Anda di halaman 1dari 12

ANALISA PROSES INTERAKSI

Nama Mahasiswa : Lala Nuril Maula


Tanggal : 10 april 2021
Waktu : Pkl. 10.00 – 10.30 WIB (30 Menit)
Tempat : Ruang Mawar
Inisial Klien : Tn.A
Interaksi ke : I (Fase Perkenalan)
Lingkungan : Meja makan, berhadapan dengan klien, suasana tenang
Deskripsi pasien : Penampilan kurang rapi, pakaian banyak lobang bekas rokok, pasien merokok puntung, menunduk.
Tujuan komunikasi : Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahnya

ANALISA BERPUSAT PADA ANALISA BERPUSAT PADA


KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL RASIONAL
PERAWAT KLIEN
P : Selamat pagi Pak, boleh saya P: Memandang K dan tersenyum P : Ingin membuka percakapan K masih ragu terhadap orang baru Salam merupakan kalimat
duduk di sebelah Bapak ? K: Ekpresi datar dengan klien dan berharap dengan yang masuk ke lingkungannya pembuka untuk memulai suatu
sapaan sederhana P bisa diterima percakapan sehingga dapat terjalin
oleh K. rasa percaya.
K ragu terhadap orang baru
K : Sore, silahkan. K: Ekpresi datar P merasa senang ada tanggapan
P: Memandang K atas salam walaupun belum
diekpresikan secara tulus
P : Wah, suasana pagi ini sejuk P : Memandang ke halaman sambil P ingin memulai percakapan K memberikan respon sepintas dan Topik ringan akan memudahkan
sekali ya Pak melirik K dengan topik ringan sebelum menunjukkan perhatian cukup interaksi lebih lanjut
K : Ikut melihat ke halaman lalu masuk ke kondisi K terhadap P
menghisap rokoknya dan
K : (diam) menunduk lagi
P : Oh ya, perkenalkan saya lala, P : Memandang K sambil P merasa bahwa K harus diberikan K masih memberikan tanggapan Memperkenalkan diri dapat
saya mahasiswa praktek disini menjulurkan tangan ke K penjelasan tentang kedatangan P secara ragu-ragu menciptakan rasa percaya klien
yang akan merawat Bapak. K : Mengalihkan rokok ke tangan terhadap perawat
K : (diam) kiri lalu tanpa memandang P
menerima uluran tangan P

P : Nama Bapak siapa ? P : Masih menjabat tangan pasien P ingin tahu nama pasien K ragu-ragu Mengenal nama pasien akan
dan mendekatkan diri ke-K memudahkan interaksi
K : Menoleh sebentar
K : Menyebut nama dengan
K : Ang menunduk dan menarik tangannya P merasa pasien enggan berkenalan K merasa perkenalan hanya
formalitas belaka
P : Bapak senangnya dipanggil P : Memandang K P ingin menjalin kedekatan dengan K mencoba mengingat nama yang Nama panggilan merupakan nama
dengan nama apa K : Menoleh ke halaman pasien disukainya akrab klien sehingga menciptakan
rasa senang akan adanya
K : Ang. K : Melihat ke arah P dan P senang walaupun jawaban K mulai tertarik dengan perkenalan pengakuan atas namanya
menjawab singkat lalu menunduk singkat dengan P
lagi
P : Wah, kedengarannya enak P : Memandang K sambil P mencoba mengakrabkan suasana K berpikir sejenak, mengngingat Pujian berguna untuk mendekatkan
kalau saya manggil Pak Ang tersenyum nama yang disukainya perawat menjalin hubungan
K : Menunduk therapeutik dengan klien
P merasa pertanyaan mendapatkan
K : Iya K : Menoleh ke P respon K mulai merasa bahwa P datang
P : Memperhatikan K untuk membantu K

P : Bapak asalnya dari mana Pak P : Memandang K P masih berusaha membangun K berpikir dan mengingat-ingat Topik sederhana membantu
Ong? K : Menunduk dan berpikir keakraban dengan topik sederhana menjalin kedekatan dengan klien

P senang karena K memberi respon


K : Salatiga, Jawa Tengah K : Menoleh ke P dan tersenyum K senang karena ingat daerah
lalu menunduk lagi asalnya dan kembali
P : Memperhatikan K membayangkan daerah asalnya
tersebut
P : Wah, jauh juga ya. Bapak Ong P : Memandang K sambil P mulai mengkaji data umum K berpikir dan berusaha mengingat Lama rawat menentukan apakah
sudah berapa lama disini? tersenyum pasien klien kronis atau akut
K : Menghisap rokok dan
melemparkannya karena sudah
habis
K membayangkan keadaan yang
K : Lama! Dua puluh tahun. K : Bicara tanpa menoleh P P khawatir kalau pertanyaan telah lama dijalaninya
P : Memandang K membuat K tersinggung
P : Sejak tahun berapa Bapak disini P : Menunjukkan perhatian P berharap dapat memperoleh data K berusaha mengingat Daya ingat pasien dapat dikaji
? K : Menunduk sambil memandang lama rawat secara lebih pasti dengan menanyakan data-data
kakinya sambil mengkaji daya ingat pasien pasien yang sederhana
P senang karena mendapat respon
K : Yach, delapan puluh tiga K : Masih menunduk dari K K menjawab dengan sekedarnya
P : Memperhatikan

P : Sekarang Bapak Ang umurnya P : Mendekatkan diri ke K P mengkaji daya ingat K K berusaha mengingat-ingat Umur mempengaruhi daya ingat
berapa? K : Menoleh ke halaman dan klien
terdiam beberapa lama

K : Em…20 tahun K : Menoleh P sebentar lalu P merasa arah pertanyaan sudah K menjawab sesuai dengan daya
menunduk lagi dapat dijawab jelas oleh K ingat yang dimilikinya
P : Tersenyum
P : Pak Ang ingat nggak, kenapa P : Menunjukkan keseriusan P berhati-hati karena pertanyaan K mengingat-ingat Keluhan utama merupakan dasar
pak Ang dirawat disini K : Menunduk tsb sangat spesifik dan takut pasien dirawat di RS Jiwa
menyinggung pasien
K : Saraf, sakit saraf. ECT, ini di K : Menoleh ke P dan menepuk- P lega karena K tidak tersinggung K menjawab ragu-ragu
ECT. nepuk kepalanya
P : Pak Ong pernah ngamuk? P : Bertanya pelahan P mengkaji lebih jauh alasan K mengingat-ingat Halusinasi dapat terjadi kapan saja
K : Menunduk pasien dirawat karena adanya stimulus tertentu

K : Nggak, nggak, saya suka K : Menoleh ke halaman lalu P kaget, dan sadar kalau pasien K mengalami halusinasi lihat
ngelamun. Enak sendirian. Kakak menunjuk-nunjuk mengalami halusinasi lihat
saya sudah meninggal tapi hidup P : Memperhatikan respon pasien
lagi. Itu dia !!
P:- P : Masih kaget P mendiamkan karena belum K melihat kakaknya dan mencoba Dengan diam therapeutik, klien
K : Memandang ke halaman menemukan pertanyaan yang tepat menceritakannya pada P merasa didengarkan dan bercerita
untuk K tentang keadaannya
K : Kakak saya orangnya sukses, K : Menunjuk ke halaman dan P menemukan adanya flight of K teringat kondisi keluarganya
sayang mati, anak saya tujuh belas nyerocos ideas dan berpikir tentang faktor
semuanya di Jerman. P : Memperhatikan penyebab
P : Bapak Ong sudah berkeluarga? P : Mendekatkan diri P berusaha mengkaji data yang K membayangkan keadaan Waham kemungkinan terjadi
K : Memandang kosong ke terkait kata-katanya tadi keluarganya karena menarik diri
K : Anak saya di Jerman dan di halaman
Peking. Saya profesor, ngajar di K : Menunduk sambil nyerocos P menemukan adanya K menikmati waham yang
UI, bolak-balik dari Bandung ke P : Memperhatikan kemungkinan waham kebesaran dirasakannya
Jerman. pada pasien
P:- P : Memperhatikan P mendiamkan dengan harapan K membayangkan ank-anaknya Diam therapeutik akan membantu
K : Menunduk pasien akan lebih terbuka tetang pasien mengungkapkan
dirinya perasaannya pada perawat
K : Keadaan diluar perang,saya K : Berbisik pada P dengan nada P menemukan adanya fligt of ideas K sedih tentang anaknya
pusing mikirin biaya kuliah. sedih
P : Mendengarkan dengan serius
P : Pak Ang, kegiatan bapak P : Menepuk bahu K P mencoba mengalihkan K teralih karena pertanyaan baru Pengalihan agar klien tidak larut
sehari-hari ngapain saja Pak ? K : Menoleh P pembicaraan terkait waham dalam waham dan halusinasinya

