Anda di halaman 1dari 42

Legislasi, Regulasi

dan Penjaminan
Mutu Obat
Jayson Wilbert
Rabiyatul Adawia
Renny Rizki Amaliah
Yosi Novita Andriyani
Legislasi dan Regulasi

LEGISLASI REGULASI

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


(KBBI) arti kata legislasi adalah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
pembuatan undang-undang. (KBBI) regulasi artinya peraturan.

Legislasi adalah kegiatan yang Regulasi merupakan pengaturan yang


dilakukan oleh (atau minimal menjalankan produk legislasi dan
melibatkan peran) lembaga mendapatkan delegasi kewenangan untuk
mengatur dari produk legislasi tersebut.
perwakilan rakyat.
Farmasis Indonesia harus memiliki pedoman dalam bertingkah laku dan
menjalani kehidupan sebagai seorang farmasis. Maraknya kasus-kasus
peredaran obat palsu, penyalahgunaan praktik kefarmasian, Pendidikan
apoteker yang tidak merata kualitasnya, dan distribusi apoteker yang tidak
merata merupakan wujud nyata wajah kefarmasian yang harus disikapi
dengan serius, mengingat praktik kefarmasian harus berintegritas dan
terjamin untuk semua pihak, baik pemerintah, organisasi profesi, maupun
masyarakat.
Mengapa Legislasi dan Regulasi penting
dalam Penjaminan Mutu Obat?
1. Untuk memastikan bahwa obat yang diresepkan dokter, dan yang dikonsumsi pasien
adalah obat yang dapat menimbulkan efek, berkualitas dan aman.
2. Life-Cycle Obat yang rumit
3. Pemenuhan standar dan persyaratan khasiat, keamanan dan kemanfaatan mutu obat.
4. Lingkungan strategis bidang obat yang dinamis.
5. Meningkatkan keselamatan pasien (patient safety) dan juga perlindungan masyarakat
akibat penggunaan perbekalan farmasi
6. Semakin maraknya peredaran perbekalan farmasi illegal (diluar sarana kefarmasian,
online dan diluar kontrol Apoteker)
LEGISLASI dan REGULASI Yang Mendasari
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)

Peraturan Presiden Nomor 80 Peraturan Menteri Kesehatan


Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2017 tentang Badan Nomor
Tahun 2009 tentang
Pengawasan Obat dan 1799/MENKES/PER/XII/2010
Kesehatan
Makanan tentang Industri Farmasi

Peraturan BPOM Nomor 12 Peraturan BPOM Nomor 26 Tahun Peraturan BPOM Nomor 34
Tahun 2017 tentang 2018 tentang Organisasi dan Tata
Tahun 2018 tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja Kerja Unit Pelaksanaan Teknis di
Lingkungan Badan Pengawas Obat Cara Pembuatan Obat yang
Badan Pengawas Obat dan
dan Makanan. Baik.
Makanan.
CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK (CPOB)
CPOB merupakan pedoman yang bertujuan untuk memastikan agar mutu obat yang
dihasilkan sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya, bila perlu dapat dilakukan
penyesuaian pedoman dengan syarat bahwa standar mutu obat yang telah ditentukan tetap
dicapai.

