Anda di halaman 1dari 31

INDUSTRI FARMASI

Meivita Yusmala Dewi


STIKES Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan
Genggong-Probolinggo
1
Produksi

Prinsip
Kegiatan produksi hendaklah dilaksanakan mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan dan memenuhi ketentuan
CPOB yang menjamin senantiasa menghasilkan obat yang
memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi ketentuan izin
pembuatan dan izin edar.

2
Produksi

Umum
• Produksi hendaklah dilakukan dan disupervisi oleh
personel yang kompeten.
• Seluruh penanganan bahan dan produk jadi, seperti
penerimaan dan karantina, pengambilan sampel,
penyimpanan, penandaan, penimbangan, pengolahan,
pengemasan dan distribusi hendaklah dilakukan sesuai
prosedur atau instruksi tertulis dan bila perlu dicatat.
• Seluruh bahan yang diterima hendaklah diperiksa untuk
memastikan kesesuaiannya dengan pesanan. Wadah
hendaklah dibersihkan di mana perlu dan diberi
penandaan dengan data yang diperlukan.

3
Produksi

Umum
• Kerusakan wadah dan masalah lain yang dapat berdampak
merugikan terhadap mutu bahan hendaklah diselidiki,
dicatat dan dilaporkan kepada Bagian Pengawasan Mutu.
• Bahan yang diterima dan produk jadi hendaklah
dikarantina secara fisik atau administratif segera setelah
diterima atau diolah, sampai dinyatakan lulus untuk
pemakaian atau distribusi.
• Produk antara dan produk ruahan yang diterima hendaklah
ditangani seperti penerimaan bahan awal.

4
Produksi

Umum
• Semua bahan dan produk jadi hendaklah disimpan pada
kondisi seperti yang ditetapkan pabrik pembuat dan
disimpan secara rapi dan teratur untuk memudahkan
segregasi antar bets dan rotasi stok.
• Pemeriksaan hasil nyata dan rekonsiliasi jumlah hendaklah
dilakukan sedemikian rupa untuk memastikan tidak ada
penyimpangan dari batas yang telah ditetapkan.
• Pengolahan produk yang berbeda tidak boleh dilakukan
secara bersamaan atau berurutan dalam ruang kerja yang
sama kecuali tidak ada risiko terjadi kecampurbauran
ataupun kontaminasi silang.

5
Produksi

Umum
• Produk dan bahan hendaklah dilindungi terhadap
kontaminasi mikroba atau kontaminasi lain pada tiap tahap
pengolahan.
• Bila bekerja dengan bahan atau produk kering, hendaklah
dilakukan tindakan khusus untuk mencegah debu timbul
serta penyebarannya. Hal ini terutama dilakukan pada
penanganan bahan yang sangat berbahaya, mencakup
bahan yang sangat aktif atau menyebabkan sensitisasi.

6
Produksi

Umum
• Selama pengolahan, semua bahan, wadah produk ruahan,
peralatan atau mesin produksi dan bila perlu ruang kerja
yang dipakai hendaklah diberi label atau penandaan dari
produk atau bahan yang sedang diolah, kekuatan (bila
ada) dan nomor bets. Bila perlu, penandaan ini hendaklah
juga menyebutkan tahap proses produksi.
• Label pada wadah, alat atau ruangan hendaklah jelas,
tidak berarti ganda dan dengan format yang telah
ditetapkan. Label berwarna sering kali sangat membantu
untuk menandakan status (misal: karantina, diluluskan,
ditolak, bersih dan lain-lain).
• Pemeriksaan hendaklah dilakukan untuk memastikan pipa
penyalur dan alat lain untuk transfer bahan dan produk
dari satu ke tempat lain telah terhubung dengan benar. 7
Produksi

Umum
• Penyimpangan terhadap instruksi atau prosedur hendaklah
sedapat mungkin dihindarkan. Bila terjadi penyimpangan
maka hendaklah ada persetujuan tertulis dari kepala
bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) dan bila perlu
melibatkan bagian Pengawasan Mutu.

• Akses ke bangunan-fasilitas produksi hendaklah dibatasi


hanya untuk personel yang berwenang.

8
In Process Control (IPC) merupakan tes pengecekan
kualitas produk obat yang dilakukan selama produksi
rutin. Pengecekan dilakukan selama produksi untuk
memastikan kualitasnya sesuai sebelum dikirimkan ke
pasien.

Fungsi dari IPC adalah memonitoring dan jika dibutuhkan


adaptasi proses pembuatan untuk memastikan produk sesuai
dengan spesifikasinya. Pengecekan ini termasuk kontrol
peralatan dan pengecekan lingkungan produksi.

