Di Susun Oleh :
Billy Dwi Saputa 260110170057
Mamay Krisman 260110170066
Nadila Berliana 260110170073
Felix Leonard A M S 260110170077
Maretty Manik 260110170078
Patria Pari Agnes A A S 260110170097
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
hidayah, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga Makalah mengenai bagian produksi
sediaan larutan dapat dikerjakan oleh penyusun hingga selesai.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Pengantar Farmasi Industri. Penyusun berterima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan dan kontribusinya, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah.
Harapan dari penyusun, semoga makalah ini dapat memberikan ilmu,
pengetahuan, wawasan yang luas bagi pembacanya. Selain itu, penyusun menyadari
sepenuhnya bahwa masih adanya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, penyusun dengan tangan terbuka menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar makalah yang telah dibuat dapat menjadi lebih baik.
Dengan demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat maupun
memberikan inspirasi bagi pembaca.
Penyusun
ii
Daftar Isi
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah.............................................................................................3
II. Tinjauan Pustaka
21.Bagian Produksi.................................................................................4
2.2Alur proses produksi sediaan likuida.................................................5
2.3 Tahapan Kritis...................................................................................6
2.4Tugas PPIC, QC dan QA..................................................................13
2.5 Pengujian Kualitas...........................................................................14
III. Kesimpulan
3.1 Kesimpulan......................................................................................17
Daftar Pustaka........................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Selama pengolahan, semua bahan, wadah produk ruahan, peralatan atau
mesin produksi dan bila perlu ruang kerja yang dipakai hendaklah diberi
label atau penandaan dari produk atau bahan yang sedang diolah, kekuatan
(bila ada) dan nomor bets. Bila perlu, penandaan ini hendaklah juga
menyebutkan tahapan proses produksi. Label pada wadah, alat atau ruangan
hendaklah jelas, tidak berarti ganda dan dengan format yang telah
ditetapkan. Label yang berwarna seringkali sangat membantu untuk
menunjukkan status (misalnya: karantina, diluluskan, ditolak, bersih dan
lain-lain).
Pemeriksaan perlu dilakukan untuk memastikan pipa penyalur dan alat
lain untuk transfer produk dari satu ke tempat lain yang telah terhubung
dengan benar. Penyimpangan terhadap instruksi atau prosedur sedapat
mungkin dihindarkan. Bila terjadi penyimpangan maka hendaklah ada
persetujuan tertulis dari kepala bagian Pemastian Mutu dan bila perlu
melibatkan bagian pengawasan Mutu..
Produk cairan, krim dan salep hendaklah diproduksi sedemikian
rupa agar terlindung dari pencemaran mikroba dan pencemaran lain.
Penggunaan sistem tertutup untuk produksi dan transfer sangat dianjurkan.
Area produksi di mana produk atau wadah bersih tanpa tutup terpapar ke
lingkungan hendaklah diberi ventilasi yang efektif dengan udara yang
disaring. Tangki, wadah, pipa dan pompa yang digunakan hendaklah
didesain dan dipasang sedemikian rupa sehingga memudahkan pembersihan
dan bila perlu disanitasi. Dalam mendesain peralatan hendaklah
diperhatikan agar sesedikit mungkin adanya sambungan mati (deadlegs)
atau ceruk di mana residu dapat terkumpul dan menyebabkan
perkembangbiakan mikroba.
Penggunaan peralatan dari kaca sedapat mungkin dihindarkan. Baja
tahan karat bermutu tinggi merupakan bahan pilihan untuk bagian peralatan
yang bersentuhan dengan produk. Kualitas kimia dan mikrobiologi air yang
digunakan hendaklah ditetapkan dan selalu dipantau. Pemeliharaan sistem
air hendaklah diperhatikan untuk menghindari perkembangbiakan mikroba.
2
Sanitasi secara kimiawi pada sistem air hendaklah diikuti pembilasan yang
prosedurnya telah divalidasi agar sisa bahan sanitasi dapat dihilangkan
secara efektif.
