Anda di halaman 1dari 42

Biodata

NAMA : Dra. Eni Margayani, M.Si., Apt


PENDIDIKAN :
S1 Farmasi ITB (Lulus tahun 1992)
Profesi Apoteker ITB (Lulus tahun 1993)
S2 Farmasi Rumah Sakit ITB (Lulus tahun 2000)

PEKERJAAN :
Staf Instalasi Farmasi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
Anggota Tim Farmasi dan Terapi
Anggota Pokja MPO/MMU
Anggota Panitia Rekam Medik
Anggota Tim Document Review RSHS

ALAMAT RUMAH : Jl. Cikadut 19a Bandung


ALAMAT EMAIL : enimargayani@gmail.com
MANAJEMEN DAN PENGGUNAAN
OBAT
PENYIMPANAN OBAT DAN PENANGANAN OBAT
HIGH ALERT

Workshop Manajemen dan Penggunaan Obat Menuju Akreditasi Rumah Sakit


Eni Margayani
Hisfarsi IAI
Standar MPO.3
Obat disimpan dengan baik dan aman.

Standar MPO.3.1
Kebijakan rumah sakit mendukung penyimpanan yang tepat bagi
obat-obatan/medications dan produk nutrisi yang tersedia

Standar MPO.3.2
Obat-obatan emergensi tersedia, dimonitor dan aman bilamana
disimpan di luar farmasi.

Standar MPO.3.3
Rumah sakit mempunyai sistem penarikan (recall) obat
MPO 3
Obat Disimpan dengan Baik dan Aman

Obat disimpan dalam kondisi yang sesuai untuk stabilitas produk

Bahan yang terkontrol dilaporkan secara akurat sesuai undang-


undang dan peraturan

Obat-obatan dan bahan kimia diberi label yang akurat

Seluruh tempat penyimpanan di inspeksi

Kebijakan rumah sakit tentang obat yang dibawa pasien


Obat Disimpan dengan Baik dan Aman

Area penyimpanan obat tidak bisa dimasuki selain oleh petugas farmasi

Tanda Peringatan : Dilarang masuk kecuali petugas


Akses yang terkendali (Kebijakan akses sarana RS)
CCTV (kontrol terpusat)
Kunci dengan sidik jari
Manajemen Kunci (Kebijakan RS tentang penyimpanan kunci)

Dokumen Yang dibutuhkan

Kebijakan Pengendalian Akses Rumah Sakit


Kebijakan Manajemen Kunci di RS
Prosedur pengelolaan kunci ruangan di Unit-Unit di RS
Obat disimpan dalam kondisi yang sesuai
untuk stabilitas produk
Obat disimpan dalam kondisi yang sesuai

Obat harus disimpan dalam kondisi yang menjaga stabilitas bahan aktif hingga
digunakan oleh pasien. Informasi terkait dengan suhu penyimpanan obat
dapat dilihat pada kemasan obat.
Tempat penyimpanan obat (ruangan dan lemari pendingin) harus selalu
dipantau suhunya menggunakan termometer yang terkalibrasi.

Batas atas penyimpanan obat tidak lebih dari 30cm dari plafon ruangan

Penggunaan container/pallet plastik/logam tidak mudah terbakar dan


mengeluarkan partikel

Lemari/rak/ambalan yang bebas resiko dari rayap dan pelepasan partikel (dari
logam atau kaca)
Pemantauan Suhu Ruang dan Lemari Pendingin
Suhu penyimpanan obat harus dipantau pagi, siang dan malam termasuk hari
libur (2 atau 3x sehari)

Untuk tempat-tempat yang tidak memungkinkan dilakukan pemantauan dua


atau tiga kali dalam 24 jam, maka dapat dilakukan :
pencatatan suhu minimum dan maksimum menggunakan termometer
digital
diperiksa oleh petugas piket

Bila ditemukan suhu di luar rentang normal, maka petugas farmasi harus
mencari penyebab dari ketidaksesuaian suhu tersebut dan memastikan bahwa
obat masih dapat digunakan. Kerusakan sarana (pendingin ruangan atau
lemari pendingin) dilaporkan ke bagian teknik dan obat segera di pindahkan
ke tempat penyimpanan yang sesuai.

Penanganan jika listrik padam (penggunan Gen Set, pemindahan obat)


Dokumen
Prosedur
SPO Penyimpanan Obat
SPO monitoring suhu ruangan/ lemari pendingin dan
kelembaban
SPO penanganan apabila listrik padam
Formulir/Tabel/label
Formulir / grafik pemantauan Suhu (Suhu Ruangan / Suhu
Lemari Pendingin)
Formulir / grafik pemantauan kelembaban ruangan
Tabel Stabilitas Obat dan BUD (Beyond Use Date)
Label BUD
Lemari Pendingin dan Termometer Eksternal
Grafik Pemantauan Suhu Ruang Penyimpanan
Grafik Pemantauan Suhu Lemari Pendingin
Grafik Pemantauan Kelembaban Ruangan
Label BUD
Bahan yang terkontrol dilaporkan secara
akurat sesuai undang-undang dan peraturan
Penyimpanan Obat High Alert (Kebijakan RS)

Penyimpanan Obat LASA (Kebijakan RS)

Penyimpanan Narkotika, Psikotropika, Prekursor, Obat-obat


tertentu (Permenkes No 3 2015, Permenkes No..2016

Penyimpanan B3 (Program Pengelolaan Sistem Keamanan RS)


Dokumen Penyimpanan Obat High Alert dan LASA

Kebijakan Peningkatan Keamanan Obat High Alert High Concentrat dan


LASA

Panduan Pengelolaan Obat High Alert

Kewenangan Klinis Peresepan Obat High Alert

Kewenangan Klinis Pemberian Obat High Alert

Prosedur Pengelolaan Obat High Alert

Prosedur Pengelolaan Obat High Concentrate

Prosedur Pengelolaan Obat LASA

Prosedur Pencampuran Obat Sitotoksik

Prosedur Pelayanan Obat Kemoterapi


Penyusunan Dokumen
Koordinasi dalam penyusunan Kebijakan dan Daftar Obat
High Alert/LASA dengan :
Tim Keselamatan Pasien RS
Pokja SKP
Bidang Perawatan
TFT

Pembuatan Prosedur

Pembuatan dan Penempelan Label (ditentukan dalam


prosedur)
Kebijakan Peningkatan Keamanan Obat High
Alert (Standar SKP 3)
Sasaran Peningkatan Keamanan Obat

Daftar Obat High Alert, High Concentrate dan Obat LASA

Penandaan Obat

Penyimpanan Obat

Permintaan / Instruksi Obat

Pemberian Obat
Penyimpanan obat High alert sesuai dengan
ketentuan
Rumah sakit menetapkan obat yang dikategorikan sebagai obat yang
memerlukan kewaspadaan tinggi (High alert).

Obat high alert disimpan di tempat terpisah, baik di gudang, satelit farmasi
maupun ruang rawat (jika obat digunakan untuk kebutuhan bersama).

Obat diberi label High Alert dari kemasan terbesar sampai dengan terkecil
(pelabelan dilakukan di gudang farmasi).

Elektrolit pekat (KCl 7,46%, NaCl 3%, MgSO4 lebih dari 40%) tidak boleh
disimpan di unit pelayanan, kecuali terdapat indikasi klinik bahwa elektrolit
pekat tersebut diperlukan, misalnya ICU, kamar operasi, gawat darurat)
Penyimpanan obat obat look alike sound alike
(LASA)/ nama-obat-rupa-ucapan-mirip (NORUM)
sesuai dengan ketentuan
Rumah sakit menetapkan daftar obat yang memiliki kemiripan nama,
rupa, kemasan (Look alike) serta pengucapannya terdengar serupa
(Sound alike).

Obat-obat tersebut disimpan tidak berdampingan dan diberi label


LASA pada wadah penyimpanannya (termasuk obat dalam Troli
emergensi)

Penggunaan sistem penulisan Tall Man Letter untuk obat Sound Alike

Melengkapi dengan foto untuk obat Look Alike


Contoh Penyimpanan Obat High Alert dan LASA
Contoh Label dan pemasangan pada kemasan
Obat-obat narkotik disimpan sesuai ketentuan

Obat narkotika disimpan dalam lemari penyimpanan double lock sesuai


dengan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 3 tahun 2015.

Harus ditetapkan dua petugas yang bertanggung jawab terhadap lemari


penyimpanan narkotika, masing-masing memegang 1 kunci.
Adanya bukti / catatan serah terima antar shift
Pencatatan dan laporan yang akurat

Jika terdapat sisa narkotika injeksi, sisa narkotika disimpan dalam spuit,
apabila dalam jangka waktu 24 jam tidak digunakan, harus dimusnahkan
di saluran pembuangan dengan disaksikan oleh dua petugas yang berbeda
profesi dan dibuatkan berita acara pemusnahannya.
DASAR HUKUM
UNDANG-UNDANG
NO 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

PERATURAN PEMERINTAH
NO 40 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UU NO 35 TAHUN
2009 TENTANG NARKOTIKA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA
NO 3 TAHUN 2015 TENTANG PEREDARAN, PENYIMPANAN,
PEMUSNAHAN, DAN PELAPORAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA,
DAN PREKURSOR FARMASI
Permenkes No 3 tahun 2015
Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, Instalasi Farmasi Klinik, dan
Lembaga Ilmu Pengetahuan harus memiliki tempat penyimpanan Narkotika
atau Psikotropika berupa lemari khusus.

Lemari khusus berada dalam penguasaan Apoteker penanggung jawab.

Tempat penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dapat


berupa gudang, ruangan, atau lemari khusus.

Tempat penyimpanan Narkotika dilarang digunakan untuk menyimpan barang


selain Narkotika.

Tempat penyimpanan Psikotropika dilarang digunakan untuk menyimpan


barang selain Psikotropika.
Penyimpanan di Lemari Khusus
terbuat dari bahan yang kuat;

tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah kunci yang berbeda;

harus diletakkan dalam ruang khusus di sudut gudang, untuk Instalasi Farmasi
Pemerintah;

diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum, untuk Apotek,
Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Puskesmas, Instalasi Farmasi Klinik, dan
Lembaga Ilmu Pengetahuan ; dan

kunci lemari khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab/Apoteker yang


ditunjuk dan pegawai lain yang dikuasakan.
Lemari Narkotika dan Psikotropika

4 kunci
berbeda,
oleh 2
orang
berbeda
setiap
pintu
(secara
silang)
Penyimpanan B3 sesuai dengan ketentuan
Bahan berbahaya dan beracun (B3) disimpan di lemari khusus dengan
penandaan yang menujukkan sifat bahan tersebut

Kebijakan / Program Keselamatan Pasien

Daftar B3 di seluruh RS

MSDS (Material safety data sheet) di setiap unit yang menyimpan B3

Kebijakan Pelabelan Bahan Kimia :


Obat-obatan dan bahan kimia diberi label yang akurat

Prosedur Pengelolaan B3
Obat-obatan dan bahan kimia diberi label yang
akurat
Obat jadi dan bahan baku harus diberi label yang mencantumkan:
kandungan, tanggal kedaluwarsa dan peringatan penting.

Obat lepasan yang dikeluarkan dari wadah aslinya diberi label nama
obat, jumlah, no bets dan tanggal kedaluwarsa

Obat multiple dose diberi label BUD setelah dibuka

Obat dalam spuit diberi label identitas pasien dan nama obat, kadar,
jumlah, tanggal buka/campur dan BUD

Obat hasil pencampuran diberi label lengkap dengan identitas pasien,


nama obat, nama pelarut, kadar, jumlah, tanggal pencampuran, BUD.
OBAT SITOTOKSIK
TANGANI DENGAN HATI-HATI

NAMA PASIEN
:.
NO REKAM MEDIK :
..
RUANGAN/KLINIK
:.
NAMA OBAT
:..
..
TGL & JAM PRODUKSI:.
KADALUARSA
:..JAM
PENYIMPANAN : SUHU KAMAR / KULKAS
Seluruh tempat penyimpanan di inspeksi
Kebijakan
Kebijakan Inspeksi berkala meliputi :
periode inspeksi,
petugas yang bertanggungjawab pelaksanaan inspeksi berkala

Prosedur
Prosedur Inspeksi Berkala Ruang Penyimpanan
Prosedur Inspeksi Berkala Troli/Kit Troli Emergensi

Formulir
Formulir Inspeksi Berkala Troli Emergensi
Formulir Inspeksi Berkala Depo Farmasi
Formulir Inspeksi Berkala Ruang Perawatan

Laporan dan Evaluasi


Kebijakan rumah sakit tentang obat
yang dibawa pasien
Prosedur Penanganan Obat yang Dibawa
Pasien

Penyimpanan harus di Instalasi Farmasi agar


mutu dan stabilitas terjamin

Formulir Pencatatan dan serah terima obat


pasien
Standar MPO.3.1
Kebijakan rumah sakit mendukung penyimpanan
yang tepat bagi obat-obatan/medications dan
produk nutrisi yang tersedia
Kebijakan rumah sakit menjabarkan cara penyimpanan
yang tepat bagi produk nutrisi

Kebijakan rumah sakit menjabarkan cara penyimpanan obat


radioaktif, untuk keperluan investigasi dan sejenisnya

Kebijakan rumah sakit menjabarkan cara obat sampel


disimpan dan dikendalikan

Semua penyimpanan sesuai dengan kebijakan rumah sakit


Standar MPO.3.1 EP 1
Kebijakan rumah sakit menjabarkan cara
penyimpanan yang tepat bagi produk nutrisi

Kebijakan Penyimpanan Produk Nutrisi


(Koordinasi juga dengan Instalasi Gizi untuk Sediaan Enteral)

Prosedur Penyimpanan Produk Nutrisi (Termasuk SPO di Gizi


untuk Enteral)

Catatan Pemantauan Suhu Penyimpanan Produk Nutrisi (di


Instalasi Farmasi dan Gizi)
Standar MPO 3.1 EP 2
Kebijakan rumah sakit menjabarkan cara penyimpanan obat
radioaktif, untuk keperluan investigasi dan sejenisnya
Kebijakan penyimpanan obat radioaktif
Koordinasi dengan Kedokteran Nuklir dan Instalasi Radioterapi
Obat yang bersifat radioaktif disimpan di tempat khusus pada
lemari berperisai untuk menghindari paparan radiasi.

Kebijakan penyimpanan obat penelitian


Koordinasi dengan Bagian Penelitian
Instalasi Farmasi bertanggung jawab dalam pengelolaan obat
penelitian, berkoordinasi dengan Komite Etik Penelitian dan
peneliti agar sesuai dengal peraturan pengelolaan obat di
rumah sakit.
Standar MPO 3.1 EP 3 dan 4
Kebijakan rumah sakit menjabarkan cara obat sampel
disimpan dan dikendalikan
Semua penyimpanan sesuai dengan kebijakan rumah
sakit.

Kebijakan dan SPO Penyimpanan obat sampel bila


digunakan di RS.
Standar MPO.3.3
Rumah sakit mempunyai sistem penarikan
(recall) obat

Ada sistem penarikan obat

Kebijakan dan prosedur mengatur setiap penggunaan


obat yang diketahui kadaluwarsa atau tidak terpakai

Kebijakan dan prosedur mengatur pemusnahan obat


yang diketahui kadaluwarsa atau tidak terpakai

Kebijakan dan prosedur diimplementasikan


/dilaksanakan
Standar MPO.3.3 EP 1
Ada sistem penarikan obat
Kebijakan Penanganan Obat Recall,meliputi tata cara penarikan dan batas
waktu penarikan

Prosedur Penanganan Obat Recall

Formulir Pencatatan Proses Penanganan Obat Recall, meliputi data obat yang
ditarik, alasan penarikan, data stok dan serah teriama dengan distributor.

Dokumen Recall Obat

Surat Pemberitahuan Penarikan Produk, termasuk alasan penarikan dan spesifikasi produk
(nama, no bets, tanggal kedaluwarsa)
Bukti Catatan Stok seluruh Unit di RS
Bukti Penarikan Obat
Bukti Pengembalian Obat ke Distributor
Standar MPO 3.3 EP 2
Kebijakan dan prosedur mengatur setiap penggunaan
obat yang diketahui kadaluwarsa atau tidak terpakai
Kebijakan tentang batas waktu pemakaian dan penarikan obat
kedaluwarsa
Terdapat sistem pengendalian obat menjelang kedaluwarsa
Prosedur Pengendalian Obat Kedaluwarsa meliputi :
bagaimana penyebaran informasi / data obat menjelang
kedaluwarsa,
pemisahan penyimpanannya (sistem FEFO berjalan baik)
penarikan ke gudang,
penyimpanan terpisah di gudang.
Data Obat kedaluwarsa diinformasikan melalui TFT ke SMF/
user.
Usaha penukaran /pengembalian ke pemasok untuk
mengurangi resiko kedaluwarsa
Standar MPO 3.3 EP 2
Kebijakan dan prosedur mengatur setiap penggunaan
obat yang diketahui kadaluwarsa atau tidak terpakai

Kebijakan tentang obat pasien yang sudah tidak


terpakai di ruang perawatan, misalnya karena pasien
meninggal, alergi, ganti obat.

Terdapat sistem penarikan obat / retur obat-obat tidak


terpakai
Standar MPO 3.3 EP 3
Kebijakan dan prosedur mengatur pemusnahan obat
yang diketahui kadaluwarsa atau tidak terpakai

Pengolahan data dan pelaporan obat yang akan dimusnahkan

Pemusnahan obat mengikuti ketentuan penghapusan barang


milik negara

Dikelola oleh Tim Pemusnahan Barang Milik Negara

Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan BPOM

Dilengkapi dengan Berita Acara Pemusnahan


Hatur
nuhun
Terima kasih

Thank You

Jazakallah

Anda mungkin juga menyukai