Anda di halaman 1dari 9

TUGAS CPOB PG-A

Pertemuan ke-10

Dosen pengampu : Drs FAUZI KASIM, M.Kes.,Apoteker

Nama :Reni Vionita


Npm : 1943050001

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA


FAKULTAS FARMASI
RANGKUMAN PERKULIAHAN
HARI / TGL : SELASA, 15 JUNI 2021
PERTEMUAN KE-10 “PRODUKSI OBAT”
RANGKUMAN P.Ka. BPOM 34/2018 : BAB 5

PRODUKSI

PRINSIP

Kegiatan produksi hendaklah dilaksanakan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dan memenuhi
ketentuan CPOB yang menjamin senantiasa menghasilkan obat yang memenuhi persyaratan mutu serta
memenuhi ketentuan izin pembuatan dan izin edar.

UMUM

1. Produksi hendaklah dilakukan dan disupervisi oleh personel yang kompeten.

2. Seluruh penanganan bahan dan produk jadi, seperti penerimaan dan karantina, pengambilan sampel,
penyimpanan, penandaan, penimbangan, pengolahan, pengemasan dan distribusi hendaklah dilakukan
sesuai prosedur atau instruksi tertulis dan bila perlu dicatat.

3. Seluruh bahan yang diterima hendaklah diperiksa untuk memastikan kesesuaiannya dengan pesanan.
Wadah hendaklah dibersihkan di mana perlu dan diberi penandaan dengan data yang diperlukan.

4. Kerusakan wadah dan masalah lain yang dapat berdampak merugikan terhadap mutu bahan
hendaklah diselidiki, dicatat dan dilaporkan kepada Bagian Pengawasan Mutu.

5. Bahan yang diterima dan produk jadi hendaklah dikarantina secara fisik atau administratif segera
setelah diterima atau diolah, sampai dinyatakan lulus untuk pemakaian atau distribusi.

6. Produk antara dan produk ruahan yang diterima hendaklah ditangani seperti penerimaan bahan awal.

7. Semua bahan dan produk jadi hendaklah disimpan pada kondisi seperti yang ditetapkan pabrik
pembuat dan disimpan secara rapi dan teratur untuk memudahkan segregasi antar bets dan rotasi stok.

8. Pemeriksaan hasil nyata dan rekonsiliasi jumlah hendaklah dilakukan sedemikian rupa untuk
memastikan tidak ada penyimpangan dari batas yang telah ditetapkan.

BAHAN AWAL

Seleksi, kualifikasi, persetujuan dan pemeliharaan pemasok bahan awal, beserta pembelian dan
penerimaannya, hendaklah didokumentasikan sebagai bagian dari sistem mutu industri farmasi. Tingkat
pengawasan hendaklah proporsional dengan risiko yang ditimbulkan oleh masing-masing bahan, dengan
mempertimbangkan sumbernya, proses pembuatan, kompleksitas rantai pasokan, dan penggunaan
akhir di digunakan dalam produk obat. Bukti pendukung untuk setiap persetujuan pemasok/bahan
hendaklah disimpan. Personel yang terlibat dalam kegiatan ini hendaklah memiliki pengetahuan terkini
tentang pemasok, rantai pasokan, dan risiko yang terkait. Jika memungkinkan, bahan awal hendaklah
dibeli langsung dari pabrik pembuat.Untuk persetujuan dan pemeliharaan pemasok bahan aktif dan
eksipien, diperlukan hal-hal berikut:
a. Bahan aktif

Ketertelusuran rantai pasokan hendaklah ditetapkan dan risiko terkait, mulai dari bahan awal untuk
pembuatan bahan aktif hingga produk jadi, hendaklah dinilai secara resmidan diverifikasi berkala.

b. Eksipien

Eksipien dan pemasok eksipien hendaklah dikendalikan secara tepat berdasarkan hasil penilaian risiko
mutu yang resmi. Penilaian risiko mutu dapat mengacu pada Pedoman PIC/S mengenai pelaksanaan
penilaian risiko untuk pemastian penerapan Cara Pembuatan yang Baik untuk eksipien produk obat
untuk penggunaan manusia atau pedoman internasional lain terkait.

