FARIDA INDYASTUTI
PENDAHULUAN
• FORMULA INDUK
• CPOB
PENERAPAN Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB)
Dalam bertugas
- menggunakan APD
- Menjaga kebersihan dan cuci tangan
- Kondisi Sehat
Petugas produksi steril
Pengetahuan khusus
Pelatihan
Disiplin
Sehat
LAF horizontal
LAF Vertical
BSC (Biological
Safety Cabinet
4. SANITASI DAN HIGIENE
B. PRODUKSI STERIL
1. membuat obat steril
2. aseptic dispensing
a. handling cytotoxic
b. iv admixture
c. Total Parenteral Nutrition
Bahan Baku Produksi
Proses Produksi
sesuai SOP
Labeling
Distribusi
Rutin
Permintaan
Formula Baru
PENIMBANGAN DAN PEMBUATAN
PRODUKSI SEDIAAN FARMASI
2. Produksi steril
Pembuatan obat dengan metode atau cara aseptik yang
dilakukan sebelum dan selama proses peracikan obat
agar dapat mengurangi risiko paparan terhadap
petugas dan pasien dengan menurunkan/ meniadakan
jumlah mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh
CONTOH PRODUKSI NON STERIL
Tujuan :
• Memudahkan penggunaan
• Menghemat biaya
1. Obat sitostatika
2. Nutrisi parenteral
3. Bahan tambahan obat
4. Obat analgetik
5. Antibiotik
6. Antivirus
7. dll
TANGGUNG JAWAB FARMASI
(aseptic dispensing)
• Infeksi
• Dapat menginduksi terjadinya kolestasis
• Trombosis
• Hiperglikemia
• Gangguan pernafasan
• Kejang
• Demam/menggigil
• Berat badan bertambah / berkurang
• Mual
• Rasa haus
• Perubahan denyut jantung
• Infeksi dapat terjadi karena TPN merupakan
makanan yang merupakan makanan juga bagi
kuman
• Infeksi terjadi karenaTPN osmolaritasnya tinggi
dimasukkan pembuluh darah hemolisis / pecah
• Kolestasis
• Kejang terjadi berhubungan dengan osmolaritas
dan viskositas TPN
• Berat badan bertambah karena kelebihan cairan
dan berat badan berkurang karena kekurangan
cairan
• Rasa haus karena hiperglikemia poliurea
KONTROL KUALITAS TPN
Dokter
Apoteker
Perawat
Ahli gizi
Pekerja sosial
FUNGSI APOTEKER TPN
• Absolut • Potensial
• Penyiapan • Mengawasi order
• Penyimpanan TPN
• Pemberian • Konsultan TPN
• Kontrol kualitas • Identifikasi interaksi
• Stok obat dan TPN
• Identifikasi efek
samping TPN
KEBUTUHAN CAIRAN PER HARI
• Hiperventilasi x 1,2
• Contoh :
demam 39ºC = kebth cairan normal + (2 x 12 % + normal)
KEBUTUHAN PROTEIN
• Bayi prematur 1–2
• 0 – 1 tahun 2,5
• 2 – 13 tahun 1,5 – 2
• 13 – 18 tahun 1 – 1,5
• WANITA
BEE = 655 + (9,6 x w) + (1,8 x h) - (4,7 x a)
• PRIA
BEE = 660 + (13,7 x w) + (5 x h) - (6,8 x a)
• Prinsip sterilisasi
• Sterilisasi gas latar belakang
• Instrument operasi farmasi
• Dasar pengujian perawat
bakteriologi
• Sama seperti produk steril lain farmasi
• Dual function :
- Nurse pada jenis sediaan
- Farmasi distribusi
LOKASI
CONTOH :
1. Glutaraldehide 2 %
2. Hidrogen peroksida 6 %
3. Formaldehide 8 % + Alkohol 70%
• INTERMEDIATE LEVEL DISINFECTAN (ILD) :
CONTOH :
CONTOH :
1. Formaldehide dengan konsentrasi ˂ 4 %
2. Phenolic
