Anda di halaman 1dari 5

ADRIANNISA ALFAINA MAHARANI

11000118130211
HUKUM DAN HAM (KELAS D)
KAMIS, 07.00 – 08.40

TUGAS IV

 Apa yang anda ketahui tentang UDHR, ICCPR, ICESCR ? sebutkan sifat masing –
masing instrument terserbut, hak – hak apa saja yang diatur dalam instrument
tersebut, serta kewajiban negara terhadap masing – masing instrument.

1. UDHR ( Universal Declaration of Human Rights ) atau Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia (DUHAM)
a. Pengertian : UDHR atau DUHAM merupakan dokumen pengakuan
internasional terhadap HAM yang disusun oleh Komisi HAM PBB, yang mana
diterima oleh Resolusi Majelis Umum PBB Nomor : 217 A (III) tanggal 10
Desember 1948 oleh 48 negara di samping 8 negara anggota baru PBB yang
menyatakan abstain. Dokumen ini merupakan deklarasi yang di umumkan
sebagai “suatu standar pencapaian yang berlaku umum untuk semua rakyat
dan semua negara”.
b. Sifat UDHR : secara normatif tidak memiliki kekuatan hukum mengikat,
melainkan diterima sebagai dokumen yang mengikat secara moral sebagai
landasan dasar kemanusiaan, serta hak – hak nya dianggap bersifat universal.
HAM yang dipaparkan dalam UDHR disebut sebagai prima facie rights artinya
setiap HAM berlaku begitu saja sampai ada pertimbangan lain yang
menggagalkannya.
c. Hak – hak yang diatur :
- Hak – Hak Personal yang tercantum dalam Pasal 2 sampai Pasal 11 UDHR,
antara lain menyatakan :
(1) Hak semua orang untuk menikmati hak yang terdapat dalam Deklarasi
ini tanpa diskriminasi atas alasan apapun
(2) Hak atas penghidupan, kemerdekaan, dan keselamatan
(3) Hak untuk tidak dianiaya atau diperlakukan secara kejam
(4) Hak atas pengakuan sebagai manusia
(5) Hak atas persamaan di depan hukum
(6) Hak atas peradilan yang fair (adil)
(7) Hak untuk tidak ditangkap dan ditahan secara sewenang – wenang
(8) Hak untuk didengar pendapatnya di muka umum
(9) Hak atas pengakuan tidak bersalah sampai pengadilan memberikan
putusan bersalah bagi seorang terdakwa

- Hak setiap orang untuk melakukan hubungan dengan orang lain atau
dengan negara lain (Prinsip Interaksi Antar Manusia) yang tercantum
dalam Pasal 12 – 17 UDHR, antara lain menyatakan bahwa setiap orang
memiliki :
(1) Hak untuk tidak diganggu dengan semua urusan pribadinya, keluarga,
rumah tangga, hubungan surat menyurat, dan nama baiknya
(2) Hak untuk diam atau bergerak dalam batas – batas negara dan hak
untuk meninggalkan suatu negeri termasuk negerinya sendiri
(3) Hak atas status kewarganegaraan
(4) Hak untuk mendapatkan suaka politik
(5) Hak untuk mencari jodoh dan membangun keluarga
(6) Hak untuk memiliki, baik sendiri maupun bersama orang lain

- Jaminan kebeasan dasar dan hak sipil politik yang tercantum dalam Pasal
18 – 21 UDHR, antara lain menyatakan bahwa setiap orang memiliki :
(1) Hak atas kebebasan pikiran, hati Nurani, dan agama
(2) Hak atas kebebasan mempunyai dan menyampaikan pendapat
(3) Hak atas kebebasan berkumpul, berserikat, dan tidak dipaksa untuk
masuk dalam suatu perkumpulan
(4) Hak untuk turut serta dalam pemerintahan dan hak atas jabatan

- Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya yang tercantum dalam Pasal 22 – 27


