II-1
Identifikasi Rumah di Kecamatan Tabunganen dan Mekar Sari
10.Purwosari Baru Sei Jingah Kecil;
11.Sei Jingah Kecil Tabunganen Tengah; dan
12.Tabunganen Kecil Sungai Pisak
II-2
Identifikasi Rumah di Kecamatan Tabunganen dan Mekar Sari
2.1.1.4Rencana Jalur Evakuasi
Rencana jalur evakuasi bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
terdiri atas :
a. jalur evakuasi rawan gelombang pasang yakni pada jalur utama dari kawasan
rawan gelombang pasang di Kecamatan Tabukan, Kecamatan Marabahan,
Kecamatan Cerbon, Kecamatan Rantau Badauh, Kecamatan Belawang,
Kecamatan Anjir Pasar, Kecamatan Anjir Muara, Kecamatan Alalak,
Kecamatan Tamban dan Kecamatan Tabunganen menuju dataran yang lebih
tinggi, ruang terbuka hijau dan fasilitas umum terdekat yang dipergunakan
untuk pengungsian sementara;
b. jalur evakuasi rawan banjir yakni pada jalur utama dari kawasan rawan banjir
di Kecamatan Kuripan, Kecamatan Bakumpai, Kecamatan Tabunganen,
Kecamatan Mandastana, Kecamatan Jejangkit dan Kecamatan Tabukan
menuju ruang terbuka hijau dan fasilitas umum terdekat yang dipergunakan
untuk pengungsian sementara; dan
c. jalur evakuasi rawan kebakaran hutan yakni pada jalur utama dari kawasan
rawan kebakaran hutan di seluruh kecamatan menuju ruang terbuka hijau
dan fasilitas umum terdekat yang bisa dipergunakan untuk pengungsian
sementara dan disetiap kecamatan harus adanya sistem proteksi kebakaran
meliputi : penyediaan sumber air untuk pemadaman kebakaran, pompa
pemadam bkebakaran, sistem perpipaan pemadam kebakaran pada
bangunan, fasilitas dan lingkungan permukiman yang berpotensi terjadi
kebakaran.
2.1.1.5Kawasan Sempadan
A. Kawasan Sempadan Pantai
Kawasan sempadan pantai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a. terdapat di sebagian wilayah Tabunganen seluas kurang lebih 202 (dua
ratus dua) hektar, dengan ketentuan :
1. daratan sepanjang tepian laut dengan jarak minimal 100 meter dari
titik pasang air laut tertinggi ke arah darat; atau
2. daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya
curam atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan
kondisi fisik pantai.
II-3
Identifikasi Rumah di Kecamatan Tabunganen dan Mekar Sari
seluas kurang lebih 59.939 ( Lima puluh sembilan ribu Sembilan ratus tiga
puluh Sembilan) hektar dengan ketentuan :
a. pengembangan sempadan pada kiri dan kanan aliran sungai;
b. lebar sempadan di luar kawasan permukiman adalah 100 meter di sisi
kiri dan kanan sungai besar serta 50 meter di sisi kiri dan kanan anak
sungai;
c. lebar sempadan di dalam kawasan permukiman cukup dibangun jalan
inspeksi dengan jarak 10 15 meter dari sisi terluar sungai;
d. daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan lebar paling sedikit
5 (lima) meter dari kaki tanggul sebelah luar;
e. daratan sepanjang tepian sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan
permukiman dengan lebar paling sedikit 100 (seratus) meter dari tepi
sungai; dan
f. daratan sepanjang tepian anak sungai tidak bertanggul di luar kawasan
permukiman dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi
sungai.
