Anda di halaman 1dari 83

ASUHAN KEPERAWTAN PADA Ny.

M DENGAN DIAGNOSA TUMOR


MAMMAE DEXTRA POST LUMPEKTOMI HARI KE 0 DI RUANG
BAITUSSALAM 2 RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG

Karya Tulis Ilmiah


Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan

Disusun Oleh:
Alvia Ilfa
40901800003

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2021

i
ASUHAN KEPERAWTAN PADA Ny. M DENGAN DIAGNOSA TUMOR
MAMMAE DEXTRA POST LUMPEKTOMI HARI KE 0 DI RUANG
BAITUSSALAM 2 RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Oleh:
Alvia Ilfa
40901800003

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2021

ii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH BERJUDUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA


NY.M DENGANDIAGNOSA TUMOR MAMMAE DEXTRA POST
LUMPEKTOMI HARI KE 0 DI RUANG BAITUSSALAM 2RUMAH
SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Dipersiapkan dan Disusun Oleh


Nama : Alvia Ilfa
Nim: 40901800003

Karya tulis ilmiah ini telah disetujui oleh pembimbing untuk


dipertahankan dihadapan penguji karya tulis ilmiah program studi D-III
keperawatan fakultas ilmu keperawatan unissula semarang pada

Hari : Senin
Tanggal : 25 Januari 2021

Semarang, 25 Januari 2021Pembimbing

(Ns. Mohammad Arifin Noor, M. Kep)


NIDN.06-2708-8403

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji karya tulis
ilmiah prodi DIII keperawatan FIK unissula pada hari Jum’at Tanggal 11 Juni
2021 dan telah diperbaiki sesuai dengan masukian tim penguji

Semarang, 11 Juni 2021

Penguji I
Ns. Ahmad Ikhlasul Amal, MAN
(.................................)
NIDN. 06-0510-8901

Penguji II
Ns. Suyanto, M. Kep, Sp. Kep.MB (.................................)
NIDN. 06-2006-8504

Penguji III
Ns. Mohammad Arifin Noor, M. Kep (..............................)
NIDN. 0627088403

Mengetahui
Dekan fakultas ilmu keperawatan

Iwan Ardian , SKM., M.Kep


NIDN.0622087403

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Sebagai rasa syukur atas rahmat Allah SWT, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada
Ny. M Dengan Diagnosa Tumor Mammae Dextra Post Lumpektomi Hari ke 0 Di
Ruang Baitussalam 2 Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang”.
Penulis mendapatkan banyak dukungan dan bimbingan serta saran yang
sangat bermanfaat dari berbagai pihak, sehingga penyusunan karya tulis ilmiah ini
dapat terselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Untuk itu penulis ingin
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Bedjo Santoso, MT., Ph.D, selaku Rektor Universitas Islam
Sultan Agung Semarang
2. Bapak Iwan Ardian, Skm., M. Kep, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang
3. Bapak Ns. Muh Abdurrouf, M. Kep., Selaku Kaprodi D3 Keperawatan
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
4. Bapak Ns. Mohammad Arifin Noor, M.Kep., selaku pembimbing yang
begitu sabar dan selalu meluangkan waktu serta tenaganya dalam
memberikan bimbingan dan ilmu serta nasehat yang sangat bermanfaat
bagi penulis
5. Seluruh dosen pengampu dan staff Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Islam Sultan Agung Semarang yang telah memberikan ilmu pengetahuan
serta bantuan kepada penulis selama menempuh studi
6. Kedua orang tua saya bapak Budi Supriyatno dan Ibu Susanti dan juga
adik tercinta Zahwa Kamila yang senantiasa mendoakan, menyemangati,
memberikan materil dan semua yang telah diberikan kepada penulis
dengan rasa kasih dan sayangnya, sehingga laporan terselesaikan dengan
baik.
7. Sahabat-sahabat terbaik saya Aska, Zulfa, Nabilla yang selalu mendukung,
berbagi suka duka, menyemangati satu sama lain dalam menyusun karya
tulis ilmiah ini
8. Teman satu bimbingan dengan saya Anis widiana dan Arta Liana yang
menemani dari awal hingga sidang karya tulis ilmiah ini
9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2018 yang selalu memberi kenangan
disetiap waktu yang sudah kita lewati bersama selama 3 tahun ini.
Terimakasih semuanya untuk do’a dan dukungan kalian yang selalu
memebrikan motivasi kepada saya untuk menjadi pribadi yang lebih baik,
serta canda tawa di setiap harinya yang akan selalu saya rindukan kelak.
10. Sahabat-sahabat saya Millenia, Fynanda, Mella, Pradhita, Alfina dari luar
institusi yang selalu mensuport, menyemangati dan menjadi pendengar
yang setia.

vi
11. Seseorang yang belum dapat saya tuliskan namanya disini, terimakasih
sudah mau dan selalu mendengarkan keluh kesah saya dengan sabar.

vii
MOTTO

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu orang-


orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

(Q.S Al-Mujadalah ayat 11)

viii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji hanya untuk Allah SWT Tuhan
semesta alam yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan Tumor Mammae Dextra Post
Lumpektomi Hari ke 0 Di Ruang Baitussalam 2 Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang”.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan karya tulis ilmiah
ini berkat bimbingan, pengarahan dan dukungan moral maupun spiritual dari
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak
terimakasih pada:
1. Drs. Bedjo Santoso, MT., Ph.D, selaku Rektor Universitas Islam Sultan
Agung Semarang
2. Iwan Ardian, SKM, M. Kep, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
3. Ns. Muh Abdurrouf, M. Kep, selaku Kaprodi D3 Keperawatan Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang
4. Ns. Mohammad Arifin Noor, M. Kep., selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi selama proses penyusunan karya
tulis ilmiah
5. Bapak dan Ibu dosen yang sangat sabar dalam membimbing penulisan
selama tiaga tahun ini
6. Ayah dan ibu tersayang yang tak pernah letih untuk memberikan semangat
dan doa dengan penuh kasih sayang, penuh keikhlasan, dengan segala
pengorbanan yang telah merawat, membesarkan, mendidik serta memberi
baik materi maupun spiritual.
7. Semua pihak yang telah membantu baik lahir maupun batin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Karya tulis imiah ini masih
jauh dari sempurna, baik segi materi maupun teknik penulisan karena keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, untuk itu besar harapan penulis
agar karya tulis ilmiah ini dapat memenuhi persyaratan kelulusan. Penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga
laporan penulisan ini menjadi lebih baik.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan khususnya pembaca
yang budiman pada umumnya.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Semarang, ... Mei 2021

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ............................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ vi
MOTTO ............................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
BAB I .................................................................................................................... 14
PENDAHULUAN ................................................................................................ 14
A. Latar Belakang ........................................................................................... 14
B. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 16
1. Tujuan Umum......................................................................................... 16
2. Tujuan Khusus ........................................................................................ 16
C. Manfaat Penulisan ...................................................................................... 17
BAB II ................................................................................................................... 18
KONSEP DASAR................................................................................................. 18
I. KONSEP DASAR PENYAKIT .................................................................... 18
A. Pengertian ............................................................................................... 18
B. Etiologi ................................................................................................... 18
C. Patofisiologi............................................................................................ 19
D. Manifestasi Klinis................................................................................... 20
E. Pemeriksaan Diagnostik ......................................................................... 21
F. Komplikasi ............................................................................................. 22
G. Penatalaksanaan medis ........................................................................... 23
II. Konsep Dasar Keperawatan ....................................................................... 25

x
A. Pengkajian Keperawatan ........................................................................ 25
B. Diagnosa Keperawatan dan Fokus Intervensi ........................................ 27
C. Pathways ................................................................................................. 32
BAB III ................................................................................................................. 33
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN ........................................................... 33
A. Pengkajian .................................................................................................. 33
B. Analisa Data ............................................................................................... 39
C. Diagnosa keperawatan ............................................................................... 40
D. Intervensi masalah ...................................................................................... 41
E. Implementasi .............................................................................................. 42
F. Evaluasi ...................................................................................................... 45
BAB IV ................................................................................................................. 49
PEMBAHASAN ................................................................................................... 49
A. Pengkajian .................................................................................................. 49
B. Diagnosa..................................................................................................... 50
C. Intervensi .................................................................................................... 52
D. Implementasi .............................................................................................. 53
E. Evaluasi ...................................................................................................... 54
BAB V................................................................................................................... 56
PENUTUP ............................................................................................................. 56
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 56
B. SARAN ...................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 58
LAMPIRAN .......................................................................................................... 60

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Pemeriksaan Penunjang ............................................................................ 39

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Kesediaan Pembimbing ........................................................... 60


Lampiran 2. Surat Keterangan Konsultasi ............................................................ 61
Lampiran 3. Lembar Konsultasi Bimbingan ......................................................... 62
Lampiran 4. Laporan Asuhan Keperawatan tulis tangan ...................................... 64

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mammary tumor yaitu sebuah kelompok sel-sel yang abnormal di
payudara yang tumbuh berlipat ganda. Sel-sel ini kemudian menjadi
bentuk massa/benjolan pada payudara. Sebuah referensi telah menjelaskan
bahwa tumor payudara biasanya terbedakan jadi dua jenis yaitu, tumor
ganas dan jinak. Tumor jinak tidak bisa menginfiltrasi jaringan
disekitarnya, tidak berpindah ke organ lain, dan diantaranya tumbuh
dengan lambat. Tumor ganas biasa disebut kanker payudara, dibandingkan
dengan tumor jinak, tumor ganas kecepatan pertumbuhannya relatif lebih
cepat, biasanya tumbuh dengan cara infiltrasi, invasi, destruksi bahkan
berpindah ke jaringan sekitar. (Handayani et al., 2017)
Data menurut WHO (World Health Organization) kanker
merupakan penyebab kematian ke dua di seluruh dunia, dengan presemtase
sekitar 9 juta kematian di tahun 2018. Sekitar kurang lebih 70% kematian
yang disebabkan oleh kanker terjadi di negara berpenghasilan menengah
dan rendah. Kasus penderita ini tercatat 2,09 juta dan mengakibatkan
627.000 kematian. (WHO, 2018)
Berdasarkan dari angka prevalensi Riskesdas 2018 (Riset
kesehatan dasar), di Indonesia angka kejadian tumor/kanker meningkat pada
tahun 2013 menjadi 1,79% dari 1,4% per 1.000 penduduk di tahun 2018.
Daerah dengan kanker payudara paling tinggi yaitu DIY dengan angka 4,86,
Sumatera Barat 2,47, Gorontalo 2,44 per 1.000 penduduk. (Kemenkes RI,
2019)
Dari keseluruhan wanitaa usia subur/ WUS yang telah melakukan
Clinical Breast Examination (pemeriksaan untuk mendeteksi kelainan pada
payudara serta digunakan sebaai evaluasi tahap dini sebelum berkembang
lebih lanjut) sebanyak 1,305% terdapat tumor/benjolan pada WUS. Hasil
pemeriksaan CBE pada kabupaten/kota presentase tertinggi adalah Kota
Semarang dengan 24,88%. (Dinkes Prov Jateng, 2019).

