Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 1 ( TRANSFUSI DAN

FAKTOR PEMBEKUAN

ALFIANI TAMAS AK1018004


HAFIFAH AK1018016
MIHDAN ALIYANI AK1018028
NIYAN SRI WIDARI AK1018038
PUTRI AMELIYA AK1018044
TIARA KANIA Y.S AK1018056
Definisi Transfusi Darah dan Pembekuan Darah

Transfusi darah adalah proses menyalurkan komponen darah atau darah yang bisa berasal dari berbagai sumber kedalam makhluk
hidup. Transfusi darah umumnya berhubungan dengan kehilangan darah dalam jumlah besar yang disebabkan oleh trauma, operasi,
syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah. Transfusi telah dimanfaatkan dalam dunia medis modern selama
lebih dari 100 tahun. Awal mulanya, transfusi pada manusia pertama dilakukan di Perancis pada tahun 1667. Pada waktu itu
pengetahuan akan transfusi masih sangat minim sampai pada abad ke-17 transfusi mulai dikembangkan dengan pengetahuan
berdasarkan anatomi dan fisiologi tubuh manusia. Saat itu, transfusi dilakukan dengan menggunakan darah hewan sebagai donor
dan menimbulkan komplikasi yang parah dan angka mortalitas yang tinggi. Transfusi darah mulai ditinggalkan dan dilarang di
beberapa negara sampai pada tahun 1816, John Leacock dan James Blundell berhasil melakukan tranasfusi pada spesies yang
sama.

Koagulasi darah atau pembekuan darah adalah transformasi darah dari cairan menjadi gel padat. Transformasi ini dapat terjadi
karena di dalam tubuh terdapat faktor pcmbekuan darah. Secara kcseluruhan. terdapat faktor pembckuan darah yang
diberi nama berupa angka Rornawi sesuai dengan urutan penernuannya, bukan urutan partisipasinya dalam proses
pembekuan darah. Aktivasi faktor pcmbekuan darah dicetuskan olch jalur ckstrinsik dan intrinsik. dan bcrlangsung dalam
scrangkaian rcaksi yang dikcnal sebagai cascade (jenjang). Jalur ekstriusik dan jalur intrinsik biasanya bekcrja secara simultan,
dan hasil akhir dari jcnjang pcmbekuan darah adalah terbentuknya jaring fibrin yang melekat pada permukaan pcmbuluh darah
yang rusak. sehingga perdarahan bcrhcuti
Jenis-Jenis Transfusi Darah
1. Darah Lengkap (Whole Blood)
2. Sel Darah merah (Packed Red Cell)
3. Platelet Concentrates
4. Granulosit
5. Transfusi Plasma Segar Beku (Fresh Frozen Plasma)
6. Transfusi Faktor Anti Hemofilik (Cryoprecipitate
Indikasi Pemberian Transfusi Darah

