Anda di halaman 1dari 11

ANALISA PROSES INTERAKSI

Nama Mahasiswa : Syuhaibatul Aslamiyah


Tanggal : 15 April 2019
Waktu : Pkl. 11.00 - 11.30 WIB (30 Menit)
Tempat : Ruang Berry
Inisial Klien : Ny. A
Interaksi ke : I (Fase Perkenalan)
Lingkungan : Ruang Berry, berhadapan dengan klien, suasana tenang
Deskripsi pasien : Penampilan rapi
Tujuan komunikasi : Perawat dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahnya

ANALISA BERPUSAT PADA ANALISA BERPUSAT PADA


KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL RASIONAL
PERAWAT KLIEN
P : Selamat siang bu P: Memandang K dan tersenyum P : Ingin membuka percakapan K masih ragu terhadap orang baru Salam merupakan kalimat pembuka
K: Ekpresi datar dengan klien dan berharap dengan yang masuk ke lingkungannya untuk memulai suatu percakapan
sapaan sederhana P bisa diterima sehingga dapat terjalin rasa
oleh K. percaya.
K : Siang juga K ragu terhadap orang baru
K: Ekpresi datar P merasa senang ada tanggapan atas
P: Memandang K salam walaupun belum
diekpresikan secara tulus
P : Perkenalkan pa saya dengan P : Memandang K sambil P merasa bahwa K harus diberikan K masih memberikan tanggapan Memperkenalkan diri dapat
Mia, saya mahasiswa praktek dari menjulurkan tangan ke K penjelasan tentang kedatangan P secara ragu-ragu menciptakan rasa percaya klien
Stikes Bani Saleh, saya disini yang K : menjulurkan tangan kembali terhadap perawat
akan merawat ibu.
K : (diam)
P : Nama ibu siapa ? P : Masih menjabat tangan pasien P ingin tahu nama pasien K ragu-ragu Mengenal nama pasien akan
dan mendekatkan diri ke-K memudahkan interaksi
K : Menoleh sebentar

K : Menyebut nama dengan biasa


K : Aty Lestari saja P merasa pasien enggan berkenalan K merasa perkenalan hanya
formalitas belaka
P : ibu senangnya dipanggil dengan P : Memandang K P ingin menjalin kedekatan dengan K mencoba mengingat nama yang Nama panggilan merupakan nama
nama apa K : Melihat muka P pasien disukainya akrab klien sehingga menciptakan
rasa senang akan adanya pengakuan
K : Aty K : Melihat ke arah P dan P senang walaupun jawaban singkat K mulai tertarik dengan perkenalan atas namanya
menjawab nya. dengan P

P : Wah, kedengarannya enak kalau P : Memandang K sambil P mencoba mengakrabkan suasana K berpikir sejenak, mengngingat Pujian berguna untuk mendekatkan
saya manggil bu Aty tersenyum nama yang disukainya perawat menjalin hubungan
K : biasa saja therapeutik dengan klien
P merasa pertanyaan mendapatkan
K : Iya K : Menoleh ke P respon K mulai merasa bahwa P datang
P : Memperhatikan K untuk membantu K

P : ibu asalnya dari mana ? P : Memandang K P masih berusaha membangun K berpikir dan mengingat-ingat Topik sederhana membantu
K : Menunduk dan berpikir keakraban dengan topik sederhana menjalin kedekatan dengan klien

K : cengkareng P senang karena K memberi respon


K : Menoleh ke P dan tersenyum K senang karena ingat daerah
P : Memperhatikan K asalnya dan kembali
membayangkan daerah asalnya
tersebut
P : Wah, jauh juga ya. ibu sudah P : Memandang K sambil P mulai mengkaji data umum K berpikir dan berusaha mengingat menentukan apakah klien kronis
berapa lama disini? tersenyum pasien atau akut
K : diam

K : Bicara tanpa menoleh P


P : Memandang K K membayangkan keadaan
K : dari hari rabu, tanggal 10 April P khawatir kalau pertanyaan
2019 membuat K tersinggung
P : Sekarang ibu umurnya berapa? P : Mendekatkan diri ke K P mengkaji daya ingat K K berusaha mengingat-ingat Umur mempengaruhi daya ingat
K : K menjawab 30 tahun klien

