Arif Afridho
Novia Tri Yola
Sintia Adeviona
Yuni Lestari
Syarat-Syarat
Penyimpanan
1. Harus ada prosedur tetap (Protap) yang mengatur tata cara kerja bagian gudang
termasuk di dalamnya mencakup tentang tata cara penerimaan barang, penyimpanan,
dan distribusi barang atau produk.
2. Gudang harus cukup luas, terang dan dapat menyimpan bahan dalam keadaan kering,
bersuhu sesuai dengan persyaratan, bersih dan teratur.
3. Harus terdapat tempat khusus untuk menyimpan bahan yang mudah terbakar atau
mudah meledak (misalnya alkohol atau pelarut-pelarut organik).
4. Tersedia tempat khusus untuk produk atau bahan dalam status ‘karantina’ dan
‘ditolak’.
5. Tersedia tempat khusus untuk melakukan sampling (sampling room) dengan kualitas
ruangan seperti ruang produksi (grey area).
Prinsip:
Memastikan kondisi
penyimpanan sesuai syarat
penyimpanan dari pabrik
• Fasilitas (suhu, kelembaban , cahaya)
• Kondisi
Perhatikan • Sistem Memastikan pasien
mendapatkan barang sesuai
kondisi yang dipersyaratkan
Di gudang
depo
tempat pelayanan
Penyimpanan
(Storage)
• Suhu kamar 25 – 30 oC
Suhu • Suhu sejuk 8 – 15 oC
• Suhu dingin 2 – 8oC
• Kering <65%
Kelembaban • Lembab 65-80%
Kualitas
pelayanan
Kualitas
produk Suhu kamar
25 – 30oC
Suhu sejuk
Caranya? 8– 15 oC
Perhatikan persyaratan
Suhu dingin
penyimpanan
2 – 8oC
Beku < 0oC
SISTEM DISTRIBUSI OBAT
Definisi
Sistem distribusi obat adalah suatu proses
penyerahan obat sejak setelah sediaan
disiapkan oleh IFRS, dihantarkan kepada
perawat, dokter atau profesional pelayanan
kesehatan lain untuk diberikan kepada
penderita.
Harapan SDO:
1. Tepat Penderita
2. Tepat Obat
3. Tepat Jaswal pemberian
4. Tepat pemberian
5. Informasi Obat penderita, tepat personel
pemberi ke penderita
Persyaratan SDO Yang efektif dan
efisien
1. Ketersediaan obat yang tetap terpelihara.
2. Mutu dan kondisi obat/ sediaan obat tetap stabil selama proses distribusi.
3. Meminimalkan kesalahan obat dan memaksimalkan keamanan pada pende
4. Meminimalkan obat yang rusak atau kadaluwarsa.
5. Efisiensi penggunaan SDM.
6. Meminimalkan pencurian dan atau kehilangan obat.
7. IFRS mempunyai semua akses dalam semua tahap proses distribusi untuk
pengendalian pengawasan dan penerapan pelayanan farmasi klinik.
8. Terjadinya interaksi profesional antara apoteker, dokter, perawat, dan pen
9. Meminimalkan pemborosan dan penyalahgunaan obat.
10. Harga terkendali.
SUMBER:
KEPALA BPOM REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2016
TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN OBAT-OBAT
TERTENTU YANG SERING DISALAHGUNAKAN
2. Harus tersedia daftar inventaris bahan obat dan Obat-Obat
Tertentu yang akan dimusnahkan sekurang-kurangnya
mencakup nama, bentuk dan kekuatan sediaan, kuantitas
obat, nomor bets, dan tanggal Daluwarsa