benda di dalam ruanagn rumah
kaca sebagai gelombang panas berupa gelombang sinar infra merah, tetapi gelombang
panas tersebut terperangkap di dalam ruangan rumah kaca dan tidak bercampur dengan
udara dingin di luar ruangan.
Dari situlah istilah efek rumah kaca muncul, bumi diibaratkan sebagai tanaman, dan
kaca sebagai atmosfer bumi, dimana atmosfer ini befungsi untuk menjaga suhu bumi agar
tetap hangat walaupun di musim dingin.
Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas dalam
atmosfer dapat  menyerap gelombang panas dari sinar matahari menjadikan suhu di bumi
tidak terlalu rendah untuk dihuni makhluk hidup. Seandainya tidak ada gas rumah kaca
jadi tidak ada efek rumah kaca, suhu di bumi rata-rata hanya akan -180 C, suhu yang
terlalu rendah bagi sebagian besar makhluk hidup, termasuk manusia. Tetapi dengan
adanya efek rumah kaca suhu rata-rata di bumi menjadi 330C lebih tinggi , yaitu 150C,
suhu ini sesuai bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup.
Gas Rumah Kaca
1) Uap air
Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan
bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air
berfluktuasi secara regional, dan aktivitas manusia tidak secara langsung
mempengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada skala lokal.
2) Karbondioksida
Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer
ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk
menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada
saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida semakin
berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan
lahan pertanian.
3) Metana
Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah
kaca. Ia merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih
banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan
transportasibatu bara, gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari
pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat
keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari
pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri pada pertengahan 1700-an, jumlah
metana di atmosfer telah meningkat satu setengah kali lipat.
4) Nitrogen Oksida
Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan
terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian. Ntrogen
oksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi
gas ini telah meningkat 16 persen bila dibandingkan masa pre-industri.
5) Gas lainnya
Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur.
Campuran berflourinasi dihasilkan dari peleburan
alumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22) terbentuk selama manufaktur berbagai
produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan temoat duduk di
kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara berkembang masih
menggunakan klorofluorokarbon(CFC) sebagai media pendingin yang selain mampu
menahan panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang melindungi
Bumi dari radiasi ultraviolet).

2.2 Penyebab Efek Rumah Kaca


Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2)
dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO 2 ini disebabkan oleh
kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya
yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.
Energi yang masuk ke Bumi:
 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
 25% diserap awan
 45% diserap permukaan bumi
 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi

Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan
dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan
oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam
keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan
suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida,
nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO 2) serta beberapa senyawa organik
seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan
penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
    
2.3     Akibat Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca tentu saja memiliki dampak yang ditimbulkannya, dampak tersebut
dapat berupa dampak negatif dan positif.
1. Dampak negatif antara lain :
a) Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya
perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan
terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi
kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer.
b) Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah
kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut.
c) Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhuair
laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang
mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat
besar.
d) Efek rumah kaca menjadi penyebab global warming dan perubahan iklim.
Iklim di bumi menjadi tak menentu dan susah diprediksikan, sehingga
mengganggu sistem penerbangan dan petani dalam menentukan masa panen.
2. Dampak positif adanya efek rumah kaca antara lain :
a) Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas dalam
atmosfer dapat  menyerap gelombang panas dari sinar matahari menjadikan
suhu di bumi tidak terlalu rendah untuk dihuni makhluk hidup. Seandainya
tidak ada gas rumah kaca jadi tidak ada efek rumah kaca, suhu di bumi rata-
rata hanya akan -180 C, suhu yang terlalu rendah bagi sebagian besar makhluk
hidup, termasuk manusia. Tetapi dengan adanya efek rumah kaca suhu rata-
rata di bumi menjadi 330C lebih tinggi , yaitu 150C, suhu  ini sesuai bagi
kelangsungan kehidupan makhluk hidup.
b) Dengan adanya efek rumah kaca membuat manusia menjadi berhati-hati dan
berhemat terhadap penggunaan bahan bakar fosil, penggunaan listrik.
c) Dengan adanya efek rumah kaca manusia menjadi sadar bahwa pohon dan
hutan memiliki arti penting sekali bagi kelangsungan kehidupan, yaitu salah
satunya dapat menyerap gas polutan dan menghasilkan oksigen. Maka
reboisasi kembali digalakkan dan penanaman pohon di kota-kota besar mulai
dilakukan.
d) Manusia menjadi kreatif, karena mengolah limbah seperti plastik, kertas untuk
didaur ulang menjadi barang yang ekonomis.