D. VALIDASI

1. Validasi hendaklah memperkuat pelaksanaan CPOB dan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan. Hasil validasi dan kesimpulan hendaklah dicatat.

2. Apabila suatu formula pembuatan atau metode preparasi baru diadopsi, hendaklah diambil langkah
untuk membuktikan prosedur tersebut cocok untuk pelaksanaan produksi rutin, dan bahwa proses yang
telah ditetapkan dengan menggunakan bahan dan peralatan yang telah ditentukan, akan senantiasa
menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu.

3. Perubahan signifikan terhadap proses pembuatan termasuk perubahan peralatan atau bahan yang
dapat memengaruhi mutu produk dan atau reprodusibilitas proses hendaklah divalidasi.

4. Hendaklah secara kritis dilakukan revalidasi berkala untuk memastikan bahwa proses dan prosedur
tetap mampu mencapai hasil yang diinginkan. bahan tersebut

PENCEGAHAN KONTAMINASI SILANG

Kontaminasi silang hendaklah dicegah dengan memerhatikan desain bangunan fasilitas dan peralatan
seperti yang dijelaskan masing masing dalam Bab 3 Bangunan Fasilitas dan Bab 4 Peralatan. Pencegahan
kontaminasi sitang hendaklah didukung dengan memerhatikan desain proses dan pelaksanaan tindakan
teknis atau tindakan terorganisasi yang relevan, termasuk proses pembersihan yang efektif, untuk
mengendalikan risiko kontaminasi silang.

SISTEM PENOMORAN BETS/LOT

Hendaklah tersedia sistem yang menjelaskan secara rinci penomoran bets/lot dengan tujuan untuk
memastikan bahwa tiap bets/Iot produk antara, produk ruahan atau produk jadi dapat diidentifikasi.

PENIMBANGAN-PENYERAHAN

Penimbangan atau penghitungan dan penyerahan bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan
produk ruahan dianggap sebagai bagian dari siklus produksi dan memerlukan dokumentasi serta
rekonsiliasi yang lengkap.
PENGEMBALIAN

Semua bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan yang dikembalikan ke gudang
penyimpanan hendaklah didokumentasikan dengan benar dan direkonsiliasi. Bahan awal, bahan
pengemas, produk antara dan produk ruahan tidak boleh dikembalikan ke gudang penyimpanan kecuali
memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan,

OPERASI PENGOLAHAN PRODUK ANTARA DAN PRODUK RUAHAN

Semua bahan yang dipakai di dalam pengolahan hendaklah diperiksa sebelum dipakai. Kegiatan
pembuatan produk yang berbeda tidak boleh dilakukan bersamaan atau berurutan di dalam ruang yang
sama kecuali tidak ada risiko terjadinya kecampurbauran atau kontaminasi silang.

BAHAN DAN PRODUK KERING

Perhatian khusus hendaklah diberikan untuk melindungi produk terhadap kontaminasi serpihan logam
atau gelas. Pemakaian peralatan gelas sedapat mungkin dihindarkan. Ayakan hendaklah diperiksa
terhadap keausan atau kerusakan sebelum dan setelah pemakaian.

Pencampuran dan Granulasi

Mesin pencampur, pengayak dan pengaduk hendaklah dilengkapi dengan sistem pengendali debu,
kecuali digunakan sistem tertutup. Parameter operasional yang kritis (misal: waktu, kecepatan dan suhu)
untuk tiap proses pencampuran, pengadukan dan pengeringan hendaklah tercantum dalam dokumen
produksi induk, dan dipantau selama proses berlangsung serta dicatat dalam catatan bets.

Pencetakan Tablet

Mesin pencetak tablet hendaklah dilengkapi dengan fasilitas pengendali debu yang efektif dan
ditempatkan sedernikian rupa untuk menghindarkan kecampurbauran antar produk. Untuk mencegah
kecampurbauran perlu dilakukan pengendalian yang memadai baik secara fisik, prosedural maupun
penandaan.

Penyalutan

Udara yang dialirkan ke dalam panci penyalut untuk pengeringan hendaklah disaring dan memiliki mutu
yang tepat. Larutan penyalut hendaklah dibuat dan digunakan dengan cara sedemikian rupa untuk
mengurangi risiko pertumbuhan mikroba.
Pengisian Kapsul Keras

Cangkang kapsul hendaklah disimpan dalam kondisi yang dapat mencegah kekeringan dan kerapuhan
atau efek lain yang disebabkan oleh kelembaban.

Penandaan Tablet Salut dan Kapsul

Bilamana dilakukan penandaan pada produk atau bets yang berbeda dalam saat yang bersamaan
hendaklah dilakukan pemisahan yang memadai.

PRODUK CAIR, KRIM DAN SALEP (non steril)

Produk cair, krim dan salep mudah terkena kontaminasi terutama terhadap mikroba atau kontaminan
lain selama proses pembuatan. Oleh karena itu, tindakan khusus harus diambil untuk mencegah
kontaminasi. Untuk melindungi produk terhadap kontaminasi disarankan memakai sistem tertutup
untuk pengolahan dan transfer.

BAHAN PENGEMAS

Seleksi, kualifikasi, persetujuan dan pemeliharaan pemasok bahan pengemas primer dan bahan cetak
hendaklah diperhatikan sama seperti bahan awal. Bahan pengemas primer, bahan pengemas cetak atau
bahan cetak lain yang tidak berlaku lagi atau obsolet hendaklah dimusnahkan dan pemusnahannya
dicatat.”

KEGIATAN PENGEMASAN

Kegiatan pengemasan berfungsi membagi dan mengemas produk ruahan menjadi produk jadi.
Pengemasan hendaklah dilaksanakan di bawah pengendalian yang ketat untuk menjaga identitas,
keutuhan dan mutu produk akhir yang dikemas

Prakodifikasi Bahan Pengemas

Label, karton dan bahan pengemas dan bahan cetak lain yang memerlukan prakodifikasi dengan nomor
bets/lot, tanggal kedaluwarsa dan informasi lain sesuai dengan perintah pengemasan hendaklah diawasi
dengan ketat pada tiap tahap proses, sejak diterima dari gudang sampai menjadi bagian dari produk
atau dimusnahkan.

Praktik Pengemasan
Risiko kesalahan terjadi dalam pengemasan dapat diperkecil dengan cara sebagai berikut:

a) mengunakan label gulung,

b) pemberian penandaan bets pada jalur pemasangan label,

c) dengan menggunaan alat pemindai dan penghitung label elektronis,

d) label dan bahan cetak lain didesain sedemikian rupa sehingga masingmasing mempunyai tanda
khusus untuk tiap produk yang berbeda, dan

E) di samping pemeriksaan secara visual selama pengemasan berlangsung, hendaklah dilakukan pula
pemeriksaan secara independen oleh bagian Pengawasan Mutu selama dan pada akhir proses
pengemasan.Kemasan akhir dan kemasan setengah jadi yang ditemukan di luar jalur pengemasan
hendaklah diserahkan kepada supervisor dan tidak boleh langsung dikembalikan ke jalur pengemasan.

Penyelesaian Kegiatan Pengemasan

Pada penyelesaian kegiatan pengemasan, hendaklah kemasan terakhir diperiksa dengan cermat untuk
memastikan bahwa kemasan produk tersebut sepenuhnya sesuai dengan Prosedur Pengemasan Induk.
Hanya produk yang berasal dari satu bets dari satu kegiatan pengemasan saja yang boleh ditempatkan
pada satu palet. Bila ada karton yang tidak penuh maka jumlah kemasan hendaklah dituliskan pada
karton tersebut

PENGAWASAN SELAMA PROSES

Untuk memastikan keseragaman bets dan keutuhan obat, prosedur tertulis yang menjelaskan
pengambilan sampel, pengujian atau pemeriksaan yang harus dilakukan selama proses dari tiap bets
produk hendaklah dilaksanakan sesuai dengan metode yang telah disetujui oleh kepala bagian
Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) dan hasilnya dicatat. Pengawasan tersebut dimaksudkan untuk
memantau hasil dan memvalidasi kinerja dari proses produksi yang mungkin menjadi penyebab variasi
karakteristik produk dalam-proses.