1. Hb <6 g/dL dan hampir tidak pernah diindikasikan Hb >10 g/dL.

2. Untuk nilai Hb Antara 6-10 g/dL, indikasi bergantung pada risiko komplikasi.

3. Pemberian transfusi mempertimbangkan fisiologi tubuh.

4. Jika memungkinkan, sebaiknya dilakukan transfusi darah autolog.

5. Indikasi transfusi sel darah merah autolog lebih banyak karena risiko lebih rendah
komplikasi transfusi
Reaksi transfusi akut
a. Reaksi hemolitik akut
Reaksi hemolitik akut sangat jarang terjadi yang timbul karena transfusi yang tidak cocok. Prosesnya disebabkan oleh adanya
proses penghancuran sel darah merah yang dihancurkan oleh sel imun resipien dalam kurun waktu 24 jam setelah transfusi
diberikan
b. Reaksi alergi
Reaksi alergi umum terjadi dan gejalanya ringan. Kebanyakan disebabkan oleh adanya protein asing pada darah donor dan
dimediasi oleh IgE.
c. Transfusion-related acute lung injury
Transfusion-related acute lung injury (TRALI) merupakan reaksi yang disebabkan oleh interaksi antara antibodi darah donor
dengan neutrophil, monosit, atau sel endotel paru resipien
d. Febrile nonhemolytic transfusion reactions
Febrile nonhemolytic transfusion reactions (FNHTR) didefinisikan sebagai peningkatan suhu 1°C diatas 37°C dalam waktu 24 jam
paska transfusi, dapat disertai dengan kekakuan, kedinginan, dan perasaan tidak nyaman pada pasien
Komplikasi lanjut
Transfusion-associated graft-versus-host disease merupakan peristiwa dimana sel limfosit donor mengalami proliferasi di dalam
tubuh resipien yang kemudian merusak jaringan dan organ resipien. Kejadiannya cenderung dialami oleh pasien dengan
defisiensi imun. Gejala yang dialami dapat meliputi kemerahan pada kulit, demam, diare, disfungsi hepar, dan pansitopenia yang
terjadi 1-6 jam setelah transfusi.
Transfusi Darah Massif
Transfusi masif didefinisikan sebagai prosedur pemberian transfusi yang melebihi volume darah pasien atau sebanyak 10 unit darah
dalam 24 jam atau transfusi yang melebihi 50% volume sirkulasi dalam waktu kurang dari 3 jam atau transfusi dengan laju
150mL/menit.
Akibat transfusi darah yang massif dapat memberikan komplikasi berupa :
1. Hipotermia
2. Keracunan Sitrat
3. Hiperkalemia
4. Asidosis
5. Gangguan Pembekuan Darah
6.Komplikasi Pada Paru-Paru
Gejala dan tanda sepsis bakterial yang berhubungan
dengan transfusi

1. Cejala dan tanda inisial berupa demam dan menggigil biasanya berlangsung cepat (dalam 2 jam) setelah transfusi
2. Gejala selanjutnya hipertensi, nausea, vomitus, diare, oligurea, dan syok
3. Gejala potensial yaitu gejala respiratorik (dispneu, wheezing dan atau batuk) dan perdarahan akibat DIC yang diinduksi
endotoksin Derajat keparahan klinis reaksi septik yang
4. berhubungan dengan transfusi tergantung pada Apabila bakteri yang terdapat pada unit darah adalah bakteri gram
negatif ,maka endotoksin yang dihasilkan bakteri tersebut akan menyebabkan gejala yang lebih berat.
5. Jumlah total bakteri yang masuk atau yang terdapat pada unit produk darah selular yang masuk ke resipien
6. Kecepatan propagasi bakteri
7. Karakteristik resipien seperti penyakit yang mendasarinya, jumlah leukosit, status sistem imun dan apakah resipien
mendapatkan terapi antibiotika secara bersamaan
Faktor metode pembekuan transfusi darah

Secara umum terdapat dua faktor metode pembekuan yang telah dikembangkan saat ini, yaitu :

1. Metode Konvensional, sangat menekankan pada proses pembekuan lambat, sehingga berpeluang besar terbentuk
kristal es. Metode ini memerlukan alat pembekuan yang terprogram untuk mengatur proses dehidrasi sel dan
kecepatan pembekuan.
2. Metode Vitrifikasi, menggunakan proses pembekuan secara cepat yaitu dengan menggunakan temperatur –(196°C)
dengan menggunakan krioprotektan konsentrasi tinggi sehingga dapat menghindari terbentuknya kristal es yang
dapat merusak membran sel saat pembekuan.
Daftar Pustaka
1. Westphal RG. Handbook of Transfusion Medicine.3nl.ed Washington DC: American Red Cross Blood Services. 1996. p.
67-71
2. Watering LMG. Alternatives to Blood Transfusion in Transfusion Medicine Research Gate.2008 Nov.doi:
10.1111/j.1778-428X.2008.00114.
3. Fleming R. Strategies to Reduce Allogenic Blood Transfusion. Journal of Transfusion Medicine. 2014 tom 7, nr 1, 20–25.
4. Dzieczkowski JS, Anderson K. Transfusion Biology and Therapy. In: Braunwald, Fauci, Kasper. Harrison
Textbook of Medicine. 16th edition. McGraw Hill; 2005: 733-8
5. Pegg DE. Principles of cryopreservation. In: Day JG, Stacey GN, eds. Cryopreservation and freeze-drying protocols.
Humana Press Inc. 2nd ed. New Jersey,2007:39-58.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai