Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI PELAKSANAAN I

23 April 2012

A. Proses Keperawatan
   

1.      Kondisi klien


DS :
         Klien mengatakan ada yang menyuruh bunuh diri
         Klien mengatakan lebih baik mati saja
         Klien mengatakan sudah bosan hidup
DO :
         Ekspresi murung
         Tak bergairah
         Ada bekas percobaan bunuh diri

2.      Diagnosa keperawatan


Resiko bunuh diri

3.      Tujuan Khusus


Klien tidak dapat melakukan percobaan bunuh diri

4.      Tindakan Keperawatan


1.      Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien
2.      Mengamankan benda-benda yang dapat mengamankan pasien
3.      Melakukan kontrak treatment
4.      Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
5.      Melatih cara mengendalikan bunuh diri
B.     Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.
1.    Orientasi
a.   Salam Terapeutik
Assalamu’alaikum…“perkenalkan nama saya bruther Saeful Hamzah, senang dipanggil epul
saya mahasiswa AKPER KHARISMA KARAWANG “.Nama bapak siapa senang dipanggil
apa ?

b.   Evaluasi / Validasi


“Bagaimana perasaan dan kabar bapak hari ini?, bagaimana tidur bapak semalam?”

c.   Kontrak
“Bagaimana pak kalau hari ini kita berbincang-bincang tentang benda-benda apa saja yang dapat
membahayakan diri bapak, serta bagaimana cara mengendalikan dorongan bunuh diri?”, dimana
kita akan bicara?, bagaimana kalau di taman pak?”, berapa lama kita akan berbincang-bincang?”,
bagaimana kalau waktu berbimcang-bincang kita selama 15 menit?”, apakah bapak setuju?”

d.   Tujan
“Tujuan pembicaraan kita adalah agar bapak tahu benda-benda apa saja yang dapat
membahayakan diri bapak, serta bapak dapat mengetahui cara mengendalikan dorongan bunuh
diri”.

2.      Fase kerja


“Bapak, apakah bapak tahu benda-benda yang dapat membahayakan diri bapak?, coba sebutkan
apa saja benda-benda tersebut!. Bagus sekali sekali bapak, bapak tahu benda-benda yang dapat
membahayakan diri bapak. Apakah salah satu benda tersebut ada dikamar bapak?, kalau ada
benda tersebut jangan bapak dekati atau pegang ya pak. Apa bapak sering mendengar bisikan
yang mendorong bapak untuk melakukan bunuh diri?, apa yang bapak lakukan ketika suara-
suara itu datang? “Bapak, bagaimana kalau saya ajarkan cara-cara lain untuk mengusir suara-
suara itu, apakah bapak mau?, “pak, kalau suara-suara itu ada, bapak tutup kedua telinga rapat-
rapat, seperti ini pak, dan katakana dengan keras, JAUHI SAYA, PERGI KAMU !!! KAMU
PALSU. “Coba bapak lakukan seperti yang saya ajarkan tadi, iya pak seperti itu, bagus…
3.    Fase terminasi
a.   Evaluasi subjektif (respon klien)
“Bagaimana perasaan bapak setelah bapak mengetahui benda-benda yang dapat membahayakan
diri bapak, dan mengetahui cara mengusir suara-suara yang menyuruh bapak melakukan bunuh
diri?”

b.   Evaluasi Objektif


“Coba bapak  ulangi lagi apa yang saya ajarkan tadi”, iya begitu pak…

c.   Rencana tindak lanjut


“Bapak, selama kitak tidak bertemu, bila bapak melihat benda-benda yang dapat membahayakan
bapak, segera jauhi, dan jika bapak mendengar suara-suara itu kembali, segera bapak usir dengan
cara yang sudah kita pelajari tadi ya pak”.

d.      Kontrak yang akan datang


“Baiklah sekarang bapak saya tinggal dulu, kapan kita bisa bertemu lagi pak?,bagaimana kalau
besok?, baiklah besok kita akan membahas tentang cara berfikir positif tentang diri sendiri dan
mengahargai diri sebagai individu yang berharga. Tempatnya mau dimana pak? Bagaimana
kalau di taman pak?, baik besok kita dari jam 08.30- 08.45 WIB. Apakah bapak setuju?, baiklah
pak selamat beristirahat”.

STRATEGI PELAKSANAAN II 


23 April 2012

A. Proses Keperawatan
   

1.      Kondisi klien


DS :
         Klien mengatakan ada yang menyuruh bunuh diri
         Klien mengatakan lebih baik mati saja
         Klien mengatakan sudah bosan hidup
DO :
         Ekspresi murung
         Tak bergairah
         Ada bekas percobaan bunuh diri
2.      Diagnosa keperawatan
Resiko bunuh diri
3.      Tujuan Khusus
Klien dapat berfikir positif terhadap dirinya sendiri
4.      Tindakan Keperawatan
1.      Mengidentifikasi aspek positif pasien
2.      Mendorong pasien untuk berfikir positif terhadap diri sendiri
3.      Mendorong pasien untuk menghargai diri sendiri sebagai individu yang berharga

B.     Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.


1.
1. Orientasi
a. Salam terapetik
“Selamat pagi bapak, masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini?”, bagaimana dengan tidur bapak semalam?”.
c. Kontrak
“Bapak masih ingat dengan kontrak kita kemarin?, kita akan berbincang-bincang tentang cara
berfikir positif tentang diri sendiri dan mengahargai diri sebagai individu yang berharga,
bagaimana kalau kita berbincang-bincang ditaman sesuai dengan kontrak kita kemarin?, apa
bapak mau?, berapa lama kita akan berbicara?, bagaimana kalau 15 menit sesuai kontrak kita
kemarin juga yang telah di tentukan?, apakah bapak setuju?”.
d. Tujuan
“Tujuan pembicaraan kita adalah agar bapak lebih berfikir positif terhadap diri bapak sendiri,
dan bapak
lebih menghargai diri sendiri”.

2. Fase kerja
“Apa yang bapak tidak sukai dari anggota tubuh bapak?, bisa bapak jelaskan alasan bapak tidak
suka dengan bagian anggota tubuh tersebut?, jadi kalau bapak merasa anggota tubuh tersebut
tidak bapak sukai, coabalah dari sekarang bapak mulai mencoba menyukainya, contoh : bapak
bisa menulis dengan tekhnik yang berbeda, lihat pak seperti saya!”, coba bapak lakukan seperti
saya tadi, ya begitu pak….bagus…!!!

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah apa yang kita bicarakan tadi?, saya senang jika bapak mulai
sekarang mencoba menyukai anggota tubuh bapak yang bapak anggap tidak suka”.
b. Evaluasi objektif
“Coba bapak lakukan kembali apa yang sudah kita bicarakan tadi, dan tekhnik cara menulis”.
c. Rencana tindak lanjut
“Bapak, selama kitak tidak bertemu, bapak bisa melakukan tekhnik menulis yang seperti saya
ajarkan tadi”.
d. Kontrak yang akan datang
“Baiklah sekarang bapak saya tinggal dulu, kapan kita bisa bertemu lagi pak?,bagaimana kalau
besok?, baiklah besok kita akan membahas tentang cara melakukan hal yang baik ketika sedang
mengalami masalah. Bagaimana kalau di taman lagi pak?, baik besok kita dari jam 08.30- 08.45
WIB. Apakah bapak setuju?, baiklah pak selamat beristirahat”.

STRATEGI PELAKSANAAN III


23 April 2012

A. Proses Keperawatan
   

1.      Kondisi klien


DS :
         Klien mengatakan ada yang menyuruh bunuh diri
         Klien mengatakan lebih baik mati saja
         Klien mengatakan sudah bosan hidup
DO :
         Ekspresi murung
         Tak bergairah
         Ada bekas percobaan bunuh diri

2.      Diagnosa keperawatan


Resiko bunuh diri

3.      Tujuan Khusus


Mengidentifikasi pola koping pasien

4.      Tindakan Keperawatan


1.      Mengidentifikasi pola koping yang bisa diterapkan pasien
2.      Menilai pola koping yang bisa dilakukan
3.      Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif
4.      Menganjurkan pasien menerapkan pola koping konstruktif dalam kegiatan harian

B.     Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.


1.     

Orientasi
a. Salam terapetik
“Selamat pagi bapak, masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi Validasi
    “Bagaimana perasaan bapak hari ini?”, bagaimana dengan tidur bapak semalam?”.
c.       Kontrak
“Bapak masih ingat dengan kontrak kita kemarin?, kita akan berbincang-bincang tentang
bagaimana cara bapak melakukan hal yang baik ketika sedang mengalami masalah, bagaimana
kalau kita berbincang-bincang ditaman sesuai dengan kontrak kita kemarin?, apa bapak mau?,
berapa lama kita akan berbicara?, bagaimana kalau 15 menit sesuai kontrak kita kemarin juga
yang telah di tentukan?, apakah bapak setuju?”.
d.      Tujuan
“Tujannya adalah, supaya bapak dapat melakukan hal yang positif ketika bapak sedang
mengalami masalah”.

2.      Fase Kerja


“Bapak, ketika bapak sedang mangalami masalah, apa yang bapak lakukan?, apalagi pak?, bagus
sekali bapak ini. Jadi kalau bapak sedang mengalami masalah seperti itu, bapak bisa melakukan
hal-hal yang membuat bapak sibuk, tapi sibuk dengan hal-hal yang positif, seperti apa yang
bapak katakana tadi, misalnya : main bola, menyapu halaman dan shalat”.
“Coba bapak sebutkan lagi kegiatan-kegiatannya ! iya pintar…..

3.      Fase terminasi


a.       Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah apa yang kita bicarakan tadi?, saya senang jika bapak
melakukan kegiatan-kegiatan yang tadi kita bicarakan”.

b.      Evaluasi objektif


“Coba bapak sebutkan kembali apa yang sudah kita bicarakan tadi! Pintar sekali bapak ini….”.

c.       Rencana tindak lanjut


“Bapak, selama kitak tidak bertemu, bapak bisa melakukan kegiatan-kegiatan tadi, seperti main
bola, menyapu, dan shalat. Kemudian bapak masukan kedalam jadwal kegiatan harian bapak ya”.

d.      Kontrak yang akan datang


 “Baiklah sekarang bapak saya tinggal dulu, kapan kita bisa bertemu lagi pak?,bagaimana kalau
besok?, baiklah besok kita akan membahas tentang membuat rencana untuk masa depan.
Bagaimana kalau di taman lagi pak?, baik besok kita dari jam 08.30- 08.45 WIB. Apakah bapak
setuju?, baiklah pak selamat beristirahat”. 

STRATEGI PELAKSANAAN IV 


23 April 2012

A. Proses Keperawatan
   

1.      Kondisi klien


DS :
         Klien mengatakan ada yang menyuruh bunuh diri
         Klien mengatakan lebih baik mati saja
         Klien mengatakan sudah bosan hidup
DO :
         Ekspresi murung
         Tak bergairah
         Ada bekas percobaan bunuh diri

2.      Diagnosa keperawatan


Resiko bunuh diri

3.      Tujuan Khusus


Klien tidak dapat mencapai masa dpan yang realistis

4.      Tindakan Keperawatan


1.      Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien
2.      Mngidentifikasi cara mencapai masa depan yang realistis
3.      Memberi dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka meraih masa depan yang realistis

B. Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.


a.       Salam terapetik
“Selamat pagi bapak, masih ingat dengan saya?”

b.      Evaluasi Validasi


“Bagaimana perasaan bapak hari ini?”, bagaimana dengan tidur bapak semalam?”.

c.       Kontrak
“Bapak masih ingat dengan kontrak kita kemarin?, kita akan berbincang-bincang tentang
bagaimana cara bapak melakukan hal yang baik ketika sedang mengalami masalah, bagaimana
kalau kita berbincang-bincang ditaman sesuai dengan kontrak kita kemarin?, apa bapak mau?,
berapa lama kita akan berbicara?, bagaimana kalau 15 menit sesuai kontrak kita kemarin juga
yang telah di tentukan?, apakah bapak setuju?”.

d.      Tujuan
“Tujuan pembicaraan kita adalah supaya bapak dapat merencenakan masa depan yang jauh lebih
baik dari  sebelumnya dan bapak dapat mencapai masa depan yang nyata”

2. Fase Kerja
“Bapak, apa keinginan bapak dari dulu sampai sekarang?, apalagi pak?, apakah masih ada?.
Sampai saat ini sudah ada keinginan bapak yang sudah tercapai?, wah hebat…..yang belum
tercapainya pak?.
“Harapan bapak sangat bagus sekali, bapak bisa berusaha semampu bapak dengan cara yang
sabar, lebih giat, ikhtiar dan berdoa. Kegagalan bukan akhir dari sebuah harapan pak, namun
cobaan yang nantinya akan membawa bapak ke arah yang bapak harapkan selama ini. Jadi,
selalu berusaha menjadi yang terbaik ya pak, kejar cita-cita bapak sampai dapat dan ingat, kejar
harapan itu sesuai kemampuan bapak”.

3. Fase terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah apa yang kita bicarakan tadi?, saya senang jika bapak  
melakukan apa yang sudah tadi kita bicarakan”.
b.      Evaluasi objektif
“Coba bapak sebutkan kembali apa yang seharusnya kita lakukan ketika kita menginginkan
sesuatu! Pintar sekali bapak ini….”.
c.       Rencana tindak lanjut
“Bapak, selama kita tidak bertemu, bapak bisa melakukan hal seperti tadi untuk mencapai
keinginan bapak yang nyata, bapak mesti lebih sabar, lebih giat, ikhtiar dan berdoa. Jangan
sampai menyerah ya pak”.
“Sukses buat bapak…. “.

Anda mungkin juga menyukai