IPC dilakukan periodik dengan interval waktu tertentu selama


proses pembuatan obat, misal selama pencetakan tablet atau
enkapsulasi kapsul. Bisa juga selama proses granulasi dan
pencampuran. Pengecekan dan tes yang dilakukan selama
proses dapat mengidentifikasi pemastian bahwa kualitas terjaga
selama proses. 9
Untuk memastikan keseragaman bets dan keutuhan obat,
prosedur tertulis yang menjelaskan pengambilan sampel,
pengujian atau pemeriksaan yang harus dilakukan selama
proses dari tiap bets produk hendaklah dilaksanakan sesuai
dengan metode yang telah disetujui oleh kepala bagian
Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) dan hasilnya dicatat.
Pengawasan tersebut dimaksudkan untuk memantau hasil dan
memvalidasi kinerja dari proses produksi yang mungkin
menjadi penyebab variasi karakteristik produk dalam-proses.

Prosedur tertulis untuk pengawasan selama-proses hendaklah


dipatuhi. Prosedur tersebut hendaklah menjelaskan titik
pengambilan sampel, frekuensi pengambilan sampel, jumlah
sampel yang diambil, spesifikasi yang harus diperiksa dan batas
penerimaan untuk tiap spesifikasi.

10
Selama proses pengolahan dan pengemasan bets
hendaklah diambil sampel pada awal, tengah dan akhir
proses oleh personel yang ditunjuk.

11
Tujuan dilakukan In Process Control (IPC)

•Meningkatkan proses dan kualitas selama pembuatan


obat
•Memonitor, mengontrol dan meningkatkan efisiensi
selama seluruh operasi pembuatan obat pada setiap
tahapan produk obat
•Inspeksi bahan awal, peralatan, lingkungan
pembuatan produk, melakukan pengetesan terhadap
spesifikasi bahan kemas dll
•Kontrol proses dan kualitas

12
Strukur Organisasi In Process Control (IPC)

Pada beberapa perusahaan farmasi IPC


diletakkan dibawah tanggung jawab
Pengawasan Mutu / QC ada juga dibawah
produksi. Prosedur untuk pengujian dilakukan
atas persetujuan dari bagian QC/QA. Personil
yang melakukan pengujian harus terkualifikasi
dan sudah mendapatkan pelatihan yang
memadai. Personil yang melakukan pengujian
bebas dari kepentingan terutama kepentingan
dari bagian produksi.

13
Tugas dan tanggung jawab QC harus dijabarkan
tertulis dalam struktur organisasi secara jelas.
Ketika terjadi penyimpangan sudah dijabarkan
dalam prosedur cara penangannya sehingga
cepat teratasi untuk menjaga kualitas produk.
Bila ada produk ditolak harus ada penandaan
yang jelas serta penanganan berikutnya telah
ditetapkan untuk dilaksanakan.

14
Lokasi In Process Control (IPC)

Lokasi IPC berada di area produksi,


terdapat ruangan IPC sendiri bagi personil
QC. Ruangan tersebut berisi alat-alat
pemeriksaan produk selama proses.
Ruangan tersebut hanya boleh untuk
pemeriksaan tidak boleh digunakan untuk
proses pembuatan obat. Ruangan
dirancang tertutup dan tidak ada risiko
kontaminasi dari hasil pengujian ke
ruangan produksi.

15
16
Proses produksi sediaan tablet

Tablet biasanya diproduksi dengan metode granulasi basah ,


granulasi kering atau kempa langsung. Metode ini terdiri dari
serangkaian langkah (proses unit) – penimbangan,
penggilingan, pencampuran, granulasi, pengeringan,
pemadatan, (sering) pelapisan dan pengemasan. Terlepas
dari metode yang digunakan, proses unit – penimbangan,
penggilingan, dan pencampuran, adalah sama; langkah
selanjutnya berbeda.

17
Proses produksi sediaan tablet

Tujuan utama proses pembuatan tablet


Tujuan utamanya meliputi:
1) Untuk memformulasikan tablet yang kuat dan tahan
guncangan mekanis yang ditemui selama pembuatan,
pengemasan, pengiriman, pengeluaran, dan
penggunaan.
2) Untuk memformulasikan tablet yang memiliki berat
dan kandungan obat yang seragam.
3) Untuk memformulasikan tablet yang tersedia secara
hayati sesuai dengan persyaratan indikasi.
4) Untuk membuat tablet yang stabil secara kimia dan
fisika dalam jangka waktu yang lama.
5) Membuat tablet yang memiliki identitas produk elegan
yang bebas dari cacat tablet.
18
Proses produksi sediaan tablet
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan proses
pembuatan yang digunakan selama formulasi tablet
Secara umum, pilihan proses formulasi yang digunakan
selama pembuatan tablet bergantung pada faktor-faktor
seperti:
1) Sifat kompresi Bahan baku aktif
2) Stabilitas fisika dan kimia bahan baku aktif selama proses
pembuatan.
3) Ukuran partikel bahan-bahan aktif maupun eksipien
4) Ketersediaan peralatan/mesin pembuatan obat yang
diperlukan.
5) Biaya proses pembuatan/formulasi.