Aspek-Aspek CPOB

Sistem Mutu Pengawasan Mutu

Personalia Inspeksi Diri dan Audit Mutu

Bangunan dan Fasilitas Keluhan dan penarikan Produk

Peralatan Dokumentasi

Sanitasi dan Higiene Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak

Produksi Kualifikasi dan Validasi


PRODUK BERMUTU
Produk yang Diatur Dalam CPOB

Produk Steril
Produk Biologi

Produk Gas Medisinal

Produk Inhalasi
Pembuatan Produk dari Darah atau Plasma Manusia

Pembuatan Bahan Baku Aktif Obat


Produk Radiofarmaka

Produk yang menggunakan Radiasi Pengion dalam pembuatannya


SISTEM MUTU SISTEM
MUTU
INDUSTRI
Prinsip: FARMASI
● Memenuhi persyaratan izin edar atau
persetujuan izin klinik,
MANAJEMEN
● Tidak menimbulkan risiko yang RISIKO MUTU
membahayakan pasien pengguna, PRODUK CPOB
● Adanya manajemen puncak yang SISTEM
mengarahkan dan mengendalikan serta MUTU
bertanggung jawab dalam memobilisasi
sumber daya,
● Didesain secara komprehensif dan
diterapkan secara benar serta mencakup PENGKAJIAN PENGAWASAN
CPOB dan Manajemen Risiko Mutu. MUTU MUTU
PRODUK
Pengawasan Mutu
● Merupakan bagian dari CPOB mencakup pengambilan sampel, spesifikasi
dan pengujian, serta organisasi, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang
memastikan bahwa semua pengujian yang relevan telah dilakukan, dan
bahan tidak diluluskan untuk dipakai atau produk diluluskan untuk dijual,
sampai mutunya telah dibuktikan persyaratan.
● Bagian yang harus independen dari bagian lain.
● Dilakukan tidak terbatas pada kegiatan laboratorium, namun pada semua
aspek hingga dalam pengambilan keputusan yang terkait mutu produk.
● Prinsip:
● Fasilitas, personel, prosedur yang memadai sesuai spesifikasi yang
ditentukan.
● Metode pengujian yang tervalidasi.
● Pencatatan dan dokumentasi secara manual maupun dengan alat
pencatat pada semua proses (pengemasan, pemeriksaan,pengujian,
baik berupa sampel, produk antara, produk ruahan, serta produk
jadi).
● Sampel pertinggal bahan awal dan produk jadi disimpan dalam
jumlah yang cukup.
● Sampel produk jadi disimpan dalam kemasan akhir.
PENGKAJIAN MUTU PRODUK
1. Dilakukan berkala terhadap semua produk terdaftar;
2. Dilakukan tiap tahun, terdokumentasi dengan baik;
3. Pengkajian ulang mempertimbangkan hasil sebelumnya dan meliputi:
● Kajian bahan awal dan bahan pengemas yang digunakan pada produk,
● Pengawasan selama proses kritis & hasil uji produk jadi,
● Kajian semua bets yang tidak memenuhi spesifikasi dan investigasi yang dilakukan,
● Penyimpangan /ketidaksesuaian mutu yang signifikan, investigasi dan efektivitas tindakan korektif &
pencegahan,
● Perubahan selama proses/metode analisis,
● Variasi izin edar yang diajukan, disetujui maupun ditolak,
● Hasil program pemantauan stabilitas & tren yang tidak diinginkan,
● Semua produk kembalian, keluhan & penarikan produk,
● Kelayakan tindakan korektif sebelumnya terhadap produk maupun peralatan,
● Komitmen pasca pemasaran,
● Status kualifikasi peralatn & sarana penunjang kritis yang relevan,
● Ketentuan teknis kontrak pembuatan obat.
1. Jika industri farmasi & pemegang izin edar berbeda, hendaklah mengevaluasi hasil pengkajian dan penilaian apakah
tindakan korektif dan pencegahan atau validasi ulang yang telah dilakukan sesuai dengan yang ditetapkan Sistem Mutu
Industri Farmasi.
MANAJEMEN RISIKO MUTU
merupakan proses sistematis untuk melakukan penilaian,
pengendalian, komunikasi dan pengkajian risiko terhadap
mutu obat, yang diaplikasikan baik secara proaktif maupun
retrospektif.

Prinsip:

● Evaluasi risiko terhadap mutu dilakukan berdasarkan


pengetahuan secara ilmiah, pengalaman dengan
proses yang sudah disetujui dan pada akhirnya
dikaitkan pada perlindungan pasien.
● Tingkat upaya pengambilan tindakan, formalitas dan
dokumentasi dari proses manajemen risiko mutu
sepadan dengan tingkat risiko.

