Anda di halaman 1dari 11

MATERI 4

GARDAN

1. Pedahuluan
Poros aksel belakang yang digunakan pada roda belakang kendaraan adalah merupakan akhir
dari sistem pemindah tenaga, hal ini sering disebut final drive. Poros aksel belakang sering
keliru disebut diferensial, padahal diferensial hanya bagian dari poros aksel belakang.

Gambar 136. Penggerak Aksel Suspensi Rigid.

Gambar 137. Penggerak Aksel Suspensi Indipenden.


Poros penggerak aksel meliputi unit diferensial, poros penggerak roda, dan rumah poros.
Kegagalan bagian belakang yang poros bantalan kegagalan. Sebuah penggerak aksel roda
belakang yang paling umum ditunjukkan pada Gambar
Secara umum fungsi dari penggerak eksel (roda belakang)adalah :
1. Memperbesar momen mesin.
Jika perbandingan gigi (gear rasio 1: 1), maka mesin tidak akan mampu menggerakan
kendaraan, karena mesin tidak akan mencapai kisaran rpm yang paling efisien. Maka
untuk alasan ini, gigi cincin dan gigi pinion di desain dapat memberikan reduksi
putaran pada outputnya. Penurunan putaran (reduksi) tersebut antara 2: 1 sampai 5: 1,
tergantung pada ukuran mesin, kendaraan berat, dan tujuan penggunaan kendaraan.
Perbedaan jumlah gigi pada roda gigi ring dan gigi pinion menyebabkan rasio gigi
(reduksi), sehungga terjadi perubahan kecepatan dan terjadi peningkatan torsi. Daya
dari roda gigi ring mengalir melalui rumah diferensial, roda gigi planet dan roda gigi
samping untuk poros roda penggerak. Dengan demikian poros penggerak mentransfer
daya dari unit diferensial ke roda belakang.
2. Mengubah arah putaran 90 derajat.
Dalam system penggerak aksel, tenaga mesin memutar gigi pinion dari penggerak
aksel melalui flans. Gigi pinion memutarkan roda gigi ring. Antara gigi pinion dan roda
gigi ring terjadi perubahan arah putaran 90 °.
3. Menyeimbangkan putaran antar roda kiri dan roda kanan pada saat kendaraan melintasi
belokan.
Jika kendaraan melalui belokan maka putaran roda-roda dalam satu poros akan
berbeda. Sehingga diperlukan suatu sistem yang dapat membuat putaran perbedaan
putaran antar roda kiri dan kanan jika kendaraan melintasi belokan dan akan sama
putarannya jika kendaraan bergerak lurus.

2. Konstruksi.

Gambar 138. Konstruksi Penggerak Aksel. Gambar 139. Konstruksi Deferential.


Diferensial terdiri dari banyak komponen, gigi cincin (Ring Gear), roda gigi pinion (Pinion
Gear), bantalan pinion, rumah diferensial, Planetary Gear dan gigi samping (side Gear), dan
bantalan sisi. Lihat Gambar 3.5 . Bagian-bagian dan fungsi komponen dijelaskan secara rinci
dalam bagian berikut.

Gambar 140. Komponen-Komponen Diferensial.

1. Ring Gear (Roda Gigi Ring)

Gambar 141. Pinion Gear Dan Ring Gear


Gigi penggerak diferensial terdiri dari roda gigi ring (Ring gear) dan roda gigi pinion,
gambar Roda gigi hypoid menjadikan aliran gaya kearah 90° dan meningkatkan tenaga
mesin. Jumlah gigi di ring gear dibandingkan dengan jumlah gigi pinion merupakan
rasio poros penggerak ). Misalnya, jika ring gear memiliki 40 gigi dan pinion gear
memiliki 10 gigi, maka rasionya adalah 40:10, atau 4: 1. Rasio poros penggerak selalu
dapat ditentukan dengan membagi jumlah gigi pada ring gear dengan jumlah gigi pada
pinion gear.

2. Pinion Gear ( Roda Gigi Pinion)

Gambar 142. Pinion Gear.


Roda gigi pinion adalah roda gigi dari baja yang menjadi satu (integral) dengan poros,
Roda gigi pinion berhubungan langsung dengan ring gear. Pada bagian ujung poros
roda gigi pinion memiliki splines eksternal yang sesuai dengan splines internal dari
diferensial flange. Roda gigi ini didukung oleh dua bantalan rol tirus, disebut bantalan
pinion.
Dengan desain, posisi gigi pinion terletak di bawah dari ring gear. Dengan desain ini,
gigi pinion ditempatkan lebih rendah dari pada poros roda belakang. Hal ini dilakukan
untuk menurunkan poros penggerak.Desain gigi spiral memungkinkan gigi-gigi untuk
bersentuhan secara bertahap sehingga menciptakan pemindahan daya secara halus.
Roda gigi jenis ini disebut gigi hypoid.

Gambar 143. Posisi Gigi Pinion Terhadap Roda gigi Ring.

3. Rumah Diferensial.
Rumah diferesial seagai dudukan dari roda-roda gigi seperti roda gigi planet dan roda
gigi samping beserta poros-porosnya.
4. Planetary Gear
Sebagai gigi perantara antara roda gigi saping.
5. Side Gear
Roda gigi yang terhubung pada poros penggerak roda.

3. Cara Kerja
a. Kendaraan bergerak lurus
Ketika kendaraan bergerak lurus, planetary gear tidak beputar. Sehingga kedua roda
gigi samping akan berputar pada kecepatan yang sama (terbawa bersama-sama dengan
rumah diferestial). Dalam kondisi ini, seluruh mekanisme bergerak sebagai unit tunggal
yang solid.

Gambar 144. Posisi Jalan Lurus.

b. Kendaraan berbelok (ke kiri)


Ketika kendaraan sedang melintasi belokan (belok kiri), roda kanan perlu berputar lebih
tepat dari pada roda kiri, karena panjang lintasan yang dilewati lebih panjang. Pada
peristiwa ini roda gigi planet berputar pada porosnya. Karena poros roda gigi planet
terpasang pada rumah diferensial maka dalam hal ini roda gigi panet berputar pada
porosnya sambil mengelilingi roda gigi samping kiri akibatnya roda gigi samping kanan
mendapat bantuan putaran dari roda gigi planet, dengan demikian roda gigi samping
kanan berputar lebih cepat dibanding roda gigi kiri.

Gambar 145. Posisi Belok Kiri.

c. Perbedaan traksi roda


Salah satu efek samping yang tidak diinginkan dari diferensial konvensional adalah
seperti yang mungkin anda pernah melihat, ketika kendaraan pada situasi seperti yang
ditunjukkan pada gambar 3.11 , roda kanan pada jalan yang licin berputar sangat cepat
dan roda kiri berhenti, akibatnya kendaraan akan terjebak (tidak bergerak).

Gambar 146. Kondisi Jalan Basah dan Kering

Jika gigi samping kiri(merah) traksinya baik (jalan beraspal dan kering), maka gigi
planet (hijau) berputar pada porosnya dan berputar mengelilingi roda gigi samping kiri,
karena gigi samping kiri berhenti, dengan demikian roda gigi samping kanan selain
berputar bersama-sama dengan rumah defential ditambah tenaga/putaran roda gigi
planet.
4. Pengunci Deferensial
Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa jika salah satu roda penggerak pada jalan kering
dan lainnya di atas es atau lumpur, ring gear dan rumah diferensial akan menggerakkan roda
gigi planet. Namun, roda gigi planet tidak akan mengerakan kedua roda gigi samping. Akan
tetapi roda gigi planet oleh rumah diferensial akan berputar di sekitar gigi samping dimana
roda pada jalan yang kering. Sebagai hasilnya, roda akan tergelincir, dan kendaraan tidak
bergerak.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pengunci deferensial, yang bertujuan untuk
menyatukan antara roda gigi samping kiri dan roda gigi samping kanan.
a. Pengunci deferensial menual.
Dengan terkuncinya salah satu poros aksel dengan rumah diferensial maka tidak akan
terjadi slip salah satu roda (Mencegah) slip salah satu roda saat roda kiri dan kanan
koefisien geseknya tidak sama. Setelah kendaraan sudah keluar dari lumpur pengunci
harus dilepas, jika lupa penggerak aksel bisa pecah.

Gambar 147. Pengunci Deferensial Mekanis.


Cara Kerja :
1. Saat pengunci bebas diferensial bekerja seperti biasa
2. Pengunci bergerak ke kiri dan menghubung ke rumah diferensial
3. Putaran poros penggerak terhubung dengan rumah diferensial oleh pengunci, (
gigi penyesuai tidak dapat berputar pada porosnya )
4. Poros Penggerak kanan dan kiri berputar bersama - sama dengan rumah
diferensial ( n1=n3 )
5. Untuk melepas lengan didorong ke kanan maka pengunci akan bergerak ke kiri
melepas hubungan
b. Pengunci diferensial otomatis
1. Kopling plat banyak

Gambar 148. Pengunci Deferensial Plat banyak.

Cara kerja dari diferensial kopling pelat banyak ditunjukkan pada Gambar dibawah
ini. Ketika kendaraan bergerak lurus ke depan, diferensial bekerja dengan cara yang
sama sebagai diferensial standar,
Gambar 149. Posisi Jalan Lurus

Ketika belok, kendaraan kehilangan traksi pada satu roda, menyebabkan roda slip,
Gambar16-19B. Sejak roda mengalami slip, roda gigi planet tidak menekan pada
roda gigi samping pada roda yang slip. Gigi samping juga tidak menekan ke arah
rumah deferensial, dan plat-plat kopling roda yang slip tidak ditekan. Ketika terjadi
slip yang besar maka roda gigi samping menekan plat- plat kopling sehingga daya
diberikan ke roda-roda secara merata.

Gambar 150. Saat Terjadi Slip.


2. Ratchet
Diferensial ratchet, menggunakan serangkaian Cams dan ramps untuk mengarahkan
daya ke roda dengan traksi yang kecil. Cara kerja tergantung pada kecepatan relatif
roda, bukan pada traksi roda. Penyaluran daya melalui satu set gigi yang dapat
terhubung dan terlepas. Sistem gigi disebut kopling gigi anjing. Serangkaian Cams
dan ramps menghubung dan melepaskan kopling gigi anjing pada roda gigi samping
dengan traksi yang lebih kecil.
Sebuah contoh diferensial ratchet ditunjukkan pada gambar

Gambar 151. Diferensial ratchet.


3. Diferensial torsi
Torsi diferensial adalah penguncian diferensial menggunakan gear sets yang
kompleks. Prinsip mekanis dasar diferensial ini adalah bahwa sementara worms
dapat memuta rworm wheel, worm wheel tidak bisa memutar worm.

Gambar 152. Diferensial torsi

Seperti ditunjukkan dalam Gambar diferensial torsi memiliki dua Central Worm yang
disebut sebagai poros roda gigi cacing. Satu poros roda gigi cacing melekat pada
setiap poros as roda. Worm wheel menumpang dan didorong oleh roda gigi cacing
pada poros as roda. Worm wheel berada didalam rumah diferensial. Memacu pada
hubungan antara roda gigi cacing dan worm wheel membentuk hubungan antara
dua poros gandar. Worm Wheel tidak dapat memutar gigi poros, sehingga mereka
mengunci diri pada gigi. Dengan cara ini, daya ditransmisikan ke roda gigi cacing
pada poros dan as terkunci.
Selama kendaraan berjalan lurus ke depan operasi, diferensial bekerja seperti
diferensial standar. Ketika kendaraan belok, atau ketika salah satu roda slip, terjadi
kecepatan relatif dari roda-roda. Perbedaan kecepatan ini ditularkan dari poros
yang berputar lebih cepat ke yang lebih lambat.

4. Pengunci diferensial hidrolik


Beberapa kendaran model akhir memiliki penguncian deferensial yang
dioperasikan oleh tekanan hidrolik, yang disebut Hydra-Lock, Vari-lock, atau sistem
Georotor. Sebuah penguncian diferensial hidrolik terdiri dari pompa dengan gigi
internal dan gigi eksternal, tekanan diafragma berbentuk cincin, dan plat-plat
kopling seperti yang digunakan dalam penguncian diferensial konvensional,
Gambar 16-24A. Tekanan minyak yang mengoperasikan sistem hidrolik berasal
dari poros roda belakang. Minyak yang digunakan adalah sama juga digunakan
untuk pelumasan poros belakang, dan sistem hidrolik tidak terpisah dari komponen
poros roda belakang lainnya.

Gambar 153. Pengunci diferensial hidrolik


Gambar 154. Pompa Hidrolis.
Pompa menyerupai pompa oli mesin jenis ,rotor dengan gigi eksternal enam poin
dalam sebuah gigi internal dengan tujuh lubang gigi. Ruang antara gigi internal dan
eksternal penuh dengan minyak setiap saat. Ketika gigi bergerak dalam hubungan
satu sama lain, ruangdi sisi isap pompa terbuka dan menarik minyak. Cairan
ditekan ke sisi output dari pompa. Menghasilkan tekanan yang dapat digunakan
untuk mengoperasikan komponen lain dari diferensial.
Gigi internal melekat salah satuas roda gigi samping, gigi eksternal melekat pada
poros roda gigi samping yang lain. Ketika kendaraan berjalan lurus kedua roda
memiliki traksi yang sama, kedua roda gigi samping berputar pada kecepatan yang
sama. Oleh karena itu, roda gigi internal dan eksternal didalam pompa tidak
bergerak dalam hubungan satu sama lain, dan tidak ada tekanan hidrolis. Ketika
salah satu roda kendaraan kehilangan traksi, maka salah satu roda gigi samping
mulai berputar pada tingkat yang lebih cepat dari yang lain. Perbedaan kecepatan
poros menyebabkan gigi pompa internal dan eksternal untuk bergerak dalam
kaitannya dengan yang lain, sehingga menghasilkan tekanan hidrolik. Tekanan ini
dikirim ke cincin diafragma, yang mengembang terhadap plat-plat kopling.
Dengan tertekannya plat-plat kopling, makaroda gigi samping terkunci bersama-
sama dan menjadi seperti satu unit. Ketika roda mulai berputar pada kecepatan yang
sama, gigi internal dan eksternal tidak saling bergerak satu sama lain, dan tidak ada
tekanan diproduksi. Dengan tidak ada tekanan pompa yang dihasilkan,cincin
diafragma tidak menekan plat-plat kopling. Jika satu roda lagi mulai tergelincir,
pompa mulai bekerja lagi.

5. Rumah Aksel Belakang


a. Suspensi belakang axle rijid
Rumah poros roda belakang aksel rijid merupakan komponen pendukung lainnya
seperti : sebagai reservoir untuk pelumas, mengakomodasi sistem suspensi, juga
merupakan bagian stasioner dari sistem rem belakang. Rumah poros roda belakang
terdiri dari rumah diferensial, dan poros tabung, yang didalamnya terdapat poros
penggerak terhubung dengan roda belakang. (Kendaraan dengan suspensi belakang
independen tidak akan memiliki tabung poros.)
Rumah poros roda belakang memiliki ventilasi untuk mengurangi penumpukan tekanan
dan juga memiliki saluran minyak.
Gambar 155. Rumah Poros Penggerak Roda BelakangAxle Rijid.

1. Aksel Banjo

Gambar 156. Aksel Banjo.

Rumah bantalan lebih kuat menahan gaya ke samping / aksial, biasa digunakan
pada kendaraan sedan, Station dan Jep.

2. Aksel Spicer

Gambar 157. Aksel Spicer.


Rumah bantalan lebih kuat menahan gaya ke samping / aksial roda korona jenis ini
sering digunakan pada jeep dan truk

b. Suspensi belakang axle indipenden


Pad akendaraan yang memiliki suspensi belakang independen, rumah poros
belakang yang digunakan dimodifikasi. Perhatikan bahwa rumah tidak memiliki
tabung poros. Poros penggerak roda dapat memindahkan daya dengan sudut
bervariasi beberapa derajat, Desain ini memungkinkan setiap roda untuk bergerak
secara bebas kepermukaan jalan.
Sebuah tabung torsi sering digunakan di depan rumah/bodi untuk meningkatkan
kekakuan dan mengurangi getaran.
Gambar 158. Suspensi Belakang Axle Indipenden.

Salah satu contoh untuk konstruksi tersebut adalah Aksel terompet.


Rumah bantalan merupakan satu kesatuan yang kokoh dengan rumah aksel, jenis
ini paling kuat menahan gaya ke samping / aksial roda korona biasanya digunakan
pada jenis kendaraaan berat

Gambar 159. Aksel terompet.


6. Poros Penggerak Roda Belakang
Poros penggerak roda belakang berfungsi mentransfer daya dari diferensial ke roda
belakang. Ada dua jenis utama desain dari poros penggerak. Salah satunya adalah poros
penggerak solid dan yang kedua adalah poros penggerak indipenden.
a. Poros penggerak suspensi rijid
Setiap poros didukung oleh bantalan poros, disebut juga bantalan roda. Bantalan poros
dipasang pada poros atau di tabung poros.
1. Semi-floating axles
Bantalan dipasang antara pipa aksel dengan poros penggerak aksel dan roda
langsung dipasang pada ujung poros.Pada konstruksi ini poros penggerak memikul
beban vertikal (beban bodi dan muatannya) dan beban dari samping (pada saat
belok).

Gambar 160. Semi-Floating Axles.


2. Three Quarter Floating

Gambar 161. Three Quarter Floating.


Bantalan dipasang antara pipa aksel dengan roda dan poros penggerak aksel tidak
langsung memikul berat kendaraan, maka
Berat kendaraan dan beban tidak diteruskan ke poros ( Poros tidak menjadi bengkok
oleh berat kendaraan ),tetapi gaya ke samping tetap membuat poros menjadi bengkok
Bila poros patah roda masih ditahan oleh bantalan.

3. Bebas Memikul ( Full Floating )

Gambar 162. Full Floating.

Naf roda terpasang kokoh pada pipa aksel melalui dua buah bantalan dan poros
penggerak aksel hanya berfungsi menggerakkan / memutar roda sehingga berat
kendaraan seluruhnya dijamin / dipikul oleh pipa aksel, tidak diteruskan ke poros
penggerak aksel, gaya ke samping juga tidak diteruskan ke poros penggerak aksel.
Konstruksi ini paling aman / baik karena poros penggerak tidak menahan berat dan
gaya ke samping kendaraan. Mahal dan banyak digunakan pada mobil berat ( misal:
truk dan bus ).
b. Poros penggerak suspensi indipenden
Poros penggerak suspensi indipenden yang digunakan pada kendaraan terdiri dari poros
dengan sendi fleksibel. Sendi Fleksibel memungkinkan setiap roda untuk bergerak secara
independen dari bodi kendaraan satu sama lain.

Gambar 163. Poros penggerak suspensi indipenden

Anda mungkin juga menyukai