Nama Klien : Tn A
Nama Mahasiswa : Mardels Lisye de fretes
Status Interaksi : Fase I (Perkenalan)
Diagnosa : Resiko Bunuh Diri.
Tanggal : 19 Agustus 2020.
Lingkungan : Klien duduk dikursi, suasana tenang dan di ruang makan.
Waktu Interaksi : 10.15 - 10.30 (15 menit)
Ruangan : Ruang Makan Tulip, Rumah Sakit Soeharto Heerdjan Jakarta.
Deskripsi Klien :
Klien tampak rapi, pasien duduk bersebelahan dengan perawat.
Tujuan :
Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahannya.
KAMUNIKASI NON ANALISA ANALISA BERPUSAT
KOMUNIKASI
VERBAL BERPUSAT PADA PADA KLIEN RASIONAL
VERBAL
PERAWAT
P : Assalamualaikum P : Tersenyum P : Ingin membuka K : Masih ragu terhadap Salam merupakan kalimat
Selamat pagi Bapak, memandang klien percakapan dengan orang baru yang pembuka untuk memulai
perkenalkan nama K : Duduk sendiri, klien dan berharap masuk ke suatu percakapan sehingga
saya O, Nama bapak Ekspresi datar, tatapan dengan sapaan lingkungannya dapat terjalin rasa percaya.
siapa? mata sayu kedepan. sederhana P bisa
diterima oleh K.
P : Merasa senang ada K : Ragu terhadap orang
K: Ekspresi datar, suara tanggapan atas baru
K: Pagi, iya. lirih, menunduk. salam walaupun
P: Memandang K belum diekpresikan
secara tulus
P : Oh iya, perkenalkan P : Memandang K P : Merasa bahwa K K : Masih memberikan Memperkenalkan diri dapat
saya Ona Lopulalan sambil mengulurkan harus diberikan tanggapan secara ragu- menciptakan rasa percaya
mahasiswa Profesi tangan ke K penjelasan tentang ragu. klien terhadap perawat.
Ners STIKIM K : Menerima uluran kedatangan P
Jakarta Selatan yang tangan P
akan praktek disini
selama 1 minggu.
Nama bapak siapa?
K: A K : Menjawab singkat,
suara pelan,
menunduk, kontak
mata.
P : Terseyum dan
memandang K
P : Bapak biasa di P : Memandang K P : Ingin menjalin K : Mencoba mengingat Nama panggilan merupakan
panggil siapa? K : Melihat ke arah P kedekatan dengan nama yang disukainya. nama akrab klien sehingga
dan menjawab K K : Mulai tertarik dengan menciptakan rasa senang
K:A singkat lalu P : Senang walaupun perkenalan dengan P akan adanya pengakuan atas
menunduk lagi. jawaban singkat. namanya.
P : Gimana kalau saya P : Memandang K P : Mencoba K : Berpikir sejenak, Pujian berguna untuk
panggil Pak A sambil tersenyum mengakrabkan mengingat nama yang mendekatkan perawat
K : Menunduk kemudian suasana. disukainya. menjalin hubungan
menoleh ke P K : Mulai merasa bahwa theraupeutik dengan klien.
K : Iya K : Jawaban singkat, P : Merasa pernyataan P datang untuk
menoleh ke arah mendapatkan membantu K
lain. respon.
P : Mempertahankan
kontak mata.
P : Bapak A, Asal dari P : Memandang K P : Masih berusaha K : Berpikir dan Topik sederhana membantu
ana? K : Menunduk dan membangun mengingat-ingat. menjalin kedekatan dengan
berpikir keakraban dengan klien
topik sederhana.
P : Sekarang bapak P : Mendekat diri ke K P : Mengkaji daya K : Berusaha mengingat- Umur mengetahui
umurnya berapa? K : Diam ingat K ingat pendidikan kien.
P : Apa sebabnya, P : Memandang K P : Ingin mengetahui K : Langsung menjawab Untuk mengetahui apakah
bagaimana caranya? K : Menoleh ke P dan apakah ada pertanyaan P ada di keluarga mempunyai
Apa yang bapak menunduk lagi. keturunan yang gangguan jiwa.
rasakan? mengalami
penyakit seperti
klien.
K : Saya ingin tidak ingin P : Memperhatikan P : Mengkaji keturunan K : Langsung menjawab
perkawinan saya respon K orang tua klien pertanyaan yang dikasih P
berakhir dan hidup K : Memandang P
saya. Saya ingin mati,
saya merasa salah
dengan perkawinan
saya.
P : Siapa lagi yang bapak P : Memandang K P : Senang K : Langsung menjawab Mengetahui struktur
pikir untuk di bunuh? K : Menunduk dan mendapatkan pertanyaan yang di kasih P keturunan atau saudara dari
K : Hanya diri saya saja menoleh P jawaban sesuai orang tua.
pertanyaan.
P : Cara apa yang bapak P : Memandang K dan P : Mengakhiri bincang- K : Klien sudah mulai Salam penutup merupakan
rencanakan untuk mengulurkan tangan bincang perawat mengantuk akhir fase yang harus
bunuh diri? Coba kepada K dengan klien dilakukan untuk mencegah
bapak ceritakan. K : Menerima jabat tidak percaya pada klien dan
K : Dengan cara tangan P dan membuat kontrak untuk
mengantung diri dan tersenyum besok ngobrol-ngobrol
menyayat kembali.
pergelangan tangan
saya dengan pisau.
P : Bapak, kita tadi kan P : Memandang K P : Ingin mengakhiri K : Memperhatikan P Evaluasi fase I berhasil jika
sudah berkenalan, K : Menoleh fase I karena sudah K dapat mengingat nama P
masih ingat nggak cukup banyak data sehingga nantinya terjalin
nama sya siapa? yang terkaji terus
K : Suster O
K : Memandang P dan P : Senang karena K K : Mengingat-ingat nama
tersenyum ingat nama P P
P : Memperhatikan
P : Saya senang sekali P : Menepuk bahu K P : Memberikan K : Senang diberikan Kontrak berikutnya harus
bisa ngobrol dengan K : Menoleh dan reinforcement pada reinforcement ditentukan dan harus
bapak A Bagaimana tersenyum K mendapatkan persetujuan
kalau besok kita klien agar klien ingat
ngobrol lagi? terhadap kontrak
Sebentar saja kok,
yah cukup 15 menit
saja.
K : Boleh K : Tersenyum P : Senang karena K K : Ikut menentukan
P : Tersenyum mau menentukan kontrak
kontrak berikutnya
P : Terima kasih atas P : Menepuk bahu K P : Menutup fase I K : Menunjukkan rasa Salam penutup merupakan
kesediaan bapak A dan mengulurkan percaya pada P akhir fase yang harus
untuk ngobrol dengan jabat tangan dilakukan untuk mencegah
saya, K : Menoleh, menjabat tidak percaya pada
Assalamualaikum tangan P
Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik. Klien cukup kooperatif walaupun sering terganggu dengan resiko
bunuh diri nya. Data yang tergali adalah data mengenai harga diri rendah, halusinasi dengar, menarik diri, koping individu tidak
efektif, koping keluarga kurang efektif, flight of ideas dan ideal diri yang tinggi. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan pasien
menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.