Perhatian hendaklah diberikan untuk mempertahankan homogenitas
campuran, suspensi dan produk lain selama pengisian. Proses pencampuran
dan pengisian hendaklah divalidasi. Perhatian khusus hendaklah diberikan
pada awal pengisian, sesudah penghentian dan pada akhir proses pengisian
untuk memastikan produk selalu dalam keadaan homogen. Apabila produk
ruahan tidak langsung dikemas hendaklah dibuat ketetapan mengenai waktu
paling lama produk ruahan boleh disimpan serta kondisi penyimpanannya
dan ketetapan ini hendaklah dipatuhi. (Badan POM, 2006).
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.2 Alur proses produksi sediaan likuida
IPC: pH dan
Filtering
kejernihan
Filling
Capping
Labelling
Cartoning
(Billesbach, 1994).
5
2.3 Tahapan Kritis
1) Pencemaran
6
2) Sistem Penomoran Bets atau Lot
Sistem yang menjabarkan cara penomoran bets atau lot dibuat secara
rinci untuk mempermudah identifikasi dan penelusuran produk antara,
produk ruahan atau obat dengan nomor batch atau lot tertentu. Sistem
penomoran ini ini sebaiknya spesifik dan tidak dapat digunakan secara
berulang untuk periode tertentu, yaitu paling sedikit dalam jangka waktu 10
tahun. Sistem ponomaran bets/lots yang digunakan pada tahap pengolahan
dan tahap pengemasan hendaklah saling berkaitan. Sistem penomoran
bets/lot hendaklah menjamin bahwa nomor bets/lot yang sama tidak dipakai
secara berulang. Alokasi nomor bets/lot hendaklah segera dicatat dalam
suatu buku log.
– Hanya bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan yang
telah diluluskan oleh Pengawasan Mutu dan masih belum daluarsa yang
boleh diserahkan.
7
– Untuk menghindar terjadinya campur baur, pencemaran silang, hilangnya
identitas dan keragu-raguan.
– Kapasitas, ketelitian dan ketepatan alat timbang dan alat ukur yang dipakai
hendaklah sesuai dengan jumlah bahan yang ditimbang atau ditakar.
–Bahan awal, produk antara dan produk ruahan yang diserahkan hendaklah
diperiksa ulang kebenarannya dan ditandatangani oleh supervisor produksi
sebelum dikirim ke bagian produksi.Sesudah ditimbang atau dihitung,
bahan untuk tiap bets hendaklah disimpan dalam satu kelompok dan diberi
penandaan yang jelas.
4) Pengembalian
5) Pengolahan
8
– Semua bahan yang dipakai didalam pengolahan hendaklah
diperiksa sebelum dipakai.
– Wadah dan tutup yang dipakai untuk bahan yang akan diolah,
produk antara dan produk ruahan hendaklah bersih dan dibuat dari bahan
yang tepat sifat dan jenisnya untuk melindungi produk atau bahan terhadap
pencemaran atau kerusakan.
9
–Batas waktu dan kondisi penyimpanan produk dalam proses
hendaklah ditetapkan.
– Hendaklah dijaga agar tablet atau kapsul tidak ada yang terselip
atau tertinggal tanpa terdeteksi dimesin, alat penghitung atau wadah produk
ruahan.
10
– Apabila jaringan pipa digunakan untuk mengalirkan bahan awal
atau produk ruahan, hendaklah diperhatikan agar system tersebut mudah
dibersihkan.
