Riset ini diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH :
08180100187
JAKARTA
2020
EFEKTIFITAS PEMBERIAN PISANG TERHADAP
Riset ini Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH :
08180100187
JAKARTA
2020
viii
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal Riset
BOGOR
Jakarta,
Pembimbing,
ix
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada usia 0-5 tahun, Si kecil akan banyak melakukan kegiatan dan
masih kurang baik, si kecil akan mudah menjadi terserang penyakit. Beberapa
kasus paling sering timbul pada anak usia 0-5 tahun. Hal ini merupakan
bertambahnya jumlah buang air besar (BAB) yang terjadi lebih dari tiga kali,
Herlina Yusuf , 2018). Faktor lain yang berhubungan dengan penyakit diare
diare tidak tersedia air bersih, pendidikan yang kurang masyarakat tentang
bagaimana hidup bersih dan sehat, WC, kebersihan tidak merawat kebersihan
lingkungan, menyimpan makanan yang tidak baik, dan cara pembuangan air
1
2
Penyakit diare pada tahun 2015 ada 688 juta orang sakit dan 499.000
meninggal di seluruh dunia, ini juga banyak terjadi kepada anak dibawah usia
5 tahun. Hampir 1,7 miliar kasus diare pada anak ada kematian yaitu 525.000
pada anak balita setiap tahunnya, ini menurut data WHO (2017). Data
tahun 2015, dan tahun 2014 jumlah kasus diare yang terawat oleh instansi
ada 130,488 penyakit diare yang telah ditangani (Dinas Kesehatan Jawa
Barat, 2017).
Diare merupakan keluarnya tinja pada konsistensi cair dan lebih dari 3
kali dalam sehari. Diare juga bisa menimbulkan demam, nafsu makan
menurun, sakit perut,gampang lelah dan menurunnya berat badan. Diare bila
rusaknya organ dan mungkin bisa koma. Terdapat 3 faktor resiko yaitu,yang
yaitu daging ayam, ikan, telur rebus, bubur apel, roti, pasta, dan juga pisang
sudah terbukti dalam menemukan bahan kimia baru, sebagai contoh pada
tahun 1981-2002, 28% dari bentuk bahan kimia baru yaitu produk alami atau
turunannya. Pisang ambon adalah salah satu obat yang digunakan pada kasus
Tanaman ini termasuk pada jenis famili “usaceae” dan “genus musa”.
mengobati diare, disentri, lesi intestinal pada kolitis ulseratif, diabetes (buah
mentah), nefritis, gout, darah tinggi, dan jantung (Dyah Ragil WL, Yunita
antara lain sebagai agen “laxative” yang bila dimakan di waktu pagi sebagai
Dalam jurnal penelitian Bangladesh terdapat 2968 anak dengan kasus diare
akut dengan diberikan diet pisang ambon (musa paradisiaca) lalu di observasi
4
selama satu minggu, ada 198 anak yang tidak diberikan diet dengan pisang ambon
dan hasilnya diare lebih dari 7 hari sebanyak 10,7%, dimana telah masuk pada
fase diare kronik. Penelitian ini hasilnya melengkapi penelitian yang sebelumnya
jika musa paradisiaca bukan hanya bermanfaat pada pasien diare yang dirawat di
rumah sakit, tetapi bisa bermanfaat terhadap pasien diare akut dan kronik yang
berada dirawat jalan. Hasil penelitian ini juga menyatakan bahwa, efek dari musa
paradisiaca sudah terlihat dihari ketiga pemberian. Pengamatan dihari ketiga ada
80% anak yang mengkonsumsi musa paradisiaca , penyakit diare akut mengalami
15 anak pernah dirawat di rumah sakit karena penyakit diare, 3 anak sebelumnya
tidak pernah dirawat di rumah sakit. Data didapatkan bahwa 9 orang tua memasak
air mendidih untuk membuat susu formula, 1 orang tua pasien pernah
memberikan pisang ketika anak sedang diare, dan 9 orang tua pasien tidak pernah
B. Rumusan Masalah
kasus diare biasanya zat makanannya masih diperlukan tubuh terbuang pada
saat terjadi dehidrasi. Oleh karena itu, jika anak sering diare biasanya
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Penulis
d. Bagi Perawat
anak.
2. Manfaat Teoritis
diare”
3. Manfaat Metodologis
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
1. Diare
a. Pengertian
frekuensi buang air besar yang melebihi keadaan normal (tiga kali
sehari). Pada neonatus biasanya lebih dari empat kali sehari disertai
lender darah maupun tidak. Jenis diare terbagi dua, yaitu diare akut
dan diare kronik. Diare akut terjadi tidak lebih dari empat belas hari,
sementara diare kronik terjadi lebih dari lima belas hari. Bakteri,
menimbulkan diare.
8
9
b. Penyebab
yang berasal dari lambung dan usus kecil adalah penyebab yang
bakteri dari usus kecil dan usus besar). Menurut bambang dan
higenis dan cara pemilihan yang tidak baik. Selain itu ada beberapa
adanya darah atau nanah dalam tinja, dan terkadang tidak mengalami
gejala demam.
Enterocolitis
6) Emosional
7) Obstruksi usus
c. Klasifikasi Diare
a) Diare sekretorik
b) Diare osmotik
2017)
1) Warna feses
2017).
a) Kuning
b) Hijau
c) Merah
13
d) Putih/keabu-abuan
2) Frekuensi
air besar setelah makan pagi atau pada sore hari, namun ada
juga pola buang air besar individu pada waktu sempat saja.
(Darmita, 2017).
dan >2x(Sering).
14
3) Konsistensi
4) Bentuk
5) Bau
2017).
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan makroskopik
2) Pemeriksaan mikroskopik
2. Pisang
a. Pengertian
juga untuk dunia kesehatan. Tanaman buah ini adalah salah satu
juga berfungsi sebagai agen laxative jika dikonsumsi pada pagi hari
derajat LS. Jika suhu udara kurang dari 13 derajat celcius atau lebih
dari 38 derajat celcius maka pisang tidak akan tumbuh dan biasanya
akan mati. (Hot Setiado, Monica Dame, Eva Sartini Bayu, 2015)
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Famili : Musaceae
Genus : Musa
terbagi dari dua genus, yaitu genus Musa dan Ensete. Genus Musa
olahan. Buah yang dimakan segar adalah dari golongan Emusa, yaitu
c. Iklim
daerah subtropis. Jika tidak ada air, pisang masih bisa tumbuh
diharapkan.
3) Media Tanam
c) Ketinggian Tempat
indica Lamk).
1) Musa acuminata
2) Musa balbisina
7 kelompok, yaitu:
berikut.
warna hitam.
merah jambu.
biji.
Ambon Cavendish.
berwarna hijau.
empat
berwarna hijau.
pisang Seribu.
B. Penelitian Terkait
Akut pada Anak” efek dari Musa paradisiaca sudah terlihat hitungan
198 anak yang tidak diberikan diet dengan pisang ambon dan diare
diare kronik.
metode difusi.
secara In Vitro” hasilnya bahwa ekstra kulit pisang raja ada daya
kloramfenikol.
C. Kerangka Teori
A. Faktor Infeksi
1. Bakteri Diare
2. Virus
3. Parasit
Frekuensi diare
B. Bukan Faktor Infkesi
1. Alergi makanan: susu, Menurut (Mursilah,
protein
2010) frekuensi diare
2. Gangguan metabolik
1-2 (Jarang) dan
3. Iritasi langsung pada
saluran pencernaan oleh >2x(Sering)
makanan
4. Obat-obatan: antibiotik
5. Penyakit usus
6. Emosional atau stress
7. Obstruksi usus
Keterangan :
A. Kerangka Konsep
Frekuensi diare
33
34
B. Hipotesis
belum dibuktikan dengan data atau fakta. (Masturoh & Anggita T, 2018)
perlakuan/treatment
C. Definisi Operasional
Skala ukur
No Variabel Definisi operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur
A. Desain Penelitian
Penelitian ini digunakan pendekatan “Pre test, post test, without control
intervensi program kesehatan pada kelompok kontrol yang serupa tetapi tidak
pada kelompok yang sama. Peneliti memilih jenis penelitian ini untuk
Pre test 01 X 02
Post test 01 02
Keterangan :
K : Subyek
X : Frekuensi diare
36
37
1. Populasi
2. Sampel
dapat menjelaskan populasi dari mana sampel itu diambil (Tiro dan
diare pada anak usia 2-6 Tahun yaitu 30 responden yang dirawat di
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria ekslusif
38
3. Penghitungan Sampel
sampel maupun pedoman tabel yang dikembangkan oleh para ahli. Secara
dari tiap kelompok dan untuk penelitian survey jumlah sampel minimum
yang diambil adalah penderita penyakit diare pada anak yang berusia 2-6
tahun yang dirawat di ruang perawatan Anak RS PMI Bogor dar bulan
April-Juni 2020.
