Anda di halaman 1dari 68

1

GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN PROTEIN URINE PADA


IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS POASIA
KOTA KENDARI

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Pendidikan Diploma III Jurusan Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

OLEH :

RISKA NOVIANTI

P00341015038

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2018
2
3
4
5

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
Nama : Riska Novianti
NIM : P00341015038
Tempat, Tanggal lahir : Hukaea, 29 November 1997
Suku / Bangsa : Bugis / Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam

B. Pendidikan
1. SD Negeri 1 Hukaea, tamat tahun 2009
2. MTs Negeri Kasipute, tamat tahun 2012
3. SMA Negeri 03 Bombana, tamat tahun 2015
4. Sejak tahun 2015 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan

V
6

MOTTO
Dan Dia Mendapatimu sebagai orang yang bingung lalu Dia memberikan
petunjuk. Dan Dia Mendapatimu sebagai orang yang kekurangan, lalu Dia
Memberikan Kecukupan.
(Q.S. Adl-Dluha : 7-8)

Kupersembahkan Untuk Almamaterku


Ayah dan Ibunda Tercinta
Keluargaku Tersayang
Doa Dan Nasehat untuk Kesuksesanku

VI
7

ABSTRAK

Riska Novianti (P00341015038) Gambaran Hasil Pemeriksaan Protein Urine


pada Ibu hamil Trimester III di Puskesmas Poasia Kota Kendaridibimbing
Oleh ibu Ruth Mongan dan ibu Supiati (xiv+6 Daftar Tabel + 2Daftar Gambar
+ 8Daftar Lampiran + 38 Halaman)Protein dibutuhkan dalam jumlah yang banyak
pada kehamilanuntuk pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu
hamil dibutuhkan protein sebesar 910 gram dalam 6 bulan terakhir kehamilan. Ibu
hamil memerlukan protein minimal 60g/hari untuk perkembangan fetus, alat
kandungan, payudara dan badan ibu, serta untuk persiapan laktasi.Kelebihan
kadar protein pada ibu hamil dapat mengindikasikan terjadinya preeklamsi
yangditandai hipertensi, edema, dan protein urin, kelainan ini ditemui pada usia
kehamilan trisemester III. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran
protein urine pada ibu hamil Trimester III di Puskesmas Poasia dengan
menggunakan metode asam sulfasalisilat 20% tampak ada atau tidaknya
kekeruhan yang terjadi dalam urine dan untuk mengetahui derajat kekeruhan
protein dalam urine.Jenis penelitian ini adalah Deskriptif, dilaksanakan tanggal 2
Mei 2018 - 22 Mei 2018.Populasi dalam dalam penelitian ini sebanyak 170 orang,
Sampel penelitian 34 ibu hamil trimester III (usia kehamilan 28-40 minggu)di
Puskesmas Poasia dan Posyandu Binaan Puskesmas Poasia dengan teknik
Pengambilan sampel secara Accidental Sampling. Hasil penelitian di dapatkan 13
(38.2%) ibu hamil Trimesterr III di Puskesmas Poasia positif protein urine dan 21
(61.8 %) ibu hamil trimester III negatif protein urine.Dari 13 responden positif
protein urine, dapat di kelompokkan menjadi 6 (17.64%) sampel positif + (1+), 7
(20.59%) sampel positif ++ (2+) dan 21 (61.77 %) sampel negatif protein urine
Disarankan kepada peneliti selanjutnya di harapkan sampel dan karakteristik
penelitian lebih banyak dan dengan menilai protein urine tetap di konfirmasi lagi
dengan metode lain.

Kata kunci : Ibu hamil Trimester III, Protein urine.


Daftar Pustaka : 25 buah (1989-2017)

VII
8

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh


Alhamdulillahirabbil’alamiin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Gambaran Hasil Pemeriksaan
Protein Urine pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Poasia Kota
Kendari”. Penelitian ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma III(DIII) pada Politeknik
Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.
Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terimakasih yang takter
nilai serta sembah sujud penulis ucapkan kepada kedua orang tua yang amat
kucintai, Ayahanda Abbas dan Ibunda R o s m i a atas bantuan moril maupun
materil, motivasi ,dukungan dan cintakasih yang tulus serta doanya demi
kesuksesan studi penulis selama menuntut ilmu sampai selesainya karyatulis ini.
Proses penulisan karya tulis ini telah melewati perjalanan panjang, dan
penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak.Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis juga menghanturkan rasa terimakasih
kepada ibu Ruth Mongan, B.Sc.,S.Pd.,M.Pd selaku pembimbing I dan ibu
Supiati STP.,MPH selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
,kesabaran dalam membimbing dan atas segala pengorbanan waktu dan pikiran
selama menyusun karyatulis ini. Ucapan terimakasih penulis juga tujukan
kepada:
1. Ibu Askrening, SKM.,M.Kes Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
2. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara
yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
3. Ibu Anita Rosanti S.ST.,M.Kes Selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan
4. Kepada Dewan Penguji Ibu Sitti Rachmi Misbah, S.Kep.,M.Kes, Ibu Reni
Yunus, S.Si.,M.Sc yang telah memberi saran dan arahan perbaikan demi
Kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah Ini

VIII
9

5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Analis Kesehatan serta seluruh staf dan
karyawan Poltekkes Kemenkes Kendari atas segala fasilitas dan pelayanan
akademik yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.
6. Kepala Laboratorium Puskesmas Poasia Kota Kendari
7. Teristimewa Adikku Tersayang Irwan Gunawan terima kasih atas segala
doa, bantuan dan dukungan yang telah di berikan kepada penulis.
8. Sahabat-sahabatku Tersayang Asma, Nurhidayah, Aida Dwi Agnes, Siskia
Azizah, Ummul Fathanah Al.I.H, Fadillah Eka Wardany, dan Sadariah
Husein, Riska Agustiyanti, Ranggi Hardiyanti terima kasih atas nasehat,
dukungan kasih sayang, dan perhatian yang tidak ternilai, semoga kita bisa
meraih sukses bersama.
9. Seluruh teman-teman seperjuangan jurusan Analis Kesehatan angkatan 2015
yang penulis tak bisa sebutkan satupersatu. Terimakasih atas motivasi dan
kebersamaan dalam suka maupun duka selama masa perkuliahan di
Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan .Menjadi suatu
kebanggan bisa mengenal kalian,semoga apa yang kita lakukan menjadi
sesuatu yang bermanfaat.
Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan
yangada, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih teradapat kekeliruan dan kekurangan. Oleh karena itu,
dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis ini.
Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh.
Kendari, Mei 2018

Penulis

IX
10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. ............................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN ORSINALITAS .................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................v

MOTTO ................................................................................................................ vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI. ..........................................................................................................x

DAFTAR TABEL................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang. ..............................................................................................1


B. Rumusan Masalah. .........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian. ..........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian. ........................................................................................4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Ibu Hamil. .............................................................5


B. Tinjauan Umum Tentang Protein Urine. ........................................................13
C. Hubungan Protein Urine dan Ibu Hamil. .......................................................16

X
11

BAB III : KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran. ...........................................................................................19


B. Kerangka Pikir. ..............................................................................................21
C. Variabel Penelitian. ........................................................................................21
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif. ...................................................22

BAB IV : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian. ..............................................................................................23


B. Tempat dan Waktu Penelitian. .......................................................................23
C. Populasi dan Sampel ......................................................................................23
D. Prosedur Pengumpulan Data ..........................................................................24
E. Instrumen Penelitian.......................................................................................24
F. Prosedur Pemeriksaan Laboratorium .............................................................25
G. Jenis Data .......................................................................................................26
H. Pengolahan Data.............................................................................................26
I. Analisis Data ..................................................................................................27
J. Penyajian Data ...............................................................................................27
K. Etika Penelitian ..............................................................................................27

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Peneltian ...............................................................................................28


B. Pembahasan ....................................................................................................34

BAB VI : PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................................38
B. Saran...............................................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

XI
12

DAFTAR TABEL

Tabel. 5.1 Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Tahun 2017
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Umur Pada ibu hamil
Trimester III Di Puskesmas Poasia Kota Kendari
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Usia kehamilan Pada ibu
hamil Trimester III Di Puskesmas Poasia Kota Kendari
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Anak Ke pada ibu hamil
Trimester III di Puskesmas Poasia Kota Kendari
Tabel 5.5 Hasil Pemeriksaan Protein Urine pada Ibu Hamil Trimester III Di
Puskesmas Poasia Kota Kendari
Tabel 5.6 Distribusi Hasil Pemeriksaan Protein Urine pada Ibu Hamil Trimester
III Di Puskesmas Poasia Kota Kendari

XII
13

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1Hasil Protein Urine Berdasarkan Tingkat Kekeruhannya ................ 20
Gambar 5.1 Peta Kecamatan Poasia (wilayah kerja Puskesmas Poasia) ............ 30

XIII
14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar hasil penelitian


Lampiran 2 : Master Tabel Data penelitian
Lampiran 3 : Surat Permohonan Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes
Kendari
Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan
Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
Lampiran 5 :Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 6 : Surat Keterangan Bebas Pustaka
Lampiran 7 : Surat Keterangan Bebas Laboratorium
Lamipiran 8 : Dokumentasi Penelitian

