Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


HALUSINASI

Nama Mahasiswa : Bayu Ajie Syahputra


Cindy Rahayu
Devi Putriani
Siska Novi Yuliani
Sonya Martha Santya
Nama Pasien : Devi Putriani
No Medrek :
Hari/Tanggal : Senin, 12 Maret 2018
Interaksi ke : 1

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien.
 Data objektif :
a. Klien tampak. murung dan sedih, sering menyendiri, selalu menjauh bila ada
yang mendekati.
b. Klien klien memiliki riwayat percobaan bunuh diri dengan meminum racun
serangga 1 bulan yang lalu
 Data subjektif :
a. Klien mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan, Klien seringkali
mengatakan “segala sesuatu akan lebih baik jika tanpa saya. Saya adalah orang
yang selalu membawa musibah sudah sepantasnya saya pergi jauh dari
sini”.Klien mengatakan suara itu datang ketika sendiri di kamar.
b. Klien selalu membicarakan tentang kematian dan menanyakan tentang dosis
obat yang mematikan.

2. Diagnosa Keperawatan.
Resiko bunuh diri

3. Tujuan Tindakan Keperawatan.


a. Klien tetap aman dan selamat
b. Klien dapat melakukan kegiatan sehari-hari
c. Klien dapat meningkatkan harga dirinya

4. Tindakan Keperawatan.
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Menemani klien terus-menerus sampai pasien dapat dipindahkan ketempat yang
lebih aman.
c. Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan klien
d. Menjauhkan benda-benda yang berbahaya
e. Memeriksa apakah klien benar-benar telah meminum obatnya, jika klien
mendapatkan obat
f. Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa perawat akan melindungi pasien
sampai tidak ada keinginan bunuh diri
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 : Percakapan untuk melindungi pasien dari
isyarat bunuh diri
SP 1 KLIEN

1. Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien


2. Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien
3. Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
4. Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri

11. Strategi Komunikasi.


1. Fase Orientasi.
a. Salam terapeutik :
Perawat : “Selamat pagi mbak, perkenalkan saya perawat Cindy Rahayu Putri,
panggil saja saya dengan nama Cindy, saya mahasiswa STIKES ICME
JOMBANG yang akan merawat mbak. Saya bertugas di sini dari tanggal
12 Maret- 18 Maret dari pukul 07.00-14.00 WIB. Jika ada sesuatu yang
ingin mbak sampaikan kepada saya, mudah-mudahan saya bisa
membantu. Kalau boleh saya tau nama mbak siapa?.”
Perawat : “Sukanya mbak dipanggil apa?.”

b. Evaluasi/validasi :
Perawat : “Baiklah Mbak Devi, Bagaimana perasaan mbak hari ini?.”

c. Kontrak :
Perawat : “Mbak Devi, Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang
kondisi mbak selama perawatan di sini? apa yang mbak rasakan
selama ini?.”
Perawat : “ Berapa lama kita bercakap-cakap? Bagaimana jika 15 menit? apa
mbak bersedia?.”
Perawat : “Mbak mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana jika di
taman?.”

2. Fase Kerja .
Perawat : “Bagaimana kabar mbak hari ini? Masih ingat nama saya? Seperti yang
sudah kita bicarakan sebelumnya, mari sekarang kita berbicara tentang
hal-hal yang berhubungan dengan mbak.”
Perawat : Bagaimana perasaan mbak setelah bencana itu terjadi?
Perawat : Apakah dengan bencana tersebut mbak merasa paling menderita di
dunia ini?
Perawat : Apakah mbak kehilangan kepercayaan diri? Apakah mbak merasa tidak
berharga dan lebih rendah daripada orang lain?
Perawat : Apakah mbak sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi?
Perawat : Apakah mbak berniat untuk menyakiti diri sendiri seperti ingin bunuh
diri atau berharap mbak mati?
Perawat : Apakah mbak mencoba untuk bunuh diri? Apa sebabnya?

Perawat : Baiklah tampaknya mbak memerlukan bantuan untuk menghilangkan


keinginan untuk bunuh diri. Saya perlu memeriksa seluruh kamar mbak
untuk memastikan tidak ada benda-benda yang membahayakan. Nah,
karena mbak tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk
mengakhiri hidup, maka saya tidak akan membiarkan mbak sendiri.
Perawat : Baiklah mbak, saya akan menjelaskan apa ya ng harus mbak lakukan
apabila dorongan bunuh diri tersebut muncul, mbak harus memaggil
perawat yang bertugas di tempat ini untuk membantu. Saya percaya
mbak dapat melakukannya.

Perawat : Wah bagus sekali mbak, mbak sudah bisa mempraktekkan.

3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Perawat : “Bagaimana perasaan mbak setelah berkenalan dengan saya? Apa yang
mbak rasakan setelah perbincangan tadi? “
Perawat : Baiklah mbak, coba mbak mengulangi cara yang sudah kita bicarakan
tadi apabila keinginan bunuh diri tersebut muncul.”
Tindakan Lanjut
Perawat : “Baik mbak, tadi kita sudah berdiskusi tentang apa yang harus
dilakukan apabila keinginan bunuh diri tersebut muncul. nanti pada
pertemuan selanjutnya saya akan masukan ke dalam jadwal
kegiatan hariannya ya.”
b. Kontrak yang akan datang :
Perawat : Baik lah mbak, Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang
tentang cara yang kedua yaitu tentang meningkatkan harga diri klien
percobaan bunuh diri, apa mbak bersedia?.”
Perawat : Mbak maunya jam berapa? Bagaimana kalau jam 08:00 ?
Perawat : Kira-kira dimana kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
sini?
Perawat : Baiklah Mbak Devi besok saya akan kesini jam 08:00. Saya permisi ya
mbak. Assalamualaikum wr.wb
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 2 : Percakapan untuk meningkatkan harga diri
pasien isyarat bunuh diri

Nama Mahasiswa : Bayu Ajie Syahputra


Cindy Rahayu
Devi Putriani
Siska Novi Yuliani
Sonya Martha Santya
Nama Pasien : Devi Putiani
No Medrek :
Hari/Tanggal : Selasa, 13 Maret 2018
Interaksi ke : 2

I. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien.
 Data objektif :
Klien tampak. murung dan sedih, sering menyendiri, selalu menjauh bila ada
yang mendekati.
 Data subjektif :
Klien selalu membicarakan tentang kematian dan menanyakan tentang dosis
obat yang mematikan.
2. Diagnosa Keperawatan.
Resiko bunuh diri
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
a. Mengidentifikasi aspek positif pasien
b. Mendorong pasien untuk berfikir positif terhadap diri
c. Mendorong pasien untuk menghargai diri sebagai individu yang berharga
4. Tindakan Keperawatan.
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Jelaskan pentingnya menghargai diri sebagai individu yang berharga

II. Strategi Komunikasi.


1. Fase Orientasi.
a. Salam Terapeutik.
Perawat : Assalamualaikum, Mbak masih ingat dengan saya?
Perawat : Ya betul sekali. Bagaimana perasaan Mbak Devi hari ini?

b. Evaluasi/validasi.
Perawat : Masih adakah dorongan mengakhiri kehidupan?
Perawat : Apakah mbak telah melakukan apa yang telah kita pelajari
kemarin?
Perawat : Bagus mbak. Sekarang coba mbak praktekkan pada saya
bagaimana mbak melakukannya.
Perawat : Bagus sekali mbak.

c. Kontrak.
Perawat : Baiklah Mbak Devi, sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan
membahas cara yang kedua yaitu tentang rasa syukur atas
pemberian Tuhan yang masih mbak Devi miliki.
Pearaibuat :Berapa lama mbak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau
15 menit?
Perawat : Mbak mau berbincang-bincang dimana?
Perawat : Baiklah mbak

