Kelompok 2
Nama Anggota :
1. Cindi Novita I. P (04)
2. Fajar Hilmaxtiar (07)
3. Gagar Tri S. (08)
4. Icha Rahmawati (12)
5. M. Nurul Yaqin (17)
6. Nia Ardila (20)
7. Ni'mah Afifah (21)
8. Rico Andreansyah (26)
9. Rifani Ayu Lestari (27)
10. Valencia Clara Dewi (33)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas karya tulis kami yang berjudul :
“Efek Rumah Kaca “ dengan baik dan lancar.
Upaya kami ini bagai setetes air ditengah samudra dunia pendidikan nasional. Namun,
kami selalu mengharap apa yang kami perbuat dapat turut serta menyukseskan tujuan
pendidikan nasional demi kemajuan bangsa.
Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan, oleh karena itu,kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan karya
tulis ini.
Akhir kata semoga hasil karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan
bagi penyusun khususnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3.2 Manfaat Makalah
Supaya dapat mengetahui apa itu efek rumah kaca.
Supaya dapat mengetahui penyebab efek rumah kaca.
Supaya dapat mengetahui akibat yang ditimbulkannya.
Supaya dapat mengetahui solusi efek rumah kaca, agar kita dapat
meminimalisasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan
dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan
oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam
keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan
suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida,
nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO 2) serta beberapa senyawa organik
seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan
penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
2.3 Akibat Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca tentu saja memiliki dampak yang ditimbulkannya, dampak tersebut
dapat berupa dampak negatif dan positif.
1. Dampak negatif antara lain :
a) Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya
perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan
terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi
kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer.
b) Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah
kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut.
c) Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhuair
laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang
mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat
besar.
d) Efek rumah kaca menjadi penyebab global warming dan perubahan iklim.
Iklim di bumi menjadi tak menentu dan susah diprediksikan, sehingga
mengganggu sistem penerbangan dan petani dalam menentukan masa panen.
2. Dampak positif adanya efek rumah kaca antara lain :
a) Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas dalam
atmosfer dapat menyerap gelombang panas dari sinar matahari menjadikan
suhu di bumi tidak terlalu rendah untuk dihuni makhluk hidup. Seandainya
tidak ada gas rumah kaca jadi tidak ada efek rumah kaca, suhu di bumi rata-
rata hanya akan -180 C, suhu yang terlalu rendah bagi sebagian besar makhluk
hidup, termasuk manusia. Tetapi dengan adanya efek rumah kaca suhu rata-
rata di bumi menjadi 330C lebih tinggi , yaitu 150C, suhu ini sesuai bagi
kelangsungan kehidupan makhluk hidup.
b) Dengan adanya efek rumah kaca membuat manusia menjadi berhati-hati dan
berhemat terhadap penggunaan bahan bakar fosil, penggunaan listrik.
c) Dengan adanya efek rumah kaca manusia menjadi sadar bahwa pohon dan
hutan memiliki arti penting sekali bagi kelangsungan kehidupan, yaitu salah
satunya dapat menyerap gas polutan dan menghasilkan oksigen. Maka
reboisasi kembali digalakkan dan penanaman pohon di kota-kota besar mulai
dilakukan.
d) Manusia menjadi kreatif, karena mengolah limbah seperti plastik, kertas untuk
didaur ulang menjadi barang yang ekonomis.
2.4 Solusi untuk Mengatasi Efek Rumah Kaca
Contoh nyata upaya penanggulangan efek rumah kaca dalam kehidupan sehari-hari
antara lain :
1. Mengubah perilaku setiap orang
Untuk mencegah terjadinya dampak-dampak dari bahaya efek rumah kaca, tentunya
harusdimulai dari diri sendiri pada setiap orang. Kepedulian setiap individu untuk
melakukan perubahan perilaku pada dirinya akan berdampak bagi generasi penerus di
kemudian hari.
a.Penggunaan alat listriK
Listrik tidak sebersih yang dikira, karena letak pembangkit yang jauh,
sehingga asap polusinya tidak kita rasakan. Pembangkit listrik merupakan
penyumbang emisi yang besar karena masih menggunakan bahan bakar fosil untuk
prosesnya. Sekitar 27% pembangkit listrik di Jawa-bali menggunakan batubara,
batubara sendiri adalah bahan bakar yang paling kotor karena mengeluarkan emisi
paling besar. Perlu diketahui juga, listrik menyumbang 26 % total emisi yang
dihasilkan di Indonesia.
a.Menghemat penggunaan Listrik antara pukul 17.00 sampai 22.00.
b.Memadamkan listrik jika sedang tidak digunakan. Karena pada
kondisi stand by, alat elektronik masih mengalirkan listrik sebesar 5 watt.
Kabel dari barang elektronik akan lebih baik jika dilepas dari stop kontak
bila sudah tidak digunakan
c.Menggunakan lampu hemat energi (CFL) dan lampu sensor cahaya untuk
lampu taman, sehingga lampu akan hidup dan mati secara otomatis tergantung
cahaya matahari. Memanfaatkan cahaya matahari untuk penerangan di dalam
ruangan di pagi dan siang hari. Selain menghemat listrik juga dapat
menurunkan emisi penyebab pemanasan global
d.Menggunakan timer agar televisi otomatis mati saat ketiduran.
e.Memakai alat-alat elektronik dengan cara bijak, sehingga dapat menghemat
penggunaan listrik.
Misalnya :
1. Penggunaan komputer dan printer.
Menunggu beberapa saat setelah CPU menyala untuk menyalakan layar atau
monitor. Layar bisa langsung dimatikan setelah mengklik shut down, sehingga
tidak perlu menunggu komputer mati terlebih dahulu.
Menggunakan laptop lebih hemat energi dibandingkan dengan komputer
pribadi (PC). Laptop hanya memerlukan daya 60 watt, sementara PC sekitar
200 watt (bahkan lebih).
Monitor komputer jenis LCD lebih hemat energi jika dibandingkan jenis CRT.
Monitor jenis LCD hanya memerlukan listrik sebesar 40 watt, sedangkan jenis
CRT memerlukan 120 watt. Saat stand by, monitor LCD hanya menggunakan
listrik 3 watt, sedangkan monitor CRT menggunakan 20 watt.
Mematikan komputer atau laptop saat tidak digunakan. Printer yang sedang
tidak digunakan, tetapi kabel selalu terpasang akan menghasilkan emisi
sebesar 21 kg CO2 per tahun atau sekitar Rp. 17.000,00 per tahun
2. Penggunaan setrika.
Memilih setrika listrik yang menggunakan sistem pengatur panas otomatis.
Pada saat menyetrika, tingkat panas yang diperlukan lebih baik sesuai dengan
bahan pakaiannya.
Membiasakan menyetrika sekaligus dan menghindari mencabut dan
mencolokkan kembali setrika ke sumber listrik.
Membersihkan bagian bawah setrika dari kerak yang dapat menghambat
panas.
Mematikan setrika ketika selesai digunakan atau bila akan ditinggalkan untuk
mengerjakan yang lain
3. Penggunaan pompa air.
Menggunakan reservoir/tangki penampungair untuk kebutuhan air rumah
tangga, jika tidak, maka menggunakan pompa air untuk mengisi bak atau
ember.
Menyalakan pompa air bila air di dalam tangki hampir habis.
Menggunakan sistem kontrol otomatis atau pelampung pemutus arus otomatik
pada tangki air yang berfungsi untuk memutus arus listrik ke pompa air bila air
sudah penuh.
Menghindari pompa yang sering ‘hidup-mati’ karena semakin besar juga daya
listrik yang dipakai.
Memilih jenis pompa air sesuai dengan kebutuhan dan memiliki tingkat
efisiensi yang tinggi.
4. Penggunaan charger handphone (HP)
Saat mengisi ulang baterai handphone, hanya 5% energi listrik yang masuk ke
baterai handphone. Sisanya 95% terbuang percuma. Ini disebabkan teknologi
charger handphone belum hemat energi. Untuk mengurangi pemborosan listrik,
segera mencabut charger, jika baterai handphone sudah penuh.
5. Penggunaan magic jar.
Tidak semestinya membiarkan magic jar menyala selama 24 jam. Mematikan
magic jar setelah nasi atau masakan matang, Menyalakan magic jar hanya pada
saat ingin memanaskan nasi atau masakan.
6. Stop kontak.
Melepas kabel dari stop kontak jika sudahtidak digunakan atau menggunakan
stop kontak dengan tombol on/off agar tidak perlu mencabut dan memasang kabel.
7. Proses mencuci.
Menurut penelitian Institut Manufaktur di Universitas
Cambrige, 60% pemborosan energi diasosiasikan dengan masa selama mencuci dan
mengeringkan pakaian. Menggunakan air dingin untuk mencuci dan membilasnya
dan mengeringkan pakaian di jemuran. Hal terebut dapat menghemat energi.
Dengan demikian, kita telah mengurangi emisi karbon dioksida sampai 90%.
2. Penggunaan kendaraan bermotor
o Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.
o Mendukung petani lokal
Dengan membeli produk-produk lokal, maka sama halnya dengan menghemat bahan
bakar dan mengurangi polusi yang digunakan dan dihasilkan dari kendaraan yang
digunakan untuk mengangkut produk dari luar kota dan luar negeri. Selain itu juga,
produk lokal tidak kalah kualitas dan desainnya dibandingkan produk impor. Semakin
banyak membeli makanan impor, maka semakin besar kontribusi emisi CO2.
Memperbaiki kualitas kendaraan, melakukan uji emisi dan merawat kendaraan
bermotor dengan baik.
3. Go green
Untuk mengatasi pengurangan polusi udara pada di atmosfer, maka dapat
dilakukan juga penanaman tanaman. Penanaman tanaman dapat berupa pohon dapat
dilakukan di halaman dan tempat-tempat yang banyak menghasilkan polusi udara,
seperti di pinggir-pinggir jalan. Selain itu juga, melakukan reboisasi pada gunung-
gunung yang gundul dan membuat taman-taman di perkotaan atau biasa disebut
dengan taman kota.
4. Pengelolaan sampah
Untuk mengatasi masalah sampah, yang dapat dilakukan adalah :
Mengurangi penggunaan sampah
Memisahkan antara sampah organik dengan sampah non organik.
Memisahkan antara sampah organik, plastik dan kertas, maka akan
mempermudah dalam proses mendaur ulang sampah. Sampah organik bisa
dijadikan kompos. Sampah plastik bisa dijadikan kerajinan tangan atau didaur
ulang kembali menjadi plastik. Sedangkan sampah kertas bisa didaur ulang
kembali menjadi kertas daur ulang dan kertas yang biasa digunakan (HVS).
Menghemat penggunaan kertas.
Setiap harinya sampah kertas di seluruh dunia berasal dari 27.000 batang
kayu. Pada tahun 2005, Indonesia mengonsumsi kertas sebanyak 5,6 juta ton.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan sebanyak 22,4 juta m3 kayu
yang diambil dari hutan alam atau sama dengan menebang hutan seluas 640 ribu
hektar per hari. Kegiatan penebangan dan kebakaran hutan merupakan
penyumbang emisi terbesar, yaitu sekitar 64% dari total emisi di Indonesia.
Diantaranya diakibatkan oleh kegiatan pabrik kertas. (Kementerian Lingkungan
Hidup, 1999)
Mengurangi penggunaan tisu
Mengurangi konsumsi daging sapi
Dengan banyaknya masyarakat yang mengonsumsi sapi, maka akan semakin
banyak pula sapi di peternakan sapi. Kotoran sapi menghasilkan emisi NO 2 dan
pembusukan kotorannya mengeluarkan gas CH4. Sehingga semakin banyak sapi,
maka akan semakin banyak jumlah kotorannya.
Mendaur ulang kertsa, plastik, dan logam
Mendaur ulang kertas bekas untuk dijadikan kertas kembali ataupun kerajinan
tangan akan sangat membantu jumlah sampah kertas. Hal tersebut juga dapat
dilakukan untuk sampah plastik dan logam.
Membuat kompos
3.1. Kesimpulan
Adanya efek rumah kaca adalah disebabkan oleh bertambahnya jumlah gas-
gas rumah kaca (GRK) di atmosfir yang menyebabkan energi panas yang seharusnya
dilepas ke luar atmosfir bumi dipantulkan kembali ke permukaan dan menyebabkan
temperatur permukaan bumi menjadi lebih panas. Gas-ga rumah kaca itu antara
lain : Uap air, Karbondioksida, Metana, Nitrogen Oksida, Gas lainnya
berupa Hidrofluorokarbon (HCFC-22),klorofluorokarbon (CFC) , PFCs
(Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur hexafluoride).Akibat yang ditimbulkan dari efek
rumah kaca memiliki dampak negatif dan positif, tetapi kebanyakan dampak yang
ditimbulkan adalah dampak negatif karena merugikan kesejahteran makhluk hidup.
Beberapa solusi untuk mengatasi adanya efek rumah kaca dapat dilakukan dari
pihak pemerintah dan masyarakat untuk meminimalisasi dampak yang ditimbulkan.
Dari pemerintah dapat dilakukan dengan membuat kebijakan untuk mengajak
masyarakat dalam menanggulangi efek rumah kaca. Sementara masyarakat dapat
melakukan kegiatan-kegiatan dalam kehidupan sehari-hari misalnya : penghematan
penggunaan alat listrik, keefisienan penggunaan kendaraan bermotor dengan cara
menghemat BBM, Go green dengan reboisasi atau penanaman pohon, pengelolaan
sampah, beradaptasi dengan dapak efek rumah kaca.
3.2. Saran
Melalui pembahasan dalam makalah ini diharapkan siswa mampu dan mau
mengetahui dan memahami efek rumah kaca, penyebab timbulnya efek rumah kaca,
akibat yang ditimbulkan, dan solusi dalam menanggulangi dampaknya.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20120220235952AAqR8DD
http://id.wikipedia.org/wiki/Efek_rumah_kaca
http://imamfaried24.blogspot.com/2014/08/dampak-gejala-dan-cara-mengatasi-efek_25.html
http://portal.paseban.com/popular_science/127791/efek-rumah-kaca
http://sitipirs.blogspot.com/2013/05/cara-mengatasi-efek-rumah-kaca.html