XIV
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu di Indonesia terutama di Sulawesi Tenggara
menurut Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara (2016) berfluktuasi
cenderung menurun dari tahun 2012 sampai 2014 yaitu 84 kasus menjadi 65
kasus namun kembali meningkat sampai pada tahun 2016 yaitu 74 kasus ini
tidak sejalan dengan cakupan pelayanan ibu hamil yang menunjukkan
peningkatan begitu pula dengan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan.
Angka kejadian eklamsi di Sulawesi Tenggarapada tahun 2015 terdapat
15 kasus eklamsi dan 17 kasus pada tahun 2016. di perkirakan bahwa 20%
kehamilan akan mengalami komplikasi, komplikasi ini dapat mengancam
jiwa. Berdasarkan Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara bahwa jumlah
kematian ibu sebanyak 84 kematian, dimana penyebab utama kematian
adalah keracunan kehamilan dan infeksi.Hal ini diperburuk dengan status gizi
yang buruk, persalinan muda, paritas tinggi dan anemia. (Dinkes, Sultra.
2016)
Ibu hamil (gravida) adalah seorang wanita yang mengandung dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya janin.Kehamilan adalah masa di mana seorang
wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Kehamilan manusia
terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38
minggu dari pembuahan) (Prawirohardjo, 2007). Pada kehamilan berbagai
perubahan terjadi didalam tubuh termasuk tahapan tahapan janin. Kehamilan
normal akan berpengaruh terhadap keseimbangan cairan elektrolit,
keseimbangan asam basa metabolisme karbohidrat , protein dan lemak,
keseimbangan kalsium dan elektrolit serta endokrin (saryono,2008)
Protein dibutuhkan dalam jumlah yang banyak pada kehamilan untuk
perkembangan fetus, alat kandungan, payudara dan badan ibu, serta untuk
persiapan laktasi.Maka dari itu perlu diperhatikan agar wanita hamil

1
2

memperoleh cukup protein selama hamil.Diperkirakan satu gram protein


setiap kilo gram berat badan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.Pada
pemeriksaan plasma protein ditemukan adanya penurunan pada fraksi
albumin dan pula sedikit penurunan gamma globulin.Perubahan- perubahan
dalam plasma protein ini dalam satu minggu postpartum kembali kepada
keadaan sebelum adanya kehamilan.(Baron,1991)
Proteinuria (protein urine) adalah protein yang terdapat dalam urine,
pada keadaan normal tidak dapatkan konsentrasi yang tinggi dalam urine,
protein dalam urine sangat kecil kurang dari 100 mg protein/24 jam. 2/3 dari
jumlah tersebut adalah protein yang di keluarkan dari tubulus biasanya
protein yang sudah melebihi batas lebih dari 150 mg protein /24 jam sudah
tidak normal , ini dapat di jumpai pada kerusakan – kerusakan kerusakan
membran kapiler glomerulurus atau karena gangguan mekanisme reabsorbsi
tubulus atau kerusakan pada kedua mekanisme tersebut.
Proteinuria (protein urine) terjadi karena molekul protein dapat
melewati membran glomerulus.Hal ini dapat terjadi karena peningkatan
permeabilitas dinding kapiler glomeruli, peningkatan tekanan intra
glomerular atau keduanya. Jika terjadi kerusakan fungsi tubulus dapat
mengakibatkan kegagalan reabsosorbsi dan kehilangan kompensasi untuk
mengubah volume cairan tubuh, ini juga berakibat protein tidak dapat di
reabsorbsi ke dalam darah sehingga terbentuk proteinuria (protein urine)
(Anna,2016)
Pemeriksaan terhadap protein urine termasuk pemeriksaan kimiawi
yang merupakan sebagian dari pemeriksaan urin rutin. Pemeriksaan protein
kebanyakan cara rutin untuk menyatakan adanya protein dalam berdasarkan
pada timbulnya kekeruhan karena padatnya atau kasarnya menjadi satu
ukuran untuk jumlah protein yang ada.
Menurut penelitian Anna (2016) tentang pemeriksaan status protein
urine pada ibu hamil di Puskesmas Unaha menggunakan metode dipstick atau
carik celup, menyatakan bahwa ibu hamil yang memiliki resiko tinggi
proteinuria terjadi pada ibu hamil Trimester III dari jumlah sampel 32 ibu
3

hamil didapatkan hasil 25 ibu hamil positif protein urine dan 7 lainya
negative protein urine. Dan menurut penelitian Luh Putu Yoga(2017) tentang
kadar protein pada ibu hamil Trimester II dan III di Puskesmas II Denpasar
Barat didapatkan hasil pemeriksaan protein urine terhadap 39 ibu hamil
Trimester II dan III 10 sampel positif (25.64%) dan 29 sampel negative
(74.36%). Sensitivitas dan spesifitas metode pemeriksaan sangat bervariasi
menurut berbagai penelitian.
Menurut penelitian Indranila KS (2012) metode carik celup pada
pemeriksaan proteinuria kurang akurat di bandingkan metode standar (asam
sulfasalicyl) yang merupakan gold standar. Test dengan asam sulfasalicyl
tidak bersifat spesifik tetapi sangat peka, adanya protein dalan konsentrasi
0,002% dapat di nyatakannya.jika hasil test negatif, tidak perlu lagi
memikirkan kemungkinan adanya proteinuria.
Bedasarkan Laporan Kegiatan KIA Dinas Kesehatan Kota Kendari
menyatakan bahwa Ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Poasia Kota
Kendaripada tahun 2017 kujungan ibu hamil yaitu 743 orang, denganK4yaitu
727 orang, dengan jumlah kasus ibu hamil yang mengalami proteinuria
sebesar 170 kasus,ini dikarenakan karena ibu hamil merupakan salah satu
kelompok beresiko terkena berbagai macam gangguan kesehatan misalnya
kelebihan kadar protein dalam urin dapat mengindikasikan terjadinya
preeklamsi. Preeklamsi adalah masalah kesehatan yang dialami saat hamil
yang ditandai tekanan darah tinggi (hipertensi), edema, disertai protein dalam
urine (proteinuria).Penyakit ini umunya karena terjadi pada trisemester III
kehamilan.
Maka dari gambaran diatas peneliti tertarik untuk meneliti “Gambaran
Protein Urine pada Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Poasia Kota
Kendari”
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah hasil pemeriksaan protein urine pada urine ibu hamil
Trimester III di Puskesmas Poasia Kota Kendari?
4

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran proteinpada urine ibu hamil trimester
III di Puskesmas Poasia Kota Kendari
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran protein urine ibu hamil Trimester III
menggunakan metode asam sulfasalicyl
b. Menjelaskan interpretasi hasil pemeriksaan protein urine pada ibu
hamil dengan metode Asam Sulfasalicyl berdasarkan tingkat
kekeruhan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman nyata
bagi peneliti pemula dalam proses penelitian ilmiah mengenai protein
urine pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Poasia Kota Kendari
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumbangan ilmiah terhadap Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Kendari khususnya Jurusan Analis
Kesehatan.
c. Manfaat Bagi masyarakat
Memberikan informasi kepada ibu hamil tentang kadar protein
urine pada ibu hamil khususnya ibu hamil trimester III
2. Manfaat Praktisi
Sebagai dasar peneliti selanjutnya terkait penelitian gambaran
protein urine pada ibu hamil trimester III
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Ibu Hamil


1. Definisi Ibu Hamil
Ibu hamil (gravida) adalah seorang wanita yang mengandung
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.Kehamilan adalah masa di
mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi
terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan) (Prawirohardjo,
2007).
Menurut manuaba (1998)Gravidaterbagiatas dua bagian yaitu:
a. Primigarvida adalah wanitayang hamil untuk pertama
kalinya. Ciri-cirinya adalah payudara tegang, putting susu
runcing, perut tegang menonjol, straise livide, perineum utuh,
vulva menonjol, hymen perforatus, vagina sempit, dengan
rugae portio runcing dan tertutup.
b. Multigravida adalah wanita yang pernah hamil dan
melahirkan bayi cukup bulan. Ciri-cirinya adalah payudara
lembek berbekas dan menggantung, putting susu tumpul,
perut lembek dan menggantung, straise livide dan ablikan,
pirenium terdapat bekas robekan, vulva terbuka,
karunkukulemirtyformis, vagina longgar tanpa rugae, dan
portio tumpul dan terbagi dalam bibir depan-belakang.
2. Klasifikasi Umur kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin.Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT).(Jenni Mandang.
2014 hal : 77)
6

Di Tinjau dari umur kehamilan dibagi atas 3 trimester yaitu :


a. Kehamilan Trimester I (0-12 minggu)
Pada tahap awal ini, kondisi tubuh mengalami banyak perubahan,
ini terutama terjadi perubahan hormonal. Perubahan hormonal
mempengaruhi pada semua sistem organ di dalam tubuh.Pedoman
utamanya yaitu berhenti haid.
1) Bulan pertama (0-4 minggu)
Setelah pembuahan, tahapan awal perkembangan embrio adalah
zigot. Zigot akan menuju rahim dan membentuk morula, yaitu
kelompok sel-sel yang bentuknya mirip buah rasberi.
Selanjutnya morula akan melalui beberapa tahapan
perkembangan embrio. Pada bulan pertama, kantong ketuban
sudah terbentuk untuk melindungi embrio dengan cara
membungkusnya dengan ketat.
Fisik janin mulai terbentuk, yaitu kemunculan lingkaran hitam
di wajah yang nantinya berkembang menjadi mata.Selain itu,
perkembangan juga meliputi bagian rahang bawah dan mulut.Di
bagian dalam, organ yang mulai berkembang adalah
tenggorokan.
Embrio mendapatkan nutrisi dari ibu yang ditransfer ke bayi
melalui plasenta.Plasenta juga mulai terbentuk dari bulan
pertama.Organ yang berbentuk bulat datar ini juga berfungsi
mentransfer bahan buangan dari bayi.Meski embrio baru
berukuran 6-7 mm, sirkulasi darah sudah dimulai, ditandai
dengan terbentuknya sel darah.
2) Bulan kedua (5-8 minggu)
Pada saat ini, tulang rawan sudah berganti menjadi tulang.
Jaringan sistem saraf pusat sudah terbentuk, yaitu berupa otak,
sumsum tulang belakang, dan jaringan saraf lain. Pada minggu
kelima, jantung mulai terbentuk, berbarengan dengan sistem
peredaran darah.Di kedua sisi kepala membentuk lipatan kecil
7

sebagai cikal bakal telinga.Bagian wajah pun terus berkembang.