K : Mandi, makan ehm…ya itu. K : Menggaruk-garuk kepalanya P merasa senang karena pasien K bingung tentang yang
P : Memperhatikan respon K bisa beralih dilakukannya sehari-hari
P : Kemudian? P : Menekankan pertanyaan P mencoba menggali data lebih K mengingat-ingat Tehnik ekplorasi berguna untuk
K : Menunduk dalam mendapatkan lebih banyak data
terkait masalah klien
K : Baca-baca buku. Saya kan K : Menoleh P P menemukan lagi adanya K merasa dirinya harus rajin
profesor. P : Memperhatikan kemungkinan waham belajar
P : Bapak Ang betah tinggal di P : Melihat halaman P mengalihkan perhatian K dari K masih terbawa oleh waham Pengalihan agar pasien tidak larut
sini?Suasananya enak ya! K : menunduk waham pada waham dan halusinasinya
pada fase interaksi ini
K : Betah. K : Ikut melihat halaman P senang karena dapat K berusaha menjawab sekenanya
P : memperhatikan mengalihkan perhatian pasien
P : Tentunya keluarga Bapak Ong P : Memandang K sambil P ingin mengkaji keterlibatan K berusaha mengingat keluarganya Keluarga merupakan support
suka menjenguk kesini. tersenyum keluarga terhadap perawatan K sistem bagi klien sehingga harus
K : Menoleh P dikaji keterlibatannya
K ingat terhadap keluarganya
K : Sebulan sekali. K : Menunduk lagi P senang mendapatkan jawaban K
P : Memperhatikan respon K

P : Kalau Pak Ang suka pulang P : Memandang K P mengkaji hubungan K dengan K mengingat hubungannya dengan Berada di lingkungan keluarga
juga ya? K : Menunduk keluarganya keluarga akan membuat klien melihat
realitas menyenangkan atau
K : Ya, sebulan sekali juga K : Menoleh P dan tersenyum P senang mendapatkan jawaban K senang membayangkan pulang malahan stressor
P : Memperhatikan sesuai pertanyaan
P : Kalau di rumah, ngapain aja P : Memandang K sambil P berusaha mengkaji aktivitas K di K mengingat aktivitasnya di rumah Aktivitas di rumah merupakan data
Pak Ong tersenyum rumah pantas tidaknya pasien dilibatkan
K : Menoleh P lalu melihat ke dalam keluarga
halaman
K menikmati waham yang
K : Yah, tidur dan baca-baca buku K : Memandang P P menemukan pengulangan dialaminya
penelitian. Profesor harus banyak P : Memperhatikan respon K terhadap waham pada K
baca.
P : Suka ngobrol nggak dengan P : Memandang K P mengkaji peran keluarga K mengingat aktivitasnya di rumah Menarik diri membuat K asyik
keluarga K : Menunduk terhadap K dengan dunianya sendiri
K menganggap ngobrol
K : Enakan diem, soalnya K : Menunduk P mendapatkan data menarik diri mengganggu wahamnya
mengganggu saya baca buku P : Memperhatikan pada K
P : Bagaimana perasaan Pak Ang P : Memandang K P mengalihkan topik bahasan K bingung dengan pertanyaan yang Pengalihan agar K tidak larut
sekarang? K : Menunduk diberikan dengan wahamnya

K : Saraf, sakit saraf. Kakak saya K : Menggaruk-garuk kepala P bingung harus ngobrol tentang K menjawab tentang keadaannya
hidup lagi, itu dia. P : Memperhatikan apa lagi

P:- P : Memandang halaman P memikirkan topik lain yang K merenungkan keadaannya Diam berguna untuk memikirkan
K : Ikut memandang halaman terkait interaksi selanjutnya

K : Dia sukses. K : Menunjuk ke halaman P kaget karena kembali K menikmati halusinasi lihatnya
P : Kaget dan memperhatikan menemukan adanya halusinasi
respon K pada K

P : Pak Ang, kita tadi sudah P : Memandang K P ingin mengakhiri fase I karena K memperhatikan P Evaluasi fase I berhasil jika K
berkenalan, masih inget nggak K : Menoleh sudah cukup banyak data yang dapat mengingat nama P sehingga
nama saya? terkaji nantinya terjalin trust

K : Lala K : Memandang P dan tersenyum P senang karena K ingat nama P K mengingat-ingat nama P
P : Memperhatikan

P : Nah, saya senang sekali bisa P : Menepuk bahu K P memberikan reinforcement pada K senang diberikan reinforcement Kontrak berikutnya harus
ngobrol dengan pak Ang. K : Menoleh dan tersenyum K ditentukan dan harus mendapatkan
Bagaimana kalau selesai makan persetujuan klien agar klien ingat
kita ngobrol lagi? Sebentar saja terhadap kontrak
kok, yach cukup 20 menit saja.
K ikut menentukan kontrak
K : Boleh K : Tersenyum P senang karena K mau
P : Tersenyum menentukan kontrak berikutnya