  
2.4    Solusi untuk Mengatasi Efek Rumah Kaca
Contoh nyata upaya penanggulangan efek rumah kaca dalam kehidupan sehari-hari
antara lain :
1. Mengubah perilaku setiap orang
Untuk mencegah terjadinya dampak-dampak dari bahaya efek rumah kaca, tentunya
harusdimulai dari diri sendiri pada setiap orang. Kepedulian setiap individu untuk
melakukan perubahan perilaku pada dirinya akan berdampak bagi generasi penerus di
kemudian hari.
a.Penggunaan alat listriK
Listrik tidak sebersih yang dikira, karena letak pembangkit yang jauh,
sehingga asap polusinya tidak kita rasakan. Pembangkit listrik merupakan
penyumbang emisi yang besar karena masih menggunakan bahan bakar fosil untuk
prosesnya. Sekitar 27% pembangkit listrik di Jawa-bali menggunakan batubara,
batubara sendiri adalah bahan bakar yang paling kotor karena mengeluarkan emisi
paling besar. Perlu diketahui juga, listrik menyumbang 26 % total emisi yang
dihasilkan di Indonesia.
a.Menghemat penggunaan Listrik antara pukul 17.00 sampai 22.00.
b.Memadamkan listrik jika sedang tidak digunakan. Karena pada
kondisi  stand by, alat elektronik masih mengalirkan listrik sebesar 5 watt.
Kabel dari barang elektronik akan  lebih  baik  jika  dilepas  dari stop kontak
bila sudah tidak digunakan
c.Menggunakan lampu hemat energi (CFL) dan lampu sensor cahaya untuk
lampu taman, sehingga lampu akan hidup dan mati secara otomatis tergantung
cahaya matahari. Memanfaatkan cahaya matahari untuk penerangan di dalam
ruangan di pagi dan siang hari. Selain menghemat listrik juga dapat
menurunkan emisi penyebab pemanasan global
d.Menggunakan timer agar televisi otomatis mati saat ketiduran.
e.Memakai alat-alat elektronik dengan cara bijak, sehingga dapat menghemat
penggunaan listrik.