13) Pengemasan
11
14) Bahan dan Produk yang Ditolak, Dipulihkan dan Dikembalikan
Bahan dan produk yang ditolak diberi penandaan yang jelas dan
disimpan terpisah di restricted area. Bahan atau produk tersebut dapat
dikembalikan kepada pemasoknya, diolah ulang atau dimusnahkan. Bahan
atau produk dapat diolah ulang dan dipulihkan asalkan layak untuk diolah
ulang melalui prosedur tertentu yang disahkan serta hasilnya masih
memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan dan tidak terjadi
perubahan yang berarti terhadap mutunya. Sisa produk yang tidak layak
untuk diolah ulang atau bahan pulihan yang tidak memenuhi spesifikasi,
mutu, kemanjuran atau keamanan tidak boleh ditambahkan ke dalam bets
berikutnya. Langkah apapun yang dilakukan terhadap bahan dan produk
yang ditolak, dipulihkan dan dikembalikan harus mendapat persetujuan
kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) terlebih dahulu dan
terdokumentasi baik.
17) Penyimpanan Bahan Awal, Produk Antara, Produk Ruahan dan Obat Jadi
12
pemeliharaan. Kondisi penyimpanan obat dan bahan hendaklah sesuai
dengan yang tertera pada penandaan berdasarkan hasil uji stabilitas.
Tugas PPIC :
Tugas QC :
Tugas QA :
13
hasil keluhan dengan sampel prosuksi yang disimpan oleh QC selama
proses produksi. (Novianto, 2013).
Pengujian pada produk jadi dillakuan pad tiap bets pada produk jadi,
hendaklah dilakukan pengujian yang dilakukan pada laboratorium yang
disesuaikan dengan spesifikasi produk akhir, sebelum dinyatakan lulus.
Produk yang tidak memenuhi spesifikasi dan kriteria mutu yang ditetapkan
14
hendaklah ditolak. Produk yang ditolak dapat dilakukan pengolahan ulang.
Apabila dinyatakan layak, namu produk hasil pengolahan ulanh hendaklah
memenuhi semua spesifikasi dan kriteria mutu yang ditetapkan sebelum
diluluskan untuk distribusi (BPOM RI, 2012).
Data yang dicatat selama pengujian paling sedikit mencakup hal berikut :
a. Keseragaman dosis
Keseragaman dosis adalah kandungan zat aktif dalam tiap dosis.
Prosedur pengujian untuk kesaragaman dosis ini dapat menggunakan
15
prosedur farmakope. Ketika berat yang ditetapkan untuk produk melebihi
nilai ambang untuk pengujian, maka produsen harus memverifikasi bahwa
selama produksi obat tersebut memiliki homeginitas yang memadai. Jika
sesuai, maka dosis dihitung berdasarkan takaran yang digunakan oleh
pasien. Jika dosis yang digunakan tidak dapat dihitung, karena tidak
terdapat alat takar yang dapat dihitung (seperti obat tetes, atau pipet) maka
ditetapkan volume standar (ICH, 1999).
b. pH
Kriteria pH yang diterima haruslah sesuai dengan kisaran yang diusulkan
dan dibenarkan (ICH,1999).
c. Batas Cemaran Mikroba
Pengujian batas cemaran mikroba dapat dilihat dari Cara Pembuatan Obat
yang Baik dan Quality Assurance (QA). Uji ini dilakukan pada sebelum
pembuatan dan proses pembuatannya melalui studi validasi, tidak
membawa risiko pencemaran atau proliferasi mikroba yang signifikan.
Kriteria penerimaan ditentukan oleh prosedur yang sesuaai dengan
menggunakan prosedur farmakope, dan pengambilan sampel, serta secara
ilmiah dapat diterima. Kriteria penerimaan disesuaikan dengan produk
harus mencaup jumlah total mikroorganisme aerobik, jumlah total ragi dan
kapang, dan tidak adanya bakteri berbahaya dan tidak pantas (ICH, 1999).
d. Extractable
Pengujian ini dilakukan untuk bahan pengemas untuk sediaan dapat
diterima dan aman.Jika formulasi suatu sediaan diubah maka uji ini perlu
dilakukan. Setiap bahan pengemas haru terdaftar (ICH, 1999).
16
BAB III
Kesimpulan
3.1 Kesimpulan
17
Daftar Pustaka
Badan POM, 2006, Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, Jakarta.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2012. Pedoman Cara
Pembuatan Obat Yang Baik. Jakarta: BPOM RI.
18