II-4
Identifikasi Rumah di Kecamatan Tabunganen dan Mekar Sari
Kawasan rawan gelombang pasang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
terdapat di Kecamatan Tabukan, Kecamatan Marabahan, Kecamatan Cerbon,
Kecamatan Rantau Badauh, Kecamatan Belawang, Kecamatan Anjir Pasar,
Kecamatan Anjir Muara, Kecamatan Alalak, Kecamatan Tamban dan Kecamatan
Tabunganen. Kawasan rawan banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
terdapat di Kecamatan Kuripan, Kecamatan Bakumpai, Kecamatan Tabunganen,
Kecamatan Mandastana, Kecamatan Jejangkit dan Kecamatan Tabukan terdiri atas :
A. Daerah pesisir/pantai, meliputi sepanjang pantai Selatan dan wilayah
Kecamatan Tabunganen;
B. Daerah dataran banjir tersebar pada daerah rendah dan rawa di Kecamatan
Bakumpai; dan
C. Daerah sempadan sungai meliputi Kecamatan Tabukan dan Kecamatan Kuripan.
D. Kawasan lindung lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d berupa
pelestarian hutan mangrove disepanjang pantai Selatan Kecamatan Tabunganen
II-5
Identifikasi Rumah di Kecamatan Tabunganen dan Mekar Sari
d. Ternak Unggas terdiri atas :
1. ternak Ayam Ras terdapat di Kecamatan Tabunganen, Kecamatan Tamban,
Kecamatan Mekarsari, Kecamatan Anjir Pasar, Kecamatan Anjir Muara,
Kecamatan Alalak, Kecamatan Mandastana, Kecamatan Belawang,
Kecamatan Wanaraya, Kecamatan Rantau Badauh, Kecamatan Barambai,
Kecamatan Marabahan, Kecamatan Tabukan dan Kecamatan Jejangkit;
2. ternak Ayam Buras terdapat di Kecamatan Tabunganen, Kecamatan Tamban,
Kecamatan Mekarsari, Kecamatan Anjir pasar, Kecamatan Anjir Muara,
Kecamatan Alalak, Kecamatan Mandastana, Kecamatan Belawang,
Kecamatan Wanaraya, Kecamatan Rantau Badauh, Kecamatan Cerbon,
Kecamatan Barambai, Kecamatan Bakumpai, Kecamatan Marabahan,
Kecamatan Tabukan, Kecamatan Kuripan dan Kecamatan Jejangkit; dan
3. Ternak itik terdapat di Kecamatan Tabunganen, Kecamatan Tamban,
Kecamatan Mekarsari, Kecamatan Anjir Pasar, Kecamatan Anjir Muara,
Kecamatan Alalak, Kecamatan Mandastana, Kecamatan Belawang,
Kecamatan Wanaraya, Kecamatan Rantau Badauh, Kecamatan Cerbon,
Kecamatan Barambai, Kecamatan Bakumpai, Kecamatan Marabahan,
Kecamatan Tabukan, Kecamatan Kuripan dan Kecamatan Jejangkit.
II-6
Identifikasi Rumah di Kecamatan Tabunganen dan Mekar Sari
a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat
kabupaten/ kota di bidang perumahan dan kawasan permukiman
dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional dan provinsi;
b. Menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah dengan berpedoman
pada strategi nasional dan provinsi tentang pendayagunaan dan
pemanfaatan hasil rekayasa teknologi di bidang perumahan dan
kawasan permukiman;
c. Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/ kota.
d. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi terhadap
pelaksanaan kebijakan kabupaten/ kota dalam penyediaan rumah,
perumahan, permukiman, lingkungan hunian, dan kawasan permukiman
e. Melaksanakan pemanfaatan teknologi dan rancang bangun yang ramah
lingkungan serta pemanfaatan industri bahan bangunan yang
mengutamakan sumber daya alam negeri dan kearifan lokal yang aman
bagi kesehatan;
f. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan
peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi, serta program di
bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/
kota;
g. Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/ kota;
h. Melaksanakan peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan
strategi penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman pada
tingkat kabupaten/ kota;
i. Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman;
j. Melaksanakan kebijakan dan strategi daerah provinsi dalam
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dengan
berpedoman pada kebijakan nasional;
k. Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana dan utilitas umum
perumahan dan kawasan permukiman;
l. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan provinsi di
bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/
kota;
m. Mengalokasikan dana dan/ atau biaya pembangunan untuk mendukung
terwujudnya perumahan bagi MBR;
n. Memfasilitasi penyediaan perumahan dan kawasan permukiman bagi
masyarakat, terutama bagi MBR;
o. Menetapkan lokasi kasiba dan lisiba; dan
II-7
Identifikasi Rumah di Kecamatan Tabunganen dan Mekar Sari
p. Memberikan pendampingan bagi orang perseorangan yang melakukan
pembangunan rumah swadaya.
II-8
Identifikasi Rumah di Kecamatan Tabunganen dan Mekar Sari
bidang-bidang lain dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan untuk
seluruh kelompok masyarakat sesuai dengan kebijaksanaan Lingkungan Hunian
yang Berimbang.
Surat Keputusan Bersama antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum
dan Menteri
Negara Perumahan Rakyat, Nomor 648-381 Tahun 1992, 739/KPTS/1992 dan
09/KPTS/1992 tentang Pedoman Pembangunan Perumahan dan Permukiman
dengan Lingkungan Hunian yang
Berimbang mengatur mengenai ketentuan perbandingan antara pembangunan
rumah mewah, pembangunan rumah menengah dan pembangunanrumah
sederhana adalah 1 : 3 : 6 dengan ketentuan yang berlaku untuk pembangunan
rumah sederhana (RS) :
a. Perbandingan antara jumlah rumah sederhana (RS) tipe besar dengan jumlah
rumah sederhana tipe kecil ditambah rumah sangat sederhana dan kapling
siap bangun sebesar 1 berbanding 5 atau lebih
b. Perbandingan antara jumlah rumah sederhana (RS) tipe kecil dengan rumah
sangat sederhana (RSS) dan kapling siap bangun (KSB) yaitu 1 berbanding 3
atau lebih. Surat Keputusan Bersama antara Menteri Dalam Negeri, Menteri
Pekerjaan Umum dan Menteri Negara Perumahan Rakyat, Nomor 648-381
Tahun 1992, 739/KPTS/1992 dan 09/KPTS/1992 tentang Pedoman
II-9
Identifikasi Rumah di Kecamatan Tabunganen dan Mekar Sari
Pembangunan Perumahan dan Permukiman dengan Lingkungan Hunian yang
Berimbang mengatur mengenai Rumah Sederhana, Rumah Menengah dan
Rumah Mewah menurut adalah :
1. Rumah Sederhana adalah rumah tidak bersusun dengan luas lantai
bangunan tidak lebih dari 70 m2, dibangun diatas kapling tanah seluas 54
m2 sampai dengan 200 m2 dengan biaya pembangunan per m2 tidak
melebihi dari harga satuan per m2 tertinggi untuk pembangunan rumah
dinas tipe C yang berlaku.
2. Rumah Menengah adalah rumah tidak bersusun diatas kapling tanah
seluas 54 m2 sampai dengan 600 m2, biaya pembangunan per meter
persegi tidak melebihi dari harga satuan permeterperesegi tertinggi
untuk pembangunan rumah dinas tipe C yang berlaku sampai dengan
harga satuan per m2 tertinggi untuk pembangunan perumahan dinas tipe
A yang berlaku dan rumah tidak bersusun yang dibangun diatas tanah
200 m2 sampai dengan 600m.
3. Rumah Mewah adalah rumah tidak bersusun diatas kapling tanah seluas
54 m2 sampai dengan 2000 m2, biaya pembangunan per m2 tidak
melebihi dari harga satuan per m2 tertinggi untuk pembangunan rumah
dinas tipe A yang berlaku dan rumah tidak bersusun yang dibangun
diatas tanah 600m2.
II-10
Identifikasi Rumah di Kecamatan Tabunganen dan Mekar Sari