Proses Umum Manajemen Risiko Mutu


Personalia
Mengontrol proses produksi obat dari awal hingga obat tersebar di pasaran (Produksi, Pengawasan
Mutu, Manajemen Mutu.

a. Apoteker terdaftar dan terkualifikasi


b. Memperoleh pelatihan
c. Memiliki pengalaman praktis yang memadai

TUGAS BERSAMA a. Otoritas prosedur tertulis dan dokumen lain, termasuk amandemen
b. pemantauan dan pengendalian lingkungan pembuatan obat
c. higiene pabrik
d. validasi proses
e. Pelatihan
f. persetujuan dan pemantauan terhadap pemasok bahan
g. persetujuan dan pemantauan terhadap pembuat obat berdasarkan kontrak
h. penetapan dan pemantauan kondisi penyimpanan bahan dan produk
i. penyimpanan catatan
j. pemantauan pemenuhan terhadap persyaratan CPOB
k. inspeksi, penyelidikan dan pengam-bilan sampel, untuk
l. pemantauan faktor yang mungkin berdampak terhadap mutu produk.
BANGUNAN & FASILITAS
 Desain, konstruksi dan letak yang memadai
 Dirawat dengan baik untuk memudahkan pelaksanaan operasi yang benar.
 Dirawat dengan cermat, dibersihkan dan, bila perlu, didisinfeksi sesuai prosedur tertulis rinci
 Seluruh bangunan dan fasilitas.
 Tenaga listrik, lampu penerangan, suhu, kelembaban dan ventilasi.

Desain dan tata letak ruang harus memastikan :

a) kompatibilitas dengan kegiatan produksi lain yang mungkin dilakukan di dalam sarana yang
sama atau sarana yang berdampingan

b) pencegahan area produksi dimanfaatkan sebagai jalur lalu lintas umum bagi personil dan
bahan atau produk, atau sebagai tempat penyimpanan bahan atau produk selain yang sedang
diproses.
BANGUNAN & FASILITAS
Kegiatan tertentu yang memerlukan pemisahan ruangan :
⮚ penerimaan bahan Daerah industri terbagi menjadi
⮚ karantina barang masuk 4 zona :
⮚ penyimpanan bahan awal dan bahan pengemas
1. Unclassified Area
⮚ penimbangan dan penyerahan bahan atau produk
2. Black Area
⮚ Pengolahan 3. Grey Area
⮚ pencucian peralatan 4. White Area
⮚ penyimpanan peralatan
⮚ penyimpanan produk ruahan
⮚ Pengemasan
⮚ karantina produk jadi sebelum memperoleh pelulusan akhir
⮚ pengiriman produk
⮚ laboratorium pengawasan mutu.
BANGUNAN & FASILITAS

AREA PENIMBANGAN
Penimbangan bahan awal dan perkiraan hasil nyata produk dengan cara penimbangan
hendaklah dilakukan di area penimbangan terpisah. Area ini dapat menjadi bagian dari
area penyimpanan atau area produksi.
BANGUNAN & FASILITAS
AREA PRODUKSI
⮚ Dibuat untuk memperkecil risiko bahaya medis yang serius.

⮚ Pembuatan produk yang diklasifikasikan sebagai racun seperti pestisida dan herbisida tidak boleh dibuat di
fasilitas pembuatan produk obat.

⮚ Tata letak ruang produksi sebaiknya dirancang sedemikian rupa untuk:


a) memungkinkan kegiatan produksi dilakukan di area yang saling
berhubungan antara satu ruangan dengan ruangan lain.
b) mencegah kesesakan dan ketidakteraturan
c) memungkinkan komunikasi dan pengawasan yang efektif terlaksana.
BANGUNAN & FASILITAS
⮚ Luas area kerja dan area penyimpanan bahan atau produk yang sedang dalam proses harus memadai.

memperkecil risiko terjadi kekeliruan

⮚ Permukaan dinding, lantai dan langit-langit bagian dalam ruangan di mana terdapat
bahan baku dan bahan pengemas primer, produk antara atau produk ruahan yang terpapar
ke lingkungan harus halus, bebas retak dan sambungan terbuka
BANGUNAN & FASILITAS