19
Area yang dibutuhkan untuk pembuatan tablet
– Gudang bahan baku
-Menerima karantina
-Bagian bahan baku yang disetujui
– Ruang produksi
-Bagian Pencampuran, Granulasi dan Pengeringan
-Bagian Tablet Punching
-Bagian Pelapisan
– Bagian QC/Pengawasan Mutu
20
– Bagian Pengemasan.
Proses produksi sediaan tablet

Evaluasi / pengendalian kualitas bahan baku yang


digunakan dalam pembuatan tablet

Kontrol kualitas bahan baku tablet (API dan eksipien) adalah


salah satu tugas utama unit pengawasan mutu/QC di setiap
industri farmasi. Bahan baku yang dijelaskan dalam
monograf Farmakope yang relevan harus menjalani
pengujian yang diperlukan sebagaimana tercantum dalam
monograf. Biasanya pengujian identifikasi dilakukan pada
masing-masing kemasan/wadah dan penentuan isi dan
kemurnian dalam sampel campuran.

21
Proses produksi sediaan tablet

Pembuatan tablet dengan metode granulasi


basah

Granulasi basah adalah metode yang banyak


digunakan untuk produksi tablet terkompresi.
Metode ini pada dasarnya adalah proses
pembesaran ukuran yang melibatkan beberapa
langkah dan penggunaan larutan pengikat.
Butiran yang dihasilkan dengan metode
granulasi ini memiliki kemungkinan lebih besar
untuk memenuhi semua persyaratan fisik untuk
pembentukan tablet.
22
Penimbangan, penggilingan, dan pencampuran API dengan eksipien
bubuk (tidak termasuk pelumas)

Persiapan larutan pengikat

Mencampur larutan pengikat dengan bubuk untuk membentuk massa


lembab

Penyaringan bubuk basah menjadi pelet atau butiran (penyaringan basah)


menggunakan saringan 6 sampai 12 filter

Pengeringan butiran lembab

Mengubah ukuran granulasi dengan penyaringan kering menggunakan


saringan 14 hingga 20 mesh

Mencampur butiran kering dengan pelumas dan disintegran


Kompresi butiran menjadi tablet.
Tablet yang diproduksi dengan granulasi basah menunjukkan sifat mekanis
yang cukup untuk selanjutnya diekspos ke operasi unit lain, misalnya
23
pelapisan film .
24
Pembuatan tablet dengan metode kempa langsung
Sesuai dengan namanya, kempa langsung melibatkan
kompresi langsung bahan bubuk menjadi tablet tanpa
mengubah sifat fisik bahan itu sendiri. Teknologi yang terlibat
dalam metode ini dianggap sangat penting dalam formulasi
tablet, karena seringkali merupakan cara termurah, terutama
dalam produksi obat generik yang diizinkan oleh bahan aktif.
Kempa langsung menghindari banyak masalah yang terkait
dengan granulasi basah dan kering.

Penerapannya yang berhasil dalam formulasi tablet bertumpu


pada dua masalah mendasar:
Ketersediaan eksipien yang sesuai
Ketersediaan mesin yang sesuai.

25
Penggilingan agen terapeutik dan eksipien

Mencampur bubuk giling, disintegran dan pelumas

Kompresi menjadi tablet.

Perlu dicatat bahwa tablet yang diproduksi dengan


kempa langsung seringkali lebih lembut daripada tablet
yang diproduksi dengan granulasi basah dan oleh
karena itu mungkin sulit untuk dilapisi film.

26
27
Perbandingan berbagai langkah yang
digunakan dalam berbagai metode proses
pembuatan tablet

28
Proses produksi sediaan tablet
Kontrol kualitas tablet
Tablet harus menjalani sejumlah pengujian
sebelum dianggap layak untuk pemasaran dan
konsumsi. Tes ini dapat dibagi menjadi dua
kategori besar yaitu
Tes farmakope atau resmi
Kandungan bahan aktif/uji kandungan obat
absolut/uji bahan aktif.
Uji keseragaman bobot/uji variasi bobot
Tes keseragaman konten
Tes waktu hancur
Tes pembubaran
Tes non-farmakope atau non-resmi
Uji kekuatan penghancur/uji kekerasan
Uji kerapuhan.
29
Penentuan kekuatan tarik.
Tugas

Membuat makalah Proses Produksi


Nomor urut presensi Topik
1 Sediaan sirup
2 Sediaan tablet dengan cara
granulasi kering
3 Sediaan kapsul
4 Sediaan Salep
5 Sediaan krim

Dikumpulkan maksimal 11 November 2022


Melalui email dm.yusmala@gmail.com

30
Industri farmasi memiliki ketentuan bagi masing-
masing ruangan

Begitu pula

Sang Pencipta memiliki ketentuan untuk


dijalankan dalam kehidupan

Terimakasih

31

Anda mungkin juga menyukai