Anda di halaman 1dari 9

STRATEGI PELAKSANAAN KE 1 PSIKOTERAPEUTIK PASIEN

DENGAN RESIKO BUNUH DIRI

Masalah Utama : Resiko Bunuh


Diri Hari / Tanggal :
Pertemuan Ke 1
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan lebih baik mati saja, sudah bosan hidup, ekspresi
murung, tak bergairah, ada bekas percobaan bunuh diri, menyendiri
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan Keperawatan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat mengidentifikassi beratnya masalah resiko bunuh diri.
c. Klien dapat mengidentifikasi benda benda berbahaya dan
mengamankannya.
d. Klien dapat melatih cara mengendalikan dari dorongan bunuh diri :
menyebutkan daftar aspek positif dan berlatih berpikir aspek positif.
4. Tindakan keperawatan
a. Mengidentifikasi beratnya masalah resiko bunuh diri
b. Mengidentifikassi benda-benda yang dapat membahayakan pasien dan
mengamankannya
c. Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
d. Melatih cara mengendalikan bunuh diri
e. Membantu pasien memasukkan kegiatan dalam jadwal kegiatannya.
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum..!!! Selamat pagi… perkenalkan nama saya
Perawat X, saya senang dipanggil X. Saya mahasiswa praktek dari
STIKes Bhamada Slawi yang akan merawat Bapak selama 2 minggu.
Nama Bapak siapa? Senangnya dipanggil siapa?”
b. Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak hari ini ? Apa ada masalah sampai Bapak
begini ?”
c. Kontrak
“Baiklah Pak bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang
masalah Bapak ? Tujuananya agar saya dapat membantu mengatasi
masalah tersebut. Mau dimana kita berbincang – bincang ? Bagaimana
kalau di sini saja ? Berapa lama mau berbincang-bincang? Bagaimana
kalau 20 menit ?”
2. Fase Kerja
“Bagaimana perasaan Bapak setelah bencana ini terjadi ? Apakah dengan
bencana ini Bapak merasa paling menderita di dunia ini ? Apakah Bapak
kehilangan kepercayaan diri ? Apakah Bapak merasa tak berharga atau
bahkan lebih rendah daripada orang lain ? Apakah Bapak merasa bersalah
atau mempersalahkan diri sendiri ? Apakah Bapak sering mengalami
kesulitan berkonsentrasi ? Apakah Bapak berniat untuk menyakiti diri
sendiri, ingin bunuh diri atau berharap bahwa Bapak mati? Apakah Bapak
pernah mencoba untuk bunuh diri ? Apa sebabnya, bagaimana caranya?
Apa yang Bapak rasakan ?”
“Baiklah, tampaknya Bapak membutuhkan pertolongan segera karena ada
keinginan untuk mengakhiri hidup. Saya tidak akan membiarkan Bapak
sendiri. Saya akan memeriksa seluruh isi kamar Bapak ini untuk
memastikan tidak ada benda – benda yang membahayakan Bapak.”
“Bapak, apakah Bapak tahu benda-benda yang dapat membahayakan diri
bapak ? Coba sebutkan apa saja benda-benda tersebut. Bagus sekali
Bapak, Bapak tahu benda-benda yang dapat membahayakan diri Bapak.
Apakah salah satu benda tersebut ada dikamar Bapak ? Kalau ada benda
tersebut jangan Bapak dekati atau pegang ya Pak”
“Pak, apa yang Bapak lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ? Kalau
keinginan itu muncul, maka untuk mengatasinya Bapak harus langsung
minta bantuan kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau teman
yang sedang besuk. Jadi Bapak jangan sendirian ya, katakan pada perawat,
keluarga atau teman jika ada dorongan untuk mengakhiri kehidupan.
Paham Pak ? Saya percaya Bapak dapat mengatasi masalah Bapak”
3. Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah apa yang kita bicarakan tadi ?
Coba Pak jelaskan lagi bagaimana jika Bapak mulai mempunyai
keinginan untuk mengakhiri hidup. Bagus, Bapak minta perawat atau
orang lain untuk minta bantuan yaa”
b. RTL
“Bapak, selama kita tidak bertemu, bila Bapak melihat benda-benda
yang dapat membahayakan Bapak, segera jauhi, dan Bapak segera
minta bantuan pada orang orang disekitar jika keinginan untuk
mengakhiri hidup mulai muncul lagi”
c. Kontrak yang akan datang
“Baiklah sekarang Bapak saya tinggal dulu. Bagaimana kalau besok
bertemu lagi untuk bercakap cakap tentang berpikir positif pada diri
sendiri ? Tempatnya mau dimana Pak ? Bagaimana kalau di taman Pak?
Jam berapa Pak ? Bagaimana kalau jam 09.00 ? Baiklah Pak selamat
beristirahat”
STRATEGI PELAKSANAAN KE 2 PSIKOTERAPEUTIK PASIEN
DENGAN RESIKO BUNUH DIRI

Masalah Utama : Resiko Bunuh


Diri Hari / Tanggal :
Pertemuan Ke 2

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan lebih baik mati saja, sudah bosan hidup, ekspresi
murung, tak bergairah, ada bekas percobaan bunuh diri, menyendiri
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan Keperawatan
a. Klien dapat berlatih mengendalikan diri dengan berpikir positif
terhadap diri sendiri.
b. Klien dapat memasukkan kegiatannya dalam jadwal hariannya.
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi kegiatan sebelumnya
b. Melatih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri dengan
berpikir positif terhadap diri sendiri.
c. Membantu klien memasukkan kegiatannya dalam jadwal harian.

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum..!!! Selamat pagi… masih ingat dengan saya Pak ?
Ya benar saya X”
b. Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak hari ini ? Apa kemarin atau hari ini ada
keinginan bnuh diri lagi Pak ? Bagus. Masih ingat apa yang harus
Bapak lakukan jika ada keinginan bunuh diri ? Iya bagus sekali segera
minta bantuan pada orang lain”
c. Kontrak
“Baiklah Pak sesuai kontrak kita kemarin, sekarang kita akan
bercakap tentang pikiran positif Bapak terhadap diri sendiri. Berapa
lama mau bercakap ? Bagaimana kalau 20 menit ? Dimana mau
bercakap Pak ? Bagaimana kalau disini ?”

2. Fase Kerja
“Apa yang Bapak tidak sukai dari anggota tubuh Bapak ? Oh tangan. Bisa
Bapak jelaskan alasan Bapak tidak suka dengan tangan Bapak ? Oh jadi
karena tangan Bapak tidak dapat menyelamatkan anak Bapak dari bencana
ya ? Pak, semua bagian yang diciptakan oleh Tuhan itu semuanya
bermanfaat dan harus kita syukuri. Jadi sebaiknya kalau Bapak merasa
anggota tubuh tersebut tidak Bapak sukai, cobalah dari sekarang Bapak
mulai mencoba menyukainya dengan menggunakannya untuk hal hal yang
Bapak sukai. Saya dengar Bapak pandai melukis ya ? Bagus Pak, Bapak
dapat memulai menyukai tangan Bapak dengan cara melukis. Bagaimana
kalau kita melukis Pak ? Ayoo silahkan Pak. Wah bagus sekali yah Pak

lukisannya, nanti Bapak bisa melukis lagi ya kalau ada waktu”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif dan objektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah apa yang kita bicarakan tadi ?
Saya senang jika Bapak mulai sekarang mencoba menyukai
anggota tubuh
Bapak yang Bapak anggap tidak suka. Coba Pak jelaskan lagi apa yang
harus Bapak lakukan jika ada waktu luang ? Iya bagus”
b. RTL
“Pak, bagaimana kalau jadwal melukis ini kita masukkan dalam jadwal
kegiatan harian Bapak ? Mau dilakukan sehari berapa kali ? Sehari
sekali ya Pak”
c. Kontrak yang akan datang
“Baiklah sekarang bapak saya tinggal dulu, kapan kita bisa bertemu
lagi Pak? Bagaimana kalau besok ?Baiklah besok kita akan
membahas tentang cara melakukan hal yang baik ketika sedang
mengalami masalah. Mau dimana kita berbicara Pak ? Bagaimana
kalau di sinilagi Pak ?Mau jam berapa Pak ? Bagaimana kalau jam
10.00 ? Baik besok kita bertemu lagi di taman jam 10.00 ya Pa ?
Apakah Bapak setuju ? Baiklah Pak selamat beristirahat.
Wassalamualaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN KE 3 PSIKOTERAPEUTIK PASIEN
DENGAN RESIKO BUNUH DIRI

Masalah Utama : Resiko Bunuh


Diri Hari / Tanggal :
Pertemuan Ke 3

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan lebih baik mati saja, sudah bosan hidup, ekspresi
murung, tak bergairah, ada bekas percobaan bunuh diri, menyendiri
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan
Pasien dapat menggunakan pola kopingnya ketika ada massalah
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengidentifikasi pola koping yang bisa diterapkan pasien
b. Menilai pola koping yang bisa dilakukan
c. Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif
d. Menganjurkan pasien menerapkan pola koping konstruktif dalam
kegiatan harian

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum..!!! Selamat pagi… masih ingat dengan saya Pak ?
Ya benar saya X”
b. Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak hari ini ? Apa kemarin atau hari ini ada
keinginan bunuh diri lagi Pak ? Bagus. Masih ingat apa yang harus
Bapak lakukan jika ada keinginan bunuh diri ? Iya bagus sekali segera
minta bantuan pada orang lain”
STRATEGI PELAKSANAAN KE 4 PSIKOTERAPEUTIK KELUARGA
DENGAN RESIKO BUNUH DIRI

Masalah Utama : Resiko Bunuh


Diri Hari / Tanggal :
Pertemuan Ke 4

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan lebih baik mati saja, sudah bosan hidup, ekspresi
murung, tak bergairah, ada bekas percobaan bunuh diri, menyendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Bunuh Diri
3. Tujuan Khusus
a. Keluarga dapat membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat
b. Keluarga mengetahui tentang follow up pasien setelah pulang
4. Tindakan Keperawatan
a. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah
b. Membantu keluarga membuat jadwal minum obat
c. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Fase Orientasi
“Selamat pagi Bu, masih ingat dengan saya ? Iya saya perawat X.
Bagaimana perasaan Ibu hari ini ? Bagaimana Bu selama membesuk
apakah sudah terus dilatih cara merawat Anne ? Ada kendala Bu ? sesuai
kontrak kita 2 hari yang lalu kita akan berbincang-bincang tentang cara
merawat di rumah ya karena hari ini Anne sudah boleh pulang. Kita bicara
disini saja ya Bu, berapa lama Bu ? Baik, kurang lebih 30 menit ya..”
2. Fase Kerja
“Ini jadwal kegiatan anak Ibu di rumah sakit. Jadwal ini dapat dilanjutkan
di rumah. Coba Ibu lihat mungkinkah dilakukan di rumah. Siapa yang
kira-kira akan memotivasi dan mengingatkan”
”Baik, Bu jadwal yang telah dibuat selama anak Ibu di rumah sakit tolong
dilanjutkan dirumah, baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum obatnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang
ditampilkan oleh anak ibu selama di rumah. Misalnya kalau anak Ibu terus
menerus mengatakan ingin mati atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi Suster B di
Puskesmas terdekat dari rumah Ibu, ini nomor telepon puskesmasnya:
(0651) 554xxx. Selanjutnya suster B yang akan membantu memantau

perkembangan suami Ibu selama di rumah”

3. Fase Terminasi
“Bagaimana Bu, ada yang belum jelas ? Coba Bu simpulkan sekali lagi
apa yang kita bicarakan pada pertemuan hari ini. Iya Bagus”
“Ini jadwal harian anak Ibu untuk dibawa pulang, jangan lupa
dilaksanakan ya. Dan ini surat rujukan untuk perawat B di puskesmas
Indrapuri. Jangan lupa kontrol ke Puskesmas sebelum obat habis, atau
ada gejala-gejala yang tampak.”
“Sebelumnya Ibu silahkan selesaikan administrasinya dulu. Terimakasih
untuk waktunya Bu. Selamat pagi, permisi”

Anda mungkin juga menyukai