⮚ Area produksi diventilasi dengan menggunakan sistem pengendali udara


termasuk filter udara.
⮚ Sudut antara dinding dan lantai di area pengolahan berbentuk lengkungan.
⮚ Pipa, fiting lampu, titik ventilasi dan instalasi sarana penunjang lain didesain
dan dipasang sedemikian rupa.
⮚ Pipa yang terpasang di dalam ruangan tidak boleh menempel pada dinding
BANGUNAN & FASILITAS
KLASIFIKASI KEBERSIHAN RUANG PEMBUATAN
OBAT
Tingkat kebersihan ruang/area untuk pembuatan obat diklasifikasikan sesuai dengan jumlah maksimum partikulat
udara yang diperbolehkan untuk tiap kelas kebersihan sesuai tabel di bawah ini:

Nonoperasional Operasional
Ukuran Jumlah maksimum partilkel /m³ yang diperbolehkan
Partikel / Kelas
> 0,5 µm > 5 µm > 0,5 µm > 5 µm

A 3.520 20 3.520 20
B 3.520 29 352000 2900
C 352.000 2.900 3.520.000 29.000

D 3.520.000 29.000 Tidak ditetapkan Tidak ditetapkan

E 3.520.000 29.000 Tidak ditetapkan Tidak ditetapkan


BANGUNAN & FASILITAS

AREA PENYIMPANAN

⮚ Rapi dan teratur berbagai macam bahan dan produk.


⮚ Bersih, kering dan mendapat penerangan yang cukup serta dipelihara dalam batas suhu yang
ditetapkan.
⮚ Area penerimaan dan pengiriman barang dapat memberikan perlindungan bahan dan produk
terhadap cuaca
⮚ Area terpisah dan terkunci harus disediakan untuk penyimpanan bahan dan produk yang
ditolak, atau yang ditarik kembali atau yang dikembalikan.
⮚ Bahan aktif berpotensi tinggi dan bahan radioaktif, narkotik, obat berbahaya lain, dan zat
atau bahan yang mengandung risiko tinggi terhadap penyalahgunaan, kebakaran atau
ledakan harus disimpan di area yang terjamin keamanannya.
⮚ Dalam penyimpanan bahan ini agar terjamin keamanannya. Bahan label hendaklah disimpan
di tempat terkunci
BANGUNAN & FASILITAS

AREA PENGAWASAN MUTU


⮚ Laboratorium pengawasan mutu harus terpisah dari area produksi. Area pengujian biologi,
mikrobiologi dan radioisotop dipisahkan satu dengan yang lain.
⮚ Luas ruangan yang memadai untuk sampel, baku pembanding (bila perlu dengan kondisi suhu
terkendali), pelarut, pereaksi dan catatan.
⮚ Desain laboratorium harus memerhatikan kesesuaian bahan konstruksi yang dipakai, ventilasi dan
pencegahan terhadap asap.
BANGUNAN & FASILITAS

SARANA PENDUKUNG
⮚ Ruang istirahat dan kantin dipisahkan dari area produksi dan laboratorium pengawasan
mutu.

⮚ Toilet tidak boleh berhubungan dengan area produksi atau area penyimpanan.

⮚ Ruang ganti pakaian hendaklah berhubungan langsung dengan area produksi namun
letaknya terpisah.

⮚ Letak bengkel perbaikan dan perawatan peralatan terpisah dari area produksi.

⮚ Sarana pemeliharaan hewan harusnya diisolasi dengan baik diarea lain dan dilengkapi
pintu masuk terpisah (akses hewan) serta unit pengendali udara yang terpisah.
Peralatan

Memiliki Desain dan Konstruksi yang tepat

Memiliki ukuran yang tepat dan dapat ditempatkan


Kriteria Peralatan pada tempat yang sesuai

Dapat Dikualifikasi dengan tepat


Mengapa Perlu Memperhatikan Kualifikasi
Peralatan?

Memudahkan
Menjamin Mutu Obat
Pembersihan serta
sesuai desain
Perawatan Alat

Mencegah
Mencegah
Penumpukan Debu
Kontaminasi Silang
atau kotoran lainnya
Desain dan Konstruksi Peralatan

1. Peralatan yang bersentuhan dengan bahan tidak boleh


menimbulkan reaksi pada bahan.
2. Peralatan didesain untuk mudah dibersihkan (Proses
pembersihan sesuai SOP yang berlaku).
3. Peralatan harus dikalibrasi sebelum digunakan dan
diperiksa secara berkala
PEMASANGAN DAN PENEMPATAN ALAT

Memastikan keamanan pengguna serta pencegahan kontaminasi


produk
1. Peralatan dipisahkan pada jarak yang cukup untuk menghindari
kecampurbaruan produk.
2. Alat pulley dan sabuk dilengkapi dengan pengaman
3. Peralatan diberi tanda dengan nomor identitas yang jelas dan
dicantumkan dalam seluruh perintah dan catatan batch.
4. Peralatan rusak dikeluarkan dari area produksi dan pengawasan mutu
ATAU diberi tanda jelas
PERAWATAN ALAT

1. Perawatan dan pembersihan dilakukan secara berkala.


2. Penggunaan dan perawatan selalu dicatat dalam log alat dengan
tanggal, waktu, produk, kekuatan, dan nomor setiap batch.
3. Peralatan umum dibersihkan setelah digunakan untuk
mencegah kontaminasi silang.
4. Peralatan yang digunakan berulang untuk produk yang sama
dibersihkan dalam tenggat waktu yang sesuai untuk mencegah
penumpukan dan sisa kontaminan
SANITASI DAN HYGIENE

Ruang Lingkup Sanitasi dan Hygiene

Personil Bangunan

Peralatan Perlengkapan
Hygiene Personil

Mengenakan pakaian Mencuci tangan Dilarang merokok, makan,


pelindung dalam area sebelum memasuki minum, mengunyah, menyimpan
produksi area produksi makanan, membawa obat
pribadi
SANITASI BANGUNAN DAN FASILITAS

1. Sarana toilet dan ventilasi cukup dan mudah diakses


2. Terdapat penyimpanan pakaian personil di suatu tempat
3. Terdapat area khusus untuk mengonsumsi makanan
(kantin) yang memenuhi standar saniter
4. Pemakaian rodentisida, insektisida, fungisida, agen
fumigasi, pembersih, dan sanitasi diatur dalam prosedur
tertulis.
SANITASI DAN PEMBERSIHAN PERALATAN

1. Kebersihan peralatan selalu diperiksa sebelum dipakai.


2. Peralatan yang dipindah-pindahkan dibersihkan di
ruangan terpisah
3. Terdapat catatan pembersihan, sanitasi, sterilisasi, dan
inspeksi berkala.
4. Desinfektan dan deterjen dipantau agar tidak terdapat
kontaminasi mikroba.
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN DAN
SANITASI
Terdapat prosedur tertulis yang mencantumkan
a. Penanggung jawab untuk pembersihan alat;
b. Jadwal pembersihan, termasuk sanitasi, bila perlu;
c. Deskripsi lengkap dari metode pembersihan dan bahan pembersih yang digunakan termasuk
pengenceran bahan pembersih yang digunakan;
d. Instruksi pembongkaran dan pemasangan kembali tiap bagian alat, bila perlu, untuk
memastikan pembersihan yang benar;
e. Instruksi untuk menghilangkan atau meniadakan identitas bets sebelumnya;
f. Instruksi untuk melindungi alat yang sudah bersih terhadap kontaminasi sebelum digunakan;
g. Inspeksi kebersihan alat segera sebelum digunakan; dan
h. Menetapkan jangka waktu maksimum yang sesuai untuk pelaksanaan pembersihan alat
setelah selesai digunakan produksi.
PRODUKSI
❖Pemasok yang terkualifikasi Bahan
❖Pengecekan visual
❖Memenuhi spek. & diberi label yang jelas
❖Pengiriman >1 bets, dianggap sebagai bets yang terpisah
❖Wadah sampel diberi label
❖Pengambilan sampel & pengujian
❖ Label status bahan berbeda dengan yang digunakan oleh pemasok
❖ dilakukan pengecekan secara berkala terhadap persediaan
❖ Disimpan sesuai kondisi penyimpanan
❖ Catatan persedian bahan disimpan
❖ Penyerahan bahan awal dilakukan oleh pihak yang berwenang
❖ Alat timbang diverifikasi tiap hari
❖ Bahan awal yang direject diberi label & ditempatkan terpisah
PRODUKSI
VALIDASI PROSES

⮚ Studi validasi untuk memperkuat pelaksanaan CPOB dan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan. Hasil validasi dan kesimpulan dicatat.

