OLEH :
ELVIRA MARCELYA
1713453052
Alhamdullilahirrabil’alamin
Pada akhirnya satu langka telah selesai kulewati yaitu sebuah karya tulis yang ku
persembahkan untuk kedua orang tua ku tercinta dan juga keluarga besar yang
sangat ku sayangi.
Tak terasa hari telah berganti hari, bulan telah berganti bulan dan juga tahun telah
berganti tahun, akhirnya saya bisa menyelesai pendidikan ini tepat pada waktunya
berkat dorongan dan dukungan dari keluarga beserta orang-orang tercinta.
Mungkin ini bukanlah akhir dari perjuangan ku, melainkan awal dari perjuangan
ku sesungguhnya..
Terima kasih atas kasih sayang, nasehat dan dukungan sehingga vira bisa tetap
kuat dan tegar menjalani semuanya.
Mungkin ayuk belum bisa menjadi ayuk yang terbaik, dan terima kasih untuk
kasih sayang dan pengertian kalian terhadap ayuk. Kalian adalah sumber
semangat ayuk dan juga harapan ayuk nantinya.
Terima kasih kalian selalu ada dalam duka maupun suka dan selalu menjadi
tempat curhat dan juga penyemangatku.
Terima kasih sudah mau menemani hari-hari ku, walaupun terkadang vira sering
mengeluh, sering egois, dan sering acuh, namun tetap setia bersama memberikan
perhatian,pengertian ,semangat dan juga do’a nya. Semoga dipermudahkan segala
niat baiknya ya….
By : Elvira Marcelya
iv
RIWAYAT HIDUP PENELITI
A. Identitas Diri
Nama : Elvira Marcelya
NIM : 1713453052
Tempat dan Tgl Lahir : Bengkulu, 19 Juli 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
B. Pendidikan
1. SD Negeri 56 Anak Air, Tamat Tahun 2011
2. SMP Negeri 26 Padang, Tamat Tahun 2014
3. SMA Negeri 2 Batang Anai, Tamat Tahun 2017
4. Sejak tahun 2017 melanjutkan pendidikan di STIKes Perintis Padang
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
v
ABSTRACT
vi
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada tuhan yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya
sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “GAMBARAN
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS TELUR CACING PADA KUKU ANAK
SDN 11 LUBUK BUAYA PADANG TAHUN 2020” dapat selesai pada
waktunya.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai syarat menyelesaikan
pendidikan gelar ahli madya program studi Diploma Tiga Teknologi
Laboratorium Medik STIKes Perintis Padang. Dalam penyusunan ini penulis
banyak mendapat bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp, M.Biomed selaku ketua STIKes Perintis
Padang
2. Ibu Endang Suriani, M.Kes sebagai Ketua program studi Diploma Tiga
Teknologi Laboratorium Medis, sekaligus penguji karya tulis ilmiah ini.
Terima kasih atas semua masukan, kritik dan saran agar penulis bisa lebih
baik untuk kedepannya
3. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Diploma Tiga Teknologi
Laboratorium Medis STIKes Perintis Padang
4. Ibu Dra. Suraini, M.Si selaku Pembimbing. Terima Kasih atas perhatian,
bimbingan dan masukan yang telah Ibu berikan baik dalam menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini maupun selama menempuh jenjang pendidikan di
kampus ini
5. Teristimewa kepada keluarga besar ku tercinta yang telah memberikan
dorongan, kasih sayang dan do`a yang tulus sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
6. Teruntuk seseorang yang selalu memberikan dorongan, semangat, kasih
sayang dan juga do`a sehingga penulis tetap semangat dan bisa
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
viii
7. Teman-teman satu angkatan 2017 yang senasib dan seperjuangan yang
telah banyak memberikaan motivasi
Akhir kata, penulis menyadari sepenuhnya segala kekurangan serta
ketidaksempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini, sekali lagi dengan penuh harap
penulis mengharapkan segala tegur sapa yang bersifat membangun. Semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat khusunya bagi penulis sendiri dan
pembaca Karya Tulis Ilmiah ini pada umumnya.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHAASAN
4.1 Hasil ....................................................................................................... 24
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 25
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 27
5.2 Saran....................................................................................................... 27
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
yaitu dibawah 10%. Survei awal didapatkan sebagian besar anak di SDN 07
Mempawah Hilir sering bermain dan berkontak langsung dengan tanah,
setelah itu memakan jajanan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
Tangan yang tidak bersih merupakan suatu penyebab utama
tertelannya telur cacing. Tanpa disadari kebiasaan tidak mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun setelah beraktivitas diluar rumah, sehingga sering
terjadi penyebab infeksi kecacingan. (Agus dkk, 2014).
