Anda di halaman 1dari 78

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Millennium Development Goals atau disingkat

dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi

Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan

perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-

bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir

tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan

rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Target ini merupakan

tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam

Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh

147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat

Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000 tersebut.

Pemerintah Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di

New York tersebut dan menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi

berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk

mencapai 8 buah tujuan pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu

paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan.

Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-

pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang

menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan

pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan jender pada semua tingkat

pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3 , dan mengurangi

hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun

2015.

MDGs menjadi sebagai acuan setiap tujuan pembangunan mengharuskan

setiap negara merevisi dengan menyesuaikan kembali kebijakan dan program-


Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 1
program pembangunannya termasuk Indonesia yang sudah memiliki landasan

kebijakan pembangunan namun dalam pengimplementasiannya masih jauh dari

harapan. MDGs yang dirumuskan sesuai dengan masalah-masalah aktual yang

dihadapi dunia bukan saja harus dicapai oleh stiap negara, tetapi juga harus

diwujudkan oleh setiap daerah Kabupaten / Kota dan Propinsi sesuai dengan

prinsip otonomi. Makin banyak daerah dapat mewujudkan target MDGs, maka

tugas negara akan semakin ringan dalam berpartisipasi terhadap pencapaian

tujuan pembangunan milenium.

Tujuan MDGs tersebut telah menjadi pendorong perubahan dalam

perilaku budaya organisasi pemerintahan dan memberikan semangat, bahwa

apapun yang diprogramkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah musti

mengacu pada suatu susunan target tertentu yang telah ditentukan dicapai pada

waktu tertentu. Maka dengan acuan ini mengalirlah gelombang perubahan

pemikiran. Target dan waktu pencapaian menjadi orientasi penting yang perlu

diraih.

Tujuan MDGs adalah delapan tujuan sebagai respon atas permasalahan

perkembangan global, yang akan dinilai pencapaiannya pada tahun 2015.

Delapan butir Tujuan MGDs terdiri dari 21 target kuantitatif dan dapat diukur

oleh 60 indikator, Detailnya Tujuan, Target dan Indikator tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut.

MDGS-1 : Mengentaskan kemiskinan ekstrim dan kelaparan

Indikator

Tujuan 1a: Mengurangi hingga setengahnya Penduduk yang hidup dibawah

garis kemiskinan ekstrim

1.1 Proporsi penduduk yang hidup di bawah $1 (PPP) per hari

1.2 Rasio kesenjangan tingkat kemiskinan

1.3 Porsi dari populasi dalam kategori 20% penduduk termiskin

dalam konsumsi nasional


Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 2
Target 1b: Mencapai ketenagakerjaan yang produktif dan pekerjaan layak

merata, termasuk wanita dan usia muda

1.4 Tingkat pertumbuhan produk nasional bruto per orang

1.5 Rasio tingkat keperkerjaan penduduk

1.6 Proporsi penduduk yang bekerja dan berpenghasilan $1 (PPP)

per hari

1.7 Proporsi tenaga kerja yang menghidupi diri sendiri dan yang

menghidupi keluarga di dalam angka total penyerapan tenaga

kerja

Target 1c: Mengurangi Jumlah penduduk yang menderita kelaparan hingga

setengahnya

1.8 Jumlah balita dengan berat badan di bawah normal

1.9 Proporsi penduduk yang mengkonsumsi nilai gizi kalori di

bawah standar minimum .

MDGS- 2: Mencapai pendidikan dasar untuk semua

Indi kator

Target 2a: Memastikan anak laki-laki dan perempuan dapat menyelesaikan

pendidikan dasar

2.1. Netto jumlah pendaftaran pendidikan dasar

2.2. Proporsi pelajar yang menyelesaikan pendidikan dari Kelas 1 hingga

kelas akhir di pendidikan dasar

2.3. Tingkat kemampuan baca-tulis laki-laki dan perempuan usia 15-24

tahun.

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 3


MDGS-3 : Memajukan kesetaraan gender dan memberdayakan

perempuan

Indikator

Target 3a: Menghapus ketimpangan gender di tingkat pendidikan sekolah dasar

dan menengah pada tahun 2005, dan pada semua tingkat pendidikan

pada tahun 2015

3.1. Rasio anak laki-laki dengan anak perempuan yang mengenyam

pendidikan tingkat dasar, menengah dan lanjut

3.2. Proporsi dari wanita sebagai pekerja upahan di sektor non-pertanian

3.3. Proporsi perwakilan wanita dalam parlemen nasional

MDGS-4: Mengurangi tingkat kematian anak

Indikator

Target 4a: Mengurangi tingkat kematian anak usia 0-5 tahun hingga dua per tiga

bagian

4.1. Angka kematian balita

4.2. Angka kematian bayi

4.3. Jumlah bayi usia satu tahun yang diimunisasi campak.

MD GS-5: Memperbaiki kualitas kesehatan ibu

Indikator

Target 5a: Mengurangi angka kematian ibu hingga 75%

5.1. Angka mortalitas ibu

5.2. Jumlah proses kelahiran yang ditangani oleh tenaga medis terlatih

Target 5b: Menyediakan akses kepada kesehatan reproduksi secara merata

5.3. Tingkat penggunaan kontrasepsi

5.4. Tingkat kelahiran remaja

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 4


5.5. Jaminan perawatan pra-kelahiran (sekurang-kurangnya satu

kunjungan and minimal empat kunjungan)

5.6. Kebutuhan yang belom terpenuhi dalam hal keluarga berencana

MDGS-6: Memerangi HIV/AIDS, malaria and penyakit menular

lainnya

Indikator

Target 6a: Menghentikan dan mulai menurunkan kecenderungan penyebaran

HIV/AIDS

6.1. Banyaknya penderita HIV berusia 15-24 tahun

6.2. Pengunaan kondom dalam aktivitas seksual resiko tinggi

6.3. Proporsi dari populasi usia 15-24 tahun yang mempunyai

pengetahuan tentang HIV/AIDS yang komprehensif dan tepat

6.4. Rasio kehadiran di sekolah antara yatim piatu dengan bukan-yatim

piatu berusia 10-14 tahun

Target 6b: Dicapainya akses perawatan secara merata dan universal bagi

penderita HIV/AIDS pada tahun 2010

6.5. Proporsi dari populasi menderita infeksi HIV tingkat lanjut yang

mempunyai akses kepada pengobatan antiretroviral

Target 6c: Menghentikan dan menurunkan kecenderungan penyebaran malaria

dan penyakit menular lainnya

6.6. Jumlah insiden dan angka kematian karena Malaria

6.7. Proporsi balita yang tidur menggunakan tirai ranjang yang sudah

mengandung insektisida

6.8. Proporsi balita yang menderita demam dan dirawat dengan obat-

obatan anti-malaria yang tepat

6.9. Jumlah insiden, eksistensi umum, angka kematian karena

tuberkulosa

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 5


6.10. Proporsi penyakit tuberkulosis (TBC) yang terdeteksi dan terobat

dibawah supervisi langsung perawatan jangka pendek.

M DGS-7: Memastikan kelestarian lingkungan

Indikator

Target 7a: Mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam

kebijakan dan program Negara; serta mengembalikan sumber daya

alam yang hilang

Target 7b: Mengurangi kadar hilangnya keragaman alam dan menurunkan

tingginya kadar kehilangan tersebut secara signifikan pada tahun

2010

7.1. Proporsi dari dataran hutan

7.2. Total emisi CO2, per kapita dan per $1 GDP (PPP)

7.3. Konsumsi bahan perusak ozon

7.4. Proporsi dari jumlah ikan dalam batasan aman lingkup hayati

7.5. Proporsi dari sumber air yang digunakan

7.6. Proporsi dari daratan dan laut yang terlindungi

7.7. Proporsi dari spesies yang terancam punah

Target 7c: Mengurangi hingga setengahnya jumlah penduduk yang tidak

memiliki akses terhadap air minum yang aman dan sanitasi dasar

7.8. Proporsi dari populasi yang menggunakan sumber air minum

berkualitas

7.9. Proporsi dari populasi yang menggunakan sarana sanitasi

berkualitas

Target 7d: Tercapainya perbaikan yang berarti bagi kualitas hidup untuk

sekurang-kurang 100 juta penduduk yang tinggal di daerah kumuh

pada tahun 2020

7.10. Proporsi dari penduduk kota yang hidup di wilayah kumuh

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 6


MDGS-8: Mengembangkan kemitraan untuk pembangunan

Indikator

Target 8a: Mengembangkan sistem keuangan dan perdagangan yang terbuka,

berbasis peraturan, dapat diprediksi, dan tidak diskriminatif.

Target 8b: Mengatasi persoalan khusus Negara-negara yang paling tertinggal.

Target 8c: Mengatasi kebutuhan khusus di negara-negara daratan dan kepulauan

kecil (melalui Rencana Pelaksanaan Pembangunan Berkesinambungan

untuk Negara kepulauan kecil, dan hasil dari sesi khusus dari Rapat

Umum ke-22)

Target 8d: Menangani hutang negara berkembang melalui upaya nasional

maupun Internasional agar pengelolaan hutang berkesinambungan

dalam jangka panjang.

Beberapa dari indikator yang dimonitor secara terpisah bagi Negara

paling tertinggal, Afrika, Negara daratan dan Negara kepulauan kecil.

Pembiayaan pembangunan (Official Development Assistance, atau ODA)

8.1 Netto dari ODA, total dan untuk Negara paling tertinggal, sebagai

persentasi dari pendapatan nasional bruto donor OECD/DAC.

8.2 Proporsi dari total bilateral, alokasi sektor dari donor OECD/DAC untuk

pelayanan kesejateraan pokok (pendidikan dasar, perawatan kesehatan

pokok, nutrisi, air bersih dan sanitasi).

8.3 Proporsi dari bantuan bilateral resmi tidak terikat yang diberikan oleh

donor OECD/DAC.

8.4 ODA yang diterima oleh Negara daratan sebagai proporsi dari produk

nasional bruto Negara tersebut.

8.5 ODA yang diterima oleh Negara kepulauan kecil sebagai proporsi dari

pendapatan nasional bruto Negara tersebut.

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 7


Akses pasar,

8.6 Proporsi dari total impor Negara maju (dalam nilai dan tidak termasuk

barang senjata) dari negara berkembang dan paling tertinggal yang bebas

bea cukai.

8.7 Tarif rata-rata yang dibebankan oleh Negara maju untuk produk pertanian,

tekstil dan pakaian dari Negara berkembang.

8.8 Perkiraan bantuan di bidang pertanian sebagai persentasi dari produk

nasional bruto.

8.9 Proporsi dari ODA yang tersedia untuk membantu pertumbuhan kapasitas

perdagangan.

Pengelolaan hutang.

8.10 Jumlah Negara yang telah melaksanakan butir keputusan dan memenuhi

komitmen HIPC (secara kumulatif).

8.11 Keringanan hutang sebagai tertuang dalam inisiatif HIPC dan MDRI.

8.12 Pelayanan hutang sebagai persentasi dari barang dan jasa ekspor.

Target 8e: Bekerjasama dengan Perusahaan Farmasi, memberikan akses untuk

penyediaan obat-obatan penting dengan harga terjangkau di negara

berkembang.

8.13 Proporsi dari populasi yang memiliki akses kepada obat-obatan esensial

dengan harga terjangkau secara berkelanjutan.

Target 8f: Bekerjasama dengan swasta untuk memanfaatkan teknologi baru,

terutama di bidang informasi dan komunikasi.

8.14 Sambungan telepon per 100 penduduk.

8.15 Pelanggan selular per 100 penduduk.

8.16 Pengguna Internet per 100 penduduk.

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 8


Pemerintah Kabupaten Jembana selama 15 tahun terakhir telah banyak

melakukan terobosan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakatnya , juga telah terinspirasi oleh upaya untuk mencapai sukses

pembangunan sesuai dengan kriteria MDGs. Kondisi Kabupaten Jembrana

masih belum mantap meskipun dari segi pemerintahan sudah dilakukan

reformasi kebijakan yang mendekatkan peningkatan pelayanan yang

berkeadilan dan pemenuhan kebutuhan hidup dasar masyarakat. Hasil evaluasi

pencapaian MDGs Kabupaten Jembrana tahun 2011 adalah sebagai berikut.

MDGs 1 : - Kemiskinan telah turun dari 20,6 % (tahun 2000) menjadi 5,73 %

(2011) dari target MDGs < 5 %.

- Kekurangan gizi pada balita 2 % dari target 5,9 %.

MDGs 2 : - APM 95,23 % dan APK 116,77 %.

MDGs 3 : - Kesetaraan gender bidang pendidikan rata-rata 00,10 % dari

target 80 %.

- Partisipasi angkatan kerja 43 % dari target 40,85 %.

MDGs 4 : - Angka kematian balita 11,75 % dari target 32 %.

- Imunisasi campak 104,02 % dari target 90 %.

MDGs 5 : - Kematian ibu 90,42 dari target 102.

MDGs 6 : - HIV 0,02 % ( 0,01 %), malaria 0,78 (1,2) dan penyakit menular

lainnya (TBC) 58,9 (100).

MDGs 7 : - Rasio kawasan tertutup 9,78 % (28,9 %).

- Hutan rakyat 42,67 % (28,99 %).

- Sumber air bersih 84,06 % (87,71 %).

- Air minum 37,25 % (31,53 %).

- Fasilitas sanitasi layak 73,12 % (66,81 %).

- Rumah sehat 84,67 % (76,95 %).

MDGs 8 : - Akses kesehatan 49,3 % (36,5 %).

- SIM dalam pemerintahan

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 9


- Akses internet unit pelayanan pemerintahan

- Akses internet SD dan SMP 44,02 %

Saat ini tahun 2014, tinggal tersisa satu tahun lagi sebelum 2015 dimana

Pemerintah harus mempresentasikan pencapaian Indonesia atas Tujuan MDGs

kepada dunia internasional. Pemerintah bersama Pemerintah Daerah perlu

duduk bersama untuk melakukan evaluasi pencapaian Tujuan MDGs sesuai

dengan target waktu yang ditetapkan. Menemukan seberapa jauh perjalanan

telah ditempuh, dimana letak tantangan yang bisa dihadapi dan apa saja potensi

yang masih bisa dikembangkan.

Berdasarkan atas itulah, maka dipandang perlu adanya laporan MDGs

Pemerintah Daerah agar berbagai pemangku kepentingan (pemerintah, DPRD

dan Masyarakat) dapat mensuplai informasi data bagi Pemerintah secara akurat

sekaligus membuktikan keseriusan Pemerintah Daerah bekerja untuk mencapai

target pembangunan milenium.

Target MDGs di tahun 2015, maka indikator dari delapan tujuan MDGs

harus diintegrasikan dalam Rencana Kerja Strategi Penanggulangan Kemiskinan

Daerah dan dijabarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) sehingga menjadi acuan dalam pelaksanaan program pembangunan di

daerah.

1.2. Maksud dan Tujuan

Kajian dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang kondisi riil

terakhir keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan yang mengacu kepada

tujuan pembangunan milenium di Kabupaten Jembrana sesuai dengan visi dan

misi yang telah ditetapkan. Sedangkan tujuan kajian antara lain untuk :

1) Memperoleh hasil evaluasi pencapaian MDGs tahun 2013 agar dapat

dijadikan acuan untuk dilakukan perbaikan terhadap kelemahan-

kelemahan dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan.

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 10


2) Terlaksananya kegiatan pembangunan yang memilki tolak ukur sesuai

dengan anggaran berbasis kinerja.

1.3. Keluaran dan Hasil

Kajian ini memiliki keluaran, Buku laporan hasil pantauan, pengukuran,

evaluasi dan kajian yang memuat latar belakang, kondisi, pencapaian

sasaran/target, permasalahan, deskripsi/analisa informasi/data berupa dokumen

yang menyiratkan tentang kesimpulan, arahan dan saran tindak lanjut sebagai

masukan yang diperlukan dalam perencanaan kebijakan dan program strategis

jangka pendek, menengah dan panjang baik sektor tunggal maupun multi

sektor.

1.4. Manfaat

Manfaat dari kajian ini diharapkan dapat sebagai informasi, sebagai

dasar pengambilan keputusan untuk peningkatan pencapaian tujuan

pembangunan di Kabupaten Jembrana, dengan memperhatikan berbagai faktor

penghambat dan pendorong dari kondisi, sumber daya dan kebijakan terkait.

1.5. Ruang Lingkup dan Tahapan Kegiatan

Pelaksanaan kajian terkait dengan berbagai aspek pembangunan baik

langsung maupun tidak langsung mendukung pencapaian MDGs yaitu aspek

kebijakan dan aspek soaial. Aspek kebijakan menyangkut program dan kegiatan

pembangunan yang harus diukur tingkat keberhasilan dalam mewujudkan

kesejahteraan, keadilan dan keseimbangan pembangunan antara manusia dan

alam lingkungannya. Sedangkan dari aspek sosial menyangkut

pendapat/tanggapan masyarakat dan stake holder pelaksana pembangunan

terkait mengenai manfaat apa yang dirasakan/diperolehnya dari hasil

pelaksanaan pembangunan sebagai dampak kemasyarakatan/lingkungan.

Adapun tahapan kegiatan yang perlu dilakukan antara lain :

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 11


1) Koordinasi persiapan pelaksanaan kegiatan baik aspek administrasi,

penyusunan kuesioner yang dikaitkan dengan kriteria MDGs, teknis

pengumpulan data dilapangan, proses pengolahan dan analisa data mapun

penyusunan laporan awal dan akhir hasil kajian sehingga berjalan efektif.

2) Survey pengumpulan data dan informasi baik primer maupun sekunder

dengan sasaran lembaga, masyarakat dan stake holder sebagai bahan

kajian antara lain :

- Data/informasi kebijakan dan prgram.

- Data/informasi sumber daya, kondisi umum dan partisipasi masyarakat.

- Data/informasi hasil-hasil pembangunan, manfaat dan dampak.

- Dan lain-lain.

3) Pengolahan dan analisa data.

4) Penyusunan laporan awal kajian untuk bahan seminar.

5) Seminar laporan hasil kajian.

6) Penyusunan laporan akhir kajian untuk pembuatan buku kajian.

7) Pencetakan, penggandaan, pendistribusian dan administrasi hasil kajian.

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 12


BAB II
KONDISI EKSISTING
KABUPATEN JEMBRANA

2.1. Letak Geografis, Batas Administrasi dan Luas Wilayah

Kabupaten Jembrana sebagai salah satu daerah Kabupaten di Provinsi

Bali terletak pada 0800958 0802802 Lintang Selatan dan 11402628 11505128

Bujur Timur. Batas-batas wilayah Kabupaten Jembrana meliputi sebagai

berikut

1) Sebelah barat adalah selat Bali

2) Sebelah utara adalah pegunungan yang berbatasan dengan Kab Buleleng

3) Sebelah timur adalah Kabupaten Tabanan

4) Sebelah selatan adalah samudra Indonesia

Kabupaten Jembrana terdiri dari 5 (lima) wilayah kecamatan dengan 51

desa/kelurahan dengan perincian adalah sebagai berikut.

1) Kecamatan Melaya : 10 desa/kelurahan

2) Kecamatan Negara : 12 desa/kelurahan

3) Kecamatan Jembrana 10 desa/kelurahan

4) Kecamatan Mendoyo 11 desa/kelurahan

5) Kecamatan Pekutatan : 8 desa

Peta wilayah administrasi Kabupaten Jembrana disajikan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 : Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Jembrana

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 13


Luas wilayah tiap kecamatan di Kabupaten Jembrana masing-masing

seperti disajikan pada Tabel 2.1 dan Gambar 2.2.

Tabel 2.1 : Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Jembrana

Sumber :

Jembrana Dalam Angka 2013 dan diolah

Pekutatan,
15% ,0 Melaya, 23%

Mendoyo,
35%

Negara,
15%
Jembrana,
11%

Gambar 2.2
Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Jembrana

Berdasarkan Tabel 2.1 dan Gambar 2.2, menunjukkan bahwa Kecamatan

Mendoyo memiliki wilayah yang paling luas yaitu 294,94 Km 2 atau 35% dari

wilayah Kabupaten Jembrana. Sedangkan daerah kecamatan yang paling

sempit adalah Kecamatan Jembrana dengan luas sekitar 95,97 Km2 atau 11%

dari wilayah Kabupaten Jembrana.

2.2. Sekilas Tentang Pemerintahan Kabupaten Jembrana

2.2.1. Visi, Misi, Pemerintahan Kabupaten Jembrana

Visi Kabupaten Jembrana sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jembrana Tahun 2011-2016 adalah:


Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 14
Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Jembrana Melalui Peningkatan

Perekonomian dan Profesionalisme Sumber Daya Manusia Yang Dilandasi

Semangat Kebersamaan, Kewirausahaan dan pemberdayaan Masyarakat.

Berdasarkan Visi Pembangunan Kabupaten Jembrana tersebut maka

ditetapkan Misi Pembangunan Daerah 2011 - 2016, yaitu :

1) Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan akuntabel, melalui

penyelenggaraan pemerintahan yang aspiratif, partisipatif dan transparan;

2) Meningkatkan perekonomian daerah, melalui optimalisasi potensi basis,

dan pemberdayaan masyarakat;

3) Meningkatkan kualitas pelayanan bidang kesehatan, pendidikan dan sosial

dasar lainnya;

4) Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana publik, dengan

memperhatikan kelestarian lingkungan;

5) Meningkatkan ketentraman dan ketertiban umum dalam kehidupan

bernegara dan bermasyarakat.

2.2.2. Struktur Pemerintahan Kabupaten Jembrana

Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah

Kabupaten Jembrana yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 15

Tahun 2011. Struktur Organisasi Perangkat Daerah tersebut terdiri : 1 (satu)

Sekretariat Daerah, 1 (satu) Sekretariat DPRD, Inspektorat, Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal, 10 (sepuluh) Dinas Daerah,

Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, Kelurahan dan Staf Ahli. Penyusunan

struktur organisasi tersebut dilakukan dengan mengacu kepada Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003, bahwa untuk dapat melaksanakan

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta

pelaksanaan bidang bidang tertentu dapat berjalan lancar dan berhasil guna,

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 15


perlu didukung dengan perangkat daerah yang efektif dan efisien sesuai dengan

karakteristik dan potensi daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun

2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 15 Tahun

2011 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat

Daerah Kabupaten Jembrana organisasi dan tata kerja perangkat daerah terbagi,

meliputi :

1) Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah merupakan unsur

staf dipimpin oleh seorang Sekretaris

Daerah yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Bupati yang

mempunyai tugas dan kewajiban

membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan mengoordinasikan

dinas daerah dan lembaga teknis daerah.

2) Sekretariat DPRD

Setwan merupakan unsur

pelayanan terhadap DPRD,

dipimpin oleh seorang Sekretaris

yang secara struktural bertanggung

jawab kepada Pimpinan DPRD

dan secara administrative bertanggung jawab kepada Bupati melalui

Sekretaris Daerah. Mempunyai tugas pokok menyelenggarakan

administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung

pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan menyediakan serta

mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan

kemampuan keuangan daerah.

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 16


3) Inspektorat

Inspektorat merupakan unsur

pengawas penyelenggaraan

pemerintahan daerah dipimpin

Inspektur, dalam melaksanakan

tugas dan fungsinya bertanggung

jawab langsung kepada Bupati,

secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekda. Inspektorat

mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan

pemerintahan di daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan

pemerintahan desa, dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa.

4) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah dan Penanaman Modal

yang selanjutnya disebut Bappeda

dan PM, merupakan unsur

perencana penyelenggaraan

pemerintahan daerah dipimpin Kepala Badan, berkedudukan di bawah

dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekda. Bappeda dan PM

mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan

di bidang perencanaan pembangunan daerah dan penanaman modal.

5) Dinas Daerah

Dinas merupakan unsur pelaksana

Otonomi Daerah Pemerintah

Kabupaten yang dipimpin oleh

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 17


seorang Kepala Dinas, berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab

kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas mempunyai tugas

melaksanakan urusan pemerintahan kabupaten berdasarkan azas otonomi

dan tugas pembantuan. Berikut adalah Dinas Daerah yang terdapat di

Kabupaten Jembrana :

(1) Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan.

(2) Dinas Kelautan, Perikanan dan Kehutanan

(3) Dinas Pekerjaan Umum.

(4) Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi.

(5) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

(6) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika.

(7) Dinas Kesehatan.

(8) Dinas Kesejahteraan Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

(9) Dinas Pendidikan, Pemuda Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan.

(10) Dinas Pendapatan Daerah.

6) Lembaga Teknis Daerah

Lembaga Teknis Daerah adalah unsur pendukung tugas Bupati yang

berbentuk badan, kantor, Sat. Pol. PP dan rumah sakit. Lembaga Teknis

Daerah yang berbentuk badan dipimpin oleh kepala badan, yang terdiri

dari :

a) Badan Kepegawaian Daerah; dan

b) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa.

Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk kantor dipimpin oleh

kepala kantor, yang terdiri dari :

a) Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik;

b) Kantor Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan;

c) Kantor Perpustakaan dan Arsip;

d) Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana; dan


Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 18
e) Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu.

Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk Sat.Pol.PP mempunyai

tugas penegakan Peraturan Daerah, ketertiban umum dan ketentraman

masyarakat serta perlindungan masyarakat, dipimpin oleh Kepala Satuan

yang selanjutnya disebut Kasat

Rumah Sakit dipimpin oleh direktur. Kepala badan, kepala kantor,

Kasat dan direktur sebagaimana dimaksud di atas berkedudukan di bawah

dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Lembaga

Teknis Daerah yang berbentuk badan, kantor dan rumah sakit mempunyai

tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang

bersifat spesifik.

7) Kecamatan

Kecamatan merupakan

perangkat daerah kabupaten yang

mempunyai wilayah kerja tertentu dan

dipimpin oleh Camat, berkedudukan

di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang

dilimpahkan Bupati termasuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.

8) Staf Ahli.

Staf Ahli merupakan pembantu Bupati dalam melaksanakan tugas

pemerintahan yang paling banyak terdiri dari 5 (lima) staf ahli dimana

pengangkatan dan pemberhentian staf ahli sebagaimana dimaksud

ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

2.2.3. Aparatur Daerah

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 19


Berdasarkan Profil Kabupaten Jembrana Tahun 2013, jumlah aparatur

; Golongan Jumlah; negara/Pegawai Negeri Sipil


Golongan IV; 1.990 4.740
III; 1.697 (PNS) Pemkab Jembrana

dalam menjalankan roda ke


Golongan Golongan
II; 930 I; 123 pemerintahannya, tahun 2012

adalah 4.740 orang yang

terdiri dari Laki 2.826 orang

(60%) dan perempuan 1.914

orang (40%). Bila dirinci per golongan, jumlah PNS yang paling banyak berada

pada Golongan IV, yaitu sebanyak 1.990 orang, dan paling sedikit adalah

Golongan I sebanyak 123 orang.

Jumlah PNS yang menduduki

eselon sebanyak 488 orang dengan 400 349

300 253
rincian eselon II, sebanyak 19 orang,
200
eselon III, 99 orang, eselon IV, 349 82 99 96
100 18 1 19 17 1 3 8 21
orang dan Eselon V, 21 orang; 0
Eselon II Eselon III Eselon Eselon V
dengan rata-rata perempuan IV

menduduki eselon 20% dan laki 80%. Laki Perempuan Jumlah

Jumlah PNS berdasarkan pendidikan pada tahun 2012

menunjukkan bahwa

2237 pendidikan SD sebanyak 87


2500
2000 orang, SMP 115 orang, SLTA
1368
1500
815
1.368 orang, Diploma 815
1000
500 orang, S1 2.237 orang , S2 dan
87 115 118
0 diatasnya adalah sebanyak 118

orang. Berdasarkan hal

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 20


tersebut jumlah PNS di Pemkab Jembrana sebagian besar adalah berpendidikan

sarjana (S1).

2.3. Struktur Penduduk Kabupaten Jembrana

Penduduk merupakan asset pembangunan bila mereka dapat

diberdayakan secara optimal. Kendati begitu mereka juga bisa menjadi beban

pembangunan jika pemberdayaannya tidak dibarengi dengan kualitas

penduduk (SDM) yang memadai pada wilayah/ daerah bersangkutan, demikian

pula bagi Kabupaten Jembrana.

Menurut Data Jembrana


Pertumbuhan penduduk
317,117 Dalam Angka Tahun 2013 (2013)
320,000
Pertumbuhan penduduk
300,000 273,918

268,269
269,859 272,828 Kabupaten Jembrana dalam 5
280,000
(lima) tahun terakhir tahun 2008
260,000

240,000
2012 adalah kecendrungan
2008 2009 201 0 20 11 20 12
meningkat, yaitu 268.269 jiwa

tahun 2008 menjadi 317.717 tahun 2018, dengan mengalami peningkatan rata-

rata 0,70% pertahun.

Berdasarkan jenis kelaminnya penduduk Kabupaten Jembrana Tahun

2012 per Kecamatan disajikan pada Tabel 2.2dan Gambar 2.2.

Tabel 2.2 : Jumlah penduduk Kabupaten Jembrana Per Kecamatan Tahun 2013

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 21


Sumber : Jembarana dalam Angka Tahun 2013 dan diolah

Gambar 2.3 : Jumlah penduduk Kabupaten Jembrana Per Kecamatan Th 2013

Berdasarkan Tabel 2.2 dan Gambar 3.8, menunjukkan bahwa jumlah

penduduk Kabupaten Jembrana Tahun 2012 per Kecamatanan menurut jenis

kelamin adalah hampir berimbang dengan rasio 0,998. Jumlah Penduduk

Kecamatan Pekutatan paling sedikit yaitu 31.052 jiwa dan paling banyak adalah

pada Kecamatan Negara yaitu 91.280 jiwa.

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 22


Umur penduduk kabupaten Jembrana tahun 2012 menunjukkan

bahwa jumlah penduduk Umur Penduduk (jiwa)

Kabupaten Jembrana paling


120,000 105,593
banyak berada pada umur 26 100,000
80,000
55 tahun yaitu sebanyak
60,000 43,363
39,914
105.593 jiwa dan paling sedikit 40,000 21,241
32,409 33,076
15,876
14,909
20,000 10,736
berumur 16 1 tahun yaitu
0
sebanyak 4.909 jiwa. Penduduk

usia produktif (19 55 tahun)

mendominasi di kabupaten

Jembrana, selanjutnya usia kurang produktif diatas 55 tahun sebanyak 43.363

jiwa.

Berdasarkan pendidikan terakhir penduduk Kabupaten Jembrana

menunjukkan bahwa
Pendidikan
100,000
94,121 sebagian besar
8 0,000 68,084 penduduk kabupaten
58,526
6 0,000
37,835
42,489 Jembrana
4 0,000

2 0,000 8,304 Berpendidikan akhir


3,2203,975 526 37
0
Tamat SD yaitu

sebanyak 94.121 jiwa,

Tamat SMP 42.489 jiwa,

Tamat SMA 68.084 jiwa dan Tamat SMU keatas sebayak 16.602 orang.

2.4. Pembangunan di Bidang Pendidikan

Banyak yang beranggapan bahwa bangsa yang mempunyai sumber daya

manusia (SDM) yang berkualitas akan lebih mampu bersaing dalam

memasarkan barang dan jasa yang dihasilkannya, sehingga dengan sendirinya

akan menguasai perekonomian dunia. Salah satu komponen yang berkaitan

langsung dengan pening-katan SDM adalah pendidikan.Karena itu kualitas


Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 23
SDM selalu diupayakan untuk ditingkatkan melalui pendidikan yang

berkualitas, demi tercapainya keberhasilan pembangunan.

Berdasarkan
Pendidikan (%)
S2/S3, Jembrana Dalam Angka
DI/DII/DIII, DIV/S1, 0.20%
2.52% 2.91%
Tahun 2013
SD, 33.01%

memperlihatkan pada

tahun 2012, prosentase

penduduk usia 12 tahun


SLTA, keatas menurut Ijazah
23.88% SLTP,
14.90%
tertinggi di Kabupaten

Jembrana terlihat bahwa penduduk Kabupaten Jembrana Usia 12 tahun keatas,

Tamat SD (32%), 33,01%; SLTP, 14,90 %; SLTA, 23,88 %; Diploma I/II/III,

2,52%; Diploma IV/S1 adalah 2,91%; dan hanya 0,20 % yang berpendidikan

pascasarjana.

Rata-rata penduduk melek huruf di Kabupaten Jembrana dari tahun 2007

sampai dengan tahun 2012 adalah berturut-turut 88, 00; 88,89; 89,00; 90,90; 90,90; 90,92

dari jumlah penduduk


94 92.82
Kabupaten Jembrana.
92 89.90 90.81
90.00 89.64
90 88.89 88.8 89.22 Dibandingkan dengan
88 87.22
88 85.64 Propinsi Bali penduduk yang
86 84.06
melek huruf dari tahun 2007
84
82 sampai dengan tahun 2012
80
maing-masing 84,06; 85,64;
78
200 7 2008 2009 2010 2011 2012 87,22; 88,8; dan 89,22; 89,64.

Memperlihatkan bahwa
Je mbrana Bali
penduduk melek huruf di

Kabupaten Jembrana lebih tinggi, kondisi tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan

pendidikan di Kabupaten Jembrana lebih tinggi dibandingan Propinsi Bali secara

keseluruhan.

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 24


Fasilitas pendidikan berupa sekolah merupakan persyaratan utama agar

kegiatanbelajar dan mengajar dapat berjalan.Dengan adanya fasilitas tersebut,

guru yangmerupakan tenaga pendidik utama dapat melaksanakan tugasnya

sehingga kegiatanbelajar dan mengajar dapat berjalan dengan baik.Berikut

disajikan jumlah sekolah danjumlah guru tiap jenjang pendidikan di Kabupaten

Jembrana.

Tabel 2.3 : Jumlah Sekolah dan Tenaga Pengajar Tahun 2012

No Jenis Sekolah Jumlah Sekolah Jumlah Guru


1 SD 184 1.385
2 SMP 26 811
3 SLTA/SMU 21 820
Sumber :Profile Kabupaten Jembrana, Tahun 2013UM

Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat pendidikan dasar

per 1.000 jumlah murid pendidikan dasar.Rasio ini mengindikasikan

ketersediaan tenaga pengajar. Di samping itu juga untuk mengukur jumlah ideal

murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran. Berikut adalah rasio

guru terhadap murid di Kabupaten Jembrana pada tahun 2012.

Tabel 2.4 : Rasio Guru Terhadap Murid di Kab. Jembrana Tahun 2012

Rasio Guru
Jumlah
No Jenis Sekolah Jumlah Guru terhadap
Murid
Murid
1 SD 29.904 1.385 21,59
2 SMP 11.134 811 13,73
3 SLTA/SMU 5.824 820 7,10
SMK 4.050 326 12,42
Sumber :Profile Kabupaten Jembrana, Tahun 2013

Indikator Kinerja dibidang Pendidikan Kabupaten Jembrana dari : Angka

Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), Rata-rata lama

Sekolah, dan Angka Melek Huruf

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 25


Angka Partisipasi Kasar (APK) didefinisikan sebagai perbandingan

antarajumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu (SD, SLTP, SLTA dan

sebagainya) dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan

dinyatakan dalam persentase. Hasil perhitungan APK inidigunakan untuk

mengetahui banyaknyaanak yang bersekolah di suatu jenjangpendidikan

tertentu pada wilayah tertentu.Semakin tinggi APK berarti semakin banyakanak

usia sekolah yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan pada suatu

wilayah.Nilai APK bisa lebih besar dari 100 % karena terdapat murid yang

berusia di luar usiaresmi sekolah, terletak di daerah kota, atau terletak pada

daerah perbatasan.Angka Partisipasi Kasar selama lima tahun terakhir (2008

2012) pada semua jenjang pendidikan mengalami fluktuasi dalam

pencapaiannya (Tabel 2.5)

Tabel 2.5 : APK Penduduk Kabupaten Jembrana (%) Tahun 2008 2012
Angka
200
No Partisipasi 2009 2010 2011 2012
8
Kasar
1 SD/ MI 110, 110,63 115,55 113,94 113,95
27
2 SLTP/ Mtsn 105, 106,46 110,50 116,98 117,01
38
3 SMA/ MA 82,9 81,35 95,00 98.07 98,21
0
Sumber :Profile Kabupaten Jembrana, Tahun 2013

Angka Partisipasi Murni (APM) didefinisikan sebagai perbandingan

antarajumlah siswa kelompok usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu

denganpenduduk usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase.

Indikator APMini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah

yang bersekolah padasuatu jenjang pendidikan yang sesuai.Semakin tinggi APM

berarti banyak anak usia sekolah yang bersekolah disuatu daerah pada tingkat

pendidikan tertentu. Angka Partisipasi Murni dalam lima tahun terkahir di

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 26


Kabupaten Jembrana mengalami fluktuasi dalam pencapaiannya, Kondisi ini

disajikan pada Tabel 3.11.


Tabel 2.6 : APM Penduduk Kabupaten Jembrana Tahun 2008
2012(%)
Angka
No Partisipa 2008 2009 2010 2011 2011
si Murni
1 SD/ MI 96,01 96,45 98,50 98,43 93,97
2 SLTP/ 80,13 85,89 90,00 93,85 86,03
Mtsn
3 SMA/ MA 64,37 69,78 75,60 74,96 100,00
Sumber :Profile Kabupaten Jembrana, Tahun 2013

Rata-rata lama sekolah mengindikasikan makin tingginya pendidikan

yang dicapai oleh masyarakat di suatu daerah.Semakin tinggi rata-rata

lamasekolah berarti semakin tinggi jenjangpendidikan yang dijalani. Rata-

ratalama sekolah yaitu rata-rata jumlahtahun yang dihabiskan oleh

pendudukusia 15 tahun ke atas di seluruh jenjang pendidikan formal

yangpernah diikuti. Untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah, pemerintah

telahmencanangkan program wajib belajar 9 tahun atau pendidikan dasar

hingga tingkat SLTP.


Tabel 2.7 : Rata rata Lama Sekolah di Kabupaten Jembrana Tahun 2008 - 2012

Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012


Rata-rata Lama 7,48 7,60 7,65 7,80 7,80

Sekolah
Sumber :Profile Kabupaten Jembrana, Tahun 2013

Angka Melek Huruf adalah salah satu indikator terlaksananya dengan

baik pendidikan untuk masyarakat. Angka Melek Huruf merupakan

kemampuan bacatulis dalam masyarakat tersebut. Indikator ini juga dapat

menggambarkan mutu dari SDM yang ada di suatu wilayah yang diukur dalam

aspek pendidikan, karena semakintinggi angka kecakapan baca tulis maka

semakin tinggi pula mutu dan kualitas SDM. Angka Melek Huruf Kabupaten
Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 27
Jembrana dalam lima tahun terakhir (2008 2012)

disajikan pada Tabel 2.8.


Tabel 2.8 : Angka Melek Huruf di Kabupaten

Jembrana tahun 2008 - 2012

Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012


Angka melek Huruf 88,96 89,60 89,82 90,61 92,82
Sumber :Profile Kabupaten Jembrana, Tahun 2013

2.5. Pembangunan Di Bidang Kesehatan

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu


hak dasar rakyat, yaitu hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan
pelayanan kesehatan.Pembangunan Kesehatan juga harus dipandang sebagai
suatu investasi dalam kaitannya untuk mendukung peningkatan kualitas
sumber daya manusia dan pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting
dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Tabel 2. 9 : Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Jembrana Tahun 2008-2012

No Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012


1 Posyandu 328 328 328 328 328
2 Puskesmas Induk 6 6 6 6 6
3 Puskesmas Pembantu 49 49 49 49 49
4 Puskesmas Keliling 6 6 6 6 6
5 Rumah sakit umum daerah 1 1 1 1 1
6 Rumah sakit umum swasta 3 3 3 3 1
7 Rumah sakit khusus 1 0 0 0 1
8 Klinik/praktek dokter 0 0 0 0 4
Sumber :Profile Kabupaten Jembrana, Tahun 2012

Indikator Kinerja Pembangunan di bidang Kesehatan Kabupaten

Jembrana dilihat dari : Angka Harapan Hidup, Angka Kematian Bayi, Angka

Kematian Balita, Angka Kematian Ibu, dan Angka Kematian Kasar

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 28


Berdasarkan Profile Kebupaten Jembrana tahun 2012. Angka Harapan

Hidup di Kabupaten Jembrana dari tahun 2007 2012 adalah terus meningkat

dari tahun ke tahun. Pada


Angka harapan Hidup
71.85 tahun 2008 Angka Harapan
71.8 Hidup adalah sebesar 71,65
71.8
71.75 71.8
71.75 dan setiap tahun semakin
71.7 71.73
meningkat sehingga pada
71.65
71.65
71.6 tahun 2012 Angka Harapan
71.55 Hidup menjadi 71,80. Angka
2008 2009 2010 2011 2012
harapan hidup menunjukkan

tinggi rendahnya kondisi kesehatan masyarakat suatu daerah.

Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate adalah kematian

bayi dibawah usia 1 tahun


AKB
12 tiap 1.000 kelahiran hidup.
10.62 10.63
10
9.16 Angka Kematian Bayi
8 7.75 9.13
merupakan salah satu
6
4 indikator terhadap
2
persediaan, pemanfaatan dan
0
2008 2009 2010 2011 2012 kualitas pelayanan prenatal.

Tahun 2008 Angka Kematian Bayi di Kabupaten Jembrana adalah 7,25 /1.000

Kelahiran Hidup dan mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi 10,62 /

1.000 Kelahiran Hidup. Penurunan pada tahun 2010 menjadi 10,62 / 1.000

Kelahiran Hidup dan pada tahun 2010 kembali menurun menjadi 9,13 / 1.000

Kelahiran Hidup tapi kembali mengalami peningkatan pada tahun 2011 dan

tahun 2012 dengan masing-masing menjadi 9,16 / 1.000 dan 10,63/1.000

Kelahiran Hidup.

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 29


Angka Kematian Balita (AKABA) >1 5 tahun, adalah jumlah anak

(termasuk bayi) yang meninggal sebelum mencapai umur 5 tahun / 1.000

Kelahiran Hidup (KH). Angka


AKABA
16 Kematian Balita Kabupaten
14.52
14
Jembrana pada tahun 2008
12 11.75 11.47
10
10.6 adalah sebesar 8,64 / 1.000 KH
8.64
8 dan mengalami peningkatan
6
tahun 2009 menjadi sebesar
4
2 11,75 / 1.000 KH dan tahun
0
2006 2008 2010 2012 2014
2010 turun menjadi 10,60 /

1.000 KH pada tahun, 2011

naik menjadi 14,52 / 1.000 KH dan pada tahun 2012, turun menjadi 11,47 / 1.000

KH.

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 30


Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortility Rate ( MMR )

menunjukkan jumlah kematian ibu pada setiap 100.000 kelahiran hidup. Angka

Kematian Ibu ini


AKI
140 dipergunakan untuk
120 125.1
90.42 93.6 menggambarkan status gizi
100
80 dan kesehatan ibu, keadaan
93.61
60
70.47 sosial ekonomi, kondisi
40
20 kesehatan lingkungan serta
0
2007 2008 2009 2010 2011 20 12 2013 fasilitas dan tingkat

pelayanan prenatal. Angka

kematian Ibu Kabupaten Jembrana tahun 2008 sebesar 70,47 / 100.000 KH

meningkat menjadi sebesar 90,42 / 100.000 KH pada tahun 2009 selanjutnya

mengalami peningkatan menjadi 93,61/ 100.000 KH, tahun 2011 93,60,

selanjutnya pada tahun 2012 dan 125,10 / 100.000 KH.

Angka Kematian Kasar ( AKK ) atau Crude Death Rate ( CDR )

menunjukkanjumlah kematian yang terjadi per 1.000 penduduk pada

pertengahan tahun yangterjadi di suatu daerah. Tingginya Angka Kematian

PDRB atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 Kasar

menunjukkan
Perbankan Pertanian,
&Lembaga 1,056,917.33 keadaanstatus
Keuangan Jasa-jasa,
Lainnya, 539,164.02 Penggalian,
206,605.02 22,581.55
kesehatan,

ekonomi,

lingkungan fisik
Industri,
330,434.02 dan biologik
Perdagangan,
Pengangkutan
dan
Hotel & Listri k & Air masyarakat di
Retauran, Min um,
Komunikasi,
1,157,322.27 82,4 06.81
706,931.34 wilayahtersebut
Bangunan,
301,174.56 masih

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 31


rendah.Menurut Data Rumah Sakit Umum Daerah Negara, jumlah kematian

penduduk dalam tahun 2012 sebanyak 410 jiwa. Merujuk dari data tersebut

maka Angka Kematian Kasar ( CDR ) Kabupaten Jembrana mencapai 1,33 per

1.000penduduk.

2.6. Pembangunan di Bidang Ekonomi

Berkaitan pembangunan ekonomi diuraikan tentang Produk Domestik

Bruto (PDRB) PDRB) Kabupaten JembranaAtas dasar harga yang berlaku, Tahun

2012, Perkembangan PDRB petka[ita atas harga belaku dan PDRB perkapita atas

dasar harga konstan. PDRB tahun 2012 atas dasar harga berlaku menunjukkan

sektor Perdagangan Hotel dan Restoran menduduki kontribusi terbesar yaitu

sebanyak Rp; 1.157.322,27 disusul yang kedua adalah Sektor Pertanian sebanyak

Rp 1.056.917,33, dan paling kecil adalah sektor penggalian dengan kontribusi

sebesar Rp 22.581,55

Perkembangan PDRB perkapita atas dasar harga berlaku dan atas

dasar harga konstan tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mempelihtakan

kecendungan naik baik


18,000,000.00 16,431,107.89
16,000,000.00 13,742,703.73
atas dasar harga berlaku
14,000,000.00 11,282,672.90
12,000,000.00 14,739,912.09 maupun harga konstan.
12,678,719.17
10,000,000.00
8,000,000.00
6,434,879.01 6,878,460.70 Tahun 2008 PDRB
6,000,000.00
4,000,000.00 6,191,397.70 6,634,157.46 7,258,552.28 perkapita atas harga
2,000,000.00
0.00 berlaku Rp
2007 2008 2009 2010 2011 20 12 2013
PDRB Perkapita Harga Berlaku PDRB Harga Konstan 11.282.672.90 menjadi

Rp 16.431.107,09 tahun 2012; PDRB atas dasar harga konstan tahun 2008 Rp

6.191.397,70 menjadi Rp 7.258.552,28 tahun 2012.

2.7. Pembangunan di Bidang Infrastruktur

Listrik, secara umum pelayanan dan keterjangkauan listrik di Kabupaten

Jembrana sudahsampai masuk ke desa-desa terpencil. Penyebaran dan

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 32


pendistribusian aliranlistrik sudah dapat dirasakan oleh semua golongan

masyarakat. Penyaluran listrikdiupayakan ke depan akan terus ditingkatkan

melalui rancangan dan rencana pemerintahuntuk membuat dan menambah

gardu listrik di setiap kecamatan.Setiap tahun jumlah pelanggan listrik di

Kabupaten Jembrana mengalamipeningkatan, demikian pula dengan jumlah

daya tersambung. Jumlah pelanggan listrikdan daya tersambung tahun 2011 di

Kabupaten Jembrana adalah sebagai berikut:

Daya Listrik Terpasang

a. Listrik Regular

o Total pelanggan regular 33.056 pelanggan

o Total daya tersambung 35.455.450 VA

b. Listrik Prabayar

o Total pelanggan 12.538 pelanggan


o Total daya tersambung 15.549.250VA

Jaringan Listrik di Kabupaten Jembrana sebagai berikut :

o PLTG Pesanggaran = 162 MVA.


o PLTG Gilimanuk = 130 MVA.
o PLTGU Pemaron = 80 MVA.
o Gardu Induk = 13 Buah.
o Gardu Distribusi = 343 Buah

Air Bersih, Ketersediaan air diKabupaten Jembrana sampai saat ini

cukup berlimpah untuk memenuhi kebutuhanmasyarakat Jembrana. Namun

pemerintah tetap terus berupaya untuk mencari alternatiflain dalam pemenuhan

kebutuhan akan air bersih di masa yang akan datang. Seiringdengan

perkembangan dan jumlah penduduk yang terus bertambah dan

berkembang,pemerintah Kabupaten Jembrana membuat terobosan dengan

pengolahan air lautmenjadi air minum. Terobosan ini adalah antisipasi jangka

panjang pemerintah dalam menghadapi kemungkinan terjadinya krisis air di

masa yang akan datang.

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 33


Berbagai sumber air minum yang saat ini telah diusahakan oleh

pemerintah danmasyarakat Jembrana antara lain dengan memanfaatkan air

permukaan, Sumur bor


Sumber Air Minum
danmata air. Data dari
38
40 pelanggan PDAM
35 Kabupaten Jembrana
30
25 Tahun 2011 ,
20 jumlahpelanggan
15 6
10 3 sebanyak 18.873
5 rumah , pemakaian air
0
Air Sungai Sumur Bor Mata Air yang terjual 4.018.507

m3 , denganbeberapa

sumber air minum yang telah diusahakan adalah sebagai berikut: air sungai

sebanyak 6; sumur bor sebanyak 38 dan mata air sebanyak 3 untuk melayani

pelanggan.

Persampahan, Sumber utama timbunan sampah di kawasan perencanaan

yaitu sampah domestik(rumah tangga) dan sampah non domestik meliputi

sampah intitusional (sekolah, kantor,dan lain-lain), sampah komersial (pasar,

toko, dan lain-lain), sampah aktivitas perkotaan (penyapuan jalan,lapangan, dan

lain-lain), sampah klinik, sampah industri, sampah konstruksi, dan lain

sebagainya.Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Negara dikelola langsung

oleh masyarakatsecara perorangan atau berkelompok. Secara perorangan

sampahnya dikelola dengan

cara membakar, menanam, ataupun mengupah seseorang dengan

peralatan angkutnyauntuk membuang sampah ke tempat penimbunan sampah

yang telah disediakan.

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 34


Untuk kebutuhan pengelolaan sampah, Kantor Lingkungan Hidup

KebersihanPertamanan Kab. Jembrana memiliki alat berat berupa buldoser

sebanyak 1 (satu) unit,Trek Loader sebanyak 1 (satu) serta armada truk yang

terdiri dari Truk Arm Rool sebanyak6 (enam) unit, Truk Dum sebanyak 6 (enam)

unit dan gerobak sebanyak 16 (enam belas)buah. Jumlah sampah yang ditangani

dalam sehari yaitu sampah organik sejumlah 3.375m dan sampah anorganik

1.125 m. Volume total produksi sampah sehari di TPA berkisarantara 6-7 ton.

Pos dan Telekomunikasi, pengembangkan infrastruktur Pos dan

Telekomunikasi, Pemkab Jembrana telah berupaya untuk membangun kerja

sama yang sangat baik dengan investor yang ingin menanamkan modalnya

untuk pembangunan Jembrana. Salah satuupaya serius pemerintah Kabupaten

Jembrana adalah dengan mempermudah sertamempercepat proses pengurusan

ijin bagi kepentingan dunia usaha. Disamping itu jugaada beberapa rancangan

yang telah dipersiapkan dan bahkan dilakukan oleh pemerintah antara lain:

o Penyediaan kantor pos dan kantor telepon pada setiap kecamatan.


o Pengembangan rumah pos dan telepon umum.
o Pengembangan BTS untuk penguatan sinyal telepon seluler.
o Pengembangan infrastruktur Jimbarwana Network untuk peningkatan Aplikasi

EGovernment.
o Pengembangan jaringan Backbone dan jaringan distribusi untuk desa-desa

dan Sekolah Dasar yang belum terjangkau secara langsung.

Dengan adanya daya saing perusahaan pemerintah (Telkom) dengan

beberapaperusahaan penyedia jasa telekomunikasi (Provider) jaringan telepon

genggam,pelanggan telepon khususnya untuk kebutuhan rumah tangga

mengalami fluktuasikendati telepon genggam relatif lebih mahal daripada

telepon konvensional. Namundengan kelebihannya, yaitu dapat digunakan

secara mobile telepon genggam saat inilebih diminati oleh masyarakat

dibuktikan dengan banyaknya Tower/ MenaraTelekomunikasi Seluler.

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 35


Berdasarkan Data dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika

Kab. Jembrana, sampai saat ini di Wilayah Kabupaten Jembrana terdapat 4 unit

Tower/Menara Telekomunikasi Sellular, 15 unit Media Surat Kabar, 8 Unit

Radio.

Transportasi, sistem transportasi Kabupaten Jembrana melayani dua pola

pergerakan yaitu pergerakan regional dan pergerakan antar wilayah di dalam

Kabupaten Jembrana sendiri. Pola pergerakan regional terjadi karena posisi

Kabupaten Jembrana berada di pintumasuk ke Pulau Bali dari Pulau Jawa yaitu

melalui Pelabuhan Gilimanuk. Sedangkan pola pergerakan antar wilayah di

dalam Kabupaten merupakan pergerakan antar desa, antaradesa dan antar kota

kecamatan, antar wilayah kecamatan dan antara kecamatan dengan ibukota

kabupaten. Sistem transportasi yang berada di Kabupaten Jembrana tersebut

meliputi transportasi jalan raya

dan transportasi laut.

Prasarana jaringan jalan

yang ada di Kabupaten

Jembrana kondisinya cukup

baik terutama dalam

menunjang pola pergerakan

barang dan orang, sehingga

mampu menunjang kegiatan perekonomian masyarakat dan daerah.

Berdasarkan data pada Dinas PU Bina Marga Kab. Jembrana, Panjang Jalan di di

Kabupaten Jembrana adalah 1.043,213

Km, yang terdiri dari Jalan Nasional

71,320 Km, 30,870 Km jalan Nasional dan

941,023 Km jalan kabupaten.

Untuk jalan kabupaten dari total

panjang jalan 941,023 Km dibedakan

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 36


menurut perkerasan jalannya dengan panjang jalan yaitu; jalan aspal sepanjang

265,485 Km, jalan lapen 575,789 Km dan jalan krokol 99,749 Km.

Terdapat 2 (dua) terminal di Kabupaten Jembrana yaitu Terminal

Penumpang Gilimanuk dan Terminal Penumpang Negara, Terminal Barang di

Kabupaten Jembrana hanya terdapat satu buah terminal barang yang terdapat di

Kecamatan Jembrana dengan kapasitas 40 unit kendaraan.

Jaringan transportasi laut memiliki potensi yang besar dalam

pengembangan wilayah. Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah yang mendukung

Pusat Kegiatan Nasional, Kabupaten Jembrana dilengkapi oleh pelabuhan

penyeberangan Gilimanuk, yang melayani penyeberangan orang dan barang

antar pulau, dan distribusi ekspor dan impor, serta pelabuhan perikanan di

Pengambengan.

asional Pelabuhan penyeberangan

Gilimanuk dilengkapi dengan fasilitas

seperti dermaga 2 buah, dengan kapasitas

sandar masing-masing 1 buah kapal.

Tempat parkir7.600 m. Jumlah kapal

beroperasi sebanyak 25 unit. Waktu tempuh Gilimanuk-Ketapang 30 menit dan

waktu sandar 30 menit. Perhatian dalam pengembangan jaringan transportasi

laut di Kabupaten Jembrana terfokus pada pelabuhan Gilimanuk, sebagai

simpul jaringan transportasi Jawa-Bali, dalam pelayanannya yang mendukung

kegiatan perekonomian terutama di sektor pariwisata di Pulau Bali.

(Km) Sumberdaya perikanan yang terdapat di

sepanjang pantai selatan Kabupaten Jembrana

terkolektif pada satu pelabuhan perikanan di

Pengambengan Kecamatan Negara. Pengembangan

pelabuhan perikanan tersebut memberikan

kontribusi yang cukup baik dalam perekonomian

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 37


Kabupaten Jembrana. Hasil penangkapan ikan laut rata-rata sebanyak 56.947

ton/thn, menggunakan perahu kapal motor sebanyak 1.568 unit dan 312 perahu

tanpa motor. Diperlukan jaringan transportasi laut maupun darat yang baik

untuk distribusi sumber daya perikanan di KabupatenviJembrana.nsPelabuhan

ini dirancang terutama untuk melayani kapal perikanan berukuran 15-16 GT

dengan kapasitas 75 kapal atau 2.250 GT sekaligus. Dengan panjang dermaga

150 m, kedalaman kolam 2 m dan fasilitas tambat-labuh untuk kapal

berukuran 30 GT, pelabuhan tersebut juga melayani kapal ikan yang beroperasi

di perairan ZEEI dan perairan nasional.

2.8. Kelestarian Hidup

Luas lahan kawasan non budidaya di

Kabupaten Jembrana adalah sebesar 41.307,27 Ha

yang merupakan kawasan hutan lindung, hutan

konservasi (Tanam Nasional Bali Barat), Hutan

Produksi Terbatas dan Hutan Produksi Tetap.

Kawasan Hutan di Kabupaten Jembrana berada

pada kelompok Hutan Yeh Leh Yeh Lebah (RTK 12) seluas 2.813,00 Ha dan

Kelompok Hutan Bali Barat (RTK 19) seluas 38.494,27 Ha. Luas Kawasan Hutan

di Kabupaten Jembrana adalah 41.307,27 Ha atau 7, 48 % dari Luas Pulau Bali;

atau 31,61 % dari luas Kawasan Hutan Pulau Bali; atau 4d9,07 % dari luas

daratan Kabupaten Jembrana dengan rincian di Tabel 2.10

Tabel 2.10 Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Jembrana menurut fungsinya


No. Jenis Fungsi Hutan Luas (Ha) Persentase (%)
1. Hutan Fungsi Lindung 33.240,27 80,471
2. Hutan Produksi Terbatas 2.610,20 6,319
3. Hutan Produksi Tetap 383,10 0,927
4. Hutan Konservasi/TNBB 5.073,70 12,283
Jumlah 41.307,27 100
Sum ber : Sub BIPHUT Singaraja

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 38


Potensi hutan rakyat (tanaman

kayuan di areal milik masyarakat) di

Kabupaten Jembrana adalah potensi yang

dapat dikembangkan untuk

menambah kesejahteraan sekaligus

menjagalingkungan (terutama dengan

penutupan lahan) sehingga penggunaannya dapat dipergunakan untuk

menambah pendapatan. Berbagai program yang paling baru diantaranya adalah

Program GERHAN di luar kawasan hutan.

Kabupaten Jembrana berdasarkan lapangan usaha berdasarkan harga

yang belaku, menunjukkan bahwa Sektor Perdagangan Hotel & Restauran

memberikan kontribusi paling besar, kedua Pertanian, ketiga jasa-jasa.

Kontribusi PDRB paling kecil adalah sektor penggalian.,

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 39


BAB III
EVALUASI PELAKSANAAN MDGs

Evaluasi Kinerja MDGs Pemkab Jembrana, dilakukan atas pengumpulan data

dan informasi, terhadap Pencapaian Tujuan MDGs Pemerintah Kabupaten Jembrana.

Evaluasi berdasarkan 8 Tujuan MDGS, yang masing-masing diuraikan sebagai

berikut.

3.1. MDGs-1 : Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidak

mampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti

makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan

kesehatan.

Pengentasan kemiskinan merupakan masalah yang sangat kompleks dan

mempunyai dimensi tantangan lokal, nasional, maupun global. Upaya

mengatasi masalah kemiskinan karenanya tak bisa dilepaskan dari strategi

nasional untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di suatu negara.

Upaya ini juga perlu diharmonisasikan dengan kebijakan-kebijakan yang ada di

tingkat internasional guna menjawab tantangan globalisasi. Indonesia Sebagai

salah satu negara yang ikut menandatangani Deklarasi Millenium Development

Goals (MDGs), mempunyai komitment untuk melaksanakan program-program

MDGs sebagai bagian yang tak terpisahkan dari program-program

pembangunan nasional baik jangka pendek, menengah, dan panjang. Termasuk

dalam hal ini program pengentasan kemiskinan.

Terdapat 14 (empat belas) kriteria keluarga Miskin yang dikeluarkan BPS

yaitu sebagai berikut.

1) Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 40


2) Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu

murahan.

3) Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas

rendah/tembok tanpa diplester.

4) Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah

tangga lain.

5) Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.

6) Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air

hujan.

7) Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak

tanah.

8) Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu.

9) Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.

10) Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.

11) Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik.

12) Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas

lahan 0, 5 ha. Buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan,

atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600.000 per bulan.

13) Pendidikan tertinggi kepala kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak

tamat SD/hanya SD.

14) Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp

500.000, seperti: sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal

motor, atau barang modal lainnya.

Bali sebagai salah satu Provinsi di Indonesia, dan Jembrana sebagai salah

satu Kabupaten di Provinsi Bali, sudah tentu wajib mempunyai komitment yang

sama yaitu melaksanakan program-program MDGs termasuk dalam hal

pengentasan kemiskinan. Berbicara kemiskinan adalah bersifat multisektoral

yang menyangkut sektor kehidupan masyarakat seperti kesehatan, pendidikan,


Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 41
ketenagakerjaan. Salah satu indikator kesehatan adalah harapan hidup. Angka

Harapan Hidup di Kabupaten Jembrana dari tahun 2007 2012 adalah terus

meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 Angka Harapan Hidup adalah

sebesar 71,65 dan setiap tahun semakin meningkat pada tahun 2012 Angka

Harapan Hidup menjadi 71,80. Angka harapan hidup menunjukkan tinggi

rendahnya kondisi kesehatan masyarakat suatu daerah.

Tabel 3.1 : Target dan Indikator MDGs-1, Menanggulangi Kemiskinan dan


Kelaparan
Target Indikator Target
a Persentase penduduk dengan pendapatan di
bawah US$1 (PPP) per hari
Menurunkan proporsi
b Persentase penduduk dengan tingkat
penduduk yang tingkat
konsumsi di bawah garis kemiskinan nasional.
pendapatannya di bawah
c Persentase anak-anak berusia di bawah 5 tahun
US$1 per hari menjadi
setengahnya dalam kurun yang mengalami gizi kurang (moderate
underweight).
waktu 1990-2015
d Persentase anak-anak berusia di bawah 5 tahun
yang mengalami gizi kurang (moderate
underweight).

Capaian Kinerja Kab. Jembrana berkaitan dengan MDGs-1,

Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Tahun 2009 -2013 disajikan pada

Tabel 3.2

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 42


Tabel 3.2. Capaian Kinerja MDGs-1, Menanggulangi Kemiskinan dan
Kelaparan Kabupaten Jembrana Tahun 2009 - 2013

Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Bali, 2014

Berdasarkan data pada Tabel 4.2, menunjukkan bahwa Persentase

penduduk dengan pendapatan di bawah US$1 (PPP) per hari tahun 2009, 2010,

2011 dan 2013 masing-masing adalah 6,8%, 8,11%. 7,1%, dan 6,85%. Terjadi

penurunan dari monitoring tahun 2005 2007 yaitu 8,17%, 8,15% dan, 6,50%.

Target MDGs di tahun 2015 adalah 10%, hal ini berarti sudah Kabupaten

Jembrana sudah mencapai target MDGs, dan perlu dipertahankan.

Angka persentase penduduk dengan tingkat konsumsi di bawah garis


kemiskinan nasional, dari tahun 2009,2010, 2011, 2013 adalah masing-masing :
3,8%, 5,7% ,6, 1 %, dan 5,85%. Terjadi penurunan dari monitoring Tahun 2005
2007 : yaitu 9,15%, 8,15% dan, 6,50%. Target MDGs di Tahun 2015 adalah 7,5
%, maka kondisi Kabupaten Jembrana sudah mencapai target, dan perlu
dipertahankan.

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 43


Persentase anak-anak berusia di bawah 5 tahun yang mengalami
gizi buruk (severe underweight), periode tahun 2009, 2010, 2011 dan 2013, yaitu
0,0024, 0,005, 0,015, dan 0,0015. Kondisi ini mengalami penurunan yang
signifikan bila dibandingkan monitoring tahun 2005 -2007, dengan rata-rata
sebesar 0,30 %. Bila dibandingkan dengan target MDGs di tahun 2015 adalah
3,6%. Capaian Kabupaten Jembrana jauh lebih baik dan perlu dipertahankan.
Hal ini menunjukkan sudah semakin membaik kondisi gisi anak-anak balita
sebagai generasi penerus bangsa.
Persentase anak-anak berusia di bawah 5 tahun yang mengalami gizi
kurang (moderate underweight), periode tahun 2009, 2010, 2011, dan 2013 adalah :
3,67, 2,34, 3,04, dan 2,75. Kondisi ini lebih baik dibandingkan periode
monitoring sebelumnya pada tahun 2005 -2007, rata-rata sebesar 5,08 %. Target
MDGs tahun 2015 11,9%. Capaian Kabupaten Jembrana jauh lebih baik. Hal ini
menunjukkan sudah semakin tercukupi kondisi gisi anak-anak balita sebagai
generasi penerus bangsa.

3.2. MDGS-2 : Pendidikan Dasar untuk Semua

Pendidikan dasar untuk semua adalah hal yang penting

demi pencapaian Tujuan MDGs. Tujuan utama dari

pendidikan dasar untuk semua ini adalah memberantas

buta huruf (melek aksara). Ini adalah dasar penting

bagi pengetahuan yang lebih luas dan pengetahuan

yang luas adalah modal utama demi terbentuknya

kecakapan masyarakat dalam meningkatkan

kesejahteraan dirinya sendiri.

Melek aksara adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, mengerti,

menerjemahkan, membuat, mengkomunikasikan dan mengolah isi dari

rangkaian teks yang terdapat pada bahan-bahan cetak dan tulisan yang

berkaitan dengan berbagai situasi. Melek aksara (juga disebut dengan melek

huruf) adalah kemampuan membaca dan menulis. Biasanya, tingkat melek

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 44


aksara dihitung dari persentase populasi dewasa yang bisa menulis dan

membaca.

Melek aksara juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan bahasa dan menggunakannya untuk mengerti sebuah bacaan,

mendengarkan perkataan, mengungkapkannya dalam bentuk tulisan, dan

berbicara. Dalam perkembangan modern kata ini diartikan sebagai kemampuan

untuk membaca dan menulis pada tingkat yang baik untuk berkomunikasi

dengan orang lain, atau dalam taraf bahwa seseorang dapat menyampaikan

idenya dalam masyarakat yang mampu baca-tulis, sehingga dapat menjadi

bagian dari masyarakat tersebut.

Kemampuan baca-tulis dianggap penting

karena melibatkan pembelajaran berkelanjutan

oleh seseorang sehingga orang tersebut dapat

mencapai tujuannya, dimana hal ini berkaitan

langsung bagaimana seseorang mendapatkan

pengetahuan, menggali potensinya, dan berpartisipasi penuh dalam masyarakat

yang lebih luas.

Melek huruf dan pendidikan adalah pintu strategis untuk pengentasan

kemiskinan, maka Pemerintah Kabupaten Jembrana mulai tahun 2006, telah

menyikapi hal ini dengan Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 10

tahun 2006 Tentang Subsidi Biaya Pendidikan Pada TK, SD, SMP, SMA dan SMK

Negeri di Kabupaten Jembrana dan Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana

Nomor 15 Tahun 2006 Tetang Rintisan Wajib Belajar 12 tahun.

Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 10 tahun 2006 berfungsi

untuk pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan pada TK,SD, SMP,

SMA dan SMK Negeri dan bertujuan untuk membantu meringankan beban

orang tua/wali murid pada TK, SD, SMP, SMA dan SMK Negeri. Point penting

dari Peraturan Daerah ini meliputi :

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 45


1) Kebijakan Pemerintah Daerah untuk memberikan subsidi dalam hal

pembiayaan segala macam kebutuhan pokok pendidikan paling rendah 10%

(sepuluh prosen) dan paling tinggi 20% (duapuluh prosen) dari totalitas

anggaran pendidikan di luar belanja pegawai.

2) Dibukanya ruang kontribusi bagi masyarakat, orang tua/wali murid untuk

berkesempatan seluas-luasnya ikut serta membiayai pendidikan dengan

memberikan sumbangan sukarela tanpa mengikat melalui komite sekolah

masing-masing.

Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor

15 Tahun 2006 untuk wajib pendidikan yang

berlaku di Kabupaten Jembrana adalah 12 Tahun

mulai dari pendidikan Pra Sekolah yaitu Taman

Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD/Mi),

SLTP/MTs, SMU/Ma. Berdasarkan dua Peraturan

daerah Pemkab Jembrana mulai tahun 2006 telah memberikan kesempatan

untuk mengenyam pendidikan yang seluas-luasnya bagi setiap warga

masyarakat di Kabupaten Jembrana melalui :

1) Pembebasan SPP, mulai dari tingkat TK, SD, SMP, dan SMA bagi seluruh

sekolah negeri yang ada (Pendidikan Gratis).

2) Memberikan Bea Siswa bagi yang menempuh pendidikan pada lembaga

atau sekolah swasta, dari SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi Negeri.

3) Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, untuk meningkatkan

kualitas belajar dan mengajar bagi anak didik dan guru. Peningkatan

kualitas sarana pendidikan ini, melalui Block Grant atau pola yang

mengedepankan partisipasi masyarakat, melalui Komite Sekolah yang ada.

Pemerintah memfasilitasi dan memberikan bantuan berupa dana atau

material dengan pola block grant dan bukan diproyekkan. Tujuannya

adalah untuk memberikan ruang partisipasi kepada masyarakat

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 46


pendidikan itu sendiri, juga bertujuan untuk melakukan efesiensi dan

pemanfaatan dana yang lebih optimal, dengan sasaran akhir yang lebih

maksimal.

4) Peningkatan SDM Pendidik, dengan memberikan kesempatan yang seluas-

luasnya bagi para guru dan pendidik, untuk mengikuti jenjang pendidikan

yang lebih tinggi, yakni melalui program D-3, S-1, dan S-2, dengan

tanggungan pembiayaan yang dibantu oleh Pemerintah sebesar 50%.

5) Meningkatkan kualitas proses belajar dan mengajar disekolah, dengan

langkah memberikan insentif bulanan kepada guru maupun pendidik

dengan tambahan Rp.5.000./jam mengajar, serta bonus sebesar Rp. 1 juta

untuk setiap tahunnya.

Walaupun Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 15 Tahun 2006

saat ini implementasinya tidak lagi menjadi urusan Pemkab Jembrana, karena

adanya Peraturan yang bersifat nasional, namun dampak dari Peraturan Daerah

tersebut sangat kelihatan, khususnya berkaitan dengan Target dan Indikator

MDGs-2, Pendidikan Dasar untuk Semua.

Tabel 3.3 : Target dan Indikator MDGs-2, Pendidikan Dasar untuk Semua

Target Indikator Target


a Angka melek huruf usia 15-24 tahun
b Angka partisipasi murni (APM) sekolah dasar/
Menjamin pada tahun 2015, madrasah ibtidaiyah (7-12 tahun).
semua anak, di manapun, c Angka partisipasi murni (APM), sekolah
laki-laki maupun menengah pertama/ madrasah tsanawiyah
perempuan, dapat (13-15 tahun).
menyelesaikan pendidikan d Angka Partisipasi Murni (APM)
dasar SMA/SMK/MA
Prosentase guru yang memenuhi kualifikasi S1
h
/ D-IV

Angka Partisipasi Murni (APM) didefinisikan sebagai perbandingan

antara jumlah siswa kelompok usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu

dengan penduduk usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase.
Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 47
Indikator APM ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah

yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan yang sesuai. Semakin tinggi

APM berarti banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah pada

tingkat pendidikan tertentu.

Kualifikasi Guru yang memenuhi kualifikasi Sarjana (S1) juga

merupakan indikator kinerja pembangunan dibidang pendidikan sesuai MDGs.

Pendidikan tinggi atau Sarjana (S1) merupakan ukuran kompetensi seorang

Guru, dan diharapkan menghasilkan SDM yang berkualitas Peningkatan

prosentase guru yang memenuhi kualifikasi sarjana terus menerus mengalami

peningkatan yang sangat berarti. Ini berarti bahwa dalam waktu yang cukup

cepat, guru-guru di Jembrana seluruhnya minimal adalah sarjana.

Capaian Kinerja MDGs-2, Pendidikan Dasar Untuk Semuanya Tahun

2009 2013 disajikan pada Tabel 3.4


Tabel 3.4: Capaian Kinerja Pendidikan Dasar Untuk Semua Kabupaten Jembrana
Tahun 2009 2013

Sumber : Profile Jembrana Tahun 2013, Dinas Pendidikan, Pemuda Olah


Raga, Kebudayaan dan pariwisata Pemkab Jembrana, Tahun 2014

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 48


Berdasarkan Tabel 3.4, menunjukkan bahwa capaian indikator kinerja

tentang angka melek huruf, dalam tahun 2009, 2010, 2011, dan 2013

menunjukkan kenaikan. Bila dibandikan dengan angka melek huruf tahun 2005

2007 pernah diteliti masing-masing menunjukkan : 87,90%; 99,67%; dan

99,70%; terlihat untuk kurun waktu tahun 2013 mencapai 100%. Hal ini berarti

Kabupaten Jembrana sudah mencapai target MDGS 100% (sesuai target MDGs.

Angka Partisipasi Murni (APM) periode tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012

menunjukkan untuk Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah

Menengah Atas kecenrungan meningkat. APM 2006 2007, yang pernah diteliti

masing-masing menunjukkan untuk Sekolah Dasar 92,63%, 99,67%, dan 96%;

untuk Sekolah menengah Pertama 88,33%, 88,50% dan 88,33%; serta untuk

Sekolah Menengah Atas adalah 72,23%, 66,25% dan 72,23%. Berdasarkan

kondisi tersebut untuk periode 2009-2011 kinerja APM rata-rata mengalami

peningkatan dibandingkan tahun 2005-2007. Bila dibandingkan dengan Target

MDGs tahun 2015 adalah 100%, Kabupaten Jembrana harus kerja keras untuk

mewujudkan target capaian MDGs .

Peningkatan prosentase guru yang memenuhi kualifikasi sarjana rata-rata

89%, mengalami peningkatan yang sangat berarti. Ini berarti bahwa dalam

waktu yang cukup cepat, guru-guru di Jembrana seluruhnya minimal adalah

sarjana. Bila dibandingkan dengan periode 2005-2007 dengan prosentase

masing-masing 43,44%, 50,30% dan 55,97%; kondisi saat ini menunjukkan

peningkatan yang signifikan. Dengan kecenderungan peningkatan mencapai

kondisi saat ini, yakin bahwa sebelum tahun 2015, 100% guru berkualifikasi

minimal S1 (sesuai target MDGs).

Selain Angka melek huruf dan APM, keberhasilan pendidikan juga bisa

dilihat dari Angka Partisipasi Kasar (APK). Angka Partisipasi Kasar (APK)

didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid pada jenjang

pendidikan tertentu (SD, SLTP, SLTA dan sebagainya) dengan penduduk

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 49


kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Hasil

perhitungan APK ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak yang

bersekolah di suatu jenjang pendidikan tertentu pada wilayah tertentu. Semakin

tinggi APK berarti semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu

jenjang pendidikan pada suatu wilayah. Nilai APK bisa lebih besar dari 100 %

karena terdapat murid yang berusia di luar usia resmi sekolah, terletak di

daerah kota, atau terletak pada daerah perbatasan. APK Kabupaten Jembrana

pada tahun 2009 -2011 disajikan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Angka Partisipasi Kasar (APK) Kab. Jembrana Tahun 2009 - 2013

Sumber : Profil Jembrana Tahun 2013

Berdasarkan Gambar 3.1, dapat diuraikan APK Kabupaten Jembrana dari

tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah

Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah menengah Atas (SMA) memperlihatkan

relatif mengalami peningkatan. Kondisi ini memperlihatkan juga keberhasilan

pendidikan di Kabupaten Jembrana yang semakin baik.

3.3. MDGs-3 : Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Salah satu indikator program MDGs adalah

kesetaraan gender, yang penekanannya pada kesetaraan

dalam memperoleh pendidikan. Sangat wajar ditekankan

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 50


pada kesetaraan memperoleh pendidikan karena pendidikan merupakan salah

satu ukuran kwlitas sumber daya manusia sebagai salah satu unsur

pembangunan. Mengingat penduduk baik Bali maupun indonesia setengah

lebih adalah perempuan, itu berarti apabila kualitas sumber daya manusia

perempuan terjadi ketimpangan, tidak disetarakan dengan laki-laki, maka

kemungkinan kesetaraan dalam berbagai bidang pembangunan terjadi

ketimpangan. Perempuan Bali memiliki etos kerja tinggi yang tidak kalah

dengan etos kerja laki-laki, maka program kesetaraan gender dalam program

MDGs sangat mendukung kondisi perempuan Bali.

Sebagai tolok ukur kesetaraan gender dalam program ini adalah

tercapainya kesetaraan pendidikan bagi anak perempuan yang diukur dari

Angka Partisipasi Murni (APM) di setiap jenjang pendidkan, melek huruf,

keterlibatan perempuan pada setiap bidang pekerjaan, secara detail Target dan

Indikator MDGs-3, Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan disajikan

pada Tabel 3.5

Tabel 3.5 : Target dan Indikator MDGs-3, Kesetaraan Gender dan


Pemberdayaan Perempuan
Target Indikator Target
Rasio anak perempuan terhadap anak laki-laki di tingkat
Menghilangkan a pendidikan dasar, lanjutan dan tinggi, yang diukur melalui angka
ketimpangan gender partisipasi murni anak perempuan terhadap anak laki-laki.
di tingkat pendidikan Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki usia 15-24
b
dasar dan lanjutan tahun, yang diukur melalui angka melek huruf.
pada tahun 2005, dan c Partisipasi perempuan di Eksekutif Pemerintah
di semua jenjang d Partisipasi perempuan di Legislatif DPRD
e Partisipasi perempuan di Yudikatif
pendidikan tidak
f Partisipasi angkatan kerja perempuan di sektor non pertanian
lebih dari tahun 2015

Capaian kinerja Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Kabupaten Jembrana Tahun 2009 2013 disajikan pada Tabel 3.6. Berdasarkan

data Tabel 3.6, dapat diuraikan bahwa capaian kinerja MDGs dalam bidang

Kinerja Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, dalam 3 tahun

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 51


terakhir (2009-2013) adalah sebagai berikut: ratio anak perempuan terhadap

anaklaki-laki yang diukur melalui angka partisipasi murni anak perempuan

terhadap anak laki-laki di tingkat pendidikan dasar sedikit lebih tinggi dari

APM Bali sementara di jenjang pendidikan SMP,SMA, dan PT masih dibawah

Bali, namun bila dibandingkan Indonesia untuk jenjang pendidikan SMP berada

sedikit lebih tinggi. Secara umum dapat dikatakan bahwa perlu kerja keras

untuk meningkatkan APM perempuan terhadap laki-laki terutama di jenjang

pendidkan yang lebih tinggi, seperti di tingkat perguruan tinggi yang hanya

5,56 di tahun 2011, masih jauh dibawah Bali mencapai 14,31%. Target MDGs

100% di tahun 2015.

Tabel 3.6. Capaian Kinerja MDGs-3, Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan


Perempuan Kabupaten Jemrana Tahun 2009 2013

Sumber : Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten


Jembrana Tahun 2013

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 52


Budaya kita di Bali yang menganut budaya patrilinear yaitu lebih

mengutamakan anak laki-laki untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi

seandainya ekonomi rumahtangga kurang memungkinkan, bisa juga karena

sekolah negeri adanya di kota apalagi sampai pada tingkat perguruan tinggi

yang di Kabupaten Jembrana tidak ada, sehingga harus keluar daerah seperti ke

Denpasar atau keluar Bali. Anak perempuan sampai bisa di sekolahkan keluar

daerah sudah tentu dengan banyak pertimbangan, walaupun di jaman sekarang

sudah terjadi pergeseran, tidak ada lagi diskriminasi terhadap anak baik laki-

laki maupun perempuan untuk memperoleh pendidikan. Hal-hal tersebut dapat

menjadi penyebab APM perempuan terhadap laki-laki pada jenjang pendidikan

yang lebih tinggi di Kabupaten Jembrana masih rendah.

Berdasarkan ratio melek huruf perempuan terhadap laki-laki selama

periode 2009, 2010, 2011, dan 2013 adalah masing-masing 94,16%, 95,09%,

89,34%, dan 98,32%. Bila dibandingkan dengan Target MDGs tahun 2015 adalah

100%, kondisi Jembrana memiliki capaian kinerja yang hampir tercapai.

Perlunya meningkatkan program pembrantasan buta huruf bagi perempuan,

karena jika perempuan yang melek huruf semakin tinggi, maka dapat membuka

peluang memperoleh wawasan pengetahuan yang lebih luas sehingga

diharapkan mampu mendidik putra-putrinya menjadi generasi penerus bangsa

yang lebih berkualitas.

Target mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di

Kabupaten Jembrana khususnya sudah mencapai kemajuan yang ditunjukkan makin

membaiknya rasio angka partisipasi murni (APM) dan melek huruf perempuan

terhadap laki-laki. Namun, diskriminasi antara perempuan dan laki-laki masih tetap

ada dan terjadi terutama dalam hal keikut sertaan perempuan dalam posisi

manajemen di lembaga eksekutif, legislative dan yudikatif seperti yang disajikan pada

Tabel 4.4 masih sangat rendah.

3.4. MDGs-4 : Menurunkan Angka Kematian Anak

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 53


Sejak tahum 1990 program kesehatan Indonesia

telah difokuskan pada penurunan angka kematian bayi

dan anak yang masih tinggi. Angka kematian bayi dan

anak penting dilakukan untuk tujuan: (1) mengevaluasi

kemajuan program kesehatan; (2) memonitor situasi kependudukan terkini; (3)

sebagai input dalam pembuatan proyeksi penduduk; dan (4) digunakan untuk

mengidentifikasi kelompok penduduk yang mempunyai risiko kematian

tertinggi (SDKI Provinsi Bali, 2007).

Ukuran angka kematian yang akan digunakan untuk mengukur angka

kematian anak di Kabupaten Jembrana antara lain Angka Kematian Bayi (AKB)

dan Angka Kematian Balita (AKABA). Infant Mortality Rate atau Angka

Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum

mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun

yang sama. Sedangkan yang dimaksud dengan AKABA adalah jumlah anak

(termasuk bayi) yang meninggal sebelum mencapai umur 5 tahun per 1.000

Kelahiran Hidup. Secara rinci Target dan Indikator MDGs-4, Menurunkan

Angka Kematian Anak disajikan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 : Target dan Indikator MDGs-4, Menurunkan Angka Kematian


Anak
Target Indikator Target
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000
a
Menurunkan Angka kelahiran hidup
Kematian Balita sebesar dua- Angka Kematian Balita (AKBA ) per 1000
b
pertiganya dalam kurun kelahiran hidup
waktu 1990 2015 Anak usia 12-23 bulan yang diimunisasi
c
campak

Capaian Kinerja Angka Kematian Bayi di Kabupaten Jembrana Tahun

2009- 2013 di sajikan pada Tabel 3.8

Tabel 3.8 : Capaian Kinerja MDGs-3, Menurunkan Angka Kematian Anak


Kabupaten Jembrana Tahun 2009 2013

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 54


Sumber : Profil Kabupaten Jembrana Tahun 2013 dan Dinas Kesehatan Pemkab Jembrana,
Tahun 2013

Berdasarkan Tabel 3.8, dapat diuraikan bahwa capaian kinerja Angka

Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Jembrana tahun 2009, 2010, 2011, dan 2013

yang dilihat dari Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup adalah

masing-masing : 10,65%, 9,56%, dan 14,08%; 14,08% atau dengan rata-rata

12,09%. Capaian kinerja AKB pada periode ini terjadi sedikit dibandingkan

dengan dengan periode monitoring tahun sebelumnya (2005-2007) rata-rata

sebesar 11,19%. Dibandingkan dengan capaian MDGs di tahun 2015 adalah 19%,

maka kondisi Jembrana sudah mencapai target MDGs .

Capaian kinerja Angka Kematian Balita (AKBA) di Kabupaten Jembrana

tahun 2009 -2011 per 1000 kelahiran hidup adalah masing-masing : 8,64%,

11,75%, 10,6%, atau dengan rata-rata 11,38%. Capaian kinerja AKB pada

periode ini mengalami peningkatan yang berarti dibandingkan dengan dengan

periode monitoring tahun sebelumnya (2005-2007) rata-rata sebesar 14,15%. Bila

AKBA Jembrana dibandingkan dengan AKBA Provinsi Bali Tahun 2010 sebesar

43,50%, maka kondisi Jembrana jacapaian MDGs di tahun 2015 adalah 32%,

maka kondisi Pemkab Jembrana sudah jauh melampaui capaian. (Tabel 3.8).

Trend yang sama juga nampak pada cakupan pemberian imunisasi

campak pada bayi, dimana proporsi bayi yang telah memperoleh imunisasi
Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 55
campak di Kabupaten Jembrana dari tahun 2009 sampai tahun 2013 mengalami

peningkatan yaitu dari 92,82% sampai menjadi 94,45% : dengan rata-rata

93,79%. Kondisi ini sudah mencapai capaian MDGs dengan mengalami

peningkatan.

3.5. MDGs-5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah

satu indikator untuk melihat derajat kesehatan

perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah

satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu

tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai

sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai resiko jumlah kematian ibu.

Maternal Mortility Rate (MMR) atau Angka Kematian Ibu (AKI)

menunjukkan jumlah kematian ibu pada setiap 100.000 kelahiran hidup.

Angka Kematian Ibu ini dipergunakan untuk menggambarkan status gizi dan

kesehatan ibu, keadaan sosial ekonomi, kondisi kesehatan lingkungan serta

fasilitas dan tingkat pelayanan prenatal.

Target dan Indikator MDGs-5, Meningkatkan Kesehatan Ibu, disajikan

pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9 : Target dan Indikator MDGs-5, Meningkatkan Kesehatan Ibu

Target Indikator Target


Angka kematian ibu melahirkan (AKI) per 100.000
a
Menurunkan angka kelahiran hidup
kematian ibu b Proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga medis
sebesar tiga- c Prosentase penggunaan kontrasepsi pasangan menikah
perempatnya dalam Proporsi wanita 15-49 tahun berstatus kawin yang zedang
d
kurun waktu 1990 - menggunakan atau memakai alat keluarga berencana
2015 Jumlah rata-rata kunjungan pemeriksaan ibu hamil ke RS,
e
Puskesmas, Dokter/Bidan Keluarga

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 56


Capaian Kinerja Pembangunan MDGs yang berkaitan dengan

Meningkatkan Kesehatan Ibu di Kabupaten Jembrana periode tahun 2009-2013

disajikan pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10 : Capaian Kinerja MDGs-5, Meningkatkan Kesehatan Ibu di

Kabupaten Jembrana Tahun 2009 2013

Sumber : Profil Kabupaten Jembrana Tahun 2013 dan Dinas Kesehatan pemkab Jembrana, tahun
2013

Secara umum, dari keempat indikator peningkatan kesehatan ibu di

Kabupaten Jembrana (Tabel 3.10) seluruhnya menunjukkan angka yang

membaik/meningkat. Bahkan untuk data AKI, Kabupaten Jembrana

menunjukkan prestasi yang luar biasa dengan mampu menekan angka kematian

ibu hingga 4 kasus pada tahun 2010- 2013.

Prestasi lainnya juga nampak pada data proporsi kelahiran yang ditolong

oleh tenaga medis. Pada tahun 2009- 2013, Kabupaten Jembrana telah berhasil

memenuhi target MDGs, dimana setiap persalinan yang terjadi di Kabupaten

Jembrana 98,05% telah dibantu oleh tenaga medis yang profesional.

Kesehatan ibu hamil bisa jadi menjadi faktor penentu meningkatnya

angka kematian ibu. Meski demikian masih banyak faktor yang harus

diperhatikan untuk menangani masalah ini. Persoalan terus meningkatnya

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 57


angka kematian ibu, umumnya terjadi karena indikasi masalah medis yang

sering kali terjadi seperti pendarahan, diare konik, emboli air ketuban,

tuberkulosis, jantung, abortus, kehamilan yang disertai kejang-kejang, aborsi,

dan infeksi; Disamping itu juga faktor-faktor lain yang juga cukup penting

(diluar faktor medis) menjadi penyebab meningkatnya angka kematian ibu.

Faktor-faktor tersebut antara lain: pemberdayaan perempuan yang tak begitu

baik, latar belakang pendidikan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan

masyarakat dan politik.

Angka cakupan kunjungan ibu hamil sebesar 95% pada tahun 2013,

memiliki arti bahwa diantara ibu hamil yang menjadi penduduk di Kabupaten

Jembrana, sekitar 95% yang mendapatkan pelayanan berupa pengukuran tinggi

dan berat badan, pengukuran tekanan darah, pemberian pil zat besi, imunisasi

tetanus toksoid dan pemeriksaan tinggi fundus selama masa kehamilannya.

Sisanya sekitar 5% menunjukkan masih ada yang tidak mendapatkan pelayanan

kesehatan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Departemen

Kesehatan RI (2001). Departemen Kesehatan bahkan menganjurkan agar ibu

mendapat dua kali imunisasi tetanus toksoid (TT) selama kehamilan pertama.

Imunisasi ulang diberikan satu kali pada setiap kehamilan berikutnya untuk

memlihara perlindungan penuh. Kebijakan lain imunisasi TT juga diberikan

kepada calon pengantin wanita, sehigga setiap kehamilan yang terjadi dalam

tiga tahun sejak pernikahan akan dilindungi terhadap penyakit tetanus.

(Depkes, 2000).

3.6. MDGs-6 : Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya

Memerangi penyakit menular yang

membahayakan kesehatan masyarakat menjadi

tanggungan pemerintah. Target dan Indikator kinerja

MDGs-6, Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya

disajikan pada Tabel 3.11


Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 58
Tabel 3.11 : Target dan Indikator MDGs-6, Memerangi HIV/AIDS, Malaria

dan Penyakit Menular Lainnya

Target Indikator Target


Menghentikan dan mulai a Prevalensi HIV dan AIDS
1 menurunkan kecenderungan Penggunaan kondom pada pemakai
b
penyebaran HIV AIDS kontrasepsi
Mengendalikan penyebaran HIV dan
Pendidikan / Pengenalan penyakit HIV
2 AIDS dan mulai menurunnya a
AIDS untuk remaja usia 15 - 24 tahun
jumlah kasus baru pada tahun 2015
Mengendalikan penyakit malaria a Prevalensi malaria per 1.000 penduduk
dan mulai menurunnya jumlah
3 Prevalensi tuberkulosis per 100.000
kasus malaria dan penyakit lainnya b
penduduk
pada tahun 2015

Meskipun Jembrana tidak dikenal sebagai daerah pariwisata namum

masalah penyebaran HVI AIDS cukup menjadi perhatian bagi Pemerintah

Kabupaten Jembrana, meskipun terbilang sangat kecil. Dalam hal ini

diketemukan data-data yang berkaitan dengan HIV/AIDS, Malaria disajikan

pada Tabel 3.12

Tabel 3.12 Capaian Kinerja MDGs-6, Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan

Penyakit Menular Lainnya Kabupaten Jembrana Tahun 2009 -2013

Sumber : Profil Kabupaten Jembrana Tahun 2013 dan, Riskerdas Kemkes 2014

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 59


Berdasarkan Tabel 3.12, memperlihatkan bahwa prevalensi HIV di

Kabupaten Jembrana dalam periode 2009-2013 secara komulatif mengalami

peningkatan yang berarti. Walaupun sudah dilakukan Pengenalan penyakit

HIV AIDS untuk remaja usia 15 - 24 tahun melalui Sekolah Menengah Pertama

dan Sekolah Menengah Atas dengan frekunsi kegiatan dari tahun 2009 -2012

masing-masing : 9, 16, 16 kegiatan; namun prevalensi HIV masih tetap

mengalami peningkatan. Bila dibandingkan dengan monitoring MDGs

Kabupaten Jembrana Tahun 2005-2007 yaitu : 0,011%. 0,009% dan 0,020; kondisi

saat ini ditahun 2013 menunjukkan peningkatan yang berarti.

Bila dibandingkan dengan angka pravelensi HIV/AIDS Indonesia, kali ini

Kabupaten Jembrana memang lebih buruk dibandingkan capaian nasional. Data

nasional menunjukkan bahwa selama periode pengamatan, pravelensi

penduduk di Indonesia yang positif terjangkit HIV/AIDS sekitar 0,2%. Masih

tingginya pravelensi HIV/AIDS baik di Provinsi Bali maupun di Kabupaten

Jembrana ditengarai sebagai efek negatif dari pergaulan sosial perkembangan

pariwisata di Bali.

Meski demikian menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana, angka

pravelensi yang semakin meningkat sepanjang tahun 2009-2013 tidak bisa

sepenuhnya diartikan negatif. Semakin banyak kasus yang terdeteksi pastilah

akan memberi dampak pada meningkatnya data pravelensi HIV/AIDS di

Kabupaten Jembrana. Semakin banyak kasus HIV/AIDS positif yang tercatat, itu

berarti semakin baik, sebab akan membantu Dinas Kesehatan Kabupaten

Jembrana dan pihak terkait untuk memproteksi orang-orang dengan HIV/AIDS

(ODA) sehingga dapat dibuat kebijakan dan tindakan tepat untuk

menanggulangi penyebaran penyakit menular ini.

Pengendalikan penyakit malaria dan tuberkulosis yang merupakan

penyakit menular untuk tahun 2013 menunjukkan bahwa untuk prevalensi

malaria per 1.000 penduduk rata-rata 0,03%, meningkat dari 0,004% tahun 2011

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 60


sedangkan Prevalensi tuberkulosis per 100.000 penduduk rata-rata 0,06%. Bila

dibandingkan dengan periode peneltian 2005-2007 terlihat bahwa rata-rata

prevalensi malaria per 1.000 penduduk 0,04% dan untuk prevalensi tuberkulosis

per 100.000 penduduk adalah 0,20%. Maka kondisi ini menunjukkan bahwa

untuk usaha pemkab Jembrana mengendalikan penyakit malaria masih

bertahan, dan untuk mengendalikan penyakit tuberkulosis mengalami

peningkatan yang sangat signifikan dengan menunrunya prevalensi

tuberkulosis per 100.000 penduduk adalah 4% pada tahun 2013

Capaian kinerja MDGs Kabupaten Jembrana dalam memerangi HIV dan

AIDS, dan Penyakit menular lainnya sudah termasuk berhasil sesuai dengan

capaian MDGs di tahun 2015, kecuali prevalensi HIV dan AIDS meningkat.

Prevalensi HIV dan AIDS capaian Pemkab Jembrana, bila dibandingkan dengan

Provinsi Bali Tahun 2013 adalah 22,1%, maka capaian Pemkab Jembrana masih

jauh lebih rendah dari Capaian Provinsi Bali .

3.7. MDGs-7 : Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup

Kelestarian lingkungan hidup ikut berperan dalam

mencapai target Millennium Development Goals pada

2015. Oleh karena itu, pemerintah berupaya menjaga

kelestarian lingkungan hidup melalui beberapa kebijakan,"

seperti, pemberantasan "illegal logging" daerah dilakukan untuk

mempertahankan luas kawasan hutan, dan kawasan konservasi, untuk

pemenuhan kebutuhan air minum layak, akses pada sanitasi, penempatan

rumah sehat, dan indikator-indikator yang lain sesuai keadaan di daerah

masing-masing. Misalnya hal yang paling urgen dan minimal standar secara

umum yaitu terhadap pemenuhan kebutuhan air minum layak. Secara rici

Target dan Indikator kinerja MDGs-7, Memastikan Kelestarian Lingkungan

Hidup disajikan pada Tabel 3.13.

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 61


Tabel 3.13 : Target dan Indikator MDGs-7, Memastikan Kelestarian

Lingkungan Hidup

Target Indikator Target


Memadukan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan dengan Rasio luas kawasan tertutup
1 kebijakan dan program nasional a pepohonan yang dilakukan dengan
serta mengembalikan sumber daya program reboisasi atau hutan rakyat.
lingkungan yang hilang
Menurunkan proporsi penduduk Proporsi rumah tangga yang
tanpa akses terhadap sumber air b mendapatkan sumber air bersih /
minum yang aman dan jumlah seluruh rumah tangga
2
berkelanjutan serta fasilitas sanitasi Proporsi cakupan pelayanan
dasar sebesar separuhnya pada 2015 c perusahaan daerah air minum /
jumlah seluruh rumah tangga
Mencapai perbaikan yang berarti Proporsi rumah tangga dengan akses
d
dalam kehidupan penduduk miskin pada fasilitas sanitasi yang layak
3
di pemukiman kumuh pada tahun Proporsi rumah tangga yang
e
2020 menempati Rumah Sehat

Capaian indikator MDGs-7, Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup

Kabupaten Jemberana disajikan Pada Tabel 3.14.

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 62


Tabel 3.14 : Capaian Kinerja Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup
Kabupaten Jembrana Tahun 2009 2013

Sumber : Profil Kabupaten Jembrana Tahun 2013 dan Dinas Kehutanan Pemprop Bali,
Tahun 2013 dan Dinas Kesehatan Pemkab Jembrana tahun 2013

Berdasarkan data Tabel 3.14 dapat diuraikan bahwa rasio luas kawasan

tertutup pepohonan yang dilakukan dengan program reboisasi atau hutan

rakyat periode tahun 2009 2011 adalah 9,78 % dan meningkat menjadi 19,78%

pada tahun 2013. Sementara pelestarian lingkungan dengan indikator yg

mendasar yang dapat juga dikatakan sebagai tolok ukur kesehatan yaitu tentang

mendapatkan akses yang berkelanjutan terhadap air minum layak dan

menempati rumah sehat, dapat dijelaskan bahwa rata-rata rumah tangga

dengan akses yang berkelanjutan terhadap air minum layak dari tahun 2013

adalah sebesar 86,98%. Capaian Kinerja Pemkab Jembrana dalam hal ini lebih

tinggi dibandingkan dengan capaian MDGs tahun 2015 sebesar 68,87%..

Sementara untuk indikator menempati rumah sehat juga terjadi

peningkatan rata-rata 72,90,14 % selama tahun 2009 2013, dibandingkan

monitoring tiga tahun tebelumnya (2005-2007) yang masing-masing : 66,95%;

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 63


76,95%, 84,67%. maka kondisi di di Jembrana dalam perbaikan kehidupan

penduduk miskin di pemukiman kumuh jauh lebih berhasil.

Upaya untuk mengakselerasi pencapaian target akses berkelanjutan

terhadap air minum layak dan sanitasi yang layak terus dilakukan melalui

investasi terhadap penyediaan air minum layak dan sanitasi, terutama untuk

melayani jumlah penduduk perkotaan yang terus meningkat. Untuk daerah

perdesaan, penyediaan air minum layak dan sanitasi dilakukan melalui upaya

pemberdayaan masyarakat agar memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan

infrastruktur dan pembangunan sarana. Di samping itu, perlu dilakukan upaya

untuk memperjelas peran dan tanggung jawab pemerintah daerah dalam

pengelolaan sumber daya air dan pengelolaan sistem air minum dan sanitasi

yang layak.

Berdasarkan atas capaian kinerja Kabupaten Jembrana tentang MDGs-7

Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup, Pemkab Jembrana sudah mencapai

Target MDGS tahun 2015.

3.8. MDGs-8 : Mengembangkan Kemitraan Global Untuk Pembangunan

Memasuki Era Globalisasi, pembangunan MDGs,

harus mendukung pengembangan menuju kearah

Globalisasi. Indikator yang menjadi perhatian adalah

bagaimana pemerintah memberikan fasilitas kepada masyarakat untuk bisa

mengakses dunia globalisasi antara lain dicerminkan melalui : pemanfaatan

sistem informasi manajemen dalam pengelolaan pemerintahan, persentase Unit

Pelayanan Pemerintahan (Kecamatan/Desa) yang memiliki komputer dan bisa

mengakses internet melalui komputer, persentase SD-SMP yang memiliki

komputer yang bisa digunakan siswa untuk akses internet melalui Komputer.

Secara rinci Target dan Indikator MDGs-8, Mengembangkan Kemitraan Global

Untuk Pembangunan disajikan pada Tabel 3.15

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 64


Tabel 3.15 : Target dan Indikator MDGs-8, Mengembangkan Kemitraan

Global Untuk Pembangunan

Target Indikator Target


Pemanfaatan sistem informasi manajemen dalam
a
pengelolaan pemerintahan.
Bekerjasama dengan
Persentase Unit Pelayanan Pemerintahan
swasta dalam
b (Kecamatan / Desa) yang memiliki kompu-ter
memanfaatkan teknologi
dan bisa mengakses internet melalui komputer.
baru, terutama teknologi
Persentase SD-SMP yang memiliki komputer
informasi dan komunikasi
c yang bisa digunakan siswa untuk akses internet
melalui komputer.

Capaian Kinerja MDGs-8, Mengembangkan Kemitraan Global Untuk

Pembangunan Kabupaten Jembrana Tahun 2009 2013 di sajikan pada Tabel 3.16

Tabel 3.16 Capaian Kinerja MDGs-8, Mengembangkan Kemitraan Global


Untuk Pembangunan Kabupaten Jembrana Tahun 2009 - 2013

Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jembrana Tahun


2013

Berdasarkan Tabel 3.16 dapat diuraikan bahwa pemanfaatan sistem

informasi manajemen dalam pengelolaan pemerintahan di Kabupaten Jembrana,

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 65


menunjukkan peningkatan dari tahun 2009-2013, yaitu masing-masing : 37%,

67%, 71%, 92% dari urusan pemerintahan. Unit Pelayanan Pemerintahan

(Kecamatan/Desa) di Kabupaten Jembrana sampai saat ini baru mencapai 81%

menggunakan komputer dengan akses internet, direncanakan kedepan akses

internet dilakukan melalui Wi-Fi, sehingga dipastikan sebelum tahun 2015

seluruh Kecamatan/Desa punya akses internet..

Sekolah SD-SMP di Kabupaten Jembrana sampai saat ini seluruhnya

(100%) sudah menggunakan sistem komputerisasi, didalam melayani akademik

siswa. Akses untuk internet dalam tahun 2009 2013 meningkat yaitu dari 73%

menjadi 80 % dari SD-SMP yang ada di Kabupaten Jembrana, namun pada

tahun 2011 akses internet menurun menjadi 56%. Dengan perkembangan

teknologi yang semakin gencar adanya Wi-Fi dan modem untuk akses internet,

maka dipastikan sebelum tahun 2015 SD-SMP yang ada di Kabupaten Jembrana

seluruhnya memiliki akses internet.

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 66


BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka evaluasi pencapaian

MDGs Kabupaten Jembrana sampai tahun 2013, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut.

1) Capaian kinerja MDGs-1, Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan di

Kabupaten Jembrana sudah mencapai Target MDGs tahun 2015, dengan

Indikator ukuran sebagai berikut.

a) Meningkatnya Persentase penduduk dengan pendapatan di bawah

US$1 (PPP) per hari, terjadi peningkatan, yaitu 6,8 % pada tahun 2009,

8,11% tahun 2010, 7.1% pada tahun 2011, dan 6,85 tahun 2013. Hal ini

menunjukkan Kabuapen Jembrana sudah mencapai target MDGs tahun

2015 sebesar 10%.

b) Meningkatnya Persentase penduduk dengan tingkat konsumsi di

bawah garis kemiskinan nasional, yang memperlihatkan 3,88 % pada

tahun 2009, 5,70% tahun 2010, 6.10% pada tahun 2011 dan 5,89% tahun

2013. Kondisi ini menunjukkan Kabupaten Jembrana sudah mencapai

Target MDGs 7,5% pada tahun 2015.

c) Persentase anak-anak berusia di bawah 5 tahun yang mengalami gizi

buruk (severe underweight); yang memperlihatkan 0,024 % pada tahun

2009, 0,005% tahun 2010, 0,015% pada tahun 2011 dan 0,014% tahun

2013. Kondisi ini menunjukkan Kabupaten Jembrana sudah mencapai

target MDGs tahun 2015 sebesar 3,6%.

d) Persentase anak-anak berusia di bawah 5 tahun yang mengalami gizi

kurang (moderate underweight); yang memperlihatkan 3,67 % pada tahun

2009, 2,34% tahun 2010, 3,64% pada tahun 2011, dan 2,75% tahun 2013.
Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 67
Kondisi ini menunjukkan Kabupaten Jembrana sudah mencapai Target

MDGs tahun 2015 11,9%.

2) Capaian kinerja MDGs-2 : Pendidikan Dasar untuk Semua di Kabupaten

Jembrana memperlihatkan peningkatan, dan memiliki capaian rata-rata

mendekati Target MDGs tahun 2015, dengan indikator ukuran sebagai

berikut.

a) Angka melek huruf usia 15-24 tahun, yang memperlihatkan 89,60 %

pada tahun 2009, 89,82% tahun 2010, 90,69% pada tahun 2011, dan

100% tahun 2013. Kondisi ini menunjukkan Kabupaten Jembrana sudah

mencapai Target 100% MDGs tahun 2015. Diperlukan kerja keras untuk

mencapai target MDGs di tahun 2015 sebesar 100%.

b) Angka partisipasi murni (APM) sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (7-

12 tahun); yang memperlihatkan 96,45 % pada tahun 2009, 90,00%

tahun 2010, 98,43% pada tahun 2011 dan 98,94 tahun 2013 %. Kondisi

ini menunjukkan bahwa Kabupaten Jembrana hampir mendekati

Target MDGs 100% tahun 2015, sehingga diperlukan kerja keras untuk

mencapai target MDGs tersebut.

c) Angka partisipasi murni (APM), Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah

Tsanawiyah (13-15 tahun); yang memperlihatkan 85,89 % pada tahun

2009, 90,00 % tahun 2010, 93,85% pada tahun 2011, dan tahun 2013

99,11%. Capaian ini menunjukkan bahwa Kabupaten Jembrana hampir

mendekati Target MDGs di tahun 2015 sebesar 100%.

d) Angka Partisipasi Murni (APM)) SMA/SMK/MA; yang memperlihatkan

69,78 % pada tahun 2009, 74,96% tahun 2010, 75,60% pada tahun 2011

dan 89,10% tahun 2013. Capaian ini menunjukkan Kabupaten

Jembrana memerlukan kerja keras untuk mencapai target MDGs di

tahun 2015 sebesar 100%.

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 68


e) Prosentase guru yang memenuhi kualifikasi S1 / D-IV; yang

memperlihatkan 88,40 % pada tahun 2009, 89,25% tahun 2010, 89,90%

pada tahun 2011 dan 90,46%. Capaian ini menunjukkan bahwa

Kabupaten Jembrana sudah hampir mencapai MDGs di tahun 2015

sebesar 100%.

3) Capaian kinerja MDGs-3 : Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan

Perempuan di Kabupaten Jembrana dengan indikator ukuran sebagai

berikut.

a) Rasio anak perempuan terhadap anak laki-laki:

- ditingkat pendidikan dasar (SD) , memperlihatkan 94,16 % tahun

2009, 95,09 % tahun 2010, 89,34 % tahun 2011 dan 98,32% tahun 2013.

Capaian ini menunjukkan Kabupaten Jembrana hampir mendekati

Target MDGs 100% di Tahun 2015 100%.

- ditingkat pendidikan SMP , memperlihatkan 54,78 % tahun 2009,

55,24 % tahun 2010, 61,12 % tahun 2011, dan tahun 2013 66%..

Diperlukan kerja keras untuk mencapai Target MDGs di tahun 2015

sebesar 100%.

- ditingkat pendidikan SMA , memperlihatkan 41,28 % tahun 2009,

43,76 % tahun 2010, 45,96 % tahun 2011 dan tahun 2013, 47,99%.

Capaian ini menunjukkan bahwa Kabupaten Jembrana memlukan

kerja keras untuk mencapai target MDGs di Tahun 2015 sebesar

100%.

- ditingkat pendidikan Perguruan Tinggi , memperlihatkan 6,56 %

tahun 2013. Capaian ini memerlukan kerja keras untuk mencapai

target MDGs di tahun 2015 sebesar 100%.

b) Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki usia 15-24 tahun, yang

diukur melalui angka melek huruf. yang memperlihatkan 87,88 %

pada tahun 2009, 88,18% tahun 2010, 89,72% pada tahun 2011, dan

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 69


tahun 2013 94,39%. Capaian ini menunjukkan Kabupaten Jembrana

memerlukan kerja keras untuk mencapai target MDGs di tahun 2015

sebesar 100%.

c) Partisipasi perempuan di Eksekutif , yang memperlihatkan 37,28%

pada tahun 2009, 38,42% tahun 2010, 39,77% pada tahun 2011 dan

tahun 2013 40,25%. Kondisi ini menunjukkan Kabupaten Jembrana,

sudah meningkatkan perhatiannya terhadap Gender di Eksekutif sesuai

Target MDGs Tahun 2015 Meningkat.

d) Partisipasi perempuan di Legislatif adalah 20% pada tahun 2009 - 2013.

Capaian ini menunjukkan Kabupaten Jembrana belum tercapainya

partisipasi perempuan di legislatif minimal 33% dan juga belum

mencapai Target MDGs tahun 2015 Meningkat.

e) Partisipasi perempuan di Yudikatif adalah 31% pada tahun 2009 - 2013.

Capaian ini menunjukkan masih minimnya partisipasi perempuan di

yudikatif, yang menunjukkan Kabupaten Jembrana belum mencapai

Target MDGs Tahun 2015 Meningkat.

f) Partisipasi angkatan kerja perempuan di sektor non pertanian

menunjukkan 38% di tahun menjadi 40% tahun 2013 adalah. Capaian

ini menunjukkan Kabupaten Jembrana memiliki capaian yang lebih

baik dan sudah mencapai Target MDGs Meningkat, namun

prporsinya masing tergolong rendah.

4) Capaian kinerja MDGs-5 : Menurunkan Angka Kematian Anak di

Kabupaten Jembrana menunjukkan capaian kinerja yang sudah mencapai

Target MDGs tahun 2015, dengan indikator ukuran sebagai berikut.

a) Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup, yang

memperlihatkan 10,65 % pada tahun 2009, 9,56 % tahun 2010, 14,08 %

pada tahun 2011 dan 2013, Capaian AKB Kabupaten Jembrana sudah

mencapai target MDGs sebesar 19% pada tahun 2015.

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 70


b) Angka Kematian Balita (AKBA ) per 1000 kelahiran hidup; yang

memperlihatkan 8,64% pada tahun 2009, 11,75 % tahun 2010, 10,6 %

pada tahun 2011, 14,52% tahun 2013. Kondisi ini mencerminkan bahwa

AKBA Kabupaten Jembrana sudah mencapai target MDGs sebesar 32%

pada tahun 2015.

c) Anak usia 12-23 bulan yang diimunisasi campak di Kabupaten

Jembrana pada tahun 2010 sebanyak 92,82 menjadi 94,45% tahun 2013,

kondisi ini mencerminkan bahwa Kabupaten Jembrana sudah

mencapai target MDGs Tahun 2015 Meningkat.

5) Capaian kinerja MDGs-5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu di Kabupaten

Jembrana, dengan indikator ukuran sebagai berikut.

a) Angka kematian ibu melahirkan (AKI) per 100.000 kelahiran hidup,

memperlihatkan peningkatan dari 92,42% tahun 2009 menjadi 125 tahun

2013. Capaian ini menunjukkan kondisi yang semakin memburuk,

melampaui Target MDGs 2015 pada angka 102

b) Proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga medis; yang

memperlihatkan 98,05 % pada tahun 2013 dan 93,65% tahun 2009.

Kondisi ini menunjukkan Kabupaten Jembrana sudah mencapai Target

MDGs 2015 diharapkan meningkat.

c) Prosentase penggunaan kontrasepsi pasangan menikah; yang

memperlihatkan 88,87 % pada tahun 2009 menjadi 95,10 tahun 2013

Kondisi ini menunjukkan bahwa Kabupaten Jembrana sudah mencapai

Target MDGs 2015 diharapkan meningkat.

d) Jumlah rata-rata kunjungan pemeriksaan ibu hamil ke RS, Puskesmas,

Dokter/Bidan Keluarga tahun 2010 adalah 89,40%, menjadi 95% tahun

2013, mencerminkan Kabupaten Jembrana sudah mencapai Target

MDGs 2015 diharapkan meningkat.

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 71


6) Capaian kinerja MDGs-6 : Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit

Menular Lainya di Kabupaten Jembrana diukur dengan indikator sebagai

berikut.

a) Menghentikan dan mulai menurunkan kecenderungan penyebaran HIV

AIDS diukur dari Prevalensi HIV dan AIDS yang menunjukkan

peningkatan yang berarti periode tahun 2009, 2010, 2011, dan 2013

yaitu masing-masing 1,07%, 2,07%, 5,71 dan 6,05%; walaupun

pencegahan telah dilakukan dengan penggunaan kondom pada

pemakai kontrasepsi meningkat pada periode yang sama yaitu 868,

1.028, 1.243, 1.345 pasangan. Apabila dibandingkan dengan Prevalensi

HIV dan AIDS Provinsi Bali patda periode yang sama rata-rata sebesar

19,1%, kondisi Jembrana masih jauh dibawah, namun tidak mencapai

Target MDGs tahun 2015 Menurun.

b) Mengendalikan penyebaran HIV dan AIDS dan mulai menurunnya

jumlah kasus baru pada tahun 2015 di Kabupaten Jembrana dilakukan

dengan pendidikan/pengenalan penyakit HIV AIDS untuk remaja usia

15 - 24 tahun. Jumlah kegiatan yang telah dilakukan secara berturut-

turut dari tahun 2009 2013 adalah 9, 16, 16, 20 kegiatan. Dengan

frekuensi yang semakin banyak tentan pendidikan/pengenalan penyakit

HIV AIDS untuk remaja usia 15 - 24 tahun, diharapkan dapat

menghentikan dan menurunkan kecenderungan penyebaran HIV AIDS.

c) Mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya jumlah kasus

malaria dan penyakit lainnya pada tahun 2015 di Kabupaten Jembrana

diukur dari : Prevalensi malaria per 1.000 penduduk dan Prevalensi

tuberkulosis per 100.000 penduduk, dengan tingkat capaian sebagai

berikut.

- Prevalensi malaria per 1.000 penduduk di Kabupaten Jembrana

tahun 2009 adalah 0,04% menjadi 0,03% tahun 2013, Capaian ini

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 72


menunjukkan Kabupaten Jembrana sudah mencapai Target MDGs

tahun 2015 Menurun

- Prevalensi tuberkulosis per 100.000 penduduk di Kabupaten

Jembrana dari Tahun 2009, 2010, 2011, 2013 adalah masing-masing

6%, 5%, 5%, 4%. Capaian ini sudah mencapai Target MDGs Tahun

2015 Menurun.

7) Capaian kinerja MDGs-7 : Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup di

Kabupaten Jembrana Kabupaten Jembrana Sudah mencapai target MDGs

tahun 2015, yang diukur dengan indikator sebagai berikut.

a) Memadukan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dengan

kebijakan dan program nasional serta mengembalikan sumber daya

lingkungan yang hilang. Indikator ini diukur dari rasio luas kawasan

tertutup pepohonan yang dilakukan dengan program reboisasi atau

hutan rakyat. Periode tahun 2009 adalah 9,78% menjadi 19,78% tahun

2013 program reboisasi atau hutan rakyat, capaian ini menunjukkan

Kabupaten jembrana sudah mencapai Target MDGs tahun 2015

Meningkat.

b) Menurunkan proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air

minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar

sebesar separuhnya pada 2015. Indikator ini diukur dari Proporsi

rumah tangga mendapatkan sumber air bersih/ jumlah seluruh rumah

tangga dari tahun 2009, 2010, 2011, 2013 adalah 84,06%, 84,25% ,

84,92%, dan 86,94%. Kondisi ini menunjukkan bahwa Kabupaten

Jembrana sudah mencapai target MDGs 2015 (68,87%).

c) Mencapai perbaikan yang berarti dalam kehidupan penduduk miskin

di pemukiman kumuh pada tahun 2020. Indikator ini diukur dari :

- Proporsi rumah tangga dengan akses pada fasilitas sanitasi yang

layak di Kabupaten Jembrana menunjukkan capaian dari tahun

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 73


2009, 2010, 2011, dan 2013 adalah masing-masing : 71,30%, 72,25%

72,80%, 75,25%. Capain menunjukkan bahwa Kabupaten Jembrana

sudah mencapai target MDGs tahun 2015 sebesar 64,41%.

- Proporsi rumah Rumah Tangga yang menempati Rumah Sehat di

Kabupaten Jembrana menunjukkan capaian dari tahun 2009, 2010,

2011 dan 2013 adalah masing-masing : 86,11%, 95,83%, 96,05%, dan

98,10%. Capaian ini mencerminkan bahwa Kabupaten Jembrana

sudah mencapai Target MDGs tahun 2015 Meningkat. jauh

melampaui capaian Provinsi Bali pada Tahun 2010 (32,60%).

8) Capaian kinerja MDGs-8 : Mengembangkan kemitraan untuk

pembangunan di Kabupaten Jembrana belum mencapai Target MDGs

Tahun 2015, yang diukur dengan indikator sebagai berikut.

a) Pemanfaatan sistem informasi manajemen dalam pengelolaan

pemerintahan, mengalami peningkatan dari tahun 2009 adalah 37%

menjadi 92% tahun 2013, yang mencerminkan Kabupaten Jembrana

sudah mencapai Target MDGs tahun 2015 Meningkat.

b) Persentase Unit Pelayanan Pemerintahan (Kecamatan/Desa) yang

memiliki komputer dan bisa mengakses internet melalui komputer.

Uraian capaian kinerja ini di kabupaten Jembrana terlihat bahwa semua

Pelayanan Pemerintahan (Kecamatan/Desa) sudah menggunakan

komputerisasi dalam melayani masyarakat. Akses internet seluruhnya

melalui J-net sampai tahun 2010, namun tahun 2013 implementasinya

akses internet yang efektif tinggal 81%, sehingga Capaian MDGs tahun

2015 Meningkat belum tercapai.

c) Persentase SD-SMP yang memiliki komputer yang bisa digunakan siswa

untuk akses internet melalui komputer. Semua SD-SMP sudah

menggunakan komputerisasi dalam administrasi akademiknya. Akses

internet dari tahun 2009 yaitu 73% meningkat menjadi 88%, namun

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 74


sempat menurun menjadi 56% tahun 2011 dari jumlah SD-SMP yang

ada di Kabupaten Jembrana. Kondisi ini menunjukkan Kabupaten

Jembrana sudah mencapai Target MDGs tahun 2015 Meningkat.

4.2. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dan uraian sebelumnya tentang capaian

pelaksaan MDGsdi Kabupaten Jembrana dapat direkomendasikan sebagai

berikut.

1) Menyusun Peta Jalan Percepatan Pencapaian MDGs yang akan digunakan

sebagai acuan Pemkab Jembrana dalam melaksanakan percepatan

pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana, dengan memprioritaskan

capaian kinerja MDGS yang mengalami penurunan terlebih dahulu.

2) Pencapaian MDGs-1 : Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan di

Kabupaten Jembrana, direkomendasikan untuk :

- Tetap mempertahankan dan menurunkanan angka kemiskinan dan

kelaparan melalui perrluasan kesempatan kerja, meningkatkan

infrastruktur pendukung, dan memperkuat sektor pertanian yang

merupakan sektor unggulan Kabupaten Jembrana;

- Perhatian khusus perlu diberikan pada: (i) perluasan fasilitas untuk

usaha mikro kecil, dan menengah (UMKM); (ii) pemberdayaan

masyarakat miskin dengan meningkatkan akses dan penggunaan sumber

daya untuk meningkatkan kesejahteraannya; (iii) peningkatan akses

penduduk miskin terhadap pelayanan sosial dan (iv) perbaikan

penyediaan proteksi sosial bagi kelompok termiskin di antara yang

miskin.

3) Pencapaian MDGs-2 : Pendidikan Dasar untuk Semua di Kabupaten

Jembrana direkomendasi untuk : mempertahan dan meningkatkan berbagai

kebijakan dan program pemerintah untuk: (i) peningkatan kualitas dan

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 75


relevansi pendidikan; (ii) penguatan tatakelola dan akuntabilitas pelayanan

pendidikan.

4) Pencapaian MDGs-3 : Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan di

Kabupaten Jembrana direkomendasi untuk :

- Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan melalui

peningkatan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (tingkat SMA dan

Perguruan Tinggi), karena rasio angka partisipasi murni (APM) dan

melek huruf perempuan terhadap laki-laki masih perlu ditingkatkan.

- Meningkatkan kesetaraan gender dalam partisipasi perempuan pada

posisi manajemen di lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif, karena

diskriminasi antara perempuan dan laki-laki masih terjadi, dengan

rendahnya partisipasi pada posisi manajemen.

5) Pencapaian MDGs-4 : Menurunkan Angka Kematian Anak di Kabupaten

Jembrana direkomendasi untuk : mensosialisasikan pentingnya kunjungan

secara teratur ibu hamil selama masa kehamilan pada pos-pos pelayanan

kesehatan, tetap melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan,

meningkatkan kunjungan neonatus (pasca melahirkan), dilanjutkan dengan

meningkatkan pemberian cakupan imunisasi lengkap kepada bayi.

6) Pencapaian MDGs-5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu di Kabupaten Jembrana

direkomendasi untuk :

- Sosialisasi pentingnya partisipasi wanita dalam menjaga kesehatan

dirinya, terutama pada masa kehamilan dan pasca melahirkan. Beberapa

permasalahan yang seringkali menjadi penghambat bagi perempuan untu

meningkatkan partisipasinya dalam menjaga kesehatan antara lain: (1)

jarak ke tempat fasilitas kesehatan; (2) angkutan ke fasilitas kesehatan; (3)

tidak berkenan bepergian sendiri; dan (4) khawatir atau keraguan tidak

ada petugas wanita. Permasalahan-permasalahan tersebut merupakan

faktor penting yang harus dicarikan solusinya sehingga upaya

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 76


pemerintah Kabupaten Jembrana untuk menurunkan angka kematian ibu

bisa terselesaikan sedari dini

7) Pencapaian MDGs-6 : Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular

Lainya di Kabupaten Jembrana direkomendasi untuk :

- Pencegahan HIV/AIDS dengan memperbanyak frekuensi pemberian

pendidikan/pengenalan penyakit HIV AIDS untuk remaja usia 15 - 24

tahun melalui Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas

teruna-teruni di pedesaan.

- Pencegahan penyakit malaria dan tuberkulosisi melalui kegiatan promosi

kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat ke desa-desa.

8) Pencapaian MDGs-8 : Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup di

Kabupaten Jembrana direkomendasi untuk : peningkatan alokasi anggaran

untuk program reboisasi atau hutan rakyat; peningkatan sumber air bersih

untuk masyarakat; akses pada fasilitas sanitasi yang layak; serta peningkatan

rumah tangga yang menempati rumah sehat melalui program bedah rumah.

9) Pencapaian MDGs-8 : Mengembangkan kemitraan untuk pembangunan

(khusus untuk negara-negara maju) di Kabupaten Jembrana direkomendasi

untuk : (1) meningkatkan penggunaan Sistem Informasi Manajemen di

Pemerintahan untuk memberikan kecepatan dan kepuasan pelayanan

publik (2) mengefektifkan akses internet untuk Unit Pelayanan Pemerintahan

(Kecamatan/Desa) serta untuk Sekolah ( SD-SMP). Akses Internet ini bisa

membuka wawasan aparat desa dan siswa SD-SMP terhadap pengetahuan

yang lebih luas.

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 77


DAFTAR PUSTAKA

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman ModalKabupaten

Jembrana, 2012, Profile Jembrana Tahun 2013.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Jembrana, 2012, Jembrana Dalam Angka 2013.

Kementrian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (BAPPENAS), 2010, Laporan Pencapaian Tujuan

Pembangunan Milenium Di Indonesia 2010.

Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana 78

Anda mungkin juga menyukai