PMI Bogor. Peneliti memilih RS PMI Bogor sebagai lokasi penelitian alasan
RS PMI Bogor adalah masih banyak anak yang mengalami diare yang belum
tahu penanganan yang dilakukan selain meminum obat anti diare misalnya
39
Sakit PMI Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April 2020 di
D. Etika Penelitian
1. Informed Consent
2. Anonymity
3. Manfaat (Beneficience)
40
Menghasilkan manfaat yang besar dan tidak ada kerugian maupun resiko
5. Kerahasiaan (Confidentiality)
dokumentasi penelitian.
6. Keadilan (Justice)
Makna keadilan dalam hal ini adalah tidak ada perbedaan subjek.
1. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan agar bisa menunjukan tingkat atau tepat tidaknya
suatu alat ukur. Validitas menunjukan derajat tepat atau tidaknya antara
Dimana:
r : Koefisien korelasi
n : Jumlah responden
41
42
sebesar 0,3. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar daripada nilai
standar maka disebut valid atau signifikan. Pada penelitian ini instrumen
2. Uji Reabilitas
berikut :
Keterangan :
r : Reliabilitas instrumen
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSdcM5LPRlDnQY-
LMFOsUgL9Z8jXXDcL71Ed4qp1BfVCNoe_-
Q/viewform?vc=0&c=0&w=1
peneliti.
44
ada didalam kuesioner meliputi nama, umur dan jenis kelamin, dan usia
anak.
pada responden.
responden saat pertama kali masuk RS dan setelah 3 hari masuk RS lalu
H. Pengolahan Data
1. Editing
kemungkinan data yang masuk tidak memenuhi syarat atu tidak sesuaai
2. Coding
a. Data umum :
1) Kode responden
Responden 1 = R1
Responden 2 = R2
Responden N = RN
2) Apakah anda pernah memberikan pisang terhadap anak anda pada saat
diare?
P=Pernah
3. Processing
Pada tahap ini peneliti memproses data dengan cara melakukan entry data
bentuk angka sesuai dengan skor jawaban yang telah ditentukan ketika
coding.
4. Cleaning
Tahap akhir pengolahan data. Peneliti mengecek kembali data yang telah
I. Analisis Data
1. Analisis Univariat
meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik
Frekuensi diare:
2. Analisis Bivariat
dengan df = 1
Dimana :
J. Jadwal Kegiatan
HASIL PENELITIAN
1. Usia
Usia F %
No.
2-4 10 55,6
1.
5-6 8 44,4
2.
T Total 18 100%
44.4
1. Laki-Laki 8
10 55,6
3. Perempuan
100%
Total 18
42
43
Sebelum Dilakukan F %
No.
Pemberian Pisang
18 100
Total
18 100
Total
(94,4%).
46
47
Tabel 5. 4 Perbedaan Frekuensi diare Post test dan Pre test dengan uji
mac nemar
18
N
0.000
Exact Sig. (2-tailed)
uji mac nemar diperoleh nilai Exact Sig. (2-tailed) 0.000 (p < 0.05),
PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Pembahasan
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa usia 2-4 tahun anak
dengan frekuensi buang air besar biasanya empat kali atau lebih dalam
lima tahun. Sebagian dari penderita penyakit ini 1-2% akan jatuh ke
kecil. (Susi Hartati, Nurazila, 2018) Pada anak dengan penyakit diare
cair (Salwan, 2010). Pada anak perempuan lebih sering terkena diare
48
49
responden (77,8%).
Juffrie dan Mulyani (2011) dalam (Selvia, 2017), Faktor resiko bisa
pemilihan yang tidak baik. Selain itu ada beberapa faktor pada
ibu juga dapat mempengaruhi hal tersebut. Selain itu, balita usia 12-
bulan. Balita usia 12-59 bulan sudah mulai belajar berjalan, sehingga
orang tua, hal ini mengakibatkan usia tersebut lebih muda terpapar
sebagai contoh pada tahun 1981-2002, 28% dari bentuk bahan kimia
baru yaitu produk alami atau turunannya. Pisang ambon adalah salah
satu obat yang digunakan pada kasus diare . (Larasati & Alatas, 2016)
paradisiaca) lalu di observasi selama satu minggu, ada 198 anak yang
tidak diberikan diet dengan pisang ambon dan hasilnya diare lebih
dari 7 hari sebanyak 10,7%, dimana telah masuk pada fase diare
kronik. Larasasti,dkk
52
dalam Terapi Diare Akut pada Anak” efek dari Musa paradisiaca
dan durasi gejala pada anak dengan infeksi Shigella dysentry berat.
gout, darah tinggi, dan jantung (Dyah Ragil WL, Yunita Dyah PS ,
2017).
53
pada anak usia 2-6 Tahun di Ruang Rawat Inap RS PMI Bogor.
B. Keterbatasan Penelitian
A. Kesimpulan
sebagai berikut :
pisang pada anak usia 2-6 tahun di RS PMI Bogor frekuensi diare sering
pisang pada anak usia 2-6 tahun di RS PMI Bogor berkurang, frekuensi
usia 2-6 Tahun di Ruang Rawat Inap RS PMI Bogor dengan nilai p =
54
B. Saran
2. Bagi Mayarakat
ini bisa dijadikan dasar dengan menggunakan wilayah yang berbeda dan
DAFTAR PUSTAKA
55
Bibliography
A. I. (2016). KARAKTERISTIK PENDERITA DIARE PADA ANAK BALITA . E-JURNAL MEDIKA,
VOL.5 NO 11, NOVEMBER 2016.
BD, F., Handini, H. R., & Dita, R. (2019). Pengaruh Abdominal Stretching Exercise
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Haid Pada Remaja Putri. Jurnal Ilmu
Kesehatan (JIK), III(2), 68-73.
Butu, A. (2018). Hubungan Intensitas Nyeri Dengan Strategi Manajemen Nyeri Pada
Pasien Fraktur Post Operasi ORIF di RSUP H. Adam Malik Medan. Sumatera
Utara: Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Dyah Ragil WL, Yunita Dyah PS . (2017). HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN
KEBIASAAN MENCUCI TANGAN PENGASUH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA
BALITA . Jurnal of Health Education .
Hidayah, N., Rusnoto, & Fatma, I. (2017). Pengaruh Abdominal Stretching Exercise
Terhadap Penurunan Dismenore Pada Siswi Remaja di Madrasahaliyah Hasyim
Asy'ari Bangsri Kabupaten Jepara. Jurnal Keperawatan STIKES Muhammadiyah
Kudus .
Hot Setiado, Monica Dame, Eva Sartini Bayu. (2015). Identifikasi Karakter Morfologis
Pisang (Musa spp.) di Kabupaten Deli Serdang. Jurnal Agroekoteknologi.
Indonesia, K. K. (2019, Juni 11). P2PTM. Retrieved Mei 11, 2020, from Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia: http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/obesitas/tabel-batas-ambang-indeks-massa-tubuh-imt
56
Jannah, M. (2016). Remaja dan Tugas-Tugas Perkembangannya Dalam islam. Jurnal
Psikoislamedia, I(1), 243-256.
Kemkes. (2015, Juni 25). Pusdatin (Pusat Data dan Informasi). Retrieved Maret 3, 2020,
from pusdatin.kemkes.go.id:
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.kemke
s.go.id/download.php%3Ffile%3Ddownload/pusdatin/infodatin/infodatin%2520
reproduksi%2520remaja-
ed.pdf&ved=2ahUKEwirm_3JwZvoAhUA63MBHYUQAegQFjAAegQIBxAC&usg=A
OvVaw3UNhWa9P8_hUDcfTWCj_lH&c
larasati. (n.d.).
Larasati, dkk, T. (2016). AKTIVITAS MUSA PARADISIACA DALAM TERAPI DIARE AKUT
PADA ANAK. UNIT KAJIAN AGROMEDICINE, FAKULTAS KEDOKTERAN,
UNIVERSITAS LAMPUNG.
Larasati, T., & Alatas, F. (2016, September). Dismenore Primer dan Faktor Risiko
Dismenore Primer pada Remaja. Majority, V(3), 79-84.
Mursilah, H. (2010). Hubungan status gizi dengan frekuensi diare pada balita dikelurahan
pisangan bulan agustus 2010.
Nurul Utami, Nabila Luthfiana. (2018). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Diare
pada Anak.
Oktabela, M., & Monifa, P. (2019). Hubungan Pengetahuan Siswi Tentang Dismenorea
Dengan Perilaku Penanganan Dismenorea. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat,
VIII(2), 104-108.
57
Putri, A. (2016). 5 Penyakit yang Paling Sering Menyerang Anak usia 0-5 Tahun,
Waspada! Proceedings Biological Sciences
Selvia, A. (2017). KARAKTERISTIK PENDERITA DIARE PADA BALITA YANG DIRAWAT INAP
DI RSUD DAYA KOTA MAKASSAR PERIODE JANUARI – DESEMBER 2016 .
Sulaiman, Y. d. (2011). Profil diare di ruang rawat inap anak. Sari pediatri vol.13, 4.
Susi Hartati, Nurazila. (2018). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DIARE PADA
BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REJOSARI PEKANBARU . Jurnal
Endurance.
Wati. (2016). Wati tahun 2016 judul hubungan persepsi, tingkat pendidikan, dan sosial
ekonomi ibu dengan penanganan pertama diare pada balita di rumah pada
wilayah puskesmas kemangkon.
58
LAMPIRAN-LAMPIRAN
NPM : 08180100187
59
3. Sistematis sesuai
panduan
1. Tujuan khusus
ada 3 mengetahui
sblm diberi
pisang, sesudah
diberi dan
mengetahui
pengaruh/efektifit
as. Perbaiki.
2. Harus dijelaskan
di latar belakang
apa bedanya
pisang musa
dengan pisang
lainnya
BAB I dan
4. 05-April-2020 3. Untuk
BAB II
penomoran lihat
layout panduan
skripsi
4. Aplikatif,
manfaatnya bisa
dirsakan oleh
siapa aja hasil
penelitian ini?
RS, perawat,
orang tua pasien?
5. Kandungan
pisang yang mana
yang bisa
pengaruh ke
60
diare? Jelaskan
kandungannya
tersendiri
1. Tambahkan lagi
minimal 5
penelitian luar dan
dalam negeri, ingat
ya harus ada
perbedaan antara
penelitian ini
dengan penelitian
yang sudah ada
2. Apakah diare
menyebabkan
lingkungan yang
buruk? Perhatikan
5. 07-April-2020 BAB II kembali
kerangkanya ya,
harus ada
keterkaitan satu
sama lainnya.
Apa yang tertulis
di kerangka teori
teorinya,
klasifikasi
menurun
meningkat hilang
61
dapat darimana?
sepertinya.
1. Cukup ditulis
SOP pemberian
pisang
2. Ordinal atau
6. 28-April-2020 BAB III
nominal?
3. Baca lagi
4. Jumlah angkanya
ada?
1. Tanyakan apa
pernah anaknya
mengalami diare?
2. Pernahkah
Pembuatan
memberikan
lembar
pisang pada anak
7. 30-April-2020 informed
saat mengalami
consent dan
diare?
kuesioner
3. Pernahkah anak
kehilangan
kesadaran akibat
diare?
1. Berapa orang?
8. 01-Mei-2020 BAB IV
Minimal 3
62
bulan terakhir
2. Jelaskan
instrumen
pervariabel
untuk
pemberian
pisang dengan
SOP yang
dibuat
berdasarkan
teori, untuk
frekuensi diare
dibuat lembar
observasinya,
hari pertama
sampai
terakhir
perlakuan
3. Hapus, tulis
pada penelitian
ini tidak
dilakukan uji
validitas
63
karena
menggunakan
lembar
observasi dan
SOP
4. Cantumkan
linknya,
tambahkan
melakukan uji
etik setelah
proposal
penelitian.
1. Jelaskan ini
untuk studi
pendahuluan,
buat lembar
observasi
peneliti, setiap
hari selama
intervensi
berapa kali
frekuensi BAB
64
nya.
2. SOP dibuat
yang bagus,
dibuat tahap
persiapan,
tahap kerja,
tahap evaluasi,
dibuat mirip
dengan SOP
Rumah Sakit.
65
Lampiran 2. Penjelasan Penelitian
PENJELASAN PENELITIAN
Judul Penelitian : Efektifitas pemberian pisang terhadap frrekuensi
RS PMI Bogor.
NPM : 08180100187
bersedia untuk berpartisipasi penelitian ini. Ikut serta hal ini sifatnya
Saya janji bahwa penelitian ini tidak akan berdampak negatif untuk
penelitian ini. Saya akan menjaga kerahasiaan semua informasi yang telah
66
menjadi responden atas perhatian dan kesediaannya saya ucapkan
terimakasih.
Peneliti,
67
Lampiran 3. Lembar Persetujuan
LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
terhadap frrekuensi diare pada anak (2-6) Tahun di Ruang Rawat Inap RS
PMI Bogor”.
dari penelitian ini. Saya memahami dan menyadari bahwa penelitian yang
Responden
68
Lampiran 4. Informed Consent & Kuesioner
69
70
Lampiran 5. Surat Izin Studi Pendahuluan & Pendidikan
71
Lampiran 6. SOP Pemberian Pisang
Pengertian Pisang sangat berperan dalam dunia kesehatan antara lain sebagai
1. Timbangan makanan
2. Cangkir
3. Pisang 15 gram
4. Air
B. Persiapan Diri
1. Ucapkan salam
3. Kontrak waktu
C. Pelaksanaan
1. Timbang Pisang
72
2. Pisang dengan berat ± 100 g telah direbus dalam air
dikupas.
direbus
sehari.
5. Siap dihidangkan
73
Lampiran 7. Kartu Observasi Pra-Test
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Hari ke-1
01.00 13.00
02.00 14.00
03.00 15.00
04.00 16.00
05.00 17.00
06.00 18.00
07.00 19.00
08.00 20.00
09.00 21.00
10.00 22.00
11.00 23.00
12.00 24.00
Keterangan :
Ibu atau orang yang menjaga responden, setiap kali responden buang air besar,
74
Lampiran 8. Kartu Observasi Post Test
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Hari ke-4
01.00 13.00
02.00 14.00
03.00 15.00
04.00 16.00
05.00 17.00
06.00 18.00
07.00 19.00
08.00 20.00
09.00 21.00
10.00 22.00
11.00 23.00
12.00 24.00
Keterangan :
Ibu atau orang yang menjaga responden, setiap kali responden buang air besar,
75
Lampiran 9.
Usia responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2-4 Tahun 10 55.6 55.6 55.6
5-6 Tahun 8 44.4 44.4 100.0
Total 18 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-Laki 8 44.4 44.4 44.4
Perempuan 10 55.6 55.6 100.0
Total 18 100.0 100.0
Pretest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1-2 (Jarang) 4 22.2 22.2 22.2
>2 (Sering) 14 77.8 77.8 100.0
Total 18 100.0 100.0
Posttest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1-2 (Jarang) 17 94.4 94.4 94.4
>2 (Sering) 1 5.6 5.6 100.0
Total 18 100.0 100.0
76
MC Nemar
Pretest & Posttest
Pretest Posttest
1-2 (Jarang) >2 (Sering)
1-2 (Jarang) 4 0
>2 (Sering) 13 1
Test Statisticsb
Pretest &
Posttest
N 18
Exact Sig. (2-tailed) .000a
a. Binomial distribution used.
b. McNemar Test
77
Lampiran 11. Surat Balasan dari RS PMI Bogor
78
79
80