Sementara itu pada bagian tubuh yang lain, mulai terlihat
pertumbuhan tunas yang kemudian menjadi tangan dan
kaki.Ukuran embrio pada akhir bulan kedua adalah 2,54 cm,
berat 9,45 gram, dengan bagian kepala berukuran sepertiga dari
ukuran seluruh tubuh.
3) Bulan ketiga (9-12 minggu)
Di bulan ketiga, organ dalam mulai berkembang.Organ hati
mulai memproduksi empedu, sistem urine mulai bekerja,
sistem peredaran darah juga mulai beroperasi.Sebenarnya
organ reproduksi sudah mulai mengembang, tetapi jenis
kelamin belum dapat dipastikan meski diperiksa melalui USG.
Tubuh janin sudah terbentuk lebih lengkap, yaitu sudah
memiliki lengan, tangan, kaki, telinga, serta mulai membentuk
gigi.Jari-jari tangan dan kukunya juga sudah mulai terbentuk.
Bahkan, di ukuran tubuh dengan panjang 7,6-10 cm dan berat
28 g ini, janin sudah dapat membuka mulut dan mengepalkan
tangan.
b. Kehamilan Trimester II (13-28 minggu)
Memasuki trimester kedua, sudah mulai dapat mendengar
detak jantung janin saat pemeriksaan kehamilan.Kelamin janin
semakin berkembang dan mulai dapat merasakan gerakannya.
1) Bulan keempat (13-17 minggu)
Pada masa ini, janin laki-laki sudah memiliki prostat dan
janin perempuan sudah mulai menampakkan folikel pada
ovariumnya.Tulang janin makin berkembang.Di bagian
kepala sudah tampak pola rambut. Sementara itu pada bagian
wajah, mata sudah menghadap ke depan dan mulai dapat
bergerak. Posisi telinga sudah sesuai tempatnya.Mulut janin
pun mulai dapat mengisap. Panjang janin di usia 14 minggu
mencapai 85 mm dengan berat kira-kira 40 g.
8

2) Bulan kelima (18-21 minggu)


Seluruh kulit janin tertutup lapisan putih sebagai pelindung
dari cairan ketuban. Lapisan putih ini akan terlepas dengan
sendirinya sesaat ketika janin akan lahir. Otot janin sudah
berkembang di bulan kelima.Janin pun mulai bergerak
sebagai latihan untuk otot dan pada bagian kepala sudah
tumbuh rambut. Bagian-bagian tubuh janin, seperti punggung
dan bahu, juga ditumbuhi rambut halus yang akan hilang
menjelang minggu kedua setelah bayi lahir. Panjang janin di
akhir bulan ini adalah 160 mm.
3) Bulan keenam (22-27 minggu)
Kelopak mata janin sudah jelas dan mata sudah bisa
terbuka.Pembuluh vena tampak melalui kulit janin, sebab
kulit sudah muncul dengan tekstur tipis keriput berwarna
kemerahan.Denyut nadi janin dapat meningkat, sebagai tanda
bahwa janin menanggapi rangsangan, terutama bila
mendengar suara dari luar.Jari tangan dan kaki janin pun
sudah tampak.Pada bulan ini, panjang janin sekitar 190 mm
dengan berat 460 g.
c. Trimester III (28-40 minggu)
Pada masa ini janin sedang berada di dalam tahap
penyempurnaan dan akan semakin bertambah besar sampai
memenuhi seluruh rongga rahim.
1) Bulan ketujuh (28-31 minggu)
Janin sudah dapat menanggapi cahaya, merasakan sakit,
mendengar suara, dan mengubah posisi
tubuh.Pendengarannya mulai berkembang dan tubuhnya
mulai menyimpan lemak.Di bulan ketujuh panjang janin
mencapai 36 cm dengan berat 900-1.800 g
9

2) Bulan kedelapan (32-36 minggu)


Di bulan kedelapan, bagian dalam janin sudah berkembang
lebih baik.Bagian yang sudah terbentuk tetapi belum
sempurna, adalah paru-paru.Bagian otak sudah lebih
berkembang pesat dibandingkan bulan sebelumnya.
Cadangan lemak tubuh pun meningkat seiring dengan makin
tuanya usia janin. Bayi bergerak lebih aktif ditandai dengan
gerakan menendang yang lebih kencang.Pada saat ini ukuran
janin adalah 46 cm, berat 2.270 gram.
3) Bulan kesembilan (37-40 minggu)
Pada saat ini tubuh janin, baik bagian luar maupun dalamnya,
sudah lebih sempurna.Mata dan telinga dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.Janin pun lebih peka terhadap
rangsangan berupa sentuhan dan cahaya.Bagian paru-paru
sudah hampir berkembang dengan sempurna.Panjang janin
sudah mencapai 46-51 cm dan berat kira-kira 2.500- 3.200
gram.Janin pun bersiap dilahirkan dengan posisi berpindah,
yaitu kepala menghadap jalan lahir dan tubuh menempati
bagian bawah panggul ibu.
3. Perubahan Fisiologi Pada Ibu Hamil
Ada beberapa perubahan fisiologi pada ibu hamil, diantaranya :
a. Perubahan fisiologi ginjal pada waktu hamil
Pada waktu hamil ukuran dan berat ginjal akan meningkat
dan glomerulus mengalami perbesaran, panjangnya bertambah 1-
1,5 cm. Pada kehamilan normal, fungsi ginjal cukup banyak
berubah, laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma dalam ginjal
meningkat yang akan mencapai puncaknya pada 16 minggu
kehamilan (Trimester II) dan menetap sampai akhir
kehamilan.Ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan
metabolisme dan sirkulasi ibu meningkat dan juga mengekskresi
produk sampah janin.
10

Pada kehamilan tahap lanjut, akibat pergeseran uterus yang


berat kekanan dan terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri
maka pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi daripada
pelvis kiri.Ginjal berfungsi paling efisien saat wanita berbaring
pada posisi rekumbeng lateral dan paling tidak efisien pada posisi
telentang. (Underwood,1999:643)
b. Perubahan fisiologi perkemihan pada waktu hamil
Menurut Jenni Mandang (2014) terjadi perubahan
perkemihan pada ibu hamil berdasarkan tiap semester diantaranya:
1) Trimester I
a) Di bulan awal kehamilan, ibu hamil sering timbul
gangguan berkemih karena kandungan kencing tertekan
oleh pembesaran uterus.
2) Trimester II
a) Frekuensi buang air kecil normal kembali karena kandung
kemih tertarik keatas
b) Uterus yang mulai membesar menyebabkan tekanan pada
kandung kemih mulai berkurang, karena uterus keluar dari
rongga panggul sejati kearah abdomen
c) Uretra memanjang sampai 7,5 cm karena kandung kemih
bergeser keatas
d) Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukan oleh
hyperemia kandungan kemih dan uretra. Peningkatan
vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih
menjadi mudah luka dan berdarah.
e) Tonus kandung kemih dapat menurun yang
memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar
1500 ml.
11

3) Trimester III
a) Pada akhir kehamilan, kandung kencing akan mulai
tertekan kembali karena kepala janin mulai turun ke pintu
atas panggul (PAP)
b) Perubahan-perubahan menyebabkan pelvis dan ureter
mampu menampung urine dalam volume yang lebih besar
dan dapat memperlambat laju aliran urine
c) Pembesaran uterus menekan kandung kemih,
menyebabkan ibu hamil merasakan ingin berkemih
walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit urine dan
terjadi hemodilusi (terjadi puncak pengenceran darah)
menyebabkan metabolisme air menjadi lancar
4. Keadaan Patologis Pada Ibu Hamil
Menurut Liz Kelly (1997) pada kehamilan trimester III terjadi
ketidaknyamanan seperti:
a. Konstipasi
Konstipasi diduga akibat penurunan peristaltik yang
disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi
penurunan peristaltik ketika terjadi penurunan jumlah hormone
progesterone yang mempunyai efek rileks pada otot polos pada
usus besar. Akibat pembesaran uterus atau bagian persentasi
menyebabkan pergeseran dan tekanan pada usus dan penurunan
motilitas pada saluran gastrointestinal dan bisa juga akibat efek
mengkonsumsi zat besi, konstipasi dapat memacu hemoroid
b. Edema deverden dan Varises
Edema dan varises disebabkan oleh gangguan sirkulasi vena
dan meningkatnya tekanan vena pada pada ekstremitas bagian
bawah. Perubahan ini akibat penekanan uterus yang membesar
pada vena panggul saat ibu hamil duduk atau berdiri dan
penekanan vena pada kuva inferior saat berbaring.
12

c. Nyeri Ligamen
Ligament teres uteri melekat disisi tepat dibawah uterus. Secara
anatomis memiliki kemampuan memanjang saat uterus meninggi
dan masuk kedalam abdomen. Nyeri ligamen teres uteri diduga
akibat peregangan dan penekanan berat uterus yang meningkat
pesat pada ligamen. Nyeri punggung bawah tepatanya pada
lumbosakral yang diakibatkan terjadinya pergeseran pusat
gravitasi dan postur tubuh ibu hamil, yang semakin berat seiring
membesarnya uterus. Pengaruh sikap tubuh kordosis,
membungkuk berlebihan, jalan tanpa istraha, mengangkat beban
berat terutama pada kondisi lelah.
5. Metabolisme Protein Pada Ibu Hamil
Menurut winjosastro (2006), pada wanita hamil Basal
Metabolisme Rate (BMR) meningkat hingga 15-20% terutama pada
trisemester ketiga, penurunan keseimbangan asam basa dari 155 mEq
per liter menjadi 145 mEq perliter akibat hemodelusi darah dan
kebutuhan mineral yang dibutuhkan janin. Kebutuhan protein ibu
hamil untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan
organ kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan
protein tinggi sekitar 0.5 g/kg berat badan atau sebutir telur ayam
sehari. Kebutuhan kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh
terutama dari pembakaran karbohidrat, lemak, dan protein. Kebutuhan
zat mineral untuk ibu hamil seperti kalsium 1,5 gram per hari dan 30-
40 gram untuk pembentukkan tulang janin, fosfor rata rata 2 gram
dalam sehari, zat besi dalam 800 mg atau 30-50 mg per hari dan air
yang cukup.
Ibu hamil memerlukan protein lebih banyak dari biasanya
minimal 60g/hari.Protein berperan penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin serta mengurangi resiko lahir kurang bulan
(preterm), adapun fungsi lain membuat ari-ari (plasenta) yang
berfungsi untuk menunjang atau memelihara dan menyalurkan
13

makanan bayi,sebagai persiapan cadangan makanan untuk persalinan


massa setelah melahirkan dan massa menyusui.
Protein dibutuhkan dalam jumlah yang banyak pada kehamilan
untuk perkembangan fetus, alat kandungan, payudara dan badan ibu,
serta untuk persiapan laktasi.Maka dari itu perlu diperhatikan agar
wanita hamil memperoleh cukup protein selama hamil.Diperkirakan
satu gram protein setiap kilo gram berat badan dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari.Pada pemeriksaan plasma protein ditemukan
adanya penurunan pada fraksi albumin dan pula sedikit penurunan
gamma globulin.Perubahan-perubahan dalam plasma protein ini
dalam satu minggu postpartum kembali kepada keadaan sebelum
adanya kehamilan.
B. Tinjauan Umum Tentang Protein Urin
1. Definisi Protein Urine (Proteinuria)
Proteinuria adalah protein yang terdapat dalam urine, pada
keadaan normal tidak dapatkan konsentrasi yang tinggi dalam urine,
protein dalam urine sangat kecil kurang dari 100 mg protein/24 jam .
2/3 dari jumlah tersebut adalah protein yang di keluarkan dari tubulus
biasanya protein yang sudah melebihi batas lebih dari 150 mg protein
/24 jam sudah tidak normal, ini dapat di jumpai pada kerusakan –
kerusakan kerusakan membran kapiler glomerulurus atau karena
gangguan mekanisme reabsorbsi tubulus atau kerusakan pada kedua
mekanisme tersebut. (Mulyati,2010)
2. Proses Terjadinya Proteinuria
Protein dapat masuk ke dalam urine jika terjadi kerusakan pada
glomeruli atau tubulu ginjal. Pada keadaan normal selektifitas muatan
listrik dan ukurandari dinding kapiler glomerulus akan mencegah
protein (albumin, globulin dan molekul protein plasma yang besar)
melewatinya. Membran glomerulus mengandung komponen muatan
negatif, yang dapat menyebabkan penurunan filtrasi dari substansi
anionik seperti albumin. Protein adalah bermuatan negatif dan hampir
14

seluruhnya dihambat oleh dinding sel glomeruli. Protein mengalami


filtrasi di membran glomerulus melalui seleksi perbedaan berat
molekul dan muatan listrik.
Proteinuria terjadi karena molekul protein dapat melewati
membran glomerulus. Hal ini dapat terjadi karena peningkatan
permeabilitas dinding kapiler glomeruli, peningkatan tekanan intra
glomerular atau keduanya. jika terjadi kerusakan fungsi tubulus dapat
mengakibatkan kegagalan reabsosorbsi dan kehilangan kompensasi
untuk mengubah volume cairan tubuh, ini juga berakibat protein tidak
dapat di reabsorbsi ke dalam darah sehingga terbentuk
proteinura.(Anna,2016: 14)
3. Macam Macam Proteinuria
a. Fungsional Proteinuria
Disebabkan oleh karena ekspose dengan udara yang sangat
dingin, otot-otot bekerja dengan keras yang akan menghilang
setelah istrahat (tidur). Pada kehamilan di sebut ortostatik atau atau
postural protein.
b. Organik Proteinuria
1) Pre renal proteinuria
Dikarenakan penyakit yang umum terjadi dan merupakan
indikasi penyakit ginjal misalnya ascites dan keracunan obat
bahan kimia seperti Hg dan Pb. Karena peningkatan
permeabilitas glomerulus, seperti keadaan-keadaan hipertensi
esensial preeklamsia pada kehamilan. pada proteinuria jenis
prerenal sejati, tanpa kerusakan ginjal,tetapi apabila
berkepanjangan dengan sendirinya dapat mengakibatkan
kerusakan ginjal.
2) Renal proteinuria
Terjadi karena peradangan (Nephritis), proses degenerasi
ginjal ( Nephrosis) infark pada ginjal, TBC dan infeksi ginjal.
15

3) Pasca renal proteinuria


Protein yang berasal dari pasca renal selalu berhubungan
dengan sel-sel dan minimal ditemukan pada infeksi berat
traktus urinarius bagian bawah dan di sertai dengan hematuria
bila pelvis ginjal atau ureter di rangsang oleh sesuatu atau
penyakit keganasan setempat.
4. Metode Pemeriksaan Protein Urine
Pemeriksaan terhadap protein urine termasuk pemeriksaan
kimiawi yang merupakan sebagian sari pemeriksaan urin rutin. Protein
dapat mengindikasiakan urine yang terkontaminasi , infeksi atau
adanya penyakit, ginjal karena adanya sejumlah kecil albumin dan
globulin dalam urine, untuk mendeteksi jumlah protein yang lebih
besar di perlukan urine pagi, untuk memastikan kemungkinan infeksi,
harus di ambil urine tengah kemudian diperiksakan ke laboratorium
untuk dianalisis. Pemeriksaan protein kebanyakan cara rutin untuk
menyatakan adanya protein dalam berdasarkan pada timbulnya
kekeruhan karena padatnya atau kasarnya menjadi satu ukuran untuk
jumlah protein yang ada.
Pemeriksaan protein urine di lakukan dengan 2 cara :
a. Semi Kuantitatif
1) Metode Asam Sulfosalisilat
Asam sulfosalisilat dapat di gunakan untuk uji urine
sebagai penentu ada tidaknya protein dalam urine karena,
ikatan kimia yang ada di dalamnya mampu menyebabkan
presipitasi protein terlarut yang dapat di ukur dan di tentukan
dari derajat turbiditas. Protein dalam suasana asam akan
mengalami denaturasi dan presipitasi.
Metode asam sulfosalisilat memiliki sensistifitas
pemeriksaan 5- 10 mg/dl. Kelebihan pada metode asam
sulfosalislat pemeriksaan ini sangat peka karena adanya protein
dalam konsentrasi 0,002% dapat di nyatakan, apabila hasil
16

testnya negatif tidak perlu lagi memikirkan kemungkinan


adanya protein urin. Kekurangannya pada pemeriksaan ini
membutuhkan waku yang relatif lama.
2) Metode Rebus dengan Asam Asetat 6 %
Metode rebus dengan asam asetat 6 % memiliki
sensitifitas pemeriksaan 5 – 1m mg/dl. Pemeriksaan ini lebih
sensitif jika untuk memeriksa albumin, pepton dan protein
bence jones. Pemeriksaan protein urin metode rebus dengan
asam asetat 6% memiliki kelebihan yang cukup sensitif karena
protein sebanyak 0,004% protein dapat dinyatakan dengan
metode ini, namun terdapat kekurangan yaitu apabila urine
encer mempunyai berat jenis rendah tidak dapat di periksa
menggunakan metode ini karena menyebabkan hasil negatif
palsu.(Gandasoebrata R,2010: 83-85)
3) Metode Carik Celup (Dipstik)
Pemeriksaan protein metode carik celup memiliki
kelebihan seperti penggunanya lebih cepat, lebih praktis, dan
lebih mudah di interpretasikan dengan melihat perubahan
warna yang terjadi, terdapat kekurangan seperti apabila
pembacaan di lakukan kurang dari 30 detik maka akan terjadi
perubahan warna yang dapat menimbulkan kesalahan dalam
menginterpretasikan hasil. Metode carik celup ini hanya
sensitif pada albumin saja, globulin dan Protein Bence tidak
dapat di nyatakan oleh carik celup. (Gandasoebrata,2010)
b. Kuantitatif
1) Metode Esbach
Pada cara Esbach tidak menggunakan serbuk batu apung
dan hasil penetapan baru boleh di baca setelah 12-24 jam.
2) Metode Esbach Modifikasi Tsuchiya
Modifikasi Tsichiya menggunakan serbuk batu apung dan
hasil penentapan di baca setelah 1 jam.(Gandasoebrata,2010)
17