TIPE DISINFEKTAN
Disinfektan kulit = antiseptik
Contoh : Alkohol, Iodine – Iodophors
(Betadine®), Hexachlorophene
(Triclosan®), Chlorhexidine
(Primasept®)
Disinfektan lingkungan
Contoh : Fenol (Lisol), Presept®
Disinfektan alat
Contoh : Glutaraldehide(cidex®),
NaOCl (BAYCLEAN®)
EFEKTIFITAS DISINFEKTAN
DIPENGARUHI :
• Area sterilisasi
AREA PROSES
AREA PENGEMASAN
AREA STERILISASI
S1 S2 S3
2. AREA • Pencucian
DEKONTAMINASI• Pengeringan
• Pengemasan
3. AREA BERSIH & Pelabelan
• Sterilisasi
4. PENYIMPANAN
5. LOKET
PENEYERAHAN • Pendistribusian
BARANG STERIL
1. PENERIMAAN BARANG KOTOR
2. DEKONTAMINASI
proses fisik atau kimia untuk membersihkan benda2
yg mungkin terkontaminasi oleh mikroba yang
berbahaya bagi kehidupan sehingga aman untuk
proses selanjutnya ; APD
PENCUCIAN DENGAN
MANUAL PENCUCIAN U/ PENCUCIAN
TEKANAN U/
ALAT TAHAN PANAS ULTRASONIK
LUMEN
HLD/ STERILISASI
RUANG CLEANING/ DEKONTAMINASI
MESIN WASHER DOUBLE DOOR
PENGERINGAN
• Menggunakan lap/
handuk bersih
• Drying cabinet
• Compressor
3. PENGEMASAN
Untuk membungkus peralatan medis yang akan disterilkan dan
mempertahankan sterilitas alat tersebut sampai waktu
penggunaan.
Contoh : linen (tekstil), plastik film, kertas, kombinasi plastik film dan
kertas (Pouches)
FUNGSI PENGEMASAN :
1. Menjaga sterilitas alat
yang dikemas sampai
dipergunakan
2. Menjaga mikroorganisme
masuk kedalam kemasan
109
INDIKATOR STERILISASI
• Indikator mekanik ; bagian dari instrumen mesin sterilisasi.
Contoh : gauge, tabel dan indikator suhu/ tekanan
TUTUP
GOGGLES EAR MUFF
KEPALA
SARUNG
MASKER APRON TANGAN
SEPATU
BOOT
REFERENSI
119
SUMBER DAYA FRS :
II. FASILITAS
I. SUMBER DAYA MANUSIA
A. Pendahuluan
• Instalasi Farmasi harus memiliki Apoteker dan tenaga
teknis kefarmasian yang sesuai dengan beban kerja
dan petugas penunjang lain agar tercapai sasaran dan
tujuan Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Ketersediaan
jumlah tenaga Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian di Rumah Sakit dipenuhi sesuai dengan
ketentuan klasifikasi dan perizinan Rumah Sakit yang
ditetapkan oleh Menteri.
• Uraian tugas tertulis dari masing-masing staf Instalasi
Farmasi harus ada dan sebaiknya dilakukan
peninjauan kembali paling sedikit setiap tiga tahun
sesuai kebijakan dan prosedur di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit.
B. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
(SDM)
• Berdasarkan pekerjaan yang dilakukan, kualifikasi
SDM IFRS diklasifikasikan sbb :
a. Untuk pekerjaan kefarmasian terdiri dari:
1) Apoteker
2) Tenaga Teknis Kefarmasian
b. Untuk pekerjaan penunjang terdiri dari:
1) Operator Komputer/Teknisi yang memahami
kefarmasian
2) Tenaga Administrasi
3) Pekarya/Pembantu pelaksana
C. Persyaratan
1) Pelayanan Kefarmasian harus dilakukan oleh
Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian.
Tenaga Teknis Kefarmasian yang melakukan
Pelayanan Kefarmasian harus di bawah supervisi
Apoteker.
2) Apoteker penanggung jawab seluruh Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit. ( Kepala Instalasi
Farmasi ) diutamakan telah memiliki pengalaman
bekerja minimal 3 (tiga) tahun.
3) Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian harus
memenuhi persyaratan administrasi seperti yang
telah ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
4).Persyaratan Khusus Apoteker , harus
memiliki Kompetensi
o jenis pelayanan,
o tugas dan fungsi,
o wewenang
o tanggung jawab.
• Dalam perhitungan beban kerja perlu
diperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh
pada kegiatan yang dilakukan, yaitu:
d. Pembagian ruangan
– Ruang terpisah antara obat jadi dan bahan baku
– Ruang terpisah untuk setiap proses produksi
– Ruang terpisah untuk produksi obat luar dan obat
dalam
– Gudang terpisah untuk produksi antibiotik (bila ada)
– Tersedia saringan udara, efisiensi minimal 98 %
– Permukaan lantai, dinding, langit-langit dan
pintu harus :
o Kedap air
o Tidak terdapat sambungan
o Tidak merupakan media pertumbuhan untuk
mikroba
o Mudah dibersihkan dan tahan terhadap bahan
pembersih / desinfektan
c. Plafon :
o Penerangan, saluran dan kabel dibuat di atas
plafon.
o Lampu rata dengan langit-langit / plafon dan diberi
lapisan untuk mencegah kebocoran udara
d. Pintu
Rangka terbuat dari stainles steel . Pintu membuka
ke arah ruangan yang bertekanan lebih tinggi.
e. Aliran udara
Aliran udara menuju ruang bersih, ruang
penyiapan, ruang ganti pakaian dan ruang antara
harus melalui HEPA filter dan memenuhi
persyaratan kelas 10.000. Pertukaran udara
minimal 120 kali per jam.
f. Tekanan udara
Tekanan udara di dalam ruang bersih adalah 15
Pascal lebih rendah dari ruang lainnya sedangkan
tekanan udara dalam ruang penyiapan, ganti
pakaian dan antara harus 45 Pascal lebih tinggi
dari tekanan udara luar.
g. Temperatur
Suhu udara diruang bersih dan ruang steril,
dipelihara pada suhu 16 – 25° C
h. Kelembaban
o Kelembaban relatif 45 – 55%.
o Ruang bersih, ruang penyangga, ruang ganti
pakaian steril dan ruang ganti pakaian
kerja hendaknya mempunyai perbedaan
tekanan udara 10-15 pascal.
o Tekanan udara dalam ruangan yang
mengandung risiko lebih tinggi terhadap produk
hendaknya selalu lebih tinggi dibandingkan
ruang sekitarnya. Sedangkan ruang bersih
penanganan sitostatika harus bertekanan lebih
rendah dibandingkan ruang sekitarnya.
9. Laboratorium Farmasi
Dalam hal instalasi farmasi melakukan kegiatan
penelitian dan pengembangan yang membutuhkan
ruang laboratorium farmasi, maka harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
Persyaratan laboratorium farmasi:
o Lokasi ,Lokasi terpisah dari ruang produksi. Konstruksi
bangunan dan peralatan tahan asam, alkali, zat kimia
dan pereaksi lain (harus inert) ; aliran udara, suhu dan
kelembaban sesuai persyaratan.
o Tata ruang disesuaikan dengan kegiatan dan alur kerja
o Perlengkapan instalasi (air, listrik) sesuai persyaratan
Prasarana
Jumlah Kunjungan
Hari Buka Klinik
2.
Prosentase Item
Obat yg Tersedia thd
Item Obat dlm
Formularium Item Obat Trsd x 100%
Item Obat
NILAI INI AKAN DILAPORKAN RS KE Formularium
KEMENKES
Persediaan Maksimum
Jumlah persediaan terbesar yang telah tersedia. Jika kita
telah mencapai nilai persediaan maksimum ini, maka kita
tidak perlu lagi melakukan pemesanan untuk menghindari
terjadinya stok mati yang dapat menyebabkan kerugian.
Persediaan Minimum
Jumlah persediaan terendah yang masih tersedia. Apabila
persediaan telah mencapai nilai minimum ini, maka langsung
dilakukan pemesanan agar kontinuitas usaha dapat
berlanjut. Jika barang yang tersedia jumlahnya kurang dari
persediaan minimum, maka dapat terjadi stok kosong.
STOK MINIMUM BARANG
• Data jumlah pemakaian barang pada apotik
dalam satu waktu tertentu
• Hitung rata-ratanya (membagi jumlah data
pemakaian dengan jumlah bulan)
• Jumlah rata-rata tersebut menjadi batas
minimum jumlah barang dalam satu bulan
STOK MAKSIMUM BARANG
Menghitung batas maksimum jumlah barang
yakni dengan mengalikan batas minimum
barang tersebut dengan variabel pengali (1,2-
1,6)
PENGGUNAAN PERENCANAAN
DISTRIBUSI PENGADAAN
PENYIMPANA
N
1. SELEKSI
PROSES KEGIATAN SEJAK DARI :
meninjau masalah kesehatan di RS
↓
identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis
↓
menentukan kriteria pemilihan dengan
memprioritaskan obat esensial
↓
Standarisasi, menjaga, dan memperbaharui
standar obat
Dasar-dasar seleksi kebutuhan obat
- Stok berlebih
- Perhitungan :
Jumlah obat yang diserahkan x 100 %
Jumlah total obat dalam resep
3. Persentase obat yang diberi label dengan
benar
Limbah cair
MENYEBABKAN LUKA
3. SAMPAH BERBAHAYA
SAMPAH RADIO AKTIF
SAMPAH OBAT KANKER
SAMPAH PRODUK PEMBERSIH, DISINFEKTAN
1. SAMPAH NON MEDIS (DOMESTIK)
tubuh
Berisiko tinggi menularkan penyakit karena berisi
kamar operasi
Bahan autopsi,potongan tubuh, plasenta
SAMPAH LABORATORIUM
HEPATITIS B
HEPATITIS C
HIV AIDS
TBC
TIFUS
DLL
3. SAMPAH BERBAHAYA
2. PENANGANAN SAMPAH
SAMPAH MEDIS/INFEKSIUS :
Insinerator
Sitostatik
PENANGANAN SAMPAH
PETUGAS HARUS
MENCUCI TANGAN
DENGAN SABUN SELESAI
MENANGANI SAMPAH
6 LANGKAH CUCI TANGAN
1 2 3 4
Telapak dengan telapak. Telapak kanan diatas punggung Telapak dengan telapak dan Letakkan punggung jari
tangan kiri dan telapak kiri jari saling terkait. pada telapak satunya
diatas punggung tangan kanan. dengan jari saling
mengunci.
•pengaturan anggaran,
•pengendalian dan analisa biaya,
•pengumpulan informasi keuangan,
•penyiapan laporan penggunaan
•laporan yang berkaitan dengan semua kegiatan
pelayanan kefarmasian secara rutin atau tidak
rutin dalam periode bulanan , triwulan, semesteran
atau tahunan.
3. Administrasi Penghapusan
Administrasi penghapusan merupakan kegiatan
penyelesaian terhadap sedian farmasi, alkes, dan
BMHP yang tidak terpakai karena kadaluarsa, rusak,
mutu tidak memenuhi standar dengan cara
membuat usulan penghapusan sediaan farmasi,
alkes, dan BMHP kepada pihak terkait sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
2. PEMUSNAHAN