Misalnya :
1. Penggunaan komputer dan printer. 
 Menunggu beberapa saat setelah CPU menyala untuk menyalakan layar atau
monitor. Layar bisa langsung dimatikan setelah mengklik shut down, sehingga
tidak perlu menunggu komputer mati terlebih dahulu.
 Menggunakan laptop lebih hemat energi dibandingkan dengan  komputer
pribadi (PC). Laptop hanya memerlukan daya 60 watt, sementara PC sekitar
200 watt (bahkan lebih).
 Monitor komputer jenis LCD lebih hemat energi jika dibandingkan jenis CRT.
Monitor jenis LCD hanya memerlukan listrik sebesar 40 watt, sedangkan jenis
CRT memerlukan 120 watt. Saat  stand by, monitor LCD hanya menggunakan
listrik 3 watt, sedangkan monitor CRT menggunakan 20 watt.
 Mematikan komputer atau laptop saat tidak digunakan. Printer  yang sedang
tidak digunakan, tetapi kabel selalu terpasang akan menghasilkan emisi
sebesar 21 kg CO2 per tahun atau sekitar Rp. 17.000,00 per tahun
2. Penggunaan setrika.
 Memilih setrika listrik yang menggunakan sistem pengatur panas otomatis. 
 Pada saat menyetrika, tingkat panas yang diperlukan lebih baik sesuai dengan
bahan pakaiannya. 
 Membiasakan menyetrika sekaligus dan menghindari mencabut dan
mencolokkan kembali setrika ke sumber listrik. 
 Membersihkan bagian bawah setrika dari kerak yang dapat menghambat
panas.
 Mematikan setrika ketika selesai digunakan atau bila akan ditinggalkan untuk
mengerjakan yang lain
3. Penggunaan pompa air.
 Menggunakan  reservoir/tangki penampungair untuk kebutuhan air rumah
tangga, jika tidak, maka menggunakan pompa air untuk mengisi bak atau
ember. 
 Menyalakan pompa air bila air di dalam tangki hampir habis. 
 Menggunakan sistem kontrol otomatis atau pelampung pemutus arus otomatik
pada tangki air yang berfungsi untuk memutus arus listrik ke pompa air bila air
sudah penuh. 
 Menghindari pompa yang sering ‘hidup-mati’ karena semakin besar juga daya
listrik yang dipakai. 
 Memilih jenis pompa air sesuai dengan kebutuhan dan memiliki tingkat
efisiensi yang tinggi.
4. Penggunaan charger handphone (HP)
Saat mengisi ulang baterai handphone, hanya 5% energi listrik yang masuk ke
baterai  handphone. Sisanya 95% terbuang percuma. Ini disebabkan teknologi
charger handphone belum hemat energi. Untuk mengurangi pemborosan listrik,
segera mencabut  charger, jika baterai  handphone sudah penuh.
5. Penggunaan magic jar.
Tidak semestinya membiarkan  magic jar menyala selama 24 jam. Mematikan
magic jar setelah nasi atau masakan matang, Menyalakan  magic jar hanya pada
saat ingin memanaskan nasi atau masakan.
6. Stop kontak.
Melepas kabel dari stop kontak jika sudahtidak digunakan atau menggunakan
stop kontak dengan tombol  on/off agar tidak perlu mencabut dan memasang kabel.
7. Proses mencuci.
Menurut penelitian Institut Manufaktur di Universitas
Cambrige, 60% pemborosan energi diasosiasikan dengan masa selama mencuci dan
mengeringkan pakaian. Menggunakan air dingin untuk mencuci dan membilasnya
dan mengeringkan pakaian di jemuran. Hal terebut dapat menghemat energi.
Dengan demikian, kita telah mengurangi emisi karbon dioksida sampai 90%.
  
2. Penggunaan kendaraan bermotor
o Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.
o Mendukung petani lokal
Dengan membeli produk-produk lokal, maka sama halnya dengan menghemat bahan
bakar dan mengurangi polusi yang digunakan dan dihasilkan dari kendaraan yang
digunakan untuk mengangkut produk dari luar kota dan luar negeri. Selain itu juga,
produk lokal tidak kalah kualitas dan desainnya dibandingkan produk impor. Semakin
banyak membeli makanan impor, maka semakin besar kontribusi emisi CO2.
Memperbaiki kualitas kendaraan, melakukan uji emisi dan merawat kendaraan
bermotor dengan baik.

3. Go green
Untuk mengatasi pengurangan polusi udara pada di atmosfer, maka dapat
dilakukan juga penanaman tanaman. Penanaman tanaman dapat berupa pohon dapat
dilakukan di halaman dan tempat-tempat yang banyak menghasilkan polusi udara,
seperti di pinggir-pinggir jalan. Selain itu juga, melakukan reboisasi pada gunung-
gunung yang gundul dan membuat taman-taman di perkotaan atau biasa disebut
dengan taman kota.
    
4. Pengelolaan sampah
Untuk mengatasi masalah sampah, yang dapat dilakukan adalah :
 Mengurangi penggunaan sampah
 Memisahkan antara sampah organik dengan sampah non organik. 
Memisahkan antara sampah organik, plastik dan kertas, maka akan
mempermudah dalam proses mendaur ulang sampah. Sampah organik bisa
dijadikan kompos. Sampah plastik bisa dijadikan kerajinan tangan atau didaur
ulang kembali menjadi plastik. Sedangkan sampah kertas bisa didaur ulang
kembali menjadi kertas daur ulang dan kertas yang biasa digunakan (HVS).
 Menghemat penggunaan kertas. 
Setiap harinya sampah kertas di seluruh dunia berasal dari 27.000 batang
kayu. Pada tahun 2005, Indonesia mengonsumsi kertas sebanyak 5,6 juta ton.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan sebanyak 22,4 juta m3 kayu
yang diambil dari hutan alam atau sama dengan menebang hutan seluas 640 ribu
hektar per hari. Kegiatan penebangan dan kebakaran hutan merupakan
penyumbang emisi terbesar, yaitu sekitar 64% dari total emisi di Indonesia.
Diantaranya diakibatkan oleh kegiatan pabrik kertas. (Kementerian Lingkungan
Hidup, 1999)
 Mengurangi penggunaan tisu
 Mengurangi konsumsi daging sapi 
Dengan banyaknya masyarakat yang mengonsumsi sapi, maka akan semakin
banyak pula sapi di peternakan sapi. Kotoran sapi menghasilkan emisi NO 2 dan
pembusukan kotorannya mengeluarkan gas CH4. Sehingga semakin banyak sapi,
maka akan semakin banyak jumlah kotorannya.
 Mendaur ulang kertsa, plastik, dan logam
 Mendaur ulang kertas bekas untuk dijadikan kertas kembali ataupun kerajinan
tangan akan sangat membantu jumlah sampah kertas. Hal tersebut juga dapat
dilakukan untuk sampah plastik dan logam.
 Membuat kompos

5. Beradaptasi dengan dampak efek rumah kaca


Dengan cuaca yang tidak menentu merupakan salah satu dampak efek rumah
kaca. Mulai saat ini selalu siap sedia jas hujan, payung dan sepatu bot untuk
bepergian.
Bahaya efek rumah kaca mungkin sudah tidak dapat dihindari lagi. Namun,
jika upaya-upaya sederhana di atas dilakukan oleh semua masyarakat secara
bersama-sama dan terus-menerus, maka dampak dari efek rumah kaca dapat
dikurangi.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan 
Adanya efek rumah kaca adalah disebabkan oleh bertambahnya jumlah gas-
gas rumah kaca (GRK) di atmosfir yang menyebabkan energi panas yang seharusnya
dilepas ke luar atmosfir bumi dipantulkan kembali ke permukaan dan menyebabkan
temperatur permukaan bumi menjadi lebih panas. Gas-ga rumah kaca itu antara
lain : Uap air, Karbondioksida, Metana, Nitrogen Oksida, Gas lainnya
berupa Hidrofluorokarbon (HCFC-22),klorofluorokarbon (CFC) , PFCs
(Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur hexafluoride).Akibat yang ditimbulkan dari efek
rumah kaca memiliki dampak negatif dan positif, tetapi kebanyakan dampak yang
ditimbulkan adalah dampak negatif karena merugikan kesejahteran makhluk hidup.
Beberapa solusi untuk mengatasi adanya efek rumah kaca dapat dilakukan dari
pihak pemerintah dan masyarakat untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan.
Dari pemerintah dapat dilakukan dengan membuat kebijakan untuk mengajak
masyarakat dalam menanggulangi efek rumah kaca. Sementara masyarakat dapat
melakukan kegiatan-kegiatan dalam kehidupan sehari-hari misalnya : penghematan
penggunaan alat listrik, keefisienan penggunaan kendaraan bermotor dengan cara
menghemat BBM, Go green dengan reboisasi atau penanaman pohon, pengelolaan
sampah, beradaptasi dengan dapak efek rumah kaca.

3.2. Saran
Melalui pembahasan dalam makalah ini diharapkan siswa mampu dan mau
mengetahui dan memahami efek rumah kaca, penyebab timbulnya efek rumah kaca,
akibat yang ditimbulkan, dan solusi dalam menanggulangi dampaknya.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20120220235952AAqR8DD
http://id.wikipedia.org/wiki/Efek_rumah_kaca
http://imamfaried24.blogspot.com/2014/08/dampak-gejala-dan-cara-mengatasi-efek_25.html
http://portal.paseban.com/popular_science/127791/efek-rumah-kaca
http://sitipirs.blogspot.com/2013/05/cara-mengatasi-efek-rumah-kaca.html

Anda mungkin juga menyukai