K : 30 tahun K : biasa saja


P : Tersenyum P merasa arah pertanyaan sudah K menjawab sesuai dengan daya
dapat dijawab jelas oleh K ingat yang dimilikinya
P : ibu aty ingat nggak, kenapa P : Menunjukkan keseriusan P berhati-hati karena pertanyaan tsb K mengingat-ingat Keluhan utama merupakan dasar
bapak dibawa disini K : Menunduk sangat spesifik dan takut pasien dirawat di RS Jiwa
menyinggung pasien
K : Saya ga tau, tiba-tiba saya P lega karena K tidak tersinggung K menjawab ragu-ragu
dibawa kesini pake mobil ambulan
karena mau berobat.
P : ibu aty suka lihat hal hal aneh? P : Bertanya pelahan P mengkaji lebih jauh alasan pasien K mengingat-ingat Halusinasi dapat terjadi kapan saja
K : tidak pernah dirawat karena adanya stimulus tertentu
P : Memperhatikan respon pasien
K : iya, saya suka sedih karna anak P kaget, dan sadar kalau pasien K mengalami halusinasi lihat
ke 4 nya di ambil sama petugas mengalami halusinasi lihat
bank.
P : Selain itu apa lagi yang ibu P : Masih kaget P mendiamkan karena belum K meliha mencoba Dengan diam therapeutik, klien
suka dengan atau lihat hal hal aneh? K : biasa saja menemukan pertanyaan yang tepat menceritakannya pada P merasa didengarkan dan bercerita
P : Memperhatikan untuk K tentang keadaannya.
P menemukan adanya flight of K teringat kondisi keluarganya Waham kemungkinan terjadi karena
K : tidak ada ideas dan berpikir tentang faktor menarik diri
penyebab
P : Berarti ibu aty sudah P : Mendekatkan diri P berusaha mengkaji data yang K membayangkan keadaan Waham kemungkinan
berkeluarga ya? K : Memandang kosong ke jendela terkait kata-katanya tadi keluarganya
K : Menunduk sambil nyerocos
K : Anak saya ada 5 yang masih P : Memperhatikan P menemukan adanya kemungkinan K menikmati waham yang
hidup 1 yang lainnya meninggal. waham kebesaran pada pasien dirasakannya
P : ibu aty, kegiatan ibu sehari-hari P : menoleh K P mencoba mengalihkan K teralih karena pertanyaan baru Pengalihan agar klien tidak larut
dirumah sakit ngapain saja Pak ? K : Menoleh P pembicaraan terkait waham dalam waham dan halusinasinya

K : Mandi, makan… K : Menggaruk-garuk kepalanya P merasa senang karena pasien bisa K bingung tentang yang
P : Memperhatikan respon K beralih dilakukannya sehari-hari
P : Kemudian? P : Menekankan pertanyaan P mencoba menggali data lebih K mengingat-ingat Tehnik ekplorasi berguna untuk
K : Menunduk dalam mendapatkan lebih banyak data
terkait masalah klien
K : Ya sudah gitu gitu aja K : Menoleh P P menemukan lagi adanya K langsung diam
P : Memperhatikan kemungkinan waham
P : ibu aty betah tinggal di sini? P : Melihat halaman P mengalihkan perhatian K dari K masih terbawa oleh waham Pengalihan agar pasien tidak larut
Suasananya enak ya! K : menunduk waham pada waham dan halusinasinya
pada fase interaksi ini
K : Saya mau pulang, tapi saya K : Ikut melihat halaman P senang karena dapat mengalihkan K berusaha menjawab sekenanya
kalau keluar pasti saya suka di P : memperhatikan perhatian pasien
deketin sama cowo-cowo
P : Tentunya keluarga ibu aty juga P : Memandang K sambil P ingin mengkaji keterlibatan K berusaha mengingat keluarganya Keluarga merupakan support sistem
pasti kangen dengan ibu aty tersenyum keluarga terhadap perawatan K bagi klien sehingga harus dikaji
K : Menoleh P keterlibatannya
K ingat terhadap keluarganya
K : pastinya kangen K : Menunduk lagi P senang mendapatkan jawaban K
P : Memperhatikan respon K

P : Bagaimana perasaan bu aty P : Memandang K P mengalihkan topik bahasan K bingung dengan pertanyaan yang Pengalihan agar K tidak larut
sekarang? K : Menunduk diberikan dengan wahamnya

K : Ya Baik-baik saja K : Menggaruk-garuk kepala P bingung harus ngobrol tentang K menjawab tentang keadaannya
P : Memperhatikan apa lagi
P : bu aty, kita tadi sudah P : Memandang K P ingin mengakhiri fase I karena K memperhatikan P Evaluasi fase I berhasil jika K dapat
berkenalan, masih inget nggak K : Menoleh sudah cukup banyak data yang mengingat nama P sehingga
nama saya? terkaji nantinya terjalin trust

K : Mia K : Memandang P dan tersenyum P senang karena K ingat nama P K mengingat-ingat nama P
P : Memperhatikan

P : Nah, saya senang sekali bisa P : Menepuk bahu K P memberikan reinforcement pada K senang diberikan reinforcement Kontrak berikutnya harus
ngobrol dengan bu aty. Bagaimana K : Menoleh dan tersenyum K ditentukan dan harus mendapatkan
kalau besok kita berbincang- persetujuan klien agar klien ingat
bincang lagi tentang keluhan yang terhadap kontrak
ibu rasakan, besok sebelum makan
siang, tepatnya disini lagi ya pa, K ikut menentukan kontrak
waktunya 20 mnent saja, boleh ya K : Tersenyum P senang karena K mau
bu ? P : Tersenyum menentukan kontrak berikutnya

K : Boleh
P : baiklah kalau bu aty setuju P : Memandang K P menentukan topik dan aktivitas K memikirkan tentang kegiatan Kegiatan yang akan dilaksanakan
K : Menunduk pada kontrak berikutnya yang ditawarkan harus mendapat persetujuan K
K : Ya, ya…. sehingga bila K keluar dari kegiatan
dimaksud, bisa diingatkan tentang
batasan kegiatan sesuai kontrak

K : Mengangguk P senang karena K setuju dengan K setuju tentang kegiatan yang


P : Tersenyum kegiatan yang akan dilaksanakan akan dilaksanakan

P : Terimakasih atas kesediaanbu P : Menepuk bahu K dan P menutup fase I K menunjukkan rasa percaya pada Salam penutup merupakan akhir
aty ngobrol dengan saya, selamat mengulurkan jabat tangan P fase yang harus dilakukan untuk
siang K : menjabat tangan P mencegah tidak percaya pada klien

K : Siang juga K : Tersenyum P senang karena K mau berinteraksi K menyambut salam P


P : Tersenyum dengan P

KESAN PERAWAT :
Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik.Klien cukup kooperatif walaupun sering terganggu dengan halusinasinya. Data yang tergali
adalah data mengenai harga diri rendah kronik, halusinasi lihat, menarik diri, koping individu tidak efektif, koping keluarga kurang efektif, flight of ideas dan
ideal diri yang tinggi. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan pasien menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan
dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANG RAWAT : R. Cendrawasih RSJP Jakarta TANGGAL DIRAWAT : 26 Maret 1999

I. IDENTITAS KLIEN
Initial : Tn. O. T. B.
Umur : 56 Tahun
Informan : Klien sendiri
Tanggal Pengkajian : 26 Maret 1999
RM No :-

II. ALASAN MASUK


Klien mengatakan karena sakit saraf

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, klien sudah dirawat sejak tahun 1983
2. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil
3. Aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga, tindakan kriminal tidak ada
4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : belum terkaji
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : belum terkaji

IV. FISIK
1. Tanda vital : TD 130/90 mmHg, N 84 x/menit, S 36,9 C, P 16 x/menit
2. Ukur : TB/BB belum terkaji
3. Keluhan fisik : Tidak ada
Masalah keperawatan : -

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram : belum terkaji
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien mengatakan puas terhadap tubuhnya
b. Identitas : Tidak ada gangguan identitas
c. Peran : Klien tidak tahu perannya sebagai apa.
d. Ideal diri : Klien bercita-cita menjadi profesor, sehingga merasa harus rajin baca buku. Klien merasa cita-citanya sudah tercapai sekarang
(padahal tidak)
e. Harga diri : Klien mengatakan kakaknya sukses.
Masalah keperawatan :
- Ideal diri terlalu tinggi
- Harga diri rendah

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : Belum terkaji
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Belum terkaji
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien tidak mau ngobrol dengan sesama pasien atau dengan perawat, suka menyendiri.
Masalah keperawatan :
- Isolasi sosial : Menarik Diri

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Belum terkaji
b. Kegiatan Ibadah : Belum terkaji

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan : kurang rapi
Pasien berpakaian seadanya, celana bolong-bolong bekas rokok, kantung baju coklat bekas tembakau yang berbau
Masalah Keperawatan : Resiko kurangnya perawatan diri
2. Pembicaraan : Gagap, inkoheren
Pasien menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tidak jelas dan terputus-putus, kadang-kadang tidak nyambung dengan apa yang ditanyakan
Masalah Keperawatan : Gangguan pola komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik : lemah dan lesu
Saat wawancara, pasien sedang duduk termenung dan memandang di kejauhan serta terlihat loyo
Masalah Keperawatan : Kelemahan aktivitas
4. Alam perasaan : sedih
Ekpresi wajah pasien nampak sedih saat wawancara
Masalah Keperawatan : Depresi
5. Afek : Datar
Afek pasien selama wawancara tidak terdapat perubahan yang berarti, terkesan hambar
Masalah Keperawatan : Menarik diri
6. Interaksi selama wawancara : kontak mata kurang
Selama wawancara, pasien lebih banyak menunduk dan menjawab pertanyaan dengan tidak melihat perawat
7. Persepsi : Halusinasi
Pasien mengatakan ia sering melihat kakaknya yang sudah mati tapi hidup kembali dan lalu mereka ngobrol
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
8. Proses pikir : Flight of Ideas, Persevarasi
Pembicaraan klien tidak terarah dengan ide yang tidak nyambung satu sama lain, klien sering mengulang pernyataan bahwa kakaknya hidup
kembali
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi Sensori
9. Isi pikir : Waham kebesaran
Pasien mengaku dirinya sudah menjadi profesor dan guru besar di UI, ia juga mengatakan bahwa situasi di dunia sudah perang semua
Masalah Keperawatan : Gangguan Orintasi Realitas : Waham Kebesaran
10. Tingkat kesadaran : CM, disorientasi waktu tempat dan orang tidak ada
Selama wawancara, pasien tampak sadar
Masalah Keperawatan : -
11. Memori : Ada gangguan daya ingat jangka panjang
Saat pasien diminta menyebutkan peristiwa di masa lalu, pasien tampak bingung
Masalah Keperawan : Demensia
12. Tingkat konsetrasi dan berhitung : Mudah beralih, mampu berhitung sederhana
Sering saat wawancara klien menoleh ke satu arah, dan klien lupa pertanyaan yang telah diberikan kepadanya
Masalah Keperawatan : Halusinasi lihat
13. Kemampuan penilaian : Belum terkaji
14. Daya tilik diri : Belum terkaji
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan : bantuan minimal
2. BAB/BAK : bantuan minimal
3. Mandi : bantuan minimal
4. Berpakaian/berhias : bantuan minimal
5. Istirahat dan tidur : tidak teratur, kegiatan sebelum tidur yaitu melamun
6. Penggunaan obat : bantuan minimal
7. Pemeliharaan kesehatan : belum terkaji
8. Kegiatan dalam rumah : hanya berdiam diri saja
9. Kegiatan di luar rumah : tidak ada
Masalah keperawatan : Koping keluarga kurang efektif

VIII. MEKANISME KOPING


Menghindari masalah, dan suka menyendiri
Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


1. Masalah berhubungan dengan dukungan kelompok : klien jarang bergaul dengan sesama pasien, lebih senang menyendiri dan melamun
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan : teman-teman klien sesama pasien malas ngobrol dengan klien
3. Masalah berhubungan dengan pendidikan : klien mengatakan ia kuliah di berbagai negara sehingga ia layak disebut profesor
4. Masalah berhubungan dengan pekerjaan : belum terkaji
5. Masalah berhubungan dengan perumahan : belum terkaji
6. Masalah berhubungan dengan ekonomi : belum terkaji
7. Masalah berhubungan dengan pelayanan kesehatan : belum terkaji
Masalah keperawatan :
- Isolasi sosial : menarik diri
- Waham kebesaran

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


1. Penyakit jiwa
2. Koping
3. Sistem pendukung
4. Faktor presipitasi
Masalah keperawatan :
- Kurang pengetahuan

XI. ASPEK MEDIS


1. Diagnosa Medis : belum terkaji
2. Therapi Medik : belum terkaji

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Gangguan harga diri : harga diri rendah
2. Isolasi sosial : menarik diri
3. Gangguan persepsi sensori : halusinasi lihat
4. Gangguan konsep diri : Ideal diri terlalu tinggi
5. Kurang pengetahuan
6. Gangguan orientasi realitas : Waham kebesaran
7. Koping individu tidak efektif
8. Koping keluarga tidak efektif
9. Gangguan komunikasi verbal
10. Resiko kurangnya perawatan diri

Pohon Masalah

RESIKO PRILAKU KEKERASAN

RESIKO KURANGNYA PERAWATAN DIRI

HALUSINASI LIHAT GGN. KOM. VERBAL WAHAM


MENARIK DIRI
Core Problem

HARGA DIRI RENDAH : Kronis KOPING IND. TDK., EFEKTIF

KOPING KELUARGA TIDAK EFEKTIF

IDEAL DIRI TINGGI


KURANG PENGETAHUAN

XIII. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN


1. Gangguan harga diri: harga diri rendah kronis berhubungan dengan ideal diri tinggi
2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Perubahan persepsi sensori : halusinasi lihat berhubungan dengan menarik diri
4. Resiko prilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi
5. Resiko kurangnya perawatan diri berhubungan dengan menarik diri
6. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan menarik diri
7. Waham : Kebesaran berhubungan dengan menarik diri
8. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan harga diri rendah
9. Gangguan harga diri : harga diri rendah kronis berhubungan dengan koping keluarga tidak efektif
10. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan

RSJP Jakarta, 26 Maret 1999


Mahasiswa Program B-Ektensi 1997

Anda mungkin juga menyukai