KELOMPOK 13
WINDY DAMAYANTI ISMUN
YENI KARLINA
YESI UNDARI
YETRI NOVIANTI
YOGI ERAL TANTIO
ZULIKHO AULIA
DOSEN PENGAMPU :
dr. apt. Muslim Suardi,M.Si., Ph.D.
PENGERTIAN CPOB
(Cara Pembuatan Obat yang Baik)
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) atau dalam bahasa Inggris disebut
current Good Manufacturing Process (cGMP) adalah grup panduan yang
diatur oleh WHO sejak tahun 1971 ke seluruh dunia. Current pada
cGMP berarti terkini yaitu panduan/aturan terkini sesuai dengan
perkembangan keilmuan, konsep atau teknologi baru.
CPOB adalah bagian dari Pemastian Mutu yang memastikan bahwa obat
dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standar mutu
yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin
edar dan spesifikasi produk.
Ketentuan CPOB di Indonesia
• Ditetapkan melalui surat keputusan menteri kesehatan
43/Menkes/SK/II/1988-Tgl.2 Peb 1988
Meningkatkan kemampuan industri farmasi Indonesia sesuai dengan standar internasional agar
lebih kompetitif baik secara domestik maupun untuk pasar ekspor.
Mendorong industry farmasi Indonesia agar lebih efisien dan focus dalam pelaksaan produksi obat
termasuk pemilihan fasilitas produksi yang paling layak untuk dikembangkan sehingga produk
obat industry farmasi Indonesia mampu menembus pasar dunia karena khasiat dan mutu obat
lebih terjamin.
Peningkatan company image dan volume pasar
Menghindari produk yang tidak memenuhi syarat dan pemborosan biaya
Menghindari resiko regulasi
Lebih menjamin waktu pemasaran.
Prinsip umum CPOB
• PENGENDALIAN MENYELURUH
• TIDAK HANYA SEKEDAR LULUS DARI SERANGKAIAN PENGUJIAN, TETAPI MUTU
HARUS DIBANGUN KE DALAM PRODUK
• MUTU OBAT TERGANTUNG PADA:
1. BAHAN AWAL
2. PROSES PEMBUATAN
3. PENGAWASAN MUTU
4. BANGUNAN
5. PERSONALIA
6. PERALATAN
Bahan awal
• Bahan awal:
Semua bahan baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam produksi obat.
Proses Pembuatan
Proses pembuatan Obat dalam industri farmasi di Indonesia haruslah berdasarkanCara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang meliputi 12 aspek yaitu manajemen
mutu, personalia, bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi dan higiene,
produksi, pengawasanmutu, inspeksi diri dan audit mutu, penanganan keluhan produk
dan penarikan kembali produk dan produk kembalian, dokumentasi, pembuatan dan
analisis berdasarkan kontrak,kualifikasi dan validasi.
PENGAWASAN MUTU
Industri Farmasi harusmembuat obat sedemikian rupa agar sesuai
dengan tujuan penggunaannya, memenuhi persyaratanyang
tercantum dalam dokumen izin edar (registrasi) dan tidak
menimbulkan resiko yangmembahayakan penggunanya karena
tidak aman, mutu rendah atau tidak bertanggung jawab.
• Tempat penerimaan & penyimpanan : Bahan baku, bahan pengemas, dan produk jadi.
estrogen.