⮚ Apabila formula pembuatan atau metode preparasi baru diadopsi, harusnya diambil langkah untuk
membuktikan prosedur tersebut cocok untuk pelaksanaan produksi rutin, dan bahwa proses yang telah
ditetapkan dengan menggunakan bahan dan peralatan yang telah ditentukan, akan senantiasa
menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu.

⮚ Perubahan signifikan terhadap proses pembuatan termasuk perubahan peralatan atau bahan
yang dapat memengaruhi mutu produk dan atau reprodusibilitas proses harus divalidasi.
⮚ Revalidasi secara periodik untuk memastikan bahwa proses dan prosedur tetap mampu
mencapai hasil yang diinginkan.
PRODUKSI

Pencegahan Pencemaran Silang


❑ Cross contamination
Pencemaran dari suatu bahan dasar, produk antara atau produk jadi dengan produk atau bahan dasar lain
selama produksi
❑ Pencegahan Cross contamination :
✔ Produksi di ruang terpisah
✔ Memperkecil resiko pencemaran yang disebabkan sirkulasi udara
✔ Prosedur validasi pembersihan yang memadai
✔ Prosedur untuk personel (memakai pakaian pelindung yang sesuai di area)
✔ Pengujian residu & label status kebersihan pada peralatan
✔ Tersedia penghisap udara & ruang penyangga udara
❑ Tindakan pencegahan & efektifitas diperiksa secara berkala
PRODUKSI

Sistem Penomoran Bets/Lot

❑Tujuan
Memastikan bahwa tiap bets/lot produk antara, produk ruahan
atau produk jadi dapat diidentifikasi

❑Pada tahap pengolahan & pengemasan saling berkaitan


❑Menjamin bahwa no. bets/lot yang sama tidak digunakan berulang
❑Alokasi no. bets/lot dicatat dalam buku log.
PRODUKSI

❑Pengawasan selama proses pengolahan (IPC)


❑Karantina & penyerahan produk jadi
❑Penyimpanan bahan awal, bahan pengemas, produk
antara, produk ruahan & produk jadi
❑Pengangkutan & pengiriman
PENGEMASAN DAN PENGIRIMAN BARANG

Mengubah produk ruah menjadi produk jadi


1. Bahan kemas terdiri atas bahan primer dan sekunder
2. Setiap produk kemasan harus segera diberi label untuk
mencegah kecampurbaruan produk dan kesalahan
lainnya
3. Produk berbeda atau yang penampilannya mirip tidak
boleh dikemas berdekatan
INSPEKSI DIRI & AUDIT
MENGEVALUASI DAN MEMASTIKAN SEMUA ASPEK PRODUKSI DAN PENGAWASAN MUTU
INDUSTRI FARMASI TELAH SESUAI KETENTUAN CPOB YANG DILAKSANAKAN PER BAGIAN SESUAI
DENGAN KEBUTUHAN PERUSAHAAN DAN MINIMAL 1 KALI DALAM SETAHUN SECARA
MENYELURUH.
a. Penyimpangan a. Penyimpangan Kritis
b. Penyimpangan Mayor
c. Penyimpangan Minor
b. Kealpaan
c. Kesalahan
d. Kekeliruan

Laporan a. Semua hasil pengamatan yang dilakukan selama inspeksi dan, bila memungkinkan
b. Saran untuk tindakan perbaikan

a. Dipilih dari beberapa departemen atau bagian (PPIC, QA, QC, Teknik, dll)
b. Ketua Tim; Kepala Pabrik atau Manajer Quality Assurance
Tim Inspeksi c. Anggota Tim; berasal dari luar pabrik/ luar perusahaan
d. Independent
VALIDASI PROSES

● Validasi Konkuren,
● Validasi Proses Tradisional,
● Validasi Proses Kontinu,
● Pendekatan Hibrida,
● Verifikasi Proses On-going Selama
Siklus Hidup Produk.
DAFTAR PUSTAKA

1. PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NO. 34 TAHUN 2018


TENTANG PEDOMAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK.

2. KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA. DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL:


BALAI PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai