Anda di halaman 1dari 32

GUDANG FARMASI

&
PRODUKSI RUMAH SAKIT
APT. DESI ARIYANTI, S.FARM., M.FARM
INSTALASI FARMASI RS

 Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) mempunyai berbagai fungsi,


yang dapat digolongkan menjadi dua fungsi yaitu fungsi nonklinik
dan fungsi klinik.
 Lingkup farmasi nonklinik adalah Perencanaan, Pengadaan,
Penyimpanaan, Penerimaan, Pengecekan dan pencatatan, pelaporan
 Pelayanan farmasi merupakan pelayanan penunjang. lebih dari 90%
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit menggunakan perbekalan
farmasi (obat-obatan, bahan kimia, bahan radiologi, alat kesehatan,
alat kedokteran dan gas medik)
 50% dari seluruh pemasukan Rumah Sakit berasal dari pengelolaan
perbekalan farmasi, sehingga jika masalah perbekalan farmasi tidak
dikelola secara cermat dan penuh tanggung jawab maka dapat
diprediksi bahwa pendapatan Rumah Sakit akan mengalami
penurunan
GUDANG FARMASI

Gudang Farmasi Rumah Sakit merupakan suatu


bagian di rumah sakit yang berada dibawah Instalasi
Farmasi.
bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta
pelayanan kefarmasian yang mencakup pelayanan
perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan,
perbekalan kesehatan atau persediaan farmasi,
pengendalian mutu dan pengendalian distribusi
penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di RS
TUGAS DAN FUNGSI

Gudang farmasi mempunyai tugas melaksanakan


perencanaan, penerimaan, penyimpanan dan
pendistribusian logistik farmasi serta pengendalian dan
pengawasan
Gudang farmasi berfungsi:
- menerima, menyimpan, memelihara dan
mendistribusikan obat, alkes dan perbekalan lainnya
- Menyiapkan rencana kebutuhan barang farmasi
- Melakukan pencatatan dan pelaporan persediaan dan
penggunaannya
- Mengawasi dan mengendalikan persediaan barang
farmasi
ORGANISASI GUDANG FARMASI

Terdiri dari unsur pimpinan dan unsur staf


Unsur pimpinan terdiri dari kepala gudang, kepala
urusan perencanaan, perencanaan dan pengawasan,
tata usaha, kepala sub seksi penerimaan dan
penyimpanan, kepala sub seksi distribusi
Unsur pelaksana terdiri dari petugas administrasi,
petugas gudang dan petugas distribusi
TUJUAN

Terpeliharanya mutu barang farmasi dalam rangka


menunjang kelancaran pelaksanaan upaya kesehatan
yang menyeluruh, terpadu dan terarah
SYARAT-SYARAT GUDANG
 Cukup luas, minimal 3 x 4 m2 atau menyesuaikan dengan jumlah obat
yang disimpan
 Ruangan kering dan tidak lembab
 Adanya ventilasi agar ada aliran udara dan tidak lembab/panas
 Perlu ada cahaya yang cukup, namun jendela harus mempunyai
pelindung untuk menghindari cahaya langsung dan berterali
 Lantai dibuat dari tegel/ semen yang tidak memungkinkan
bertumpuknya debu dan kotoran lain
 Dinding dibuat licin
 Hindari pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam
 Gudang digunakan khusus untuk menyimpan obat
 Gudang mempunyai kunci ganda
 Tersedia lemari/laci khusus untuk menyimpan narkoba dan
psikotropika yang selalu terkunci
 Terdapat alat pengukur suhu ruangan
KEGIATAN DI GUDANG FARMASI

1. Melaksanakan penyiapan dan penyusunan rencana


kebutuhan dan distribusi obat dengan cara:
- mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data
tentang penerimaan, pengeluaran dan persediaan obat di
seluruh unit pelayanan kesehatan dan persediaan di
gudang farmasi
- mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data
kunjungan dan kasus penyakit di pelayanan kesehatan
- Menghitung perkiraan kebutuhan obat seluruh unit
pelayanan kesehatan dengan metode konsumsi dan
epidemiologi
- Memberikan informasi kepada seluruh unit pelayanan
kesehatan
2. Melaksanakan penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan
dan pendistribusian obat dan perbekalan farmasi lainnya
3. Melaksanakan pengendalian persediaan obat dan
perbekalan farmasi lainnya di seluruh unit pelayanan
kesehatan dan gudang farmasi
4. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan atas
penerimaan dan pengeluaraan obat dan perbekalan farmasi
lainnya
5. Melaporkan hasil evaluasi penerimaan penerimaan dan
pengeluaraan obat dan perbekalan farmasi lainnya kepada
atasan langsung, pemilik obat dan instansi terkait
PENINGKATAN EFISIENSI GUDANG

Penggunaan area gudang secara maksimal


Memanfaatkan volume ruang yang ada secara
optimal
Pengaturan rak, valet serta jaraknya yang
memungkinkan kelancaran mutasi barang
Pengaturan kondisi kerja
Pembuatan pedoman kerja dan uraian tugas
Supervisi
Pelatihan
PRODUKSI

Standar pelayanan farmasi rumah


sakit(KEPMENKES RI NO.
1197/MENKES/SK/X/2004)
Produksi merupakan kegiatan membuat, merubah
bentuk, dan pengemasan kembali sediaan farmasi
steril atau nonsteril untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
KRITERIA OBAT YANG DIPRODUKSI

Sediaan farmasi (SF) dengan formula khusus, SF


harga murah, membuat kemasan lebih kecil dan
sediaan farmasi yang tidak tersedia di pasaran
SF untuk penelitian
SF untuk nutrisi parenteral
Rekonstruksi sediaan kanker
SF yang tidak stabil dalam penyimpanan
TUJUAN PRODUKSI

Agar dapat memenuhi pelayanan obat terutama yang


tidak tersedia di pasaran
Penghematan bagi RS maupun biaya pengobatan
pasien
PERTIMBANGAN DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN
PRODUKSI

Ketersediaan fasilitas alat, ruang, bahan baku dan


fasilitas quality control
Ketersediaan SDM :
- Penanggung Jawab : Apoteker
- Asisten Apoteker/D3 Kefarmasian
- Tenaga non kefarmasian
- Jumlah : sesuai dengan aktivitas/kegiatan yang
dilaksanakan.
Pertimbangan nilai ekonomis dan prioritas
pelayanan
Sarana Prasarana

1. Design dan Layout Ruang Produksi


 Gedung/ruangan
 Sumber listrik/air
 Pencahayaan dan Ventilasi, air filtration
 Fasilitas : Washing; Toilet dan Sanitasi •
2. Alat Produksi/ equipment
 Mesin pencuci botol
 Alat pengering
 Autoclave
 Alat penutup botol
 Alat pemeriksa kejernihan
 Laminar air flow : Horizontal ; Vertical
 Timbangan
 Dan alat pendukung produksi
JENIS PRODUKSI
1. Produksi non steril

- Pembuatan OBP, OBH, minyak telon, Alkohol Gliserin, Yodium gliserin, Yodium Tinctur

 Pengemasan kembali desinfektan, antiseptik dan lubrikan, MKP, betadine, Barium Sulfat

 Pengenceran : Alkohol 70%, Formalin 10%, perhidrol 3 %

2. Produksi steril : produksi sediaan steril dengan standar sterilitas yang tercantum dalam Farmakope edisi IV tahun 1995

- Aquadest 500 ml, 2000 ml

- Aquabidest 100 ml, 250 ml, 500 ml

- NaCl 0,9 % 500 ml

- Pelayanan TPN : yaitu mencampur nutrisi parenteral secara aseptis sesuai kebutuhan pasien dengan memperhatikan

stabilitas dan formula standar

- IV Admixture : yaitu pencampuran obat steril sesuai kebutuhan pasien; yang menjamin kompatibilitas dan stabilitas

- Cairan Besar:, Aqua pro irigasi , Betadin 1 % steril

- Cairan Kecil : Sol CMC 2 %

- Talk Steril 4 %

- Injeksi Methylen Blue 1 % 10 ml


TAHAP KEGIATAN PRODUKSI

1. Perencanaan
• Macam dan jumlah produk yang akan dibuat
• Time schedul
• Menyiapkan bahan baku dan bahan penunjang lainnya.
2. Produksi : mengacu pada ketepatan CPOB
• Persiapan
• Proses produksi
• In proses control
• Pemeriksaan
• Proses labelling/etiket
3. Administrasi :
• Penerimaan dan pengeluaran bahan baku
• Membuat laporan/catatan : produk jadi dll
• Membuat laporan kinerja
• Administrasi Umum : surat menyurat ; SDM dst …
4. Evaluasi : dilakukan secara periodik
• Bahan baku
• Proses produksi
• Produk jadi
• Admintrasi; SDM dll
Pembuatan
a. Sediaan steril
- Penimbangan bahan baku sesuai formula
- Pelarutan atau pencampuran
- Penyaringan
- Pengemasan
- Sterilisasi
- Pemeriksaan manual dan pemberian etiket
b. Sediaan non steril
- Penimbangan bahan baku sesuai formula
- Pelarutan atau pencampuran
- Pengemasan dan pemberian etiket
Pengemasan

Botol atau via yang telah diisi dengan produk dengan


volume tertentu ditutup dengan tutup karet dan
tutup alumunium kemudian di pres, untuk botol
yang besar ditutup dengan drat
STERILSASI

Hanya untuk produk-produk steril


Ada 2 jenis sterilisasi yaitu:
1. Menggunakan autoclave
2. Menggunakan dandang
Prinsip sterilisasi adalah panas basah dengan
menggunakan air yang dipanaskan di ruangan
tertutup dengan tekanan 1,2 atm dan suhu mencapai
121 derajat celcius sehingga terbentuk uang panas.
Proses sterilisasi dengan memanfaatkan uap panas
tersebut
Langkah-langkah sterilisasi:
- Produk dimasukkan dalam autoclave diatur sedemikian rupa
sehingga cukup ruang untuk uap air
- Produk dengan volume kurang dari 250 ml dimasukkan dalam
tromol dan disterilkan dengan dandang
- Produk yang akan disterilkan ditempel dengan autoclave tape
- Waktu sterilisasi dihitung setelah tekanan mencapai 1 atm dan
suhu yang diingkan tercapai
- Standar sterilisasi: 30 menit pada suhu 115-120, 15 menit pada
suhu 121-125, 10 m enit pada suhu 126-130
- Sterilisasi dengan dandang dilakukan selama 1 jam setelah air
mendidih
 Kontrol kualitas
a. Kontrol kualitas produk steril
- Tes kejernihan, dilakukan ditempat terang, terjadi kerusakan
dimasukkan dalam afkir, jika memungkinkan disaring ulang,
sterilisasi lagi
- Tes kebocoran dengan pemeriksaan botol terbalik
b. Pemeriksaan mikrobiologi
- Pemeriksaan jamur dengan media TSB 10% yang dibiakkan selama
2x24 jam.
- Pemeriksaan bakteri dengan media tioglikolat 10% yang dibiakkan
pada suhu 37 C selama 4x24 jam
- Pemeriksaan pirogen dan BOD untuk produk yang digunakan
untuk suntuk dan infus.
c. Kontrol kualitas untuk produk non steril
- Homogenitas dilakukan dengan melihat secara
visual hasil pencampuran
- Tes kejernihan, hal ini dilakukan untuk melihat hasil
pengenceran desinfektan
Pemberian Etiket
Memuat nama sediaan, tanggal pembuatan dan
tanggal kadaluarsa
Terdapat 4 macam etiket, yaitu:
1. Etiket warna putih untuk obat dalam (per oral)
produk non steril
2. Etiket warna biru untuk obat luar produk non steril
dan steril dalam volume kecil
3. Etiket kuning untuk produk steril aquabidest
4. Etiket hijau untuk NaCl 0,9%
Penyimpanan
- Disimpan dalam rak atau lemari
- Dicatat di kartu stok
- Terlindung dari debu dan cahaya matahari
- Catat tanggal kadaluarsa
PRODUKSI AQUABIDEST

Perencanaan • Proses`Produksi • Sterilisasi • Pemeriksaan


hasil • Labelling • Penyimpanan dan distribusi
Penyiapan Wadah dan Tutup • Siapkan botol sesuai dengan
rencana produksi • Botol direndam dengan air hangat dan
larutan tepool ± 1 jam • Cuci dengan mesin/manual • Bilas
dengan aquabidest : 500 ml untuk 10-15 botol • Botol
ditutup dengan kertas perrkamen • Sterilkan dalam oven
besar 100 C selama 1 jam • Penyiapan tutup botol : • Tutup
karet digodok dg carbonat s/d mendidih, lalu cuci dg air
dingin • Direndam dengan HCl encer selama 1 jam • Godok
dengan air s/d mendidih • Dinginkan dan keringkan
ditempat tertentu.
Pemeriksaan yang dilakukan : test kejernihan;
kebocoran dan pemeriksaan terhadap tutup •
Pemeriksaan Sterilitas : Produk dikirim ke bagian
mikrobiologi • Pemeriksaan kandungan kimia :
dikirim ke Balai POM • Dilakukan periodik •
Labelling
Penyimpanan; pengiriman hasil
Laporan dan evaluasi dilakukan secara periodic.

Anda mungkin juga menyukai