P : Nah kalau Pak Ang setuju, P : Memandang K P menentukan topik dan aktivitas K memikirkan tentang kegiatan Kegiatan yang akan dilaksanakan
nanti kita ngobrol tentang perasaan K : Menunduk pada kontrak berikutnya yang ditawarkan harus mendapat persetujuan K
Pak Ong terhadap keluarga Pak sehingga bila K keluar dari
Ang. Sekalian saya periksa tekanan kegiatan dimaksud, bisa diingatkan
darahnya ya. tentang batasan kegiatan sesuai
kontrak
K : Ya, ya…. K : Mengangguk P senang karena K setuju dengan K setuju tentang kegiatan yang
P : Tersenyum kegiatan yang akan dilaksanakan akan dilaksanakan

P : Terimakasih atas kesediaan Pak P : Menepuk bahu K dan P menutup fase I K menunjukkan rasa percaya pada Salam penutup merupakan akhir
Ang ngobrol dengan saya, selamat mengulurkan jabat tangan P fase yang harus dilakukan untuk
pagi K : Menoleh, menjabat tangan P mencegah tidak percaya pada klien

K : pagi K : Tersenyum lalu menunduk P senang karena K mau K menyambut salam P


P : Tersenyum berinteraksi dengan P

KESAN PERAWAT :
Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik.Klien cukup kooperatif walaupun sering terganggu dengan halusinasinya. Data yang tergali
adalah data mengenai harga diri rendah kronik, halusinasi lihat, menarik diri, koping individu tidak efektif, koping keluarga kurang efektif, flight of ideas dan
ideal diri yang tinggi. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan pasien menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan
dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANG RAWAT : R. Cendrawasih RSJP Jakarta TANGGAL DIRAWAT : 10 april 2017

I. IDENTITAS KLIEN
Initial : Tn.a
Umur : 20 tahun
Informan : Klien sendiri
Tanggal Pengkajian : 10 april 2021
RM No :-

II. ALASAN MASUK


Klien mengatakan karena sakit saraf

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, klien sudah dirawat sejak tahun 2017
2. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil
3. Aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga, tindakan kriminal tidak ada
4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : belum terkaji
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : belum terkaji

IV. FISIK
1. Tanda vital : TD 130/90 mmHg, N 84 x/menit, S 36,9 C, P 16 x/menit
2. Ukur : TB/BB belum terkaji
3. Keluhan fisik : Tidak ada
Masalah keperawatan : -

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram : belum terkaji
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien mengatakan puas terhadap tubuhnya
b. Identitas : Tidak ada gangguan identitas
c. Peran : Klien tidak tahu perannya sebagai apa.
d. Ideal diri : Klien bercita-cita menjadi profesor, sehingga merasa harus rajin baca buku. Klien merasa cita-citanya sudah tercapai sekarang
(padahal tidak)
e. Harga diri : Klien mengatakan kakaknya sukses.
Masalah keperawatan :
- Ideal diri terlalu tinggi
- Harga diri rendah

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : Belum terkaji
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Belum terkaji
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien tidak mau ngobrol dengan sesama pasien atau dengan perawat, suka menyendiri.
Masalah keperawatan :
- Isolasi sosial : Menarik Diri

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Belum terkaji
b. Kegiatan Ibadah : Belum terkaji