BAHAN DAN PRODUK YANG DITOLAK, DIPULIHKAN DAN DIKEMBALIKAN

Bahan dan produk yang ditolak hendaklah diberi penandaan yang jelas dan disimpan terpisah di “area
terlarang” (restricted area). Bahan atau produk tersebut hendaklah dikembalikan kepada pemasoknya
atau, bila dianggap perlu, diolah ulang atau dimusnahkan.

Produk Kembalian

Produk yang dikembalikan dari peredaran dan telah lepas dari pengawasan industri farmasi hendaklah
dimusnahkan. Produk tersebut dapat dijual lagi, diberi label kembali atau dipulihkan ke bets berikut
hanya bila tanpa keraguan mutunya masih memuaskan setelah dilakukan evaluasi secara kritis oleh
kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) sesuai prosedur tertulis.

Dokumentasi

Penanganan produk kembalian dan tindak lanjutnya hendaklah didokumentasikan dan dilaporkan. Bila
produk harus dimusnahkan, dokumentasi hendaklah mencakup berita acara pemusnahan yang diberi
tanggal dan ditandatangani oleh personel yang melaksanakan dan personel yang menyaksikan
pemusnahan.

KARANTINA DAN PENYERAHAN PRODUK JADI

Karantina produk jadi merupakan tahap akhir pengendalian sebelum penyerahan ke gudang dan siap
untuk didistribusikan. Sebelum diluluskan untuk diserahkan ke gudang, pengawasan yang ketat
hendaklah dilaksanakan untuk memastikan produk dan catatan pengemasan bets memenuhi semua
spesifikasi yang ditentukan. Selama menunggu pelulusan dari bagian Manajemen Mutu (Pemastian
Mutu), seluruh bets/lot yang sudah dikemas hendaklah ditahan dalam status karantina.

CATATAN PENGENDALIAN PENGIRIMAN OBAT

Sistem distribusi hendaklah menghasilkan catatan sedemikian rupa sehingga distribusi tiap bets/lot obat
dapat segera diketahui untuk mempermudah penyelidikan atau penarikan jika diperlukan.

PENYIMPANAN BAHAN AWAL, BAHAN PENGEMAS, PRODUK ANTARA, PRODUK RUAHAN DAN PRODUK
JADI

Semua bahan dan produk hendaklah disimpan secara rapi dan teratur untuk mencegah risiko
kecampurbauran atau kontaminasi serta memudahkan pemeriksaan dan sekelilingnya. Tiap bets bahan
awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi yang disimpan di area gudang
hendaklah mempunyai kartu stok.

Penyimpanan Bahan Awal dan Bahan Pengemas

Semua bahan awal dan bahan pengemas yang diserahkan ke area penyimpanan hendaklah diperiksa
kebenaran identitas, kondisi wadah dan tanda pelulusan oleh bagian Pengawasan Mutu. Penyimpanan
Produk Antara, Produk Ruahan dan Produk jadi Tiap wadah produk antara, produk ruahan dan produk
jadi yang diserahkan ke area penyimpanan hendaklah diperiksa kesesuaian identitas dan kondisi wadah,
KETERBATASAN PASOKAN PRODUK AKIBAT KENDALA PROSES PEMBUATAN

Industri farmasi atau pemilik Izin Edar hendaklah melapor kepada otoritas terkait dalam waktu yang
tepat, setiap kendala dalam kegiatan pembuatan yang dapat mengakibatkan
keterbatasan/kcetergangguan pasokan. Otoritas terkait yang dimaksud adalah Kementerian Kesehatan
dan Badan POM.

Anda mungkin juga menyukai