UDHR, antara lain :
(1) Hak atas jaminan sosial
(2) Hak atas pekerjaan, upah yang layak, dan hak untuk mendirikan dan
memasuki serikat kerja
(3) Hak atas istirahat dan liburan, serta pembatasan kerja yang layak
(4) Hak atas tingkat hidup yang baik dan hak atas perlindungan sosial bagi
ibu dan anak baik yang lahir dalam perkawinan maupun di luar
perkawinan
(5) Hak atas Pendidikan gratis terutama pada jenjang Pendidikan rendah
dan Pendidikan dasar
(6) Hak untuk berpartisipasi dalam hidup kebudayaan masyarakat dan
menikmati hasil kesenian, dan hak atas perlindungan untuk
menikmati hasil dari suatu produksi dalam lapangan ilmu
pengetahuam, sastra dan seni yang diciptakannya 1

d. Kewajiban negara terhadap UDHR : negara wajib untuk tidak melanggar hak
seseorang, sekaligus memiliki tanggung jawab utama untuk mengambil
Langkah – Langkah positif guna melindungi dan menegakkannya. 2

2. ICCPR (Internasional Covenant on Civil and Political Rights) atau Kovenan


Internasional tentang Hak Sipil dan Politik tahun 1966
a. Pengertian : ICCPR adalah sebuah perjanjian multilateral yang ditetapkan oleh
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa berdasarkan Resolusi 2200A (XXI)
pada tanggal 16 Desember 1966. Perjanjian ini mewajibkan negara
anggotanya untuk melindungi hak-hak sipil dan politik individu, termasuk hak

1
Rahayu, Hukum dan Hak Asasi Manusia, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2010), Hal. 112
- 116
2
Rahayu, Hukum dan Hak Asasi Manusia, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2010), Hal. 118
- 119
untuk hidup, kebebasan beragama, kebebasan berpendapat, kebebasan
berkumpul, hak elektoral, dan hak untuk memperoleh proses pengadilan
yang adil dan tidak berpihak. 3
b. Sifat ICCPR : ICCPR bersifat universal artinya seluruh hak yang terdapat dalam
Kovenan ini berlaku bagi semua orang, tidak dipengaruhi oleh identitas
apapun.
c. Hak – Hak yang diatur :
- Hak untuk hidup
- Hak untuk bebas dari penyiksaan dan pelaksanaan / penghukuman kejam,
tidak manusiawi dan merendahkan martabat
- Hak untuk bebas dari perbudakan dan kerja paksa
- Hak atas kebebasan dan keamanan pribadi
- Hak tahanan atas perlakuan manusiawi
- Hak untuk bebas dari penahanan karena hutang
- Hak untuk bebas berpindah dan bertempat tinggal
- Hak atas pengadilan yang jujur
- Hak atas perlindungan dari hukum yang sewenang – wenang
- Hak persamaan di depan hukum
- Hak privasi
- Hak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan, dan beragama
- Hak untuk bebas berpendapat dan berekspresi
- Larangan propaganda perang dan diskriminasi
- Hak berkumpul dan berserikat
- Hak untuk menikah dan berkeluarga
- Hak anak
- Hak berpolitik
- Hak atas kesamaan di muka hukum
- Hak – hak minoritas

Ada dua klasifikasi terhadap hak – hak dalam ICCPR, yakni Non-Derogable
Rights dan Derogable Rights. Hak Non-Derogable Rights adalah hak-hak yang
bersifat absolut yang tidak boleh dikurangi pemenuhannya oleh negara pihak,
walau dalam keadaan darurat sekalipun. Hak-hak yang termasuk ke dalam
jenis ini adalah :
- hak atas hidup (right to life) Pasal 3
- hak bebas dari penyiksaan (right to be free from torture) Pasal 5
- hak bebas dari perbudakan (right to be free from slavery) Pasal ,
- hak bebas dari penahanan karena gagal memenuhi perjanjian utang
(Pasal 9)
- hak bebas dari pemidanaan yang berlaku surut,
- hak sebagai subjek hukum, dan
- hak atas kebebasan berpikir, keyakinan dan agama (Pasal 200).
Klasifikasi kedua adalah Derogable Right, yakni hak-hak yang boleh dikurangi
atau dibatasi pemenuhannya oleh negara-negara pihak. Termasuk jenis hak
ini adalah :
3
International Covenant on Civil and Political Rights Office of the United Nations High Commissioner of Human
Rights
- hak atas kebebasan berkumpul secara damai,
- hak atas kebebasan berserikat, termasuk membentuk dan menjadi
anggota serikat buruh, dan
- hak atas kebebasan menyatakan pendapat atau berekspresi; termasuk
kebebasan mencari, menerima dan memberikan informasi dan segala
macam gagasan tanpa memperhatikan batas (baik melalui tulisan
maupun tulisan). 4

d. Kewajiban negara terhadap ICCPR yaitu negara hanya memiliki kewajiban


untuk menghormati dan memfasilitasi agar hak – hak tersebut segera
diwujudkan hal ini ditegaskan dalam Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) ICCPR.
Selain itu, negara juga memiliki kewajiban untuk memberi kebebasan
terhadap rakyatnya, dalam hal seperti memilih agama dan/atau parpol
tertentu, dll.5

3. ICESCR (Internasional Covenant on Economic and Social Rights) atau Kovenan Hak
Ekonomi, Sosial dan Budaya tahun 1966
a. ICESCR merupakan instrument hukum internasional yang menjabarkan lebih
lanjut tentang hak – hak yang diatur dalam bagian akhir dari UDHR yang
terdiri dari 31 pasal. Kovenan ini ditetapkan oleh Majelis Umum Perserikatan
Bangsa-Bangsa pada tanggal 16 December 1966 dan mulai berlaku pada
tanggal 3 Januari 1976.
b. Sifat ICESCR :
- Bersifat netral, negara sebagai duty bearer dengan ideologi dan sistem
ekonomi apapun wajib memenuhi hak ekonomi, sosial dan budaya.
- Bersifat non – diskriminasi, hak ekonomi, sosial, dan budaya merupakan
hak semua orang dan tidak dibatasi oleh identitas apapun
- Pemenuhan hak dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan
negara yang bersangkutan.
c. Hak – hak yang diatur :
- Hak atas pekerjaan (rights to work – Pasal 6)
- Hak atas kondisi kerja yang layak (Pasal 7)
- Hak untuk bergabung dan membentuk serikat buruh (Pasal 8)
- Hak atas jaminan sosial (Pasal 9)
- Hak atas perlindungan bagi keluarga (Pasal 10)
- Hak atas standar hidup yang layak, termasuk hak atas pangan, pakaian,
tempat tinggal (Pasal 11)
- Hak atas Kesehatan (Pasal 12)
- Hak atas Pendidikan (Pasal 13)
- Hak atas kebudayaan (Pasal 15)

d. Kewajiban negara :

4
https://sbmi.or.id/2016/12/belajar-tentang-hak-asasi-manusia-dari-hrwg/
5
Rahayu, Hukum dan Hak Asasi Manusia, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2010), Hal. 120
- 122
negara wajib merumuskan langkah-langkah konkrit perbaikan kondisi
pemenuhan dan perlindungan hak-hak ekosob yang minimum kepada
rakyatnya. Prinsip tanggung jawab negara dimaknai sebagai pemenuhan atass
hak ekonomi, sosialdan budaya adalah kewajiban negara. 6 Hal ini dapat dilihat
pada Pasal 2 ICESCR, yang menyatakan,
(1) Setiap negara pihak Kovenan ini bersedia mengambil Tindakan – Tindakan,
baik sendiri maupun melalui bantuan dan Kerjasama internasional terutama
ekonomi dan Teknik, ke tingkat maksimum sumberdaya yang tersedia,
dengan maksud semakin meningkatkan pencapaian realisasi sepenuhnya dari
hak – hak yang diakui dalam Kovenan ini melalui semua upaya yang layak,
termasuk, khususnya mengambil Tindakan melalui perundang – undangan.
(2) Setiap negara pihak Kovenan ini berusaha untuk menjamin bahwa hak – hak
yang tercantum dalam Kovenan ini akan dilaksanakan tanpa diskriminasi
apapun.
(3) Negara – negara berkembang dengan memperhatikan hak – hak asasi
manusia dan ekonomi nasional masing – masing dapat menentukan seberapa
jauh mereka akan menjamin hak – hak ekonomi yang diakui dalam konvensi
ini kepada yang bukan warga mereka sendiri.7

6
https://www.researchgate.net/publication/330278733_Konvensi_Ekosob_di_Indonesia
7
Rahayu, Hukum dan Hak Asasi Manusia, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2010), Hal. 124
- 140

Anda mungkin juga menyukai