Anda di halaman 1dari 7

RESUME KEPERAWATAN JIWA PADA TN.

A DENGAN RESIKO BUNUH DIRI

Stase Keperawatan Jiwa

Di Susun Oleh :

Lala Nuril Maula

NPM:18200100022

PROGRAM STUDY PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

(STIKIM)

2021
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

RESIKO BUNUH DIRI

Nama : Tn A
SP :1
Pertemuan : Pertama
Tanggal/Jam : 24 April 2021

A. Proses keperawatan
Kondisi klien :
DS :
 Klien mengatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja
 Klien mengatakan tak ada gunanya hidup
 Klien mengatakan lebih baik mati saja.
DO:
 Klien tampak ada isyarat bunuh diri
 Klien tampak ada ide bunuh diri
 Klien pernah ingin mencoba bunuh diri.
 Klien terlihat menyendiri
 Klien tampak murung
 Klien tak bergairah.
 Ada bekas percobaan bunuh diri.

Diagnosa keperawatan
Resiko bunuh diri.

Tujuan khusus
 Klien dapat membina hubungan saling percaya
 Klien dapat terlindung dari bunuh diri.
 Klien dapat mengekspresikan perasaannya.
 Klien tidak dapat melakukan percobaan bunuh diri.

Tindakan keperawatan
 Bina hubungan saling percaya
 Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan klien.
 Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan klien.
 Melakukan kontrak treatment.
 Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri.
 Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri.

B. Proses komunikasi dalam pelaksanaan tindakan


1) ORIENTASI
a) Salam Terapeutik
“Selamat pagi bapak. Perkenalkan nama saya Lala Nuril Maula, sering di panggil
Lala, Nama bapak siapa? Lebih suka dipanggil siapa bapak? Saya adalah
mahasiswa Profesi Ners STIKIM Jakarta Selatan, saya praktek disini selama 1
Minggu. Saya praktek pada pagi hari dari pukul 07.00-14.00 WIB.”
b) Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan bapak saat ini?”
“ Bagaimana tidurnya semalam?
c) Kontrak
Topik :
“Bapak, pagi ini kita bertemu untuk berkenalan dan berbincang-bincang
mengenai masalah yang bapak hadapi?”
Waktu :
“Mau berapa lama kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
Tempat :
Bapak mau berbincang-bincang dimana?” Bagaimana kalau di ruang
makan bapak?”
Tujuan interaksi :
“ Tujuan kita berbincang-bincang hari ini agar kita kenal lebih dekat satu
sama lain dan mengetahui permasalahan yang bapak hadapi ?”.

2) TAHAP KERJA
“Bapak sudah berapa lama dirawat disini? Apa bapak tahu sekarang berada dimana?
Bapak, sekarang coba ceritakan apa yang bapak pikirkan. mengapa bapak berpikir
untuk mengakhiri hidup bapak? Apa peristiwa yang menyebabkan bapak bunuh diri?
Apa bapak pernah menyampaikan ancaman akan bunuh diri? Sudah berapa kali bapak
coba untuk bunuh diri? Bapak, jika ingin mau bunuh diri benda apa yang digunakan
untuk bunuh diri?

“ Bapak, tadi bapak mengatakan ingin bunuh diri karena terkena pemutusan
hubungan kerja dan merasa jika bapak mati bapak akan bahagia. Itu semua tidak
benar bapak, bunuh diri itu dosa, perbuatan yang di murkai Allah, bapak tidak boleh
berpikir seperti itu ya. Baiklah tidak apa-apa bapak menangis, sekarang suster ona
akan mengajarkan cara mengendalikan keinginan bunuh diri, apa bapak mau? Baiklah
jika bapak setuju, begini caranya bapak, disaat bapak terpikir ingin bunuh diri, Bapak
bisa berdoa kepada Tuhan, bapak bisa menceritakan masalah bapak pada istri atau
orang yang ada di sekelilingi bapak atau bapak melakukan aktivitas seperti olahraga
dan bapak bisa berhitung dari 1 sampai 3 lalu setelah itu bapak tarik napas dalam
kemudian tahan sebentar lalu hembuskan lewat mulut seperti itu ya bapak. Bapak
juga bisa sambil membayangkan seseuatu yang membuat bapak bahagia. Nah,
demikian caranya bapak, tadi kan suster sudah mencontohkan, sekarang coba bapak
lakukan sendiri. Nah iya bapak. Benar sekali bapak caranya, sekarang mari kita isi
jadwal kegiatan bapak. Bagus sekali bapak, hari ini bapak mau latihan berapa kali dan
jam berapa saja bapak?

3) TAHAP TERMINASI
a) Evaluasi Subjekif
“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang dan melakukan tindakan
mengendalikan dorongan bunuh diri?”
b) Evaluasi Objektif
“Bapak, coba ulangi bagaimana teknik napas dalam lalu sambil membayangkan
seseuatu yang membuat bapak bahagia sekali lagi, wah bagus sekali bapak.”
c) Rencana tindak lanjut
“Bapak, saya berharap bapak bisa menerapkan tindakan mengendalikan yang tadi
suster ajarkkan. Bapak harus melakukan tindakan tersebut setiap rasa keinginan
untuk bunuh diri muncul. jangan lupa untuk memasukkan ke dalam jadwal harian
bapak, beri tanda pada huruf M jika bapak melakukannya sendiri, huruf B jika di
bantu orang lain, huruf T jika bapak tidak melakukannya. Besok suster akan
tanyakan lagi ya ke bapak.”
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA STIKIM

Nama : Tn. A

Ruangan : Anggrek

RM No. :-

IMPLEMENTASI EVALUASI

Hari/Tanggal : S:

Data : Klien mengatakan sudah mencoba belajar


berkenalan namun masih enggan untuk
Subyektif
dilakukan
- Klien mengatakan ingin bunuh diri /
ingin mati saja
- Klien mengatakan tak ada gunanya O:
hidup
Klien aktif dan memperhatikan selama
Obyektif
latihan berkenalan dengan perawat
- Klien tampak ada isyarat bunuh diri
- Klien tampak ada ide bunuh diri
- Klien pernah ingin mencoba bunuh A:
diri.
Klien sudah tahu cara berkenalan dengan
- Klien terlihat menyendiri
menyebutkan nama,asal,hobi
- Klien terlihat murung.
Diagnosa Keperawatan: Resiko bunuh diri (+)
Resiko Bunuh Diri

Tindakan Keperawatan: P:

 Klien dapat membina hubungan Lanjutkan berkenalan dengan orang lain


saling percaya
 Klien dapat terlindung dari perilaku
bunuh diri
 Klien dapat mengekspresikan
perasaannya
 Klien dapat meningkatkan harga diri
 Klien dapat menggunakan koping
yang adaptif
Rencana Tindakan Lanjtutan: Lala Nuril Maula

Klien dapat mendorong untuk tidak


mencoba bunuh diri kembali muncul
dengan melakukan tarik nafas dalam dan
saling bina hubungan percaya kepada
perawat dan orang lain

Anda mungkin juga menyukai