14
Penanganan tumor payudara memerlukan beberapa metode
pengobatan, seperti pembedahan, terapi radiasi, terapi hormon, dan
kemoterapi (Oteami, 2014). Pada pembedahan terdapat berbagai jenis cara
pembedahan, Lumpektomi merupakan sebuah pembedahan konservasi
payudara, sebab pembedahan dilakukan dengan hanya meninggalkan
jaringan tubuh yang sehat kemudian mengangkat semua sel tumor atau
kanker. Pada pasien akan dilakukan pembedahan lumpektomi jika ukuran
payudara lebih besar dari kanker/tumor, dan setelah dilakukan operasi
bentuk payudara masih mendekati aslinya. (Stoppler, 2020)
Masalah keperawatan yang dapat terjadi pada penderita tumor
mammae pasca operasi yaitu; nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah,
gangguan pola tidur, gangguan integritas kulit/jaringan, cemas berhubungan
dengan krisis situasi, resiko infeksi berhubungan dengan faktor resiko
leukopenia. (Brunner & Suddarth, 2013)
Nyeri didefinisikan sebagai salah satu faktor predisposisi seseorang
serta pengalaman sensorik dan emosional, demikian pula kenyamanan yang
disebabkan oleh keusakan jaringan yang potensial atau aktual yang
dideskripsikan berupa kerusakan tersebut (Andarmoyo, 2013). Untuk
mengurangi sensasi nyeri yaitu dengan melakukan tindakan non
farmakologi dan farmakologi. Tindakan farmakologi melalui pemberian
analgesik, sedangkan non farmakologi akan dilakukan berupa intervensi
seperti teknik relaksasi, serta terapi lainnya. Tarik nafas dalam merupakan
teknik relaksasi yang dapat menghasikan endorfin (zat mirip morfin yang
disediakan oleh tubuh manusia, zat ini dapat mengurangi nyeri yang dirasa)
agar bisa mengurangi perpindahan impuls pada sistem saraf pusat (Astuti,
2019).
Gangguan pola tidur yaitu terjadi gangguan waktu tidur seseorang
akibat pada kualitas serta kuantitas waktu tidur seseorang akibat dari faktor
luar. (PPNI, 2016). Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan
kenyamanan dan relaksasi, kenyamanan sangat penting untuk membuat
seseorang mempengaruhi tidur. Untuk meningkatkan relaksasi dapat

15
dilakukan dengan menggunakan gaun tidur yang longgar dan mengatur
posisi yang nyaman serta memastikan lingkungan hangat dan aman sesuai
dengan kebutuhan dari individu. (Berman et al., 2012).
Resiko infeksi merupakan masalah yang harus segera diatasi, jika
tidak segera ditangani akan berakibat fatal dan mungkin terjadi infeksi dan
disertai demam, cara mengatasinya yaitu dengan memberi perawatan luka
operasi setiap hari dengan mempertahankan teknik steril saat tindakan, dan
pemberian antibiotik, hal ini akan mengurangi resiko infeksi pada pasien.
(Susanti et al., 2016)
Peran perawat yaitu sebagai pelaksana dan pendidik. Peran sebagai
pelaksana yaitu dalam memberi asuhan keperawatan yaitu memberikan
tindakan managemen nyeri, melakukan perawatan luka pada pasien pasca
operasi lumpektomi dan manajemen pola tidur. Peran perawat sebagai
pendidik yaitu mampu memberi edukasi pada pasien dan keluarga tentang
perawatan luka serta pentingnya menjaga kebiasaan waktu tidur.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin menyusun Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul Asuhan Keperawaan Pada Ny. M Dengan Tumor
Mammae Dextra Post Lumpektomi hari ke 0 di Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Karya tulis ilmiah ini bertujuan agar peneliti mampu
memberi penjelasan mengenai asuhan keperawatan pada
Ny. M dengan Tumor Mammae Dextra Post Lumpektomi
hari ke 0
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan konsep dasar Tumor Mammae yang
meliputi definisi, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis,
patofisiologi, komplikasi dan penatalaksanaan.
b. Mampu menjelaskan konsep asuhan keperawatan pada
pasien tumor mammae yaitu meliputi pengkajian, diagnosa

16
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi, dan
evaluasi.
c. Mampu menganalisa serta menjelaskan asuhan keperawatan
pada Ny. M dengan Tumor mammae dextra yang meliputi
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan
evaluasi.
C. Manfaat Penulisan
Karya Tulis Ilmiah yang disusun oleh penulis diharapkan mampu
memberikan, manfaat pada pihak-pihak terkait:
1. Bagi Institusi Pendidikan
Karya tulis ilmiah ini bisa digunakan sebagai bahan masukan dan
informasi maupun kepustakaan bagi mahasiswa dalam menerapkan
teori asuhan keperawatan pasien dengan
2. Bagi Profesi Keperawatan
Agar perawat mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai
standar praktik pada pasien Tumor Mammae Dextra Post
Lumpektomi
3. Bagi Lahan Praktik
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan yang
berkualitas pada pasien Tumor Mammae Dextra Post Lumpektomi
4. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat agar mampu
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam
upaya pencegahan tumor mamae dan penanganan Tumor Mammae
Dextra Post Lumpektomi.

17
BAB II
KONSEP DASAR
I. KONSEP DASAR PENYAKIT
A. Pengertian
Tumor mammae merupakan benjolan abnormal akibat
terbentuknya perkembangan sel-sel mammae secara tidak wajar
kemudian berkembang lalu menyerang jaringan limfe serta
pembuluh darah. Tumor mammae bisa berasal dari epitel dan
kelenjar. Tumor yang berasal dari epitel sering menyebabkan
terjadinya keganasan payudara (Goud et al., 2012).

B. Etiologi
Meski ilmu pengetahuan menjadi semakin kompleks,
sampai sekarang penyebab tumor/kanker payudara belum bisa
dipastikan dengan tepat, diperkirakan ada hal penentu yang
dianggap sebagai faktor penyebab yang berhubungan dengan
tumor/kanker mammae yaitu;
a. Usia lanjut
Resiko peningkatan tumor/kanker payudara adalah saat
beranjak dewasa atau pada saat bertambahnya usia, hal ini
sangat mungkin terjadi perkembangan kanker payudara
pada usia yang menginjak 40 tahun lebih.
b. Jenis kelamin
Perempuan lebih beresiko 100 kali dibanding laki-laki,
faktor genetik (riwayat keluarga terutama ibu dan saudara
perempuan yang menderita tumor/kanker mammae)
c. Usia semakin tua saat menopause
Jika dibandingan dengan yang belum menopause, resiko
tumor payudara lebih tinggi saat menopause. Biasanya
kanker payudara terjadi 75% kasus setelah menopause di
usia lebih dari 50 tahun. Usia menopause setelah 55 tahun

18
dua kali lebih tinggi terserang kanker payudara dibandingan
mengalami menopause sebelum usia 45 tahun. Ini karena
lebih banyak wanita terpapar hormon esterogen dalam
waktu lama yang menjadi peluang kemungkinan
mengalami kanker payudara.
d. Penggunaan kontrasepsi hormonal
Diduga menjadi faktor resiko yang membuat peningkatan
angka kejadian tumor/kanker payudara di seluruh dunia
(termasuk Indonesia)adalah penggunaan kontrasepsi oral
yaitu kombinasi antara esterogen dan progesteron.
Pengguna kontrasepsi beresiko lebih tinggi 3,63 kali
dibanding dengan yang tidak menggunakan pil kontrasepsi.

Obesitas, tingkat pendidikan, stress, latihan fisik, kurang


konsumsi sayur dan buah tidak ada kaitannya dengan kejadian
tumor payudara. Selain itu, tidak ditemukannya hubungan antara
usia awalnya haid kurang dari 12 tahun, melahirkan pertama di usia
30 tahun ke atas, pernah melakukan operasi kista ovarium dan lebih
dari sekali oprasi tumor payudara. (Sihombing & Sapardin, 2014)

C. Patofisiologi
Sejauh ini, penyebab tumor mammae tidak jelas
(ideopatik). Namun ada beberapa pemicu yang mendukung
terjadinya tumor mammae, yaitu siklus haid yang tidak teratur.
Suatu teori menyatakan bahwa selama fase luteal dari siklus haid ,
kadar esterogen meningkat dan kadar progesteron menurun. Pada
saat yang sama, secara fisiologis esterogen dan progesteron
meningkat, dan keduanya menurun dua hari sebelum akhir
menstruasi. Umumnya estrogen berfungsi untuk pertumbuhan
sistem duktus yang luas, serta penumpukan lemak pada payudara,
perkembangan pada jaringan stroma di payudara. Sedangkan untuk
fungsi progesteron adalah meningkatkan perkembangan lobulus

19
payudara dan alveoli yang mengarah pada proliferasi, pembesaran
dan sekresi alveolar. Pembesaran jaringan payudara disebabkan
oleh peningkatan kadar esterogen dan defisiensi progesteron
disebabkan karena siklus haid yang benar-benar tidak teratur
dengan baik. Hal ini menyebabkan peningkatan timbunan lemak
dan perkembangan jaringan payudara. Ini juga mengurangi
pembentukan lobulus dan alveoli. Jika kejadian ini terjadi secara
terus menerus maka dpat menyebabkan terjadinya tumor mammae.
(Nugroho & Taufan, 2011)
Sebagian besar benjolan payudara berasal dari perubahan
perkembangan payudara, siklus hormonal dan perubahan
reproduksi. Ada 3 siklus hidup yang dapat menggambarkan
tahapan yang berbeda pada reproduksi wanita yaitu (Price &
Willsone, 2015):
a. Tahap awal reproduksi (usia 15-25 tahun)
Terbenuknya duktus dan stroma payudara. Pada fase ini
biasanya terjadi nodul tumor jinak dan perkembangan
payudara yang berlebihan (juvenil hipertrofi).
b. Tahap reproduksi matang (usia 25-40 tahun)
Kelenjar dan stroma payudara dipengaruhi oleh perubahan
hormonal
c. Tahap ketiga (usia 33-35 tahun)
Yaitu pertumbuhan lobulus dan duktus yang terjadi pada
umur 33-35 tahun

D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada tumor payudara adalah (Astuti, 2019):
a. Benjolan pada payudara
Biasanya pada payudara benjolan ini tidak menimbulkan
rasa sakit. Benjolan mulai dari kecil kemudian menjadi
besar sewaktu waktu, lalu menempel pada kulit atau

20
biasanya dapat menyebabkan perubahan kulit pada
payudara atau puting payudara.
b. Erosi pada puting payudara atau eksim
Terjadi penarikan ke dalam pada puting payudara atau
retraksi dan terjadi perubahan warna menjadi merah muda
pada payudara.

E. Pemeriksaan Diagnostik
a. Mammografi
Mammografi merupakan pemerikaan yang menggunakn
sinar X pada jaringan yang telah dikompresi pada
payudara. Mammografi tepat untuk pemeriksaan pada
wanita dengan usia 35 tahun atau lebih, sebab payudara
orang Indoneisa pada umumnya lebih padat maka hasil
tebaik didapat pada usia kurang lebih 40 tahun.
Mammografi dihitunng sejak hari awal menstruasi lalu
dilakukan pemeriksaan pada hari ke 7-10.
b. Ultrasonografi (USG)
Penggunaan ulrasonografi (USG) untuk tambahan
pemeriksaan pada mammografi akurasinya meningkat
menjadi 7,4%. Tetapi USG tidak disarankan untuk modal
skrining dikarenakan hasil dari penelitian, USG gagal
membuktikan keefektifannya. Pemeriksaan ini berfungsi
untuk:
1) Klarifikasi ada atau tidaknya lesi tidak normal
2) Identifikasi kista yang dalam
3) Pedoman untuk biopsi jarum
c. Pemeriksaan Sitologi
Sitologi adalah bagian dari tiga diagnosis pada tumor
payudara yang teraba atau tidak teraba
d. Pemeriksaan Histopatologi

21
Pemeriksaan ini adalah kriteria standar diagnosis yang
jelas. Pemeriksaan ini diakukan pada spesimen biopsi
jaringan (biopsi inti, eksisi, insisi, potong beku) dan
spesimen Mastektomi. (Harahap, 2015)

F. Komplikasi
a. Transmisi langsung. Infiltrasi lokal pada kulit yang
menutupi dan bagian bawah otot secara klinis bisa
terdeteksi, hal tersebut mengakibatkan adanya kerutan
(ulserasi)
b. Limfogen. Pembuluh limfatik yang meresap ke dalam kulit
menyebabkan tanda klinis peau d’orange. Kelenjar getah
bening aksila adalah lokasi awal penularan limfogen yang
sering terjadi, kurang lebih 40% hingga 50% wanita
mengalami kelenjar getah bening di aksila pada
pemeriksaan pertama penderita kanker payudara.
c. Hematogen. Bagian yamg sering terkena metastasis
hematogen adalah pulmo (paru-paru) dan tulang. Kelenjar
adrenal, hati dan otak juga terkadang terpengaruh. Pleura di
sisi sama dengan terdapatnya kanker menjadi tempat
berkembang, dan menyebabkan efusi. Infiltrasi sumsum
tulang yang ekstensif dapat menyebabkan terjadinya anemia
sel darah merah leukosit. Destruksi tulang dapat
menyebabkan hiperkalsemia, disertai dengan komplikasi
pada ginjal.
d. Transelomik. Akan terjadi penyebaran jika tumor menyebar
ke rongga dalam tubuh, semisal pada pleura parietalis atau
peritoneum.
e. Implantasi tumor. Kontaminasi sel-sel ganas dari tumor ke
bagian luka selama operasi diawal, bisa menyebabkan
pertumbuhan berkelanjutan, sel tersebut berada di tempat

22
bekas luka yang muncul kembali. Meskipun seperti itu,
kekambuhan yang banyak terjadi di area bekas luka
disebabkan oleh pertumbuhan limfatik sebelumnya.
f. Duktus atau saluran payudara. Metode penyebaran ke
puting payudara dari lumen duktus penting unutk penyakit
paget. (Fattah et al., 2011)

G. Penatalaksanaan medis
Penanganan dilakukan berupa pembedahan, kemoterapi, terapi
hormon, terapi radiasi dan yang baru adalah imunoterapi
(antibodi). Tujuan dari perawatan ini adalah menghancurkan
kanker atau memebrikan batasan perkembang biakan penyakit dan
meringankan gejalanya. Ada beberapa jenis pengobatan antara lain:
a. Pembedahan
1) Biopsi eksisi
Biopsi eksisi merupakan pengangkatan semua
jaringan yang sakit hingga ujung jaringan yang
masih sehat jika tumor berukuran kurang lebih
5cm. Prosedur ini membutuhkan sayatan pada
kulit. Hal tersebut kemungkinan akan
menimbulkan resiko infeksi atau perdarahan.
Tetapi resiko ini pada dasarnya tidak terlalu
tinggi sebab sayatannya seringkali sangat kecil.
Metode ini dilakukan dengan anestesi umum
atau lokal tergantung letak benjolan dan
terkadang dilakukan jika tumor bermassa kecil
dan belum ada penyebaran tumor.
2) Eksterfasi FAM
Merupakan tindakan pengangkatan tumor
dimana tumor tersebut masih bersifat jinak, tapi
jika dibiarkan massa dari tumor akan bertambah.

23
Tumor ini terletak dibagian bawah kulit dan
memiliki bentuk membran atau seperti kapsul,
dapat digerakkan dan bertekstur lunak. Terapi
pembedahan FAM hanya meninggalkan jaringan
parut dan tidak merubah bentuk payudara.
3) Biopsi insisi
Cara ini yaitu membuang beberapa jaringan paa
tumor serta sejumblah kecil jaringan yang sehat,
sangat diarankan pada pembedahan tumor yang
memiliki massa lebih besar dari 5 cm. Pada
penderita kanker payudara hal ini tergantung
dari tahap-tahap penyakit, jenis tumor, usia serta
keadaan umum pasien. Ahli bedah melakukan
pembedahan pada sebagian payudara yang
mengandung sel kanker (lumpektomi) atau
keseluruhan payudara (mastektomi).
Lumpektomi yaitu pemotongan kecil serta
pengangkatan benjolan pada payudara kira-kira
1-2 cm jaringan yang sehat. Pemotongan hanya
bisa di lakukan jika benjolannya kecil.
b. Terapi Radiasi
Dilaksanakan dengan pancaran sinar-X yang
memerlukan tinggi intensitas untuk memusnahkan sel-
sel pada kanker yang selama operasi tidak diangkat.
c. Terapi Hormon
Terapi hormon untuk memperlambat perkembangan
tumor serta bisa digunakan untuk terapi pada stadium
akhir dan atau bersamaan setelah pembedahan.
d. Kemoterapi
Obat-obatan ini dapat dikonsumsi sendiri atau dalam
kombinasi. Salah satunya yaitu Capecitabine dari

24
Roche, yaitu obat antikanker oral yang terbuat dari
enzim yang terdapat dalam sel kanker, sehingga hanya
menyerang sel kanker. Obat kemo digunakan pada
tahap awal dan akhir penyakit (tidak bisa dilakukan
pmbedahan kembali) (UTAMI, 2019)

II. Konsep Dasar Keperawatan

A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian menurut (Nurarif & Kusuma, 2013) yaitu
a. Pengkajian
1) Identitas
2) Keluhan utama: biasanya terdapat massa di
payudara, riwayat penyakit (perjalanan penyakit,
pengobatan yang sudah diberikan), faktor
resiko.
3) Konsep diri pada sebagian besar pasien akan
mengalami perubahan.
4) Pemeriksaan klinis
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan saat setelah
menstruasi kurang lebih seminggu di akhir
waktu. Pasien duduk dengan posisi tangan ke
samping lalu pemeriksa berdiri didepan, posisi
sejajar.
5) Inspeksi
Biasanya simetris payudara kanan dan kiri,
terdapat kelainan dari payudara normal seperti
kelainan kulitm tanda radang, dimpling, ulserasi
dan lain sebagainya.
6) Palpasi
a) Cek konsistensi, banyaknya benjolan,
lokasi, infiltrasi, ukurannya

25
b) Lakukan pemeriksaan kelenjar getah
bening pada aksila (kelenjar aksila)
7) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaannya yaitu:
a) Pemeriksaan radiologis
b) Pemeriksaan laboratorium
c) Pemeriksaan sitologis/patologis

26
B. Diagnosa Keperawatan dan Fokus Intervensi
Berdasarkan SDKI (PPNI, 2016) diagnosa serta asuhan
keperawatan yang kemungkinan terjadi pada tumor payudara post
oprasi adalah:
a. Nyeri akut
Nyeri akut yaitu pengalaman sensorik atau emosional
yang munculnya tiba – tiba atau lambat, intensitasnya
berkirsar dari ringan sampai berat, dan durasinya
kurang 3 bulan. (PPNI, 2016)
1) Data mayor
DS: pasien mengeluh nyeri
DO: pasien nampak meringis kesakitan, merasa
gelisah, frekuensi nadi naik, kesulitan tidur
2) Data minor
DS: -
DO: tekanan darah naaik, pola napas tidak efektif,
nafsu makan turun, menarik diri, fokus pada diri
sendiri.
3) Kondisi klinis
Pembedahan, cidera traumatis, infeksi.
Kriteria hasil:
1) Menurunnya keluhan nyeri
2) Menurunnya meringis yang tampak
3) Menurunnya gelisah
Intervensi:
1) Lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
intensitas nyeri di identifikasi
2) Sekala nyeri diidentifiksi
3) faktor yang memperberat nyeri diidentifikasi
4) Teknik non farmakologi diberikan
5) Pemberian anagetik dikolaborasikan

27
b. Resiko infeksi
Resiko infeksi merupakan resiko peningkatan diserang
organisme patogen (PPNI, 2016).
1) Faktor resiko
Kerusakan integritas kulit, perubahan sekresi pH,
keetidak adekuatan pertahan tubuh sekunder;
penurunan HB, immunosupresi, efek pembedahan,
peningkatan paparan organisme, patogen
lingkungan.
2) Kondisi klinis
Tindakan pembedahan, kanker, gagal ginjal, dan
lain sebagainya.

Kriteria hasil:

1) Tidak terdapat kemerahan


2) Tidak terdapat demam
3) Tidak terdapat sputum purulen
Intervensi:
1) Batasi jumlah pengunjung
2) Setelah dipakai pasien lingkungan sekitarnya
dibersihkan
3) Selama pemasangan alat pertahankan lingkungan
aseptik
4) Pastikan penggunaan teknik perawatan luka secara
cepat
5) Terapkan universal percaution
c. Gangguan pola tidur
Gangguan kualitas dan kuantitas pasien pada waktu tidur
akibat dari faktor luar.(PPNI, 2016)
1) Data mayor

28
DS: keluhan sulit tidur, sering bergadang, tidur
tidak puas, tidur dengan pola berubah, mengeuh
istirahat tidak cukup.
DO:-
2) Data minor
DS: kemampuan melakukan aktivitas menurun
DO:-
3) Kondisi klinis
Nyeri, hipertiroidisme, cemas
Kriteria hasil :
1) Menurunnya kesulitan tidur
2) Menurunnya sering terjaga
3) Menurunnya pola tidur yang berubah
Intervensi:
1) Identifikasi pola dan aktivitas tidur
2) Identifikasi faktor pengganggu tidur
3) Modifikasi lingkungan
4) Anjurkan menepati kebiasaan waktunya tidur
5) Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara non
farmakologi lainnya
d. Ansietas
Ansietas merupakan suatu tindakan untuk menghadapi
ancaman akibat bahaya yang diantisipasi (PPNI, 2016).
1) Data mayor
DS: perasaan bingung, perasaan khawatir akibat dan
kondisinya, susah konsentrasi
DO: tampak gelisah, tampak tegang, sulit tidur
2) Data minor
DS: keluhan pusing, anoreksia, palpitasi, merasa tak
berdaya

29
DO: frekuensi napas meningkat, frekuensi nadi
meningkat, tekanan darah meningkat, diaforesis,
tremor, dan lain sebagainya.
3) Kondisi klinis
Penyakit kronis, penyakit akut, hospitalisasi,
rencana oprasi.
Kriteria hasil:
1) Kegelisahan menurun
2) Ketegangan menurun
3) Mengeluh pusing menurun
Intervensi:
1) Saat tingkat ansietas berubah diidentifikasi
2) Untuk menumbuhkan kepercayaan ciptakan suasana
terapeutik
3) Untuk mengurangi kecemasan temani pasien
4) Pahami situasi yang membuat ansietas
5) Dengarkan dengan penuh perhatian
e. Defisit pengetahuan
Defisit pengetahuan yaitu berkaitan dengan topik tertentu
yang kurang bahkan tidak ada informasi kognitif. (PPNI,
2016).
1) Data mayor
DS: maslaah yang dihadapi ditanyakan
DO: perilaku tidak sesuai dengan anjuran,
menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah
ditunjukkan
2) Data minor
DS:-
DO: menjalani pemeriksaan tidak tepat,
menunjukkan perilaku yang berlebih
3) Kondisi klinis

30
Kondisi yang baru dihadapi oleh pasien, penyakit
akut, penyakit kronis.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24jam
diharapkan tingkat pengetahuan membaik dengan kriteria
hasil :
1) Perilaku sesuai anjuran meningkat
2) Perilaku sesuai dengan pengetahuan
3) Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun
Intervensi:
1) Kesiapan dan kemampuan menerima informasi
diidentifikasi
2) Materi dan media pendidikan kesehatan disediakan
3) Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
dijadwalkan
4) Beri kesempatan untuk bertanya
5) Faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan
dijelaskan

31
C. Pathways
Pathways menurut (Price & Willsone, 2015)

Genetik, gangguan
hormonal estrogen, usia

Reseptor meningkat

Pertumbuhan sel-sel epitel


payudara yang abnormal

Maligna

Tumor mammae Hospitalisasi Krisis situasi

Pembedahan Stress psikologi

Terputusnya jaringan Perasaan takut,


Adanya luka terbuka
khawatir
Stimulasi saraf nyeri
Ansietas
Resiko infeksi
Sensasi nyeri ke SPP

Hipotalamus

Saraf motorik

Nyeri dipersepsikan

Nyeri menjalar pada Gangguan pola


lengan Nyeri akut tidur

ketidakmampuan mobilisasi
lengan dan bahu dari tubuh

Intoleransi aktifitas

32
BAB III

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pengkajian Ny. M tanggal 15 Febuari 2021 pukul 12.00 WIB.


Dengan melakukan wawancara secara langsung terhadap pasien dan
keluarganya. Kemudian dilakukan observasi secara langsung pada pasien
saat dilakukan pemeriksaan fisik dan dengan cara melihat data dari rekam
medik seperti hasil laboratorium, terapi yang didapat oleh pasien, hasil
radiologi dan melihat catatan perkembangan pasien serta melakukan
penilaian skala nyeri pada pasien. Ny. M berusia 25 tahun, jenis kelamin
perempuan, berpendidikan sarjana, pasien masuk rumah sakit tanggal 14
Febuari 2021 pukul 08.00. pasien masuk rumah sakit karena terindikasi
tumor mammae dextra dan pasien akan melakukan pembedahan
lumpektomi.
1. Riwayat Kesehatan
Yang dirasakan oleh pasien keluhan utamanya adalah nyeri
pada luka post op. Riwayat kesehatan sekarang pasien mengatakan
nyeri dirasakan pada saat istirahat P: pasien mengatakan nyeri saat
bergerak, Q: nyeri seperti disayat-sayat, R: nyeri dibagian dada
kanan, S: skala 4, T: nyeri muncul hilang timbul, pasien
mengatakan susah untuk tidur karena nyeri. Status kesehatan saat
ini pasien mengatakan punggung kanan terasa kebas lalu menjalar
hingga ke tangan, faktor pencetus yang dirasakan adalah saat
pasien melakukan aktifitas berat, lamanya keluhan yang dirasakan
sudah 1 bulan terakhir, keluhan yang dirasakan timbul bertahap,
dan upaya yang dilakukan pasien hanya beristirahat. Riwayat
kesehatan lalu pasien pernah menjalani pengobatan kemo terapi
untuk menghilangkan benjolan di payudaranya sekitar satu tahun
yang lalu dan berhenti menjalankan kemo selama 1 setengah tahun
selama 4 kali. Pasien tidak memiliki alergi pada obat-obatan atau

33
makanan apapun, pasien tidak ingat dengan riwayat imunisasinya.
Riwayat kesehatan keluarga pasien adalah anak ke 5 dari 8
bersaudara, pasien belum menikah dan tinggal serumah dengan
ayah ibu dan ke 8 saudaranya. Keluarga pasien ada yang memiliki
riwayat penykit seperti pasien yaitu bibi dari ayah pasien lalu
sembuh setelah dilakukan operasi. Riwayat lingkungan yang
menyangkut kesehatan pasien mengatakan tinggal di pesantren
dengan lingkungannya yang cukup bersih dan tidak ada
kemungkinan terjadinya bahaya.
2. Pola Kesehatan Fungsional Menurut Gordon (Data Fokus)
Pola persepsi pasien saat sebelum sakit Ny. M kurang
memperhatikan kesehatannya, jika sakit pasien selalu
memeriksakan diri ke klinik terdekat tetapi pasien jarang
menghabiskan obat dari dokter, pasien tidak pena berolah raga
tetapi selalu melakukan aktifitas berat. Setelah sakit Ny. M
memahami tentang pentingnya kesehatan diri, pasien mengatakan
akan memeriksakan diri secara berkala, dan pasien akan
menghabiskan obat sesuai anjuran dan mengikuti prosedur
perawatan selama dirumah sakit, pasien mengatakan akan
membatasi aktivitasnya. Pola nutrisi dan metabolik pasien saat
sebelum sakit pola makan pasien normal 3x sehari 1 porsi habis
dengan lauk seadanya, pasien sangat suka makanan yang asin,
pasien tidak memiliki keluhan anoreksia nervosa, bulimia nervosa,
mual/muntah, mengunyah dan menelan, dan tidak ada penurunan
berat badan selama bulan terakhir. Pola minum pasien kurang lebih
6-8 gelas perhari dan tidak memiliki keluhan demam, setelah sakit
pola minum pasien kurang lebih 4-5 gelas perhari dan tidak ada
keluhan demam. Saat ini pasien terpasang infuse RL dengan cairan
yang masuk 1000-1500 ml per hari. Pola eliminasi pasien sebelum
sakit Ny. M mengatakan BABnya 1X sehari dipagi hari dengan
konsistensi lunak dan berwarna coklat. Pola BAK 4-5x berwarna

34
kuning dengan jumlah yang tidak terhitung. Setelah sakit Ny. M
mengatakan mengalami perubahan BAB dari 1X sehari menjadi
2X sehari dengan waktu tidak menentu, konsistensi padat dan
berwarna coklat. Pola BAK menjadi sering yaitu 5-6X sehari,
berwarna kuning dengan jumlah 1200 ml. Pola aktivitas dan latihan
pasien sebelum sakit Ny. M mengatakan mampu melakukan
pekrjaan berat dan aktif dalam kegiatan dipesantren, pasien
berolahraga sesuai jadwal dipesantren setiap 1 minggu sekali
dengan melakukan jalan sehat dan senam pagi. Pasien mengatakan
tidak memiliki keluhan beraktifitas, pergerakan tubuh, perawatan
diri, berhajat, sesak nafas setelah melakukan aktifitas, dan tidak
mudah merasa kelelahan. Setelah sakit Ny. M harus dibatasi
aktivitas dan kegiatannya hingga sembuh total, pasien mengatakan
akan melakukan olahraga ringan di pagi hari. Pasien mengatakan
sediki kesulitan dalam beraktifitas terutama aktifitas berat, pasien
mengatakan nyeri saat menggerakan tubuh miring kanan dan kiri.
Pasien mengatakan sesak saat nyeri muncul dan mudah merasa
lelah. Pola istirahat dan tidur pasien sebelum sakit Ny. M tidur
teratur dengan waktu 7-8 jam sehari tanpa mengalami kesulitan
tidur. Setelah sakit ny. M mengatakan sulit tidur dan mudah
terbangun saat nyeri muncul, pasien memulai tidur saat menjelang
pagi, pasien mengatakan hanya tidur 4 jam dalam sehari. Pola
kognitif dan perseptual sensori sebelum sakit Ny. M mengatakan
tidak ada keluhan dalam penglihatan dan pendengarannya, pasien
mampu mengingat dengan baik, memahami pesan yang
disampaikan dengan baik, dan pasien tidak memiliki kesulitan
yang dialami. Setelah sakit Ny. M mengatakan nyeri setelah
dilakukan operasi pada payudara kanannya P: luka bedah post op,
Q: nyeri seperti disayat-sayat, R: nyeri pada payudara kanan atas,
S: 6 (1-10), T: saat melakukn pergerakan. Pola persepsi dan konsep
diri, persepsi diri Ny. M adalah saat ini pasien ingin segera

35
sembuh, harapan pasien setelah melakukan perawatan yaitu agar
dapat melakukan aktifitas dengan normal kembali, tidak ada lagi
sakit yang dirasakan dan pasien akan berusaha mengindari hal-hal
yang akan memperburuk keadaannya. Konsep diri Ny. M saat ini
tidak ada pengaruh persepsi pasien terhadap tubuhnya selama sakit,
pasien dalam keluarga berperan sebagai anak dan pasien mampu
melaksanakan perannya dengan baik, status pasien selama
melakukan perawatan di rumah sait adalah pasien dan pasien
mengerti posisinya sesuai keadaan, harapan pasien adalah agara
luga post op lekas sembuh dan dapat beraktifitas tanpa merasa
nyeri, pasien tidak merasa malu ataupun merendahkan dirinya atas
penyakit yang sedang dialami. Pola mekanisme koping pasien
sebelum sakit pasien mengambil keputusan sendiri, jka
menghadapi masalah lien akan membicarakannya dengan keluarga
/ berbicara dengan teman terdekatnya. Setelah sakit pasien dibantu
orangtua dan kakaknya dalam mengambil keputusan, upaya pasien
dalam menghadapi masalah sekarang ini adalah pasien selalu
berdoa untuk kebaikannya, pasien mengatakan agar perawat terus
mengontrol kondisinya dan memberikan perwatan yang terbaik.
Pola seksual dan reproduksi Ny. M mengatakan cukup memahami
fungsi seksualnya, saat ini pasien belum menikah dan belum
mengetahui apakah ada gangguan hubungan seksual dan
permasalahan selama melakukan aktifitas seksual, pasien
mengatakan selama ini tidak ada masalah pada sistem
reproduksinya dan pasien mengatakan riwayat menstuasinya cukup
teratur saat awal bulan dengan keluhan saat hari pertamaa haid
pinggang hingga kaki terasa pegal. Pasien mengatakan belum
pernah melakukan pemeriksaan ginekologi ataupun pap smear.
Pola peran – berhubungan dengan orang, hubungan pasien dengan
keluarga, saudara, dan perawat baik, keadaan kien saat ini tidak
mempengaruhi hubungan dengan orang lain, saat perawat bertanya

36
dan menjelaskan pasien mampu menjawab dengan baik, cukup
jelas, dan dapat memahami pesan yang disampaikan. Pasien
mengatakan ibu dan kakak perempuannya adalah orang terdekat
dan lebih berpengaruh pada pasien, pasien mengatakan meminta
bantuan pada kakaknya bila mempunyai masalah, pasien
mengatakan tidak ada kesulitan berhubungan dengan keluarga
ataupun saudara. Pola nilai dan kepercayaan pasien sebelum sakit
Ny. M menjalankan kegiatan beribadah dengan baik. Setelah sakit
pasien beribadah dengan lebih baik, saat ini pasien sedikit kesulitan
beribadah karena saat bergerak terasa sakit. Ny. M mengatakan
tidak ada pantangan kesehatan yang berhubungan dengan
keyakinan atau kebudayaan yang dianut pasien.
3. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
Saat melakukan pemeriksaan fisik didapat data kesadaran
pasien composmentis dengan penampilan lemah, pucat, dan hanya
berbaring dibed, tekanan darah 142/96 mmHg, nadi 76x/menit,
respirasi 22x/menit, suhu 36,6°C. Bentuk kepala mesochepal,
berambut panjang dan hitam, tidak rontok dan tidak berketombe.
Mata pasien terlihat sayu dengan kemampuan penglihatan normal,
pupil mengecil jika terkena cahaya dan konjungtiva anemis.
Hidung tampak bersih tidak terdapat nafas cuping hidung dan tidak
terpasang oksigen. Telinga tampak bersih simetris dengan
pendengaran yang normal dan tidak memakai alat bantu serta tidak
terdapat infeksi ataupun nyeri. Mulut dan tenggorokan pasien tidak
terdapat gangguan/kesulitan berbicara, gigi nampak puih bersih,
tidak ada bau mulut, tidak ada kesulitan menelan/mengunyah, tidak
terdapat benjolan di leher, vena jugularis teraba. Pada dada pasien
terdapat balutan dengan luka jahitan kurang lebih 7cm dan luka
tampak bersih, terdapat nyeri tekan, tidak ada pus ataupun
pendarahan. Jantung tidak tampak ictus cordis, tidak ada nyeri
tekan, perkusi; suara redup, terdengar denyut jantung irama kuat

37
dan teratur. Paru-paru simetris, terdapat nyeri tekan pada dada
kanan, diperkusi suara sonor, dipalpasi suara vesikuler. Abdomen
tidak terdapat luka, terdengar suara bising usus, saat dilakukan
palpasi terdapat suara tympani, saat dipalpasi tidak ada nyeri tekan.
Genetalia bersih, tidak terpasang kateter. Ekstremitas atas baik,
turgor baik, capitarry refil >2 detik, tidak ada edema, tidak ada
nyeri, tangan kiri terpasang infus dan tidak ada tanda – tanda
infeksi nyeri tekan berlebih pada daerah tusukan infus, ekstremitas
bawah baik, turgor baik, tidak ada lesi, tidak ada edema, tidak ada
nyeri tekan, pasien tidak menggunakan alat bantu jalan. Kulit
bersih, lembab, tidak ada edema dan tidak terdapat sianosis.
4. Data Penunjang
a. Hasil pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium tanggal 14 Febuari
2021 didapatkan data pada tabel

Hematologi Hasil Nilai rujukan Satuan


Darah rutin 1
Hemoglobin 13,2 11,7-15,5 g/dL
Hematokrit 40,6 33,0-45,0 %
Leukosit 9,68 3,60-11,00 Ribu/uL
Trombosit 379 150-440 Ribu/uL
Golongan darah O/positif
PPT
PPT 9,3 9,3-11,4 detik
PT (kontrol) 11,0 9,1 detik
APTT
APTT 27,9 21,8-28,4 Detik
APTT (kontrol) 25,8 21,0-28,4 Detik
Kimia Klinik
Glukosa darah sewaktu 90 75-110 mg/dL

38
Ureum 29 10-50 mg/dL
Creatinin 0,97 0,06-1,10 mg/dL
Elektrolit (Na,K,Cl)
Natrium (Na) L 139,0 135-147 mmol/L
Kalium (K) 4,20 3,5-5,0 mmol/L
Klorida (Cl) H 107
Imunologi
HbsAg (kualitatif) Non reaktif
Tabel 1 Hasil Pemeriksaan Penunjang
2) Pemeriksaan Radiologi didapat:
Thorax Besar
Ts. Yth
Radiografi toraks
Cor: bentuk dan letak normal
Pulmo: corakan vascular tampak normal tak
tampak bercak pada kedua lapang paru
Hemidiafragma kanan setinggi costa 9
posterior
Sinus kostofrenikus kanan kiri baik
KESAN:
Cor tak membesar
Pulmo tak tampak ilfiltrasi
b. Diit yang diperoleh pasien adalah makanan dengan
tinggi protein dan karbohidrat yaitu: nasi, ikan, ayam
dengan sayur sop dan air mineral
c. Terapi yang didapat pasien yaitu: Infus ringer laktat
(RL) : 20 tpm (iv), Sharox: 2 x 750 mg, Paracetamol
3x1 flash, ganti balut per 2 hari

B. Analisa Data

Data fokus pada tanggal 15 Febuari 2021 pukul 12.00 WIB


dilakukan pengkajian pada pasien didapatkan data subjektif pasien P:
pasien berkata nyeri saat bergerak, Q: nyeri seperti disayat-sayat, R:
nyeri dibagian payudara kanan atas, S: skala 4, T: nyeri muncul hilang

39
timbul. Data obyektif nampak pasien menahan nyeri, meringis
kesakitan, pasien terlihat pucat, dan gelisah TD: 142/96, N: 76x/menit,
S: 36,6°C, RR: 20x/menit. Dari data fokus tersebut penulis mengambil
masalah nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik.
Data fokus tanggal 15 Febuari 2021 pukul 12.00 WIB dilakukan
pengkajian pasien didapat data subyektif pasien mengatakan nyeri
skala 4 dan data obyektif terdapat luka post op di payudara atas kanan,
luka ditutup kasa steril dan luka tampak bersih, data obyektif klien
mengatakan nyeri. Dari data fokus tersebut penulis mengambil
masalah resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif.
Data foks tanggal 16 Febuari 2021 pukul 07.30 WIB dilakukan
pengkajian pada pasien didapatkan data subyektif pasien mengatakan
kesulitan tidur, mudah bangun saat nyeri muncul dan hanya tertidur 4
jam dalam sehari. Data obyektif pasien nampak lesu, pucat, dengan
TD: 150/90, N: 80x/menit, RR: 20x/ menit, S: 36°C. Dari data fokus
tersebut penulis mengambil masalah gangguan pola tidur berhubungan
dengan kurang kontrol tidur.

C. Diagnosa keperawatan

Hasil pengkajian yang dilakukan tanggal 15 Febuari 2021 penulis


menganalisa data dan didapatkan masalah keperawatan yaitu Nyeri
akut berhubungan dengan agen pencedera fisik. Masalah tersebut
ditandani adanya data subyektif pada pasien berkata P: pasien
mengatakan nyeri saat bergerak, Q: nyeri seperti disayat – sayat, R:
nyeri dibagian dada kanan, S: skala 4 dari angka 1-10, T: nyeri muncul
hilang timbul dan data obyektif adalah pasien nampak menahan nyeri,
meringis kesakitan, tampak pucat, lemah dan gelisah.
Masalah keperawatan kedua yaitu Risiko Infeksi berhubungan
dengan efek prosedur invasif. Masalah tersebut ditandai dengan
adanya data obyektif terdapat luka post op di payudara kanan atas, luka
ditutup kasa steril dan luka tampak bersih

40
Hasil pengkajian yang didapat tanggal 16 Febuari 2021 penulis
menganalisa data dan didapatkan masalah keperawatan ketiga yaitu
Gangguan Pola Tidur Berhubungan Dengan Kurang Kontrol
Tidur. Masalah tersebut ditandai dengan adanya data subyektif pasien
mengatakan sulit tidur, mudah terbangun saat nyeri muncul, hanya
tidur 4 jam dalam sehari dan data obyektif adalah TD: 150/90, N:
80x/menit, S: 36°C, RR: 20x/menit, pasien tampak lesu, pucat dan
mata pasien tampak sayu.

D. Intervensi masalah

Masalah keperawatan yang muncul pada tanggal 15 Febuari 2021


selanjutnya disusun intervensi sebagai lanjutan asuhan keperawatan
pada Ny. M diagnosa pertama Nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik, dalam 3x24jam telah dilakukan tindakan keperawatan
diharap nyeri berkurang dengan kriteria hasil: keluhan nyeri menurun,
meringis menurun, dan gelisah menurun, skala nyeri dapat berkurang.
Intervensi: identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri, identifikasi skala nyeri, kontrol ruang yang
memperberat nyeri, ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri, kolaborasi pemberian analgesik.
Diagnosa kedua Resiko infeksi berhubungan dengan efek
prosedur invasif, dalam 3x24jam telah dilakukan tindakan
keperawatan diharap resiko infeksi menurun dengan kriteria hasil:
kerusakan jarinan menurun, kerusakan lapisan kulit menurun, nyeri
menurun.
Intervensi: monitor tanda gejala infeksi, monitor karakteristik luka,
pasang balutan sesuai jenis luka, kolaborasi pemberian antibiotik.
Pada tanggal 16 Febuari 2021 muncul masalah keperawatan
Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur,
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan

41
pola tidur membaik dengan kriteria hasil: keluhan sulit tidur menurun,
keluhan sering terjaga menurun, keluhan pola tidur berubah menurun.
Intervensi: identifikasi pola aktifitas dan tidur, identifikasi faktor
pengganggu tidur, modifikasi lingkungan, lakukan prosedur
meningkatkan kenyamanan (pengaturan posisi), anjurkan menepati
kebiasaan tidur.

E. Implementasi

Intervensi telah disusun berdasarkan masalah, kemudian dilakukan


dengan implementasi sebagai lanjutan dari asuhan keperawatan pada
Ny. M. Implementasi pada pasien yaitu:
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik,
implementasi hari pertama tanggal 15 Febuari 2021 pukul 13.00
mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
intensitas nyeri dengan respon subyektif: pasien berkata nyeri pada
payudara kanan atas dan respon obyektif: terdapat balutan post op.
Pukul 13.05 mengidentifikasi skala nyeri, respon subyektif: pasien
berkata nyeri dengan skala 4 dari angka 1-10 dan respon obyektif:
pasien tampak meringis kesakitan dan gelisah. Pukul 13.30 mengontrol
ruangan yang memperberat nyeri dengan respon subyektif: pasien
berkata kurang nyaman tanpa menggunakan bantal dan respon
obyektif: pasien tampak gelisah. Pukul 14.00 menggunakan teknik non
farmakologi (relaksasi nafas dalam) untuk mengurangi rasa nyeri
dengan respon subyektif: pasien mengatakan mencoba saat nyeri
datang dan respon obyektif: pasien tampak mengulangi dengan
mandiri dan benar. Pukul 14.05 mengkolaborasikan pemberian
analgesik dengan respon subyektif: pasien mengatakan bersedia dan
respon obyektif: pasien tampak tenang.
Hari kedua 16 Febuari 2021 pukul 07.30 mengidentifikasi sekala
nyeri dengan respon subyektif: pasien berkata nyeri menurun dengan

42
skala 3 (1-10) dan respon obyektif: pasien masih tampak menahan
nyeri. Pukul 07.35 mengontrol ruangan yang memperberat nyeri
dengan respon subyektif: pasien mengatakan ruangan sudah terasa
nyaman dan respon obyektif: pasien terlihat lebih tenang. Pukul 07.45
mengajarkan teknik non farmakologi (relaksasi nafas dalam) saat
terasa nyeri dengan respon subyektif: pasien mengatakan rasa nyeri
sedikit berkurang saat melakukan relaksasi nafas dalam dan respon
obyektif: pasien dapat mempraktekkan relaksasi nafas dalam dengan
baik. Pukul 08.00 mengkolaborasikan pemberian analgesik dengan
respon subyektif: pasien bersedia dan respon obyektif: pasien terlihat
tenang.
Hari ke tiga pada tanggal 17 Febuari 2021 pukul 7.30
mengidentifikasi skala nyeri dengan respon subyektif: pasien
mengatakan nyeri menurun menjadi skala 2 (1-10) dan respon
obyektif: pasien tampak tenang dan tidak gelisah. Pukul 07.45
mengajarkan teknik non farmakologi (relaksasi nafas dalam) dengan
respon subyektif: pasien mengatakan rasa nyeri sudah berkurang saat
melakukan relaksasi nafas dalam dan respon obyektif: pasien tampak
melakukan relaksasi nafas dalam dengan baik dan benar. Pukul 08.00
mengkolaborasi pemberian analgesik dengan respon subyektif: pasien
berkata bersedia dan respon obyektif: pasien terlihat tenang.

Resiko infeksi berhubungan dengan efek pembedahan invasif,


implementasi hari pertama pada tanggal 15 Febuari pukul 14.05
mengkolaborasi pemberian antibiotik dengan respon subyektif: pasien
berkata bersedia dan respon obyektif: pasien terlihat tenang. Pukul
14.10 memonitor tanda gejala infeksi dengan respon subyektif: pasien
berkata tidak merasa demam dan respon obyektif: area luka post op
tidak terdapat edema, pus, kemerahan, perdarahan. Pukul 14.15
memonitor karakteristik luka dengan respon subyktif: pasien

43
menatakan nyeri jika luka ditekan dan respon obyektif: luka tampak
bersih.
Hari ke dua pada tanggal 16 Febuari 2021 pukul 08.00 memonitor
tanda gejala infeksi dengan respon subyektif: pasien berkata tidak
terdapat keluhan demam dan respon obyektif: area luka post op tidak
terdapat edema, pus, kemerahan, perdarahan. Pukul 08.05 memonitor
karakteristik luka dengan respon subyektif: pasien mengatakan nyeri
jika ditekan dan respon obyektif: luka post op tampak bersih, balutan
sedikit kotor. Pukul 11.30 mengkolaborasikan pemberian antibiotik
dengan respon subyektif: pasien berkata bersedia dan respon obyektif
pasien terlihat tenang.
Hari ke tiga pada tanggal 17 Febuari 2021 pukul 08.05 memonitor
tanda gejala infeksi dengan respon subyektif: pasien berkata tidak
terdapat keluhan demam dan respon obyektif: area luka post op tidak
terdapat edema, pus, kemerahan, perdarahan. Pukul 08.10 memasang
balutan sesuai jenis luka dengan respon subyektif: pasien mengatakan
bersedia dan respon obyektif: pasien tampak sedikit kesakitan. Pukul
08.30 mengkolaborasi pemberian antibiotik dengan respon subyektif:
pasien berkata bersedia dan respon obyektif: pasien terlihat tenang.

Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol


tidur, implementasi hari pertama pada tanggal 16 Febuari 2021 pukul
08.00 mengidentifikasi pola aktifitas dan tidur dengan respon
subyektif: pasien mengatakan tidur menjelang pagi dan mudah
terbangun saat nyeri muncul dan respon obyektif: kien tampak lesu dan
pucat. Pukul 08.00 mengidentifikasi faktor pengganggu tidur dengan
respon subyektif: pasien mengatakan mudah bangun saat nyeri muncul
dan respon obyektif: terdapat luka post op di payudara kanan pasien.
Pukul 08.30 memodifikasi lingkungan dengan data subyektif: pasien
mengatakan nyaman jika lampu diredupkan dan respon obyektif:
pasien tampak lesu. Pukul 09.00 melakukan prosedur untuk

44
meningkatkan kenyamanan (mengatur posisi) dengan respon subyektif:
pasien mengatakan cukup nyaman tidur terlentang dan respon
obyektif: pasien tampak tenang. Pukul 09.15 menganjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur dengan respon subyektif: pasien mengatakan
akan berusaha tidur tepat waktu dan respon obyektif: pasien tampak
bersedia.
Hari kedua tanggal 17 Febuari 2021 pukul 08.00 memodifikasi
lingkungan dengan respon subyektif: kllien mengatakan sudah nyaman
dan respon obyektif: pasien tampak tenang. Pukul 08.15 melakukan
prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (pengaturan posisi) dengan
respon subyektif: pasien mengatakan cukup nyaman dengan posisi
terlentang dan respon obyektif: pasien tampak sedikit tenang. Pukul
08.30 menganjurkan menepati kebiasaan waktu tidur dengan respon
subyektif: pasien mengatakn mulai tidur tepat waktu tetapi masih
sering terbangun saat nyeri muncul dan data obyektif: pasien tampak
lesu dan pucat.
Hari ketiga tanggal 18 Febuari 2021 pukul 08.30 melakukan
prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (pengaturan posisi) dengan
respon subyektif: pasien mengatakan sudah dapat mengatur posisi
semau pasien dan respon obyektif: pasien tampak rileks. Pukul 08.45
menganjurkan menepati kebiasaan waktu tidur dengan respon
subyektif: pasien mengatakan sudah tidur tepat waktu dan respon
obyektif: pasien tampak bugar.

F. Evaluasi

Untuk mengukur respon pasien terhadap tindakan asuhan


keperawatan yang telah diberikan dilakukan evaluasi.
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik, hari
pertama pada tanggal 15 Febuari 2021 evaluasi data subyektif: pasien
mengatakan nyeri pada luka post op P: pasien mengatakan nyeri saat
bergerak, Q: nyeri seperti disayat – sayat, R: nyeri dibagian payudara

45
kanan atas, S: skala 4 dari angka 1-10, T: nyeri muncul hilang timbul,
data obyektif: pasien tampak meringis kesakitan, terdapat balutan luka
jahitan post op dan keadaan pasien lemah, TD: 142/96 mmHg, N:
76x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,6°C. Jadi bisa disimpulkan bahwa
masalah nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik belum
teratasi, dan penulis merencanakan melanjutkan intervensi pada hari
berikutnya yaitu identifikasi skala nyeri, kontrol ruangan yang
memperberat nyeri, ajarkan teknik non farmakologi (relaksasi nafas
dalam) agar mengurangi rasa nyeri, dan kolaborasi pemberian
analgesik.
Hari kedua pada tanggal 16 Febuari 2021 evaluasi data subyektif:
pasien mengatakan nyeri sedikit menurun, pasien mengatakan ruangan
cukup nyaman P: pasien mengatakan nyeri saat bergerak, Q: nyeri
seperti disayat – sayat, R: nyeri dibagian payudara kanan atas, S: skala
3 dari angka 1-10, T: nyeri muncul hilang timbul, data obyektif: pasien
tampak sedikit menahan rasa nyeri TD: 150/90, N: 80x/menit, S: 36°C,
RR: 20x/menit. Jadi bisa disimpulkan bahwa masalah teratasi hanya
sebagian, dan penulis merencanakan melanjutkan intervensi pada hari
berikutnya yaitu identifikasi skala nyeri, ajarkan teknik non
farmakologi (relaksasi nafas dalam) untuk mengurangi rasa nyeri,
kolaborasi pemberian analgesik.
Hari ke tiga pada tanggal 17 Febuari 2021 evaluasi data subyektif:
pasien mengatakan nyeri sudah menurun, P: pasien mengatakan nyeri
saat bergerak, Q: nyeri seperti disayat – sayat, R: nyeri dibagian
payudra kanan atas, S: skala 2 dari angka 1-10, T: nyeri muncul hilang
timbul, data obyektif: pasien tampak lebih tenang dan tidak gelisah
TD: 130/80 mmHg N: 80x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,6°C. Maka
dapat disimpulkan masalah sudah teratasi dan penulis merencanakan
untuk menghentikan intervensi.
Resiko infeksi berhubungan dengan efek pembedahan invasif,
hari pertama pada 15 Febuari 2021 evaluasi data subyektif: pasien

46
mengatakan tidak ada keluhan demam, pasien merasa nyeri pada luka
post op, data obyektif: pasien tampak kesakitan, luka tampak tidak
terdapat tanda – tanda infeksi (edema, pus, kemerahan, perdarahan).
Maka dapat disimpulkan masalah belum teratasi dan penulis
merencanakan pada hari berikutnya untuk melanjutkan intervensi yaitu
monitor tanda gejala infeksi, monitor karakteristik luka, kolaborasi
pemberian antibiotik.
Hari kedua pada tanggal 16 Febuari 2021 evaluasi data subyektif:
pasien mengatakan tidak ada keluhan demam, pasien merasa sedikit
nyeri pada luka post op, data obyektif: pasien tampak sedikit kesakitan,
luka tampak tidak terdapat tanda – tanda infeksi (edema, pus,
kemerahan, perdarahan), balutan sedikit kotor. Maka dapat
disimpulkan masalah belum teratasi dan penulis merencanakan pada
hari berikutnya untuk melanjutkan intervensi yaitu: monitor tanda
gejala infeksi, monitor karakteristik luka, pasang balutan sesuai jenis
luka, kolaborasi pemberian antibiotik
Hari ketiga pada tanggal 17 Febuari 2021 evaluasi data subyektif:
pasien mengatakan tidak ada keluhan demam pada luka post op, data
obyektif: luka tampak bersih, tidak terdapat tanda gejala infeksi. Maka
dapat disimpulkan masalah sudah teratasi dan penulis merencanakan
untuk menghentikan intervensi.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol
tidur, hari pertama pada tanggal 16 Febuari 2021 evaluasi data
subyektif pasien mengatakan sulit tidur, tidur menjelang pagi dan
mudah terbangun saat nyeri muncul, pasien mengatakan hanya tidur 4
jam dalam sehari, data obyektif: pasien tampak lesu dan pucat, mata
pasien terlihat sayu. Maka dapat disimpulkan masalah belum teratasi
dan penulis merencanakan untuk melanjutkan intervensi yaitu:
modifikasi lingkungan, lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan (pengaturan posisi), anjurkan menepati kebiasaan waktu
tidur.

47
Hari kedua pada tanggal 17 Febuari 2021 evaluasi data subyektif
pasien mengatakan kesulitan tidur sedikit berkurang, masih mudah
terbangun saat nyeri muncul, pasien mulai tidur tepat waktu, pasien
cukup nyaman dengan posisi tidurnya, data obyektif: pasien masih
tampak pucat dan lesu. Maka dapat disimpulkan masalah sudah teratasi
sebagian dan penulis merencanakan untuk melanjutkan intervensi
yaitu: lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (pengaturan
posisi), anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
Hari ketiga pada tanggal 18 Febuari 2021 evauasi data subyektif
pasien mengatakan sudah tidur dengan tepat waktu, pasien sudah
nyaman dengan posisi tidurnya, nyeri sudah berkurang dan tidak
mengganggu, data obyektif: pasien tampak bugar, pasien tampak
senang, pasien tampak rileks. Maka dapat disimpulkan masalah sudah
teratasi dan penulis merencanakan untuk menghentikan intervensi.

48
BAB IV

PEMBAHASAN

Bab IV membahas tentang kasus yang diambil penulis mengenai


asuhan keperawatan pada Ny. M dengan tumor mammae di ruang
Baitussalam 2 Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, yang
dilakukan mulai tanggal 15 Febuari 2021 sampai tanggal 17 Febuari 2021.
Penulis akan membahas terkait kekuranan dan hambatan yang didapatkan
oleh penulis selama pemberian asuhan keperawatan dengan tetap
memberikan aspek terhadap pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi, dan evaluasi keperawatan.

A. Pengkajian

Tahap awal pengumpulan data yang dilakukan pertama setelah


pasien di rawat di rumah sakit oleh perawat merupakan sebuah pengkajian.
Seluruh data dikumpulkan secara sistemis sebagai penentu kesehatan
pasien saat itu juga dan yang harus dilakukan secara komperhensif
(Sitorus, 2019).
Dalam memberikan judul, penulis mengangkat judul Asuhan
Keperawtan Pada Ny. M Dengan Diagnosa Tumor Mammae Dextra Post
Lumpektomi Di Ruang Baitussalam 2 Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang. Saat melakukan observasi/pengamatan, dan metode
pemeriksaan fisik. Dalam melakukan pengkajian penulis tidak mengalami
hambatan/kesulitan hal ini dikarenakan pasien dan keluarga terbuka dalam
menyampaikan informasi kepada penulis.
Hasil pengkajian setelah dilaukan pembedahan pada tanggal 15
Febuari 2021 ditemukan keluhan utama pasien yaitu pasien mengatakan
nyeri P: pasien mengatakan nyeri saat bergerak, Q: nyeri seperti disayat –
sayat, R: nyeri dibagian dada kanan, S: skala 4 dari angka 1-10, T: nyeri
muncul hilang timbul, pasien tampak meringis kesakitan dan gelisah.
Pemeriksaan TTV menunjukkan TD: 146/96 mmHg, N: 76x/menit, RR:

49
20x/menit, S: 37,1°C. Tanggal 16 Febuari 2021 saat dilakukan pengkajian
didapatkan data Ny. M mengatakan kesulitan tidur, tidur saat menjelang
pagi, selalu terbangun saat merasakan nyeri, pasien tampak pucat dan lesu,
pemeriksaan TTV menunjukkan TD: 150/90, N: 80x/menit, S: 36°C, RR:
20x/menit.

B. Diagnosa

Diagnosa adalah penilaian klinis terhadap respon pasien pada


masalah kesehatannya (PPNI, 2016). Masalah keperawatan yang dapat
terjadi pada penderita tumor mammae pasca operasi adalah: nyeri akut
berhubungan dengan insisi bedah, gangguan pola tidur, gangguan
integritas kulit/jaringan, cemas berhubungan dengan krisis situasi, resiko
infeksi berhubungan dengan faktor resiko leukopenia (Brunner &
Suddarth, 2013). Berdasarkan hal tersebut penulis mengambil landasan
teori berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan) dan menegakkan
3 diganosa yaitu:
Penulis menegakkan diagnosa yang pertama nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisik, nyeri akut yaitu suatu
pengalaman emosional sensorik yang berhubungan dengan rusaknya
jaringan fungsional atau aktual, dengan waktu tiba-tiba dan berintensitas
ringan sampai berat, dan berlangsung kurang dari 3 bulan (PPNI, 2016).
Sesuai dengan teori menurut (PPNI, 2016) bahwa batasan
karakteristik diagnosa nyeri akut yaitu: mengeluh nyeri, ekspresi wajah
menunjukkan nyeri yitu meringis dan gelisah. Diagnosa ini ditegakkan jika
data mayor yang mendukung seperti mengeluh nyeri, gelisah, sulit tidur
dan data minor tekanan darah meningkat, suhu meningkat, pola nafas
meningkat. Pada tanggal 15 Febuari 2021 penulis menegakkan diagnosa
utama nyeri akut berhubungan dengan agen oencedera fisik karena pada
saat pengkajian didapatkan data sesuai batasan karakteristik dan data
subyektif pasien merasakan nyeri di payudara kanan atas dan data obyektif
pasien tampak meringis kesakitan, P: pasien mengatakan nyeri saat

50
bergerak, Q: nyeri seperti disayat-sayat, R: nyeri dibagian payudara kanan,
S: skala 4, T: nyeri muncul hilang timbul.
Penulis menegakan diagnosa nyeri sebagai prioritas karena keluhan
nyeri adalah keluhan yang saat itu juga sedang dirasakan pasien dan
apabila tidak segera ditangani akan menimbulkan rasa ketidaknyamanan,
dapat menghambat aktifitas serta dapat menimbulkan rasa ketakutan dalam
melakukan pergerakan atau aktivitas yang bisa menghambat proses
penyembuhan.
Diagnosa kedua yaitu resiko infeksi berhubungan dengan efek
prosedur invasif, resiko infeksi yaitu mengalami peningkatan resiko
terserang organisme patogen (PPNI, 2016). Penulis menegakkan diagnosa
tersebut sebab saat mengkaji didapat data subyektif pasien berkata nyeri di
bagian payudara kanan atas. Data obyektif pasien terdapat luka jahitan
post op. Meskipun diagnosa ini bukan prioritas tetapi jika tidak diangani
akan meningkatkan resiko munculnya penyakit dan menyebabkan pasien
mengalami infeksi, gangguan kecemasan dan ketakutan.
Diagnosa ketiga yaitu gangguan pola tidur berhubungan dengan
kurang kontrol tidur, ini merupakan akibat dari faktor luar maka terjadi
gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur (PPNI, 2016). Penulis
menegakkan diagnosa tersebut sebab saat pengkajian didapat data
subyektif pasien mengeluh sulit tidur, sering terbangun saat merasa nyeri,
dan waktu tidurnya berkurang dari 8 jam sehari menjadi 4jam sehari. Data
obyektif pasien tampak lemah, pucat, TD: 150/90 mmhg, N: 80x/menit, S:
36°C, RR: 20x/menit.
Diagnosa yang ada dalam tinjauan teori namun tidak muncul
adalah gangguan integritas kulit/jaringan, cemas. Diagnosa tersebut bisa
ditegakkan jika didapatkan data ketidak adekuatan pertahanan tubuh
primer (kerusakan integritas kulit, trauma jaringan), penykit kronis, serta
jika terdapat kebingungan, khawatir, anoreksia, peningkata frekuensi
napas dan sebagainya. Penulis tidak menegakkan diagnosa tersebut karena
saat dikaji penulis tidak mendapat data – data lengkap.

51
Terdapat diagnosa rasional pada pasien tumor/kanker payudara,
menurut (Ningsih & Sowwan, 2018) pada pembedahan mastektomi baik
satu atau kedua payudara merupakan insiden traumatik pada kehidupan
wanita dan akan berdampak pada kehidupan sosial serta psikologisnya.
Pembedahan ini akan memunculkan diagnosa gangguan citra tubuh.
Permasalahan gangguan citra tubuh muncul disebabkan karena kehilangan
bagian tubuh, aktualisasi diri, fungsi sosial, fungsi fisik dan kualitas hidup.
Penulis tidak menegakkan diagnosa tersebut karena pada dasarnya
pembedahan yang dilakukan pasien adalah lumpektomi, pada pembedahan
ini penulis sedikit kesulitan mencari sumber reverensi yang tepat dan
sesuai. Menurut (PPNI, 2016) terdapat beberapa gejala mayor dan minor
yaitu, tanda mayor subyektif, mengungkapkan kehilanan bagian tubuh,
obyektif; fungsi tubuhnya hilang. Gejala dan tanda minor subyektif idak
mau mengungkapkan kecacatan, mengutarakan perasaan negatif pada
bagian tubuhnya, kekhawatiran, obyektif; menyembunyikan atau
menunjukkan bagian tubuh secara berlebih. Sedangkan pada pasien hanya
didapatkan data subyektif pasien mengatakan malu saat membuka pakaian
saat dilakukan ganti balut.

C. Intervensi

Intervensi merupakan berbagai tindakan yang dapat mencapai


tujuan tertentu. Intervensi keperawatan mencakup pengembangan
serangkaian tujuan, tindakan, dan evaluasi keperawatan untuk pasien
berdasarkan analisis pengkajian untuk memecahkan masalah kesehatan
dan keperawatan pasien (Bararah & Jauhar, 2013). Penulis menyusun
intervensi berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia).
Pada diagnosa pertama nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik, penyusunan intervensi bertujuan agar setelah dilakukan
3x24jam keperawatan diharap nyeri akut berkurang dengan kriteria hasil:
keluhan nyeri menurun, gelisah menurun. Intervensi yang disusun:
identivikasi lokasi, durasi, frekuensi, karateristik, kualitas nyeri,

52
identifikasi sekala nyeri, ajarkan teknin non farmakologis unutk
mengurangi nyeri, kolaborasi pemberian analgesik. Teknik
nonfarmakologis menjadi fokus utama yang penulis berikan dalam asuhan
keperawatan pada Ny. M, teknik non farmakologis yang digunakan adalah
teknik relaksasi nafas dalam yang bertujuan agar pasien dapat
menghilangkan nyeri yang dirasakan.
Intervensi diagnosa kedua resiko infeksi berhubungan dengan
efek prosedur invasif, penyusunan intervensi keperawatan bertujuan agar
setelah dilakukan tindakan selama 3x24jam diharapakan resiko infeksi
menurun dengan kriteria hasil: tidak muncul tanda – tanda infeksi pada
area luka seperti edema, pus, kemerahan, perdarahan, serta pasien tidak
mengeluhkan adanya demam.
Intervensi diagnosa ketiga gangguan pola tidur berhubungan
dengan kurang kontrol tidur yaitu bertujuan setelah tindakan
keperawatan selama 3x24jam diharap pola tidur menjadi lebih baik dengan
kriteria hasil: kesulitan tidur menurun, mengeluhkan sering terjaga
menurun, mengeluhkan pola tidur berubah menurun.

D. Implementasi

Implementasi merupakan pelaksanaan dan perwujudan yang telah


tersusun pada perencanaan sebelumnya. Penulis mengelola pasien dalam
implementasi pada masing-masing diagnosa.
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik pada
diagnosa ini penulis selama 3x24jam melakukan implmentasi untuk
menatasi nyeri akut dari tanggal 15 Febuari sampai 17 Febuari 2021,
tindakan yang dilakukan penulis mengajarkan pada pasien cara teknik
relaksasi (tarik nafas dalam) dengan respon subyektif pasien mengatakan
ebih nyaman setelah melakukan latihan tarik nafas dalam, dan data
obyektif diperoleh pasien tampak rileks, pasien antusias saat dilatih teknik
relaksasi tarik nafas dalam. Pelaksanaan teknik relaksasi napas dalam
bertujuan untuk merelaksasikan pasien dengan kondisi lebih nyaman dan

53
mengalihkan pikiran pasien dan nyeri untuk fokus terhdap nafas
dalamnya(PPNI, 2016).
Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif selama
3x24jam penulis melakukan implementasi untuk mengatasi masalah resiko
infeksi dari tanggal 15 Febuari 2021 sampai 17 Febuari 2021, tindakan
yang dilakukan penulis memonitor tanda gejala infeksi, karakteristik luka,
mengkolaborasikan pemberian antibiotik, serta mengganti balutan pasien
dengan respon subyektif pasien mengatakan tidak ada keluhan demam dan
nyeri saat diganti balutan, respon obyektif pasien suhu dalam rentang
normal yaitu 36°C, luka tampak bersih tidak terdapat tanda-tanda infeksi
seperti edema, pus, perdarahan, kemerahan serta demam. Implementasi
yang diberikan bertujuan agar penulis dapat mengontrol kondisi luka serta
untuk mengatasi dan mencegah adanya infeksi bakteri.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
selama 3x24jam penulis melakukan implementasi untuk mengatasi pola
tidur pasien, tindakan yang dilakukan yaitu mengidentifikasi pola aktifitas
dan tidur, mengidentifikasi faktor pengganggu tidur, memodifikasi
lingkungan, melakukan prosedur meningkatkan kenyamanan (pengaturan
posisi), menganjurkan menepati kebiasaan tidur dengan respon subyektif
pasien mengatakan sulit tidur, mulai tidur saat menjelang pagi dan mudah
terbangun saat muncul nyeri dan respon obyektif pasien tampak lemah dan
pucat, mata pasien tampak sayu. Implementasi diberikan bertujuan agar
pasien merasa nyaman pada posisi dan lingkungan sehingga pasien dapat
menepati kebiasaan waktu tidurnya seperti semula serta dapat menjaga
kondisi tubuh pasien sehingga kondisi pasien tidak tampak lesu dan pucat.

E. Evaluasi

Tahap kelima yaitu evaluasi, tahap ini merupakan tahap akhir dari
proses keperawatan. Evaluasi dilaukan untuk mengetahui efektivitas
asuhan keperawatan yang dilakukan.

54
Evaluasi keperawatan dilakukan selama 3x24jam pada Ny. M yaitu
tanggal 15-17 Febuari 2021, pada evaluasi terakhir didapatkan:
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dari
evaluasi keperawatan yang dilakukan 3x24jam diperoleh masalah nyeri
akut sudah teratasi dengan skala nyeri 2 keluhan nyeri berkurang, TD:
136/95 mmHg, N: 84x/menit, S: 37,1°C, RR: 20x/menit maka penulis
mengentikan intervensi keperawatan.
Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif dari
evaluasi keperawatan yang dilakukan 3x24 diperoleh tidak terdapat tanda
– tanda resiko infeksi pada luka, pasien tidak ada keluhan demam, dapat
disimpulkan resiko infeksi sudah teratasi maka penulis mengentikan
intervensi keperawatan.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol
tidur dari evaluasi keperawatan yang dilakukan 3x24jam diperoleh pasien
mengatakan sudah tidur dengan tepat waktu, pasien sudah nyaman dengan
posisi tidurnya, nyeri sudah berkurang dan tidak mengganggu, pasien
tampak rileks, dapat disimpulkan gangguan pola tidur sudah teratasi maka
penulis mengentikan intervensi keperawatan.

55
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada BAB V penulis akan menyimpulkan dari asuhan keperawatan selama


3x24jam pada kasus Ny. M dengan diagnosa Tumor Mammae di ruang
Baitussalam 2 Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.
1. Konsep dasar penyakit
Tumor mammae adalah penyakit yang terjadi akibat dari
pertumbuhan sel-sel normal menjadi abnormal yang kemudian
berkembang biak lalu menyerang jaringan limfe serta pembuluh
darah.
2. Pengkajian
Pengkajian yang telah dilakukan penulis terhadap Ny. M dengan
tumor mammae didapatkan subjektif dan objektif yang akhirnya
penulis dapat menegakkan tiga diagnosa yaitu nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisik, resiko infeksi
berhubungan dengan efek prosedur infasif, dan gangguan pola tidur
berhubungan dengan kurang kontrol tidur.
3. Prioritas masalah dan diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang ditegakkan berdasarkan keluhan dan
hasil pemeriksaan yang dilakukan pada pasien Tumor Mammae
pada rekam medis pasien, diagnosa yang ditegakkan adalah nyeri
akut.
4. Evaluasi diagnosa keperawatan yang dilakukan penulis dengan
menghentikan intervensi dikarenakan seluruh masalah keperawatan
sudah teratasi.

B. SARAN

1. Bagi rumah sakit


Sebagai suatu tempat pelayanan kesehatan diharapkan mampu
mempertahankan dan meningkatkan kualitas mutu pelayanan
kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup sehat
masyarakat.
2. Bagi perawat
Bagi perawat diharapkan dapat mempertahankan asuhan
keperawatan yang telah sesuai dengan standar prosedur yang ada.

56
Mempertahankan pendokumentasian asuhan keperawatan dengan
baik dan mengikuti ilmu keperawatan yang terbaru.
3. Bagi institusi pendidikan
Institusi pendidikan hendaknya bisa memperbanyak kerjasama
dengan rumah sakit lain guna meningkatkan proses pembelajaran
dan proses pendidikan.

57
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, S. (2013). Buku_Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri.


Astuti, ajeng dwi. (2019). TUMOR MAMMAE DENGAN NYERI AKUT
DIRUANG.
Bararah, T., & Jauhar, M. (2013). Asuhan Keperawatan : Panduan Lengkap
Menjadi Perawat Profesional. Prestasi Pustaka.
Berman, A., Snyder, S., Levett-Jones, T., Dwyer, T., Hales, M., Harvery, N.,
Luxford, Y., Moxham, L., Park, T., Parker, B., Reid-Searl, K., & Stanley, D.
(2012). Kozier and Erb’s Fundamentals of Nursing. In Kozier and Erb’s
Fundamentals of Nursing.
Brunner, & Suddarth. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. 2(8).
Dinkes Provinsi Jawa Tengah. (2019). Laporan Riskesdas Jawa Tengah 2018. In
Dinkesjatengprov.Go.Id.
https://dinkesjatengprov.go.id/v2018/storage/2019/12/CETAK-LAPORAN-
RISKESDAS-JATENG-2018-ACC-PIMRED.pdf
Fattah, R. A., Surury, I., & Fauzi, R. (2011). Kaitan Gizi dengan Kanker
Payudara Pada Wanita. Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Goud, K., Dayakar, S., Vijayalaxmi, K., Babu, S., & V, R. P. (2012). Evaluation
of HER-2/neu status in breast cancer specimens using immunohistochemistry
(IHC) & fluorescence in-situ hybridization (FISH) assay. Indian Journal of
Medical Research, 135(3), 312–317.
https://www.ijmr.org.in/text.asp?2012/135/3/312/95605
Handayani, A., Jamal, A., & Septiandri, A. A. (2017). Evaluasi Tiga Jenis
Algoritme Berbasis Pembelajaran Mesin untuk Klasifikasi Jenis Tumor
Payudara. Jurnal Nasional Teknik Elektro Dan Teknologi Informasi, 6(4),
394–403.
Harahap, W. A. (2015). Pembedahan Pada Tumor Ganas Payudara. Majalah
Kedokteran Andalas, 38, 57.
Kemenkes RI. (2019). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.
Ningsih, W., & Sowwan, M. (2018). Upaya Peningkatan Koping Untuk
Meningkatkan Citra Tubuh Pada Asuhan Keperawatan Kanker Payudara.
Journal Keperawatan Care, 8(2), 67–81.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC (Revisi Jil). Mediaction.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi: Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA & NIC-NOC Jilid 1. Media Action.

58
http://www.digilib.unipdu.ac.id/beranda/index.php?p=show_detail&id=1725
3
Oteami. (2014). Pemberian Asuhan Keperawatan secara Holistik pada Pasien Post
Operasi Kanker Payudara. Media Karya Kesehatan, 2(2), 192–203.
https://doi.org/10.24198/mkk.v2i2.22761
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik (1st ed.). DPP PPNI. http://www.inna-ppni.or.id
Price, & Willsone. (2015). Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit.
Volume 2. EGC. http://ucs.sulsellib.net//index.php?p=show_detail&id=44190
Sihombing, M., & Sapardin, N. (2014). The risk factors of breast tumor among
women aged 25-65 years old in five villages of Bogor Tengah district.
FAKTOR RISIKO TUMOR PAYUDARA PADA PEREMPUAN UMUR 25-65
TAHUN DI LIMA KELURAHAN KECAMATAN BOGOR TENGAH.
Sitorus, C. (2019). PENGKAJIAN KLASIFIKASI DATA DALAM PROSES
KEPERAWATAN. 2. https://doi.org/https://doi.org/10.31219/osf.io/ksdca
Stoppler, M. C. (2020). Breast Cancer. EMedicineHealth.
https://www.emedicinehealth.com/breast_cancer/article_em.htm
Susanti, S., Wijaya, A., & Tutuko, B. (2016). ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn “M” DENGAN MASALAH RESIKO INFEKSI PADA KASUS
POST OP APENDIKSITIS (LAPORAN KASUS DI RUANG MAWAR
RSUD JOMBANG). Jurnal Keperawatan, 11(1), 778–783.
UTAMI, W. F. T. (2019). BIOPSI EKSISI MAMMAE ATAS INDIKASI TUMOR
MAMMAE SINISTRA DENGAN NYERI AKUT.
http://repository.bku.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/746/WELLY
FERRYZIA TRI UTAMI AKX16139 %282019%29-1-
64.pdf?sequence=1&isAllowed=y
WHO. (2018). World Health Statistics.
http://www.who.int/about/licensing/copyright_form/en/index.html

59
LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Kesediaan Pembimbing


SURAT KESEDIAAN PEMBIMBING

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ns. Mohammad Arifin Noor, M. Kep

NIDN : 0627088403

Pekerjaan : Dosen

Menyatakan bersedia menjadi pembimbing Karya Tulis llmiah atas nama


mahasiswa Prodi DIII Keperawatan FIK UNISSULA Semarang sebagai berikut:

Nama : Alvia Ilfa

NIM : 40901800003

Judul KTI : Asuhan Keperawtan Pada Ny. M Dengan Diagnosa Tumor


Mammae Dextra Post Lumpektomi Hari Ke 0 Di Ruang Baitussalam 2 Rumah
Sakit Islam Sultan Agung Semarang

Demikian surat keterangan ini dibuat dejngan sesungguhnya untuk dapat


digunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, 13 Mei 2021


Pembimbing

Ns. Mohammad Arifin Noor, M. Kep


NIDN. 0627088403

60
Lampiran 2. Surat Keterangan Konsultasi
SURAT KETERANGAN KONSULTASI
Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ns. Mohammad Arifin Noor, M.Kep


NIDN : 0627088403
Pekerjaan : Dosen

Menyatakan bersedia menjadi pembimbing Karya Tulis llmiah atas nama


mahasiswa Prodi DIII Keperawatan FIK UNISSULA Semarang sebagai berikut:

Nama : Alvia Ilfa


NIM : 40901800003
Judul KTI : Asuhan Keperawtan Pada Ny. M Dengan Diagnosa Tumor
Mammae Dextra Post Lumpektomi Hari Ke 0 Di Ruang Baitussalam 2 Rumah
Sakit Islam Sultan Agung Semarang
Menyatakan bahwa mahasiswa seperti yang disebutkan diatas benar-benar telah
melakukan konsultasi pada pembimbing KTI mulai tanggal 25 Januari 2021
sampai dengan 13 Mei 2021 secara online melalui media sosial WhatsApp.

Demikian surat keterangan ini dibuat dejngan sesungguhnya untuk dapat


digunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, 13 Mei 2021


Pembimbing

Ns. Mohammad Arifin Noor, M.Kep


NIDN. 0627088403

61
Lampiran 3. Lembar Konsultasi Bimbingan
LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN KARYA TULIS ISLMIAH
MAHASISWA PRODI DIII KEPERAWATAN
FIK UNISSULA
2021
Nama Mahasiswa : Alvia Ilfa
Judul KTI : Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan Diagnosa
Tumor Mammae post Lumpektomi Hari ke 0 Di
Ruang Baitussalam 2 Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang
Pembimbing : Ns. Mohammad Arifin Noor, M.Kep
HARI/ MATERI
SARAN PEMBIMBING TTD
TANGGAL KONSULTASI
26 Januari Mencari kasus 1. Mencari kasus yang menarik
2021 KTI
20 Februari Judul KTI 1. Acc judul
2021 2. Membuat sesuai buku panduan
24 April 2021 BAB 1 1. Mencari referensi lain terutama
dari buku
2. Menambahan angka pravelensi
3. Menyesuaikan tujuan penulisan
22 Mei 2021 BAB 1, 2 dan 3 1. Mencari sumber yang lebih
relevan
2. Sesuaikan penulisan dan
penomoran sub bab dengan
buku panduan
3. Penulisan harus konsisten
4. Menjabarkan mengenai
pengertian, data mayor, data
minor, faktor yang

62
berhubungan dan faktor resiko
dari SDKI
5. Bab 3 dibuat narasi
24 Mei 2021 BAB 1, 2, 3, 4 1. Perhatikan penulisan lebih
dan 5 diteliti kembali
2. Cantumkan pengertian sesuai
sdki
3. Perbaiki tujuan dan kriteria
hasil berdasarkan siki dan slki
4. Buat dan teliti kembali daftar
tabel/ narasi di bab 3
pemeriksaan penunjan
5. Teliti kembali pemberian
therapy pada pasien
6. Perhatikan pengangkatan
diagnosa keperawatan harus
sesuai
7. Bab 5 saran disesuaikan
dengan manfaat

63
Lampiran 4. Laporan Asuhan Keperawatan tulis tangan

64
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Anda mungkin juga menyukai