2. Fase Kerja.
Perawat : Apa saja dalam hidup Devi yang perlu disyukuri?
Perawat : Siapa saja kira-kira yang sedih dan rugi kalau Devi meninggal.
Coba Devi ceritakan hal-hal yang baik dalam kehidupan Devi?
Perawat : Baiklah Mbak Devi, Keadaan yang bagaimana yang membuat
Devi merasa puas?
Perawat : Bagus. Ternyata kehidupan Devi masih ada yang baik yang
patut Devi syukuri.
Perawat :Coba Devi sebutkan kegiatan apa yang masih dapat Devi
lakukan selama ini. Bagaimana kalau Devi mencoba melakukan
kegiatan tersebut, Mari kita latih.

3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Perawat : Bagaimana perasaan Devi setelah kita bercakap-cakap?
Perawat : Bisa sebutkan kembali apa-apa saja yang Devi patut syukuri
dalam hidup Devi? Ingat dan ucapkan hal-hal yang baik dalam
kehidupan Devi jika terjadi dorongan mengakhiri kehidupan.
Perawat : Bagus Devi. Coba Devi ingat lagi hal-hal lain yang masih Devi
miliki dan perlu di syukuri
Perawat : Wah, Devi benar sekali

b. Tindakan lanjut
Perawat : Baik mbak, tadi kita sudah berdiskusi tentang bagaimana
caranya meningkatkan harga diri, tetapi kalau ada perasaan-
perasaan yang tidak terkendali segera hubungi saya ya!

Kontrak yang akan datang :


Perawat : Baiklah mbak. Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk
membahas tentang cara mengatasi masalah dengan baik, apakah
Mbak Devi bersedia?
Perawat : Kira-kira Mbak Devi ingin berbincang-bincang jam berapa?
Bagaimana kalau jam 08.00 lagi? Mau berbincang-bincang
dimana mbak?
Perawat : Baiklah. Kita akan bertemu jam 08.00 disini ya mbak. Saya
permisi dulu. Assalammualaikum wr.wb
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 3 : Percakapan untuk meningkatkan kemampuan
dalam menyelesaikan masalah pada pasien isyarat bunuh diri

Nama Mahasiswa : Bayu Ajie Syahputra


Cindy Rahayu
Devi Putriani
Siska Novi Yuliani
Sonya Martha Santya
Nama Pasien : Devi Putriani
No Medrek :
Hari/Tanggal : Rabu, 14 Maret 2018
Interaksi ke : 3

I. Proses Keperawatan.
1. Kondisi Klien.
 Data objektif :
Klien masih tampak sering menyendiri, selalu menjauh bila ada yang
mendekati.
 Data subjektif :

2. Diagnosa Keperawatan.
Resiko bunuh diri
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
Mengidentifikasi pola koping yang biasa diterapkan klien
Menilai pola koping yang biasa dilakukan
Mendorong klien memilih pola koping yang konstruktif
Menganjurkan klien menerapkan pola koping konstruktif dalan kegiatan harian
4. Tindakan Keperawatan.
a. Evaluasi ke jadwal harian
b. Melatih klien mengontrol serta mengatasi dorongan bunuh dirinya
c. Menganjurkan kepada klien agar memasukan kegiatan ke jadwal kegiatan harian
klien.
II. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi.
a. Salam Terapeutik.
Perawat : Asalammualaikum wr. wb.. selamat pagi Mbak Devi
b. Evaluasi/validasi.
Perawat : Bagaimana perasaan Devi hari ini?
Perawat : Masihkah ada keinginan bunuh diri?
Perawat : Apalagi hal-hal positif yang perlu disyukuri? Bagus!
Perawat : Sekarang kita akan berdiskusi tentang bagaimana cara mengatasi
masalah Devi selama ini.
Perawat : Bagus sekali Mbak Devi

c. Kontrak.
Perawat : Baiklah mbak sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan belajar cara
ketiga dari yaitu cara mengatasi masalah Mbak Devi, Apakah Mbak Devi
bersedia?
Perawat : Berapa lama mbak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau
15menit?
Perawat : Mbak mau berbincang-bincang dimana?
Perawat : Baiklah mbak.

2. Fase Kerja.
Perawat : Coba ceritakan situasi yang membuat Mbak Devi ingin bunuh diri.
Selain bunuh diri apalagi kira-kira jalan keluarnya?
Perawat : Sekarang coba kita diskusikan tindakan yang menguntungan dan
merugikan dari seluruh cara tersebut. Mari kita pilih cara mengatasi
masalah yang paling menguntungkan! Menurut Devi cara yang mana?
Perawat : Bagus sekali Mbak Devi

3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :
Perawat : Bagaimana perasaan mbak setelah kita berlatih tentang cara
mengatasi masalah tadi?
Perawat :Jadi sudah berapa cara yang kita lakukan?
Perawat : Coba ulangi dan praktikkan
b. RTL :
Perawat : Bagus sekali mbak. mari kita masukan kedalam jadwal kegiatan harian
ya mbak

c. Kontrak yang akan datang :


Perawat : Baik mbak, kita telah melakukan ketigat cara untuk mengatasi
masalah yang Mbak Devi hadapi. Jadi mbak harus melakukannya
setiap jadwal kegiatan harian yang kita buat tadi ya, panggil perawat
yang bertugas apabila Mbak Devi tidak mampu melakukannya
sendiri.
Perawat : Besok saya akan ke sini untuk melihat perkembangan Mbak
Devi, saya permisi ya mbak, assalamualaikum.
SP Keluarga

A. SP 1 Keluarga : Percakapan dengan keluarga untuk melindungi pasien yang mencoba


bunuh diri
1. Orientasi
Perawat : Assalamu’alaikum Bapak/Ibu, kenalkan saya Cindy Rahayu Putri yang
merawat putra bapak dan ibu di rumah sakit ini.
Perawat :Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang cara menjaga agar
Devi tetap selamat dan tidak melukai dirinya sendiri. Bagaimana kalau
disini saja kita berbincang-bincangnya Pak/Bu?”Sambil kita awasi terus
Devi.

2. Kerja
Perawat : Bapak/Ibu,A sedang mengalami putus asa yang berat karena
kehilangan sahabat karibnya akibat bencana yang lalu, sehingga sekarang A selalu
ingin mengakhiri hidupnya. Karena kondisi A yang dapat mengakiri
kehidupannya sewaktu-waktu, kita semua perlu mengawasi A terus-menerus.
Bapak/Ibu dapat ikut mengawasi ya..pokoknya kalau alam kondisi serius seperti ini
A tidak boleh ditinggal sendidrian sedikitpun”
Perawat : Bapak/Ibu bisa bantu saya untuk mengamankan barang-barang yang
dapat digunakan A untuk bunuh diri, seperti tali tambang, pisau, silet,
tali pinggang. Semua barang-barang tersebut tidak boleh ada disekitar
A”. ” Selain itu, jika bicara dengan A fokus pada hal-hal positif,
hindarkan pernyataan negatif.
”Selain itu sebaiknya A punya kegiatan positif seperti melakukan
hobbynya dll, supaya tidak sempat melamun sendiri”

3. Terminasi:
Perawat : Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah mengetahui cara
mengatasi perasaan ingin bunuh diri?”
Perawat : ”Coba bapak dan ibu sebutkan lagi cara tersebut”Baik, mari
sama-sama kita temani A, sampai keinginan bunuh dirinya
hilang.
Perawat : Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi di sini untuk
membahas tentang cara merawat anggota keluarga berisiko
bunuh diri. (isyarat bunuh diri)? Jam berapa bapak/ibu bisa datang?

B. SP 2 Keluarga : Percakapan untuk mengajarkan keluarga tentang cara merawat


anggota keluarga berisiko bunuh diri.(isyarat bunuh diri)
1. Orientasi:
Perawat : Assalamu’alaikum Bapak/Ibu. Bagaimana keadaan Bpk/Ibu?”
Perawat : Hari ini kita akan mendiskusikan tentang tanda dan gejala bunuh diri
dan cara melindungi dari bunuh diri.
Perawat : Dimana kita akan diskusi? Bagiaman kalau di ruang wawancara?”
Berapa lama Bapak/Ibu punya waktu untuk diskusi?”

2. Kerja
Perawat : Apa yang Bapak/Ibu lihat dari perilaku atau ucapan Devi?”
Perawat : Bapak/Ibu sebaiknya memperhatikan benar-benar munculnya tanda
dan gejala bunuh diri. Pada umumnya orang yang akan melakukan bunuh
diri menunjukkan tanda melalui percakapan misalnya “Saya tidak ingin
hidup lagi, orang lain lebih baik tanpa saya. Apakah B pernah
mengatakannya?”
Perawat : Kalau Bapak / Ibu menemukan tanda dan gejala tersebut, maka
sebaiknya Bapak / Ibu mendengarkan ungkapan perasaan dari B secara
serius. Pengawasan terhadap B ditingkatkan, jangan biarkan dia
sendirian di rumah atau jangan dibiarkan mengunci diri di kamar. Kalau
menemukan tanda dan gejala tersebut, dan ditemukan alat-alat yang
akan digunakan untuk bunuh diri, sebaiknya dicegah dengan meningkatkan
pengawasan dan memberi dukungan untuk tidak melakukan tindakan
tersebut. Katakan bahwa Bpk/Ibu sayang pada B. Katakan juga kebaikan-
kebaikan B!”
Perawat : Usahakan sedikitnya 5 kali sehari bapak dan ibu memuji B dengan
tulus.”
”Tetapi kalau sudah terjadi percobaan bunuh diri, sebaiknya Bapak/Ibu
mencari bantuan orang lain. Apabila tidak dapat diatasi segeralah rujuk
ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan
yang lebih serius. Setelah kembali ke rumah, Bapak/Ibu perlu membantu
agar B terus berobat untuk mengatasi keinginan bunuh diri.

3. Terminasi
Perawat : Bagaimana Pak/Bu? Ada yang mau ditanyakan? Bapak/Ibu dapat
ulangi kembali cara-cara merawat anggota keluarga yang ingin bunuh
diri?”
Perawat : Ya, bagus. Jangan lupa pengawasannya ya, jika ada tanda-tanda
keinginan bunuh diri segera hubungi kami. Kita dapat melanjutkan
untuk pembicaraan yang akan datang tentang cara-cara meningkatkan
harga diri Devi dan penyelesaian masalah”
Perawat : Bagaimana kalau kita lagi untuk membicarakan tentang bagaimana
caranya meningkatkan harga diri klien, apa bapak/ibu bersedia?
Perawat :Tempatnya di sini ya, bapak/ibu. Saya permisi dulu ya,
Assalammualaikum wr wb

C. SP 3 Keluarga : Percakapan untuk meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri
1. Orientasi
Perawat : Assalamualaikum pak, bu, sesuai janji kita minggu lalu kita sekarang
ketemu lagi”
“Bagaimana pak, bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita
bicarakan minggu lalu?
Perawat : Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak, bu?”
“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke B
ya?”
Perawat :“Berapa lama bapak dan ibu mau kita latihan?”

2. Kerja
Perawat : “Sekarang anggap saya B yang sedang mengatakan ingin mati saja,
coba bapak dan ibu praktekkan cara bicara yang benar bila B sedang dalam
keadaan yang seperti ini”
Perawat : Bagus, betul begitu caranya”
Perawat : Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada B”
Perawat : Bagus, bagaimana kalau cara memotivasi B minum obat dan
melakukan kegiatan positifnya sesuai jadual?”
Perawat : Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat
B. Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada B?”

3. Terminasi
Perawat : “Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara
merawat B di rumah?”
Perawat : Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi
setiap kali bapak dan ibu membesuk B”
Perawat : Baiklah bapak/ibu
Perawat : Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?”
“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”

C. SP 4 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga dengan klien resiko bunuh
diri

Anda mungkin juga menyukai