LANDASAN TEORI
4
5
C. Cedera
1. Definisi Cedera
Cedera merupakan rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal
diakibatkan karena keadaan patologis (Potter & Perry, 2005). Cedera
adalah kerusakan fisik yang terjadi ketika tubuh manusia tiba-tiba
mengalami penurunan energi dalam jumlah yang melebihi ambang batas
toleransi fisiologis atau akibat dari kurangnya satu atau lebih elemen
penting seperti oksigen (WHO, 2014). Cedera pada anak dapat berupa
cedera yang tidak disengaja (unintentional injury) dan cedera yang
disengaja (intentional injury) (European Child Safety Alliance, 2014;
California Injury Prevention network, 2012). Berdasarkan beberapa
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa cedera adalah sesuatu
kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh karena suatu trauma atau
tekanan fisik maupun kimiawi.
2. Jenis Cedera
Menurut Hardianto (2005), klasifikasi cedera sebagai berikut:
a. Berdasarkan berat ringannya, cedera dapat diklasifikasikan menjadi :
1) Cedera Ringan
Cedera yang tidak diikuti kerusakaan yang berarti pada jaringan
tubuh kita, misalnya kekakuan otot dan kelelahan. Pada cedera
ringan biasanya tidak diperlukan pengobatan apapun, dan cedera
akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa waktu.
2) Cedera Berat
7
D. Jatuh
1. Definisi
Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seorang mengalami jatuh
dengan atau tanpa disaksikan oleh orang lain, tak disengaja / tak
direncanakan, dengan arah jatuh ke lantai, dengan atau tanpa mencederai
dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi faktor fisiologis (pingsan) atau
lingkungan (lantai yang licin).
2. Faktor Resiko Jatuh
a. Riwayat jatuh sebelumnya
b. Gangguan Kognitif
c. Gangguan keseimbangan, gaya berjalan, atau kekuatan
d. Gangguan mobilitas
e. Penyakit neurologi; seperti stroke dan Parkinson
f. Gangguan muskuloskeletal; seperti artritis, penggantian sendi,
deformitas.
g. Penyakit kronis; seperti osteoporosis, penyakit kardiovaskular,
penyakit paru dan diabetes
h. Masalah nutrisi
i. Medikamantosa (terutama konsumsi > 4 jenis obat)
3. Etiologi Jatuh
a. Ketidaksengajaan : 31%
b. Gangguan gaya berjalan / keseimbangan : 17%
c. Vertigo : 13%
d. Serangan jatuh (drop attack): 10%
e. Gangguan kognitif : 4%
f. Hipotensi postural : 3%
g. Gangguan visus : 3 %
h. Tidak diketahui : 18%
11
Resiko Tinggi : 45
Resiko Sedang : 25 – 44
Resiko rendah : 0 – 24
JUDUL :
Alat 1. Walker
Pengaman 2. Tongkat(Cane)
3. Wedge (bantalan)
4. Dudukan toilet yang ditinggikan
5. Karpet/tikar anti-licin
6. Alarm tempat tidur
7. Lap buddy
8. Gait belt
9. Tempat tidur rendah / khusus
10. Gelang identifikasi resiko jatuh
*penggunaan walker / cane hanya ditujukan pada
pasien yang memang telah menggunakannya sebelum
dirawat atau direkomendasikan oleh fisioterapis.
1. Hidupkan Alarm
2. Tarik tali yang menggantung dari alarm
3. Alarm berbunyi → dapat dipergunakan (berfungsi
dengan baik
4. Alarm tidak berbunyi → segera ganti dengan
alarm lainnya
5. Beritahukan kepada perawat yang bertugas
Dokumentasi
1. Pencatatan dilakukan pada setiap pasien dengan
menggunakan Asesmen Resiko Jatuh
2. Semua pasien dengan kategori risiko sedang dan
tinggi akan dilakukan pencatatan status jatuh pada
bagian “Rencana Perawatan Interdisiplin” di sub-
bagian ”Proteksi”.