C. Hubungan Protein Urine dan Ibu Hamil


Kebutuhan manusia akan protein dapat di hitung dengan
mengetahui jumlah nitrogen yang hilang (obligatory nitrogen). Bila
seseorang mengkonsumsi makanan tanpa protein, maka nitrogen yang
keluar dari tubuh merupakan bahan buangan hasil metabolisme protein,
karena itu jumlah protein yang dibuang mewakili jumlah yang harus di
ganti setiap harinya. Nitrogen yang keluar bersama urin rata-rata 37mg/kg
berat badan dalam feses 12 mg/kg berat badan. Nitrogen yang dilepas
bersama keringat di kulit berjumlah sekitar 54 mg/kg berat badan per hari.
Jadi nitrogen yang di buat oleh tubuh dapat di gunakan sebagai pedoman
untuk mengukur kebutuhan minimal yang di perlukan tubuh
(Winarno,1989)
Untuk pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh
dibutuhkan protein sebesar 910 gram dalam 6 bulan kehamilan terakhir
kehamilan di butuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu hamil.
(Jenni, 2014: 82)
Kekurangan protein pada ibu hamil dapat megakibatkan ibu hamil
tersebut dapat mengalami kelemahan atau sistem imun yang kurang baik,
sehingga rentan terhadap penyakit. Pertumbuhan janin akan terhambat
sehingga terjadi bayi dengan berat lahir yang rendah. Biasa juga janin di
lahirkan kurang bulan (prematur),biru saat di lahirkan (asfiksia) dan
sebagainya. Penyakit ini umunya karena terjadi pada trisemester III
kehamilan. (Mansjoer Arif, 2000 hal : 282)
Kelebihan kadar protein dalam urin dapat mengindikasikan
terjadinya preeklamsi. Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda tanda
hipertensi, edema, dan protein urin yang timbul karena kehamilan.Penyakit
ini umunya karena terjadi pada trimester III kehamilan. (Rukiyah, 2010)
Disfungsi Endotel dianggap berperan dalam patogenesis
preeklamsia. Jika endotel mengalami gangguan oleh berbagai hal seperti
stress oksidatif maupun paparan dengan sitokin inflamasi
18

hiperkolesterolemia, maka fungsi pengaturan menjadi abnormal dan


disebut difungsi endotel. Pada keadaan ini terjadi ketidakseimbangan.
Substansi vasokatif sehingga dapat terjadi hipertensi. Disfungsi endotel
juga menyebaban permeabilitas vaskular meningkat sehingga
menyebabkan edema dan proteinuria.(Karima,NM. 2015)
Pada preeklamsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan
retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola
glomerulus menyebabkan aliran darah ke ginjal berkurang maka terjadi
filtrasi glomerulus negatif. Pada beberapa kasus, lumen arteriola dalam
tubuh mengalami spasme (radang), maka tekanan darah akan naik, sebagai
usaha untuk untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi
jaringan dapat dicukupi, sedangkan kenaian berat badan dan edema
disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan
interstisial disebabkan retensi air dan garam. Proteinuria disebabkan oleh
spasme arteriola sehingga terjadi perubahan glomerulus. Pengaruh spasme
ini terhadap plasenta dan rahim adalah aliran darah menurun ke plasenta
menyebabkan gangguan plasenta sehingga terjadi gangguan pertumbuhan
janin.(Mansjoer arif, 2002)
Preeklamsi dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Preeklamsi ringan
Dikatakan preeklamsi ringan jika di tandai dengan keadaan
kenaikan tekanan darah diastolic 15 mmHg atau >90 mmHg dengan 2
kali pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolic sampai 110
mmHg dengan proteinnuria kuantitatif 0,3 gram (1+ dan positif 4+)
2) Preeklamsi berat
Suatu komplikasi kehamilan yang terjadi setelah kehamilan 20
minggu yang di tandai dengan tekanan darah 160/110 mmHg, edema,
proteinuria 715 gram atau secara kualitatif 3+ dan 4+ disertai dengan
oliguria dan gangguan unsur nyeri epigastrium hiperrefkleksia, edema
paru-paru dan sianosis
19

Preeklamsia dapat berakibat buruk baik pada ibu maupun janin


yang dikandunganya, komplikasi pada ibu berupa sindroma hemolysis,
elevated liver enzyme, low platelet (HELLP), edema paru, gangguan
ginjal, pendarahan, solusio plasenta bahkan kematian ibu. Komplikasi
pada bayi dapat berupa kelahiran premature, gawat janin, berat badan
lahir rendah atau intra uterine fetal death (IUFD). (Karima,NM. 2015)
20

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran
Protein dibutuhkan dalam jumlah yang banyak pada kehamilan untuk
perkembangan fetus, alat kandungan, payudara dan badan ibu, serta untuk
persiapan laktasi.Maka dari itu perlu diperhatikan agar wanita hamil
memperoleh cukup protein selama hamil. Untuk pembentukan jaringan baru
dari janin dan untuk tubuh dibutuhkan protein sebesar 910 gram dalam 6
bulan kehamilan terakhir kehamilan di butuhkan tambahan 12 gram protein
sehari untuk ibu hamil.
Kelebihan kadar protein dalam urin dapat mengindikasikan terjadinya
preeklamsi. Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda tanda hipertensi,
edema, dan protein urin yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umunya
karena terjadi pada trisemester III kehamilan
Proteinuria adalah protein yang terdapat dalam urine, pada keadaan
normal tidak dapatkan konsentrasi yang tinggi dalam urine, Protein dapat
masuk ke dalam urine jika terjadi kerusakan pada glomeruli atau tubulus
ginjal.Pada keadaan normal selektifitas muatan listrik dan ukurandari dinding
kapiler glomerulus akan mencegah protein (albumin, globulin dan molekul
protein plasma yang besar) melewatinya. Membran glomerulus mengandung
komponen muatan negatif, yang dapat menyebabkan penurunan filtrasi dari
substansi anionik seperti albumin. Protein adalah bermuatan negatif dan
hampir seluruhnya dihambat oleh dinding sel glomeruli.Protein mengalami
filtrasi di membran glomerulus melalui seleksi perbedaan berat molekul dan
muatan listrik.
Proteinuria terjadi karena molekul protein dapat melewati membran
glomerulus.Hal ini dapat terjadi karena peningkatan permeabilitas dinding
kapiler glomeruli, peningkatan tekanan intra glomerular atau keduanya.jika
terjadi kerusakan fungsi tubulus dapat mengakibatkan kegagalan reabsosorbsi
dan kehilangan kompensasi untuk mengubah volume cairan tubuh, ini juga

20
21

berakibat protein tidak dapat di reabsorbsi ke dalam darah sehingga terbentuk


proteinura.
Pemeriksaan terhadap protein urine termasuk pemeriksaan kimiawi
yang merupakan sebagian sari pemeriksaan urin rutin. Pemeriksaan protein
kebanyakan cara rutin untuk menyatakan adanya protein dalam berdasarkan
pada timbulnya kekeruhan karena padatnya atau kasarnya menjadi satu
ukuran untuk jumlah protein yang ada. Test dengan asam sulfasalicyl tidak
bersifat spesifik tetapi sangat peka, adanya protein dalan konsentrasi 0,002%
dapat di nyatakannya.

Gambar 3.1 Hasil Protein Urine Berdasarkan Tingkat Kekeruhannya


22

B. Kerangka pikir

IBU HAMIL TRIMESTER


III (28 -40 minggu)

Pemeriksaan
Protein urine

Metode asam
Metode Metode rebus
sulfasalicyl
Dipstck asam asetat

Ada Tidak ada


Kekeruhan Kekeruhan

Positif Negatif

Positif 1 Positif 2 Positif 3 Positif 4

Keterangan :
Variabel yang diteliti
Variabel yang tidak diteliti

C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel dalam penelitian ini adalah protein yang ditemukan
dalamurine ibu hamil trimester III
23

2. Variabel Terikat
Variabel dalam penelitian ini adalah ibu hamil Trimester III
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Defini Operasional
a. Ibu hamil
Ibu hamil yang di maksud dalam penelitian ini adalah ibu
hamil trimester III (usia kehamilan 28-40 minggu) yang
berkunjung di Puskesmas Poasia dan di Posyandu binaan
Puskesmas Poasia
b. Protein urine
Protein urine adalah protein yang ditemukan dalam urine ibu
hamil trimester III yang berkunjung di Puskesmas Poasia dan di
Posyandu binaan Puskesmas Poasia.
2. Kriteria objektif
Positif : Jika terjadi perubahan warna dalam urin yang di tandai
dengan adanya kekeruhan pada urine
Negatif : Jika tidak terjadi perubahan warna dalam urine, yang di
tandai dengan tidak adanya kekeruhan (urine jernih) pada
urine
Interpretasi hasil pemeriksaan protein urine berdasarkan kekeruhan:
Positif (+) : Ada kekeruhan ringan tanpa butir butir (kadar protein
kira-kira 0,01-0,05 %)
Positif (++) : Kekeruhan mudah dapat dilihat dan nampak butir- butir
dalam kekeruhan itu (0,05-0,2%)
Positif (+++) : Urine jelas keruhdan kekeruhan itu berkeping-keping
(0,2-0,5%)
Positif (++++): Urine sangat keruh dan kekeruhan berkeping-keping
besar atau bergumpal-gumpal ataupun memadat (lebih dari
0,5%) jika terdapat lebih dari 3% protein akan terjadi
bekuan.
Negatif (-) : Tidak terdapat kekeruhan sedikit juga (urine jernih)
24

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu memperoleh
gambaran hasil pemeriksaan protein urine pada ibu hamil trimester III yang
berkunjung di Puskesmas Poasia dan di Posyandu binaan Puskesmas Poasia
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
a. Tempat Pengambilan sampel
Tempat pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu ruang Poli
KIA dan Posyandu Binaan Puskesmas Poasia
b. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Puskesmas Poasia
Kota Kendari
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian telah dilaksanakan pada 2 Mei sampai 22 Mei 2018
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi disebut juga universe atau keseluruhan, adalah
sekelompok individu atau obyek yang memiliki karakteristik yang sama
yang mungkin diselidikiatau diamati. (Moh. Imron, 2010: 75). populasi
dalam penelitian ini adalah ibu hamil Trimester III yang yang melakukan
pemeriksaan protein urin di Puskesmas Poasia Kota Kendari dan
Posyandu Binaan Puskemas Poasia tahun 2017berjumlah 170 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi obyek penelitian,
(Moh. Imron, 2010: 77).
a. Besar sampel
Jika jumlah populasi >100 maka besar sampel dapat diambil
antara 10-50% (Sugiyono,2013:84 ) Besar sampel yang diambil

24
25

dalam penelitian ini yaitu 20%. Besar sampel dalam penelitian ini
ditentukan dari hasil perhitungan menggunakan rumus :
Jumlah sampel =

Jumlah sampel =

Maka besar sampel dalam penelitian ini adalah 34 sampel


b. Teknik pengambilan sampel
Sampel ibu hamil Trimester III diambil dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan Accidential sampling, yaitu
teknik penetuan sampel dengan mengambil responden yang
kebetulan ada atau tersedia pada saat penelitian,
(Notoatmodjo,2010)
D. Prosedur Pengumpulan Data
Datadalam penelitian inidikumpulkan mulai dari observasiawal,
pengumpulanjurnal,study literaturehinggapencatatanhasilpemeriksaanprotein
urine pada ibu hamil trimester III.
E. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, instrument yang digunakan adalah :
1. lembar permintaan persetujuan responden serta lembar hasil pemeriksaan
2. alat dan bahan yang digunakan adalah
a. Alat :
1) Tabung reaksi
2) Rak tabung
3) Pipet tetes
4) Pot sampel
5) Lampu spirtus
6) Sentrifugasi
b. Bahan :
1) Sampel urine
2) Reagen sulfasalicyl
3) Tissue
26

F. Prosedur Pemeriksaan Laboratorium


1. Pra analitik
a. Persiapan pasien : Pasien bersedia menendatangani informed
consent dan bersedia diambil urinenya
b. Persiapan sampel :Sampel urine sewaktu
c. Metode :Asam sulfasalisilat
d. Prinsip :Protein dalam urin akan dipresipitatkan
olehasam sulfasalicyl 20 % tanpa
pemanasan dan kekeruhan yangterjadi
dinilai secara semi kuantitatif
e. Persiapan alat dan bahan :

1) Tabung reaksi
2) Pipet tetes
3) Rak tabung
4) Pot sampel
5) Lampu spirtus
6) Sentrifugasi
7) Sampel urine
8) Asam sulfasalicyl
2. Analitik
a. Dua tabung reaksi diisi masing masing dengan 2 ml urine jernih
b. Kepada yang satu ditambah 4 tetes larutan asam sulfasalicyl 20%,
kocok (homogenkan).
c. Bandingkan isi tabung pertama dan yang kedua, jika tetap sama
jernihnya test terhadap protein urin berhasil negatif
d. Jika tabung pertama lebih keruh di banding yang kedua , panasilah
tabung pertama itu diatas nyala api sampai mendidih dan kemudian
dinginkan kembali dengan air mengalir.
1) Jika kekeruhan tetap ada pada waktu pemanasan dan tetap ada
juga setelah dingin kembali, test terhadap protein adalah positif.
27

Protein itu mungkin albumin, mungkin globulin mungkin juga


keduanya
2) Jika kekeruhan itu hilang pada waktu pemanasan, tetapi muncul
lagi setelah dingin, mungkin sebabnya protein Bence Jones dan
perlu diselidiki lebih lanjut.
3. Pasca analitik
a. Positif : Jika terjadi perubahan warna dalam urin yang di tandai
denganadanya kekeruhan pada urine
b. Negatif : Jika tidak terjadiperubahan protein dalam urine, yang di
tandaidengan tidak adanya kekeruhan (urine jernih) pada
urine
G. Jenis Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung saat penelitian
berlangsung meliputi data hasil pemeriksaan protein urine pada ibu
hamil Trimester III yang melakukan pemeriksaan protein urine di
Laboratorium Puskesmas Poasia.
2. Data Sekunder
Data dalam penelitianini data yang diperoleh dari Puskesmas Poasia
dan Posyandu binaan Puskesmas Poasia
H. Pengolahan Data
1. Coding,yaitukegiatanmengklasifikasikandatamenurutkategoridanjenis
masing-masing
2. Editingyaitu kegiatan mengolah dan meneliti data yang telah terkumpul
3. Tabulating, yaitu untuk meringkas data yang diperlukan dalam bentuk
table yang telah dipersiapkan. Data yang diperoleh kemudian
dikelompokkan dan diproses dengan menggunakan tabel menurut
kategorinya masing-masing.
28

I. Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian dianalisa dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :

X= xk (Candra B. 2008)

Keterangan :
X : Jumlah Persentase variable yang diteliti
f : Jumlah responden berdasarkan variabel
n : Jumlah sampel penelitian
k : Konstanta (100%)
J. Penyajian Data
Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk table dan kemudian
dijelaskan dalam bentuk narasi.
K. Etika Penelitian
Etika penelitian bertujuan untuk meindungi hak-hak subyek.Dalam
penelitian inimenekankan masalah etikayangmeliputi:
1. Ananomity(TanpaNama)
Dilakukandengancaratidakmemberikannama respondenpada lembar
alat ukur, hanyamenuliskankodepadalembar pengumpulan data dan hasil
penelitian yang akan disajikan.
2. Informed consent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembarpersetujuankepada respondenyang
akanditeliti,bila subjekmenolak,maka penelititidak memaksa dan tetap
menghormatihak-hak subyek.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Confidentialityyaitumenjamin kerahasiaanhasilpenelitian baik
informasimaupunmasalah-masalahlainnya.Informasiyang dikumpulkan
dijaminkerahasiaannyaoleh peneliti,hanya kelompokdata tertentuyang akan
dilaporkanpadahasilpenelitian.(Hidayat, 2013)
29

BAB V

HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Sejarah Berdirinya Puskesmas Poasia
Puskesmas poasia didirikan pada bulan July 1973 diatas tanah
seluas 4032 m2 sebagai salah satu Puskesmas di Kabupaten Kendari,
saat itu Puskesmas Poasia masih merupakan Puskesmas rawat jalan
dengan sarana dan prasarana yang sangat sederhana. Pada tahun 1987
wilayah kerja Puskesmas Poasia mencakup 19 kelurahan dalam
wilayah kecamatan Poasia.Sejak tahun 2002 status Puskesmas Poasia
ditingkatkan menjadiPuskesmas Rawat Inap dengan 10 tempat tidur.
Selanjutnya pada tahun 2004 wilayah kerja Puskesmas Poasia di
mekarkan menjadi 3 Puskesmas, yaitu: Puskesmas Poasia, Puskesmas
Mokoau, dan Puskesmas Abeli. Pada tahun 2009, dilakukan
rehabilitasi gedung dan penambahan bangunan baru, sehingga
menjadikan Puskesmas Poasia sebagai Puskesmas terbesar bukan
hanya di kota Kendari, tapi Se-Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada
tahun 2009, Puskesmas Poasia telah memiliki gedung UGD,
Persalinan, PONED, Instalasi Gizi, Perumahan dokter dan paramedis,
gedung rawat jalan, dan rawat inap. Saat ini status Puskesmas Poasia
adalah sebagai Puskesmas rawat inap dengan kapasitas 15tempat
tidur, namun dalam keadaanmendesak kapasitasnya dapat
ditingkatkan menjadi antara 20 sampai 25 tempat tidur.
b. Letak Geografis
Luas wilayah kerja Puskesmas Poasia sekitar 4.175 Ha atau
44.75 Km 2 atau 15,12 % dari luas daratan Kota Kendari terdiri dari 4
kelurahan definitif, yaitu Anduonohu luas 1.200 Ha, Rahandouna luas
1.275 Ha, Anggoeya luas 1.400 Ha dan Matabubu luas 300 Ha. dengan
82 RW/RK dengan jumlah penduduk 300.955jiwa serta tingkat

29
30

kepadatan penduduk 49 orang/m2 atau 490 orang/Km2, dengan tingkat


kepadatan hunian rumah rata-rata 5 orang/rumah.
Puskesmas Poasia terletak di kecamatan Poasia Kota Kendari,
sekitar 9 km dari ibukota provinsi. Sebagian besar wilayah kerja
merupakan dataran rendah dan sebagian merupakan perbukitan
sehingga sangat ideal sebagai pemungkiman.

Gambar 5.1 Peta Kecamatan Poasia (wilayah kerja


Puskesmas Poasia)
Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Poasia diantaranya :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Abeli
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kambu
c. Keadaan Demografi
Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Poasia data
terakhir tahun 2016 sebanyak 25.475 jiwa. Jumlah penduduk laki
laki 15.785 jiwa dan perempuan 15.170 jiwa yang tersebar
diwilayah 4 kelurahan, luas wilayah kerja Puskesmas Poasia 44.75
Km2. Seiringdengan laju pertumbuhan penduduk maka kepadatan
31

terus meningkat dari tahunketahun.Kepadatanpenduduk


Kecamatan Poasia padatahun 2016 adalah 692 jiwaper km2.

Tabel. 5.1 Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Poasia


Tahun 2017

No Kelurahan Pria Wanita Total


1 Andounohu 4.750 4.665 9.415
2 Rahandouna 5.252 4.964 10.216
3 Anggoeya 2.383 2.272 4.655
4 Matabubu 608 581 1.189
Total 12.993 12.482 25.475

d. Fasilitas Pelayanan
Fasiltas pelayanan kesehatan Puskesmas Poasia terdiri atas :
1) Puskesmas induk : 1 unit
2) Puskesmas pembantu : 2 unit
3) Posyandu aktif : 16 unit
4) Posyandu usia lanjut : 4 unit
5) Pondok bidan : 4 unit
6) Dukun terlatih : 4 orang
7) Toko obat berizin : 4 buah
8) Kendaraan roda 4 : 2 buah
9) Kendaraan roda 2 : 14 unit
e. Sarana dan Prasarana Puskesmas Poasia
Sarana yang tersedia di Puskesmas Poasia adalah :
1) Ruang Kepala Puskesmas
2) Poli Umum
3) Poli KIA/KB
4) Poli Gigi
5) Poli Anak (MTBS)
6) Ruang Kartu
32

7) Ruang Tunggu
8) Apotik
9) Teknik Gizi Dan Sanitasi
10) Unit Gawat Darurat
11) Ruang PONED
12) Laboratorium
13) Gudang Obat
14) Ruang Regitrasi
15) Ruang Data
16) Toilet
Puskesmas Poasia merupakan puskesmas perawatan dengan
kapasitas tempat tidur 17 buah, yang terdiri dari perawatan persalinan
dengan kapasitas tempat tidur 2 buah dan perawatan umum dengan
kapasitas tempat tidur 15 buah.
Laboratorium dengan tenaga kesehatan 4 orang yang terdiri dari 2
PNS dan 2 honorer, dengan fasilitas penunjang alat hematologi
analyzer, mikroskop dan centrifuge, tabung reaksi, alat sterilisasi, dan
SPAL yang baik. Dengan jenis pemeriksaan darah lengkap, Urine
Rutin, malaria, Hb, TBC, syphilis, hepatitis, AIDS, dll.
2. Hasil Penelitian
a. Karakteristik Responden
Berdasarkan pemeriksaan Protein Urine yang dilakukan pada
urine ibu hamil Trimester III Di Puskesmas Poasia Andonohu Kota
Kendari yang dilakukan pada 2 Mei - 22 Mei 2018. Dengan sampel
yang di dapatkan sebanyak 34 pasien, yang merupakan Ibu hamil
Trimester III yang berkunjung di puskesmas poasia dan posyandu
Binaan Puskesmas Poasia lalu dilakukan pemeriksaan Protein Urine.
33

Tabel 5.2Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Umur Pada ibu


hamil Trimester III Di Puskesmas Poasia Kota Kendari

No Umur (tahun) Frekuensi (n) Persentase(%)


1 20 – 24 1 2.94
2 25 – 29 11 32.35
3 30 – 34 13 38.23
4 35 – 39 7 20.59
5 40 – 44 2 5.89
Total 34 100
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2018

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa ibu hamil Trimester III di Puskesmas


Poasia dengan kelompok umur 30-34 tahun merupakan kelompok dengan
persentase tertinggi sebanyak 13 (38.23%) dan kelompok umur 20-24
tahun dengan persentase terendah sebanyak 1 (2.94%).

Tabel 5.3Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Usia kehamilan


Pada ibu hamil Trimester III Di Puskesmas Poasia Kota
Kendari

No Usia Kehamilan
Frekuensi(n) Persentase(%)
(minggu)
1 28-32 9 26.47
2 33-36 8 23.53
3 37-40 17 50
Total 34 100
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2018
Tabel 5.3 menunjukkan ibu hamil Trimester III dengan kelompok
usia kehamilan 37-40 minggu merupakan kelompok dengan persentase
tertinggi Sebanyak 17 (50%) dan kelompok usia kehamilan 33-36
minggu dengan persentase terendah sebanyak 8 (23.53%).
34

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Anak Ke


pada ibu hamil Trimester III di Puskesmas Poasia Kota
Kendari
No Anak Ke Frekuensi (n) Persentase (%)
1 1-3 23 67.65
2 4-6 8 23.52
3 7-9 3 8.83
Jumlah 34 100
Sumber : Data Primer diolah tahun2018
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa ibu hamil trimester III di
Puskesmas Poasia dengan kelompok ibu hamil yang akan melahirkan
anak ke 1-3 merupakan kelompok dengan persentase tertinggi
sebanyak 23 (67.65%) dan kelompok anak ke 7-9 dengan persentase
terendah sebanyak 3 (8.83%).

b. Variabel Penelitian

Tabel 5.5 Hasil Pemeriksaan Protein Urine pada Ibu Hamil


Trimester III Di Puskesmas Poasia Kota Kendari
Hasil
No Frekuensi (f) Persentase (%)
Pemeriksaan
1 Positif 13 38.2
2 Negatif 21 61.8
Jumlah 34 100
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2018

Tabel 5.5 menunjukkan hasil pemeriksaan protein pada ibu hamil


Trimester III di Puskesmas Poasia Kota Kendari dengan hasil positif
yaitu 13 orang dengan persentase 38.2% dan hasil negatif 21 orang
dengan persentase 61.8%. Hal ini menunjukkan persentase hasil
negatif lebih tinggi dibanding persentase hasil positif.
35

Tabel 5.6Distribusi Hasil Pemeriksaan Protein Urine pada Ibu


Hamil Trimester III Di Puskesmas Poasia Kota
Kendari
Hasil
No Frekuensi (f) Persentase (%)
Pemeriksaan
1 PositifI 6 17.64
2 Positif II 7 20.59
3 Negatif 21 61.77
Jumlah 34 100

Tabel 5.6 menunjukkan hasil pemeriksaan protein pada ibu hamil


Trimester III di Puskesmas Poasia Kota Kendari dengan hasil positif I
yaitu 6 orang dengan persentase 17.64% hasil positif II yaitu 7 orang
dengan persentase 20.59% dan hasil negatif 21 orang dengan
persentase 61.77%.
B. Pembahasan
Proteinuria (protein urin) merupakan salah satu indicator terjadinya
preeklamsia. Terjadinya preeklamsia dapat diketahui dengan pemeriksaan
laboratorium, yaitu pemeriksaan protein dalam urine pada ibu hamil. Pada
penelitian ini pemeriksaan protein untuk mengetahui ada tidaknya protein
dalam urine ibu hamil Trimester III di Puskesmas Poasia Kota Kendari yang
hasilnya dinyatakan secara semi kuantitaif dengan pengambilan sampel
urine sewaktu pada 34 ibu hamil trimester III di Puskesmas Poasia dan
Posyandu binaan Puskesmas Poasia.
Pada pemeriksaan protein urine dengan metode asam sulfaslicyl 20%
untuk mengetahui ada atau tidaknya protein didalam urine di tandai dengan
adanya perubahanwarna kekeruhan pada urine saat di teteskan dengan asam
sulfasalisilat 20 % sebanyak 4 tetes jika terjadi kekeruhan dilakukan,
pemanasan pada lampu spirtus. Hasil positif + (1+) di tandai dengan ada
kekeruhan ringan tanpa butir butir (kadar protein kira kira 0,01-0,05 %).
Hasil Positif ++ (2+) ditandai dengan kekeruhan yang dapat dilihat dan
nampak butir- butir dalam kekeruhan itu (kadar protein kira 0,05-0,2%).
36

Hasil positif +++ (3+) ditandai dengan urine jelas keruhdan kekeruhan itu
berkeping-keping ( kadar protein kira kira 0,2-0,5%). Hasil Positif ++++
(4+) ditandai denganurine sangat keruh dan kekeruhan berkeping-keping
besar atau bergumpal-gumpal ataupun memadat (lebih dari 0,5%) jika
terdapat lebih dari 3% protein akan terjadi bekuan. Hasil Negatif (-) ditandai
dengan tidak terdapat kekeruhan sedikit juga (urine jernih). (Gandasoebrata,
2010).
Dari hasil pemeriksaan protein urine pada ibu hamil trimester III di
Puskesmas Poasia dengan menggunakan metode asam sulfasalisilat 20%
yaitu 34 ibu hamil trimester III diperoleh hasil positif + (1+)sebanyak 6
(17.6 %) positif ++ (2+) (20.5%) dan hasil negatif sebanyak 21 (61.7 %).
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa ibu hamil Trimester III di Puskesmas
Poasia dengan kelompok umur 30-34 tahun merupakan kelompok dengan
persentase tertinggi sebanyak 13 (38.23%) dan kelompok umur 20-24 tahun
dengan persentase terendah sebanyak 1 (2.94%).
Dalam hal ini jumlah ibu hamil yang beresiko (<20 tahun dan >35
tahun) sebanyak 9 orang sedangkan kelompok ibu hamil yang tidak beresiko
(20-35 tahun) sebanyak 25 orang. Berdasarkan hasil pemeriksaan protein
urin yang dilakukan dari 9 orang ibu hamil beresiko terdapat 6 orang dengan
protein positif.
Astuti (2015) menyatakan umur berkaitan dengan peningkatan atau
penurunan fungsi tubuh sehingga mempengaruhi status kesehatan
seseorang. Usia yang baik untuk hamil adalah 20 sampai 35 tahun
sedangkan usia yang mengalami preeklamsia adalah usia <20 tahun dan >35
tahun. Kehamilan pada usia <20 tahun, keadaan reproduksi yang belumsiap
untuk menerima kehamilan akan meningkatkan keracunan kehamilan dalam
bentuk preeklamsia. Sedangkan pada usia 35 tahun keatas akan terjadi
peruahan jaringan dan alat reproduksi serta jalan lahir tidak lentur lagi. Pada
usia tersebut cenderung didapat penyakit lain dalam tubuh ibu, salah satunya
preeklamsia.
37

Tabel 5.3 menunjukkan ibu hamil Trimester III dengan kelompok usia
Kehamilan usia kehamilan 37-40 minggu merupakan kelompok dengan
persentase tertinggi Sebanyak 17 (50%) dan kelompok usia kehamilan 33-
36 minggu dengan persentase terendah sebanyak 8 (23.53%), yaitu 8 orang
positif protein urine yang terbagi atas 5 positif ++ (2+) dan 3 positif + (1+)
Hal ini sesuai dengan penelitian Luh putu yoga (2017) tentang kadar
protein urin pada ibu hamil trimester II dan trimester III di puskesmas
Denpasar Barat, menyatakan bahwa ibu hamil Trimester III lebih banyak
kemingkinan mengalami preeklamsia dibanding Triemester II.
Kondisi ini diduga karena reaktivitas vascular di mulai usia 20
minggu.Pada kehamilan normal, fungsi ginjal cukup banyak berubah, laju
filtrasi glomerulus dan aliran plasma dalam ginjal meningkat yang akan
mencapai puncaknya pada 16 minggu kehamilan (Trimester II) dan menetap
sampai akhir kehamilan.Ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan
metabolisme dan sirkulasi ibu meningkat dan juga mengekskresi produk
sampah janin.(Underwood,1999:643)
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa ibu hamil trimester III di Puskesmas
Poasia dengan kelompok ibu hamil yang akan melahirkan anak ke 1-3
merupakan kelompok dengan persentase tertinggi sebanyak 23 (67.65%)
dan kelompok anak ke 7-9 dengan persentase terendah sebanyak 3 (8.83%).
Menurut Windaryani Hode (2013) Preeklamsia/eklamsia lebih
seringterjadi pada usia muda dan primiparadiduga karena adanya
suatumekanisme imunologi disampingendokrin dan genetik dan
padakehamilan pertama pembentukanblocking antibodies terhadap
antigenplasenta belum sempurna, yangmakin sempurna pada
kehamilanberikutnya.
Tabel 5.5 menunjukkan hasil pemeriksaan protein pada ibu hamil
Trimester III di Puskesmas Poasia Kota Kendari dengan hasil positif yaitu
13 orang dengan persentase 38.2% dan hasil negatif 21 orang dengan
persentase 61.8%. Hal ini menunjukkan persentase hasil negatif lebih tinggi
dibanding persentase hasil positif.
38

Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan di laboratorium


Puskesmas Poasia Kota Kendari tentang gambaran hasil pemeriksaan
protein pada ibu hamil Trimester III di Puskesmas Poasia Kota Kendari
dengan hasil positif (1+) yaitu 6 orang dengan persentase 17.64% hasil
positif (2+) yaitu 7 orang dengan persentase 20.59% dan hasil negatif 21
orang dengan persentase 61.77%.
Hal ini sesuai dengan penelitian Luh putu yoga (2017) tentang kadar
protein urin pada ibu hamil trimester II dan trimester III di puskesmas
Denpasar Barat, dari 39 respondent selama penelitian didapatkan hasil 29
sampel negatif dan 10 sampel positif. Sedangkan pada penelitian Anna
Uchrija Taslim (2016)tentang pemeriksaan status protein urine pada ibu
hamil di Puskesmas Unaha, menyatakan bahwa ibu hamil yang memiliki
resiko tinggi proteinuria terjadi pada ibu hamil Trimester III dari jumlah
sampel 32 ibu hamil didapatkan hasil 25 ibu hamil positif protein urine dan
7 lainya negative protein urine.
39

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan:
1. Gambaran hasil pemeriksaan protein urine pada ibu hamil trimester III di
Puskesmas Poasia Kota Kendari, dari 34 responden ditemukan 13 (38.2%)
responden positif protein urine dan 21 (61.8 %) negatif protein urine.
2. Dari 13 responden positif protein urine, dapat di kelompokkan menjadi 6
sampel positif + (1+), 7 Sampel positif ++ (2+)
B. Saran
1. Bagi Poltekkes Kemenkes Kendari
Diharapkan menjadwalkan kunjugan khusus ibu hamil, melakukan
penyuluhan tentang preeklamsia dan melakukan pemeriksaan
laboratorium khususnya protein urine pada ibu hamil guna mendeteksi
dini adanya preeklamsi dan lebih cepat mendapatkan penanganan
2. Bagi Masyarakat
Bagi Masyarakat Khususnya ibu hamil Trimester III agar teratur
melakukan pemeriksaan kehamilan dan mejaga pola hidup sehat agar
terhindar dari bahaya preeklamsia
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya di harapkan sampel dan karakteristik
penelitian lebih banyak dan dengan menilai protein urine tetap di
konfirmasi lagi dengan metode lain.

39
40

DAFTAR PUSTAKA
Bilotta Kimberly. 2012. Kapita Selekta Penyakit dengan Implikasi Keperawatan.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Dermawan deden & Tutik Rahayuningsih.2010.Keperawatan Medikal Bedah


Sisttem Pencernnaan.Yogyakarta:Gosyen publising.

Grace, pierce A.2007.At a Glance Ilmu Bedah.Jakarta:Erlangga.

Herdman heather. 2012. NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan Definisi


dan Klasifikasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC 15

Judith M. Wilkinson. Nancy R, Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.


Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC.

Kowalak Jennifer P. 2012. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Mutaqin,Arif & Kumala Sari.2011.Gangguan Gastrointestinal Aplikasi


Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:Salemba Medika.

Nursalam.2003.Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu


keperawatan.Jakarta:Salemba Medika.

William,Lippicott&Wilkins.2011.Nursing Memahami Berbagai Macam


Penyakit.Jakarta: Indeks Permata Puri Media.
41
42
43
44
45

SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN

(INFORMED
CONSENT)

Saya bertanda tangan dibawah ini tidak keberatan untuk menjadi


responden dalam penelitian yang dilakukan mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan dengan judul : “Gambaran
Hasil Pemeriksaan Protein Urine Pada Ibu Hamil Trisemester III Di
Puskesmas Poasia Kota Kendari”.

Saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia. Demikianlah surat


persetujuan ini dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun
semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Kendari, Mei 2018

Responden

(Nama Lengkap)
46
47
48
49
50
51
52
53

DokumentasiPenelitian

Sampel urine yang telah di kumpul


Melakukan persiapan alat dan
kemudian di beri label
bahan yang akan digunakan

Melakukan pemanasan pada sampel Melakukan pengamatan pada sampel urine


urine jika terdapat kekeruhan dengan melihat kekeruhan pada sampel urine
setelah di panaskan

Hasil pemeriksaan urine Hasil pemeriksaan Protein urine


54

Hasil pemeriksaan protein urine Hasil pemeriksaan protein urine

Urine jernih (negatif protein urine) Urine keruh (positif protein urine)

Urine keruh (positif protein urine) Urine jernih (negatif protein urine)

Anda mungkin juga menyukai