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SDN 11 Lubuk Buaya
merupakan sekolah dasar yang berada dikecamatan Koto Tangah, masih
banyak para orang tua yang tidak memperhatikan dikala anaknya bermain di
sembarang tempat dan masih banyaknya anak-anak yang kurang
memperhatikan kebersihan lingkungan dan begitu juga dengan kebersihan
kuku beserta tangan. Sehingga dengan kondisi tersebut dapat menjadi faktor
penyebab resiko terjadinya kecacingan pada anak dimungkinkan dapat terjadi.
Dari uraian latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian “Gambaran Telur Cacing Pada Spesimen Kuku Murid Sekolah
Dasar Negeri 11 Lubuk Buaya”
4
5
1. Ascaris lumbricoides
a. Klasifikasi
Phylum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Subkelas : Secernantea
Ordo : Ascaridida
Super family : Ascaridoidea
Famili : Ascaridae
Genus : Ascaris
Spesies : Ascaris lumbricoides (Lineus)
(a) (b)
Organ kelamin tidak berpasangan dan berakhir di vulva yang terletak pada
tempat tubunya mulai menebal. Telur berukuran 50x25 mm, memiliki bentuk
seperti tempayang pada kedua kutubnya terdapat operculum, yaitu condong.
Pada dinding memiliki dua bagian dalam jernih, bagian luar berwarna
kecoklatan. Sehari cacing betina mengeluarkan 3000-4000 telur dimana telur
ini terapung dalam larutan garam jenuh (Pusarawati, 2015).
b. Morfologi
Cacing dewasa hidup didalam usus halus manusia, cacing akan
menempel pada mukosa usus dengan terus menghisap nutrisi manusia. Cacing
ini berbentuk silindris dan berwarna putih keabuan. Cacing dewasa jantan
berukuran 8 sampai 11 mm sedangkan betina berukuran 10 sampai 13 mm.
Cacing Necator americanus betina dapat bertelur lebih kurang 9000 butir/hari
sedangkan cacing Ancylostoma duodenale betina dapat bertelur lebih kurang
10.000 butir/hari. Necator americanus memiliki tubuh yang mirip dengan huruf
S sedangkan Ancylostoma duodenale miripi dengan huruf C. Rongga mulut
kedua jenis cacing ini besar. Necator americanus mempunyai benda kitin,
16
1. Defekasi jamban.
2. Menjaga kebersihan, cukup air bersih dijamban, untuk mandi dan cuci
tangan dengan teratur.
3. Memberi pengobatan masal dengan obat antelmintik yang efektif.
4. Meningkatkan pengetahuan tentang lingkungan yang bersih dan sehat agar
terhindar dari infeksi kecacingan.
lebih tinggi, bahkan ada di antara mereka yang menampakkan tingkah laku
mendekati tingkah laku remaja (Nurul, 2015)`
Anak usia sekolah dasar adalah anak yang mengalami pertumbuhan
baik pertumbuhan intelektual, emosional maupun pertumbuhan fisik, dimana
kecepatan pertumbuhan anak pada masing-masing aspek tersebut tidak sama,
sehingga terjadi berbagai variasi tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek
tersebut. Ini suatu faktor yang menimbulkan adanya perbedaan individual pada
anak-anak sekolah dasar walaupun mereka dalam usia yang sama. Mereka
mengembangkan rasa percaya dirinya terhadap kemampuan dan pencapaian
yang baik dan relevan. Meskipun anak-anak membutuhkan keseimbangan
antara perasaan dan kemampuan dengan kenyataan yang dapat mereka raih,
namun perasaan akan kegagalan atau ketidakcakapan dapat memaksa mereka
berperasaan negatif terhadap dirinya sendiri, sehingga menghambat mereka
dalam belajar (Nurul, 2015).
21
22
f = frekuensi
n = jumlah sampel
K = konstanta (100%)
X = persentase hasil yang dicapai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Penelitian tentang pemeriksaan telur cacing pada kuku anak SDN 11
Lubuk Buaya Padang dengan sampel yang didapat selama penelitian sebanyak
35 sampel, yang telah dilakukan bulan Juni 2020, sampel ini diperiksa
dilaboratorium STIkeS Perintis. Dari 35 sampel tersebut didapatkan hasil :
Tabel 4.1. Distribusi infeksi Soil Transmitted Helminthes menurut jenis cacing
pada anak SDN 11 Lubuk Buaya
No Jenis Cacing Jumlah Persentase (%)
1 Ascaris lumbricoides 0 0
2 Trichuris trichiura 0 0
3 Cacing Tambang 0 0
Jumlah 0 0
1 Laki-laki 19 Negative 0
2 Perempuan 16 Negative 0
Jumlah 35 0
24
25
1. 9 23 0 0
2. 10 12 0 0
Jumlah 35 0 0
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pemeriksaan telur cacing pada kuku anak
SDN 11 Lubuk Buaya tidak ditemukan ada telur cacing Nematoda usus hal ini
kemungkinan disebab karena adanya wabah Covid-19 yang mengurangi
aktifitas diluar rumah dan penerapan protokol kesehatan untuk selalu menjaga
kebersihan.
Penegakkan diagnosis kecacingan ini dilakukan melalui pemeriksaan
kuku dengan metode sedimentasi. Pemeriksaan kuku dengan hasil telur
cacing yang negative berkaitan dengan personal hygienis. Dari sampel yang
telah didapatkan untuk pemeriksaan ini banyaknya kuku yang pendek serta
bersih, serta rajin cuci tangan dan mulai ada tingkat kesadaran akan
pentingnya untuk menjaga kebersihan tangan terutama ketika hendak makan
dan setelah selesai beraktifitas diluar rumah, memungkinkan telur cacing tidak
menempel pada kuku dan juga tidak masuk ke dalam mulut.
Berdasarkan dari penelirian sebelumnya oleh Apriani (2018) pada
siswa SDN 09 di desa Tanjung Bunut Kecamatan Belida Barat Kabupaten
Muara Enim, didapat bahwa sebanyak 100 sampel (100%) siswa yang berusia
< 7 tahun negative terinfeksi telur cacing dan sebanyak 100 sampel (100%)
siswa yang berusia > 7 tahun didapat 1 sampel (1%) positif terinfeksi telur
cacing.
26
Hasil dari penelitian ini memiliki hasil yang berbeda dari penelitian
sebelumnya. Pada penelitian ini dari keseluruhan sampel yang ada didapatkan
35 sampel kuku tangan anak sekolah dasar negatif terinfeksi telur cacing.
Faktor yang berhubungan dengan kebersihan diri adalah penggunaan air
bersih, mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan jamban yang sehat.
Hasil dari observavsi dan juga wawancara pada orang tua murid Sekolah
Dasar Negeri 11 Padang didapat informasi bahwa selama masa pandemik
Covid-19 anak-anak di liburkan dari sekolah, aktivitas diluar rumah dikurangi,
dan aktivitas anak-anak lebih terkontrol oleh orang tua. Selama masa
pandemik Covid-19 orang tua dan juga anak-anak saling mengingatkan untuk
selalu menjaga kebersihan, baik itu kebersihan peribadi, kebersihan rumah,
dan juga kebersihan disekitar tempat tinggal.
Penyebaran infeksi Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura
mempunyai pola yang hampir sama, kedua cacing ini memerlukan tanah yang
mempunyai kelembapan tinggi untuk berkembang biak, tanah lembab yang
sudah terkontaminasi dengan tinja penderita infeksi nematoda usus merupakan
salah satu tempat berkembang biaknya cacing yang paling baik, dan apabila
tanah tersebut kontak langsung dengan anak tersebut maka ada kemungkinan
anak tersebut terinfeksi nematoda usus apabila masuk ke tubuh.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hasil Penelitian tentang pemeriksaan telur cacing Soil Transmiteed Helmints
pada kuku anak SDN 11 Lubuk Buaya Padang dengan sampel yang didapat
selama penelitian sebanyak 35 sampel, yang telah dilakukan bulan Juni 2020,
sampel ini diperiksa dilaboratorium STIkeS Perintis. Dari 35 sampel dapat
disimpulkan hasilnya sebagai berikut:
1. Tidak ditemukan telur cacing Soil Transmiteed Helmints pada kuku sampel
hasil dinyatakan negatif (-).
2. Berdasarkan kelompok umur, umur 9- 10 tahun sebanyak 35 orang
3. Berdasarkan jenis kelamin, Laki – laki sebanyak 19 orang (54%) dan
perempuan sebanyak 16 orang (46%)
5.2 SARAN
1. Bagi sekolah yang diteliti yaitu SDN 11 Lubuk Buaya diharapkan dilakukan
pemeriksaan kebersihan kuku dan mengharuskan untuk memotong kuku
secara berkala, serta meningkatkan informasi bagi murid tentang bahaya
infeksi kecacingan khususnya kontaminasi terhadap infeksi nematode usus.
2. Bagi Stikes Perintis Padang Jurusan Analis Kesehatan diharapkan dapat
meningkatkan kegiatan promosi kesehatan mengenai penyuluhan kesehatan
tentang bahaya infeksi kecacingan di institusi pendidikan.
3. Bagi peneliti selanjutnya agar menggunakan sampel yang lebih banyak lagi
guna mendapatkan hasil yang lebih valid.
27
DAFTAR PUSTAKA
28
29
30
LAMPIRAN 2. Balasan Surat Penelitian
31
LAMPIRAN 3. Dokumentasi
32
33
38
39