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan : kurang rapi
Pasien berpakaian seadanya, celana bolong-bolong bekas rokok, kantung baju coklat bekas tembakau yang berbau
Masalah Keperawatan : Resiko kurangnya perawatan diri
2. Pembicaraan : Gagap, inkoheren
Pasien menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tidak jelas dan terputus-putus, kadang-kadang tidak nyambung dengan apa yang ditanyakan
Masalah Keperawatan : Gangguan pola komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik : lemah dan lesu
Saat wawancara, pasien sedang duduk termenung dan memandang di kejauhan serta terlihat loyo
Masalah Keperawatan : Kelemahan aktivitas
4. Alam perasaan : sedih
Ekpresi wajah pasien nampak sedih saat wawancara
Masalah Keperawatan : Depresi
5. Afek : Datar
Afek pasien selama wawancara tidak terdapat perubahan yang berarti, terkesan hambar
Masalah Keperawatan : Menarik diri
6. Interaksi selama wawancara : kontak mata kurang
Selama wawancara, pasien lebih banyak menunduk dan menjawab pertanyaan dengan tidak melihat perawat
7. Persepsi : Halusinasi
Pasien mengatakan ia sering melihat kakaknya yang sudah mati tapi hidup kembali dan lalu mereka ngobrol
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
8. Proses pikir : Flight of Ideas, Persevarasi
Pembicaraan klien tidak terarah dengan ide yang tidak nyambung satu sama lain, klien sering mengulang pernyataan bahwa kakaknya hidup
kembali
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi Sensori
9. Isi pikir : Waham kebesaran
Pasien mengaku dirinya sudah menjadi profesor dan guru besar di UI, ia juga mengatakan bahwa situasi di dunia sudah perang semua
Masalah Keperawatan : Gangguan Orintasi Realitas : Waham Kebesaran
10. Tingkat kesadaran : CM, disorientasi waktu tempat dan orang tidak ada
Selama wawancara, pasien tampak sadar
Masalah Keperawatan : -
11. Memori : Ada gangguan daya ingat jangka panjang
Saat pasien diminta menyebutkan peristiwa di masa lalu, pasien tampak bingung
Masalah Keperawan : Demensia
12. Tingkat konsetrasi dan berhitung : Mudah beralih, mampu berhitung sederhana
Sering saat wawancara klien menoleh ke satu arah, dan klien lupa pertanyaan yang telah diberikan kepadanya
Masalah Keperawatan : Halusinasi lihat
13. Kemampuan penilaian : Belum terkaji
14. Daya tilik diri : Belum terkaji
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan : bantuan minimal
2. BAB/BAK : bantuan minimal
3. Mandi : bantuan minimal
4. Berpakaian/berhias : bantuan minimal
5. Istirahat dan tidur : tidak teratur, kegiatan sebelum tidur yaitu melamun
6. Penggunaan obat : bantuan minimal
7. Pemeliharaan kesehatan : belum terkaji
8. Kegiatan dalam rumah : hanya berdiam diri saja
9. Kegiatan di luar rumah : tidak ada
Masalah keperawatan : Koping keluarga kurang efektif

VIII. MEKANISME KOPING


Menghindari masalah, dan suka menyendiri
Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


1. Masalah berhubungan dengan dukungan kelompok : klien jarang bergaul dengan sesama pasien, lebih senang menyendiri dan melamun
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan : teman-teman klien sesama pasien malas ngobrol dengan klien
3. Masalah berhubungan dengan pendidikan : klien mengatakan ia kuliah di berbagai negara sehingga ia layak disebut profesor
4. Masalah berhubungan dengan pekerjaan : belum terkaji
5. Masalah berhubungan dengan perumahan : belum terkaji
6. Masalah berhubungan dengan ekonomi : belum terkaji
7. Masalah berhubungan dengan pelayanan kesehatan : belum terkaji
Masalah keperawatan :
- Isolasi sosial : menarik diri
- Waham kebesaran

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


1. Penyakit jiwa
2. Koping
3. Sistem pendukung
4. Faktor presipitasi
Masalah keperawatan :
- Kurang pengetahuan

XI. ASPEK MEDIS


1. Diagnosa Medis : belum terkaji
2. Therapi Medik : belum terkaji

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Gangguan harga diri : harga diri rendah
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Gangguan persepsi sensori : halusinasi lihat
4. Gangguan konsep diri : Ideal diri terlalu tinggi
5. Kurang pengetahuan
6. Gangguan orientasi realitas : Waham kebesaran
7. Koping individu tidak efektif
8. Koping keluarga tidak efektif
9. Gangguan komunikasi verbal
10. Resiko kurangnya perawatan diri

Pohon Masalah

RESIKO PRILAKU KEKERASAN

RESIKO KURANGNYA PERAWATAN DIRI

HALUSINASI LIHAT GGN. KOM. VERBAL WAHAM


MENARIK DIRI
Core Problem

HARGA DIRI RENDAH : Kronis KOPING IND. TDK., EFEKTIF

KOPING KELUARGA TIDAK EFEKTIF

IDEAL DIRI TINGGI


KURANG PENGETAHUAN

XIII. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN


1. Gangguan harga diri: harga diri rendah kronis berhubungan dengan ideal diri tinggi
2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Perubahan persepsi sensori : halusinasi lihat berhubungan dengan menarik diri
4. Resiko prilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi
5. Resiko kurangnya perawatan diri berhubungan dengan menarik diri
6. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan menarik diri
7. Waham : Kebesaran berhubungan dengan menarik diri
8. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan harga diri rendah
9. Gangguan harga diri : harga diri rendah kronis berhubungan dengan koping keluarga tidak efektif
10. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai