Anda di halaman 1dari 48

SEMINAR PROPOSAL

PENGARUH PENGALAMAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI


TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI TEKNIK
KENDARAAN RINGAN SMK MANDIRI PERCUT SEI TUAN TAHUN
AJARAN 2019/2020

Oleh

Al Azharsyah

5163322002

Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif

Diajukan Untuk Seminar Proposal Dalam Penyusunan Skripsi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan kasih karunia-Nya yang selalu menyertai sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengalaman Praktek

Kerja Industri Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI Teknik Kendaraan

Ringan SMK Mandiri Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2019/2020” dengan baik

dan tepat pada waktunya.

Tujuan penulisan proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Fakultas Teknik (FT)

Universitas Negeri Medan. Dalam penulisan proposal penelitian ini penulis

banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, pada kesempatan ini penulis

menyampaian terima kasih kepada Dosen Pembimbing Skripsi penulis, Bapak Dr.

Eka Daryanto, M.T yang telah membimbing penulis selama penyusunan proposal

penelitian ini.

Secara khusus juga penulis menyampaikan terima kasih kepada kedua

orang tua penulis yakni bapak Ali Bahri Siagian S.Ag dan ibu Norhayati

matondang S.Pd yang selalu mendukung serta memberi semangat dan bantuan

berupa moril maupun materil selama penyusunan proposal penelitian ini, tidak

lupa penulis mengucapkan kepada Abg penulis Ali Sahbana dan kedua teman

penulis Tri Ranga Bayu dan Jeriko Plorian Sihombing yang selalu mendukung

serta memberi semangat kepada penulis sehingga terselesaikannya proposal

penelitian ini.

i
Penulis juga menyadari akan ketidaksempurnaan dan kekurangan dalam

penulisan proposal penelitian ini baik dari penyusunannya maupun hal-hal

lainnya. Oleh sebab itu penulis sangat berharap atas kritik dan saran dari pembaca

yang sifatnya membangun guna mengembangkan pengetahuan dan penunjang

untuk lebih baik lagi. Penulis sangat berharap semoga proposal penelitian ini

dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, September 2020

Penulis

Al Azharsyah

NIM. 5163322002

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................vi

DAFTAR TABEL......................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...................................................................1

B. Identifikasi Masalah.........................................................................6

C. Pembatasan Masalah........................................................................7

D. Rumusan Masalah............................................................................7

E. Tujuan Penelitian..............................................................................8

F. Manfaat Penelitian............................................................................8

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN

HIPOTESIS.........................................................................................11

A. Kerangka Teoritis.............................................................................11

1. Praktek Kerja Industri..................................................................11

a. Pengertian Praktek Kerja Industri............................................11

b. Manfaat Praktek Kerja Industri...............................................13

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktek Kerja industi.....14

2. Kesiapan Kerja.............................................................................16

a. Pengertian Kesiapan................................................................16

iii
b. Manfaat Kesiapan Kerja..........................................................16

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja..............19

B. Penelitian Yang Relevan..................................................................20

C. Kerangka Berpikir............................................................................20

D. Hipotesis Penelitian..........................................................................22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................30

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian..........................................................29

B. Populasi Dan Sampel Penelitian......................................................30

1. Populasi........................................................................................30

2. Sampel..........................................................................................30

C. Desain Penelitian..............................................................................31

D. Definisi Operasional........................................................................31

1. Variabel Bebas (x)........................................................................30

2. Variabel Terikat (y)......................................................................31

E. Instrumen Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data.....................32

1.Angket Kesiapan Kerja.................................................................32

F. Uji Coba Instrumen...........................................................................33

1. Uji Validitas Angket....................................................................34

2. Uji Reliabilitas Angket.................................................................34

G. Teknik Analisis Data........................................................................34

1. Analisis Deskriptif.......................................................................35

2. Uji Persyaratan Analisis...............................................................38

H. Pengujian Hipotesis..........................................................................44

iv
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................48

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Tingkat Pengangguran Menurut Pendidikan Tertinggi............4

vi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.2 Kisi Kisi Kesiapan Kerja…………………………………….….32

Tabel 3.3 Tingkat Reliabilitas......................................................................35

Tabel 3.4 Daftar Analisis Varians Regresi Linear Sederhana.....................42

Tabel 3.5 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap

Koefisien Korelasi................................................................................45

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Angket Kesiapan Kerja............................................................52

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi

sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Usaha untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan perlu mendapat

perhatian khusus. Undang-undang pendidikan Pasal 3 No. 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan membentuk

watak dan peradaban bangsa yang potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis

dan peka terhadap tantangan zaman.

Tantangan untuk menjadikan manusia yang berkualitas seperti tertuang

dalam Undang-undang Pasal 3 No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional tidak mudah. Banyak upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah salah

satunya melalui kurikulum, mulai kurikulum 1994, KBK, KTSP, dan juga

kurikulum 2013. Hamalik (2010:65) adalah program pendidikan yang disediakan

oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa. Menurut Slameto (2010:65)

kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa.

Adapun tujuan dari kurikulum adalah untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan

kesesuaiannya dengan lingkungan kebutuhan pembangunan nasional,


2

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian sesuai dengan jenis

jenjang masing-masing satuan pendidikan.

Lembaga pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu

lembaga pendidikan formal yang ditetapkan oleh Undang-undang, yang memiliki

peranan penting dalam meningkatkan kualitas rakyat indonesia. Sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Indonesia No. 29 Tahun 1990 Pasal 1 tentang pendidikan

menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang

mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis

pekerjaan tertentu. Hal ini dipertegas kembali dengan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional No. 23 tahun 2006 Pasal 1 tentang standar kelulusan satuan

pendidikan, salah satunya yaitu menguasai program keahlian.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga

pendidikan di Indonesia memiliki beberapa tujuan yang menjadi kompetensi dari

lulusan SMK tersebut. Tujuan khusus pendidikan menengah kejuruan yang

tertuang dalam UU Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003 Bab

II Pasal 3 adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja

mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat

menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang

dipilihnya.

2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam

berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap

profesional dalam bidang keahlian lainnya.


3

3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan agar mampu

mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui

jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

4. Membekali peserta didik dengan kompetensi yang sesuai dengan program

keahlian yang dipilih.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sekolah

menengah kejuruan diadakan untuk menciptakan tenaga kerja yang berkompetensi

di jurusan masing-masing. SMK dikatakan berhasil jika lulusan tersebut diserap

oleh perusahaan industri sesuai dengan jurusan masing-masing. Misi utama

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah untuk mempersiapkan peserta didik

sebagai calon tenaga kerja yang memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja.

Keberadaan SMK dituntut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, yaitu

kebutuhan tenaga kerja. Sehingga peserta didik dituntut untuk memiliki

keterampilan serta sikap professional dalam bidangnya. Sesuai dengan tujuan

SMK.

Berdasarkan data Badan Pusat Statisik (BPS) angka Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT) Indonesia dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) paling

tinggi dibanding dengan lulusan dari jenjang pendidikan lainnya. Angka

pengangguran dari lulusan SMK pada februari 2017 mencapai 9,27%. Tingkat

pengangguran tersebut lebih tinggi dari Agustus 2017 sebesar 11,41% namun

lebih rendah dibanding posisi februari 2018 sebesar 8,92%.


4

Gambar 1.1 Tingkat Pengganguran Menurut Pendidikan Tertinggi

Sumber : bps.go.id

Berdasarkan data pengangguran diatas dapat disimpulkan bahwa lulusan

SMK masih belum bisa dikatakan memuaskan. Peningkatan jumlah pengangguran

ini merupakan tugas yang sangat besar bagi pendidikan di Indonesia, terutama

bagi lembaga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Oleh sebab itu sekolah

kejuruan diharapkan mampu menghasilkan tenaga terampil tingkat menengah

yang siap pakai dalam bidang pekerjaan tertentu. Kenyataan yang terjadi pada

SMK hingga sekarang adalah adanya kesenjangan antara dunia pendidikan dan

dunia kerja. Kesenjangan yang pertama berupa kemampuan lulusan yang belum

sesuai dengan standar kualifikasi dunia kerja. Hal ini sesuai dengan apa yang

dikemukakan oleh Djemari Mardapi (1984) bahwa kemampuan lulusan SMK

belum dapat memenuhi tuntutan tenaga kerja industri. Kesenjangan ini dapat

dilihat dengan masih adanya lulusan SMK yang tidak dapat diterima di dunia

kerja karena keterampilan yang dimiliki tidak sesuai dengan keterampilan yang

dibutuhkan di dunia kerja. Kesenjangan yang kedua adalah jumlah lulusan yang
5

tidak sesuai dengan pertumbuhan dunia kerja atau lebih banyaknya pencari kerja

dibandingkan lapangan pekerjaan yang tersedia sehingga menambah jumlah

pengangguran.

SMK Mandiri Percut Sei Tuan sebagai salah satu sekolah kejuruan

bertujuan menghasilkan tenaga kerja yang kompeten. SMK Mandiri Percut Sei

Tuan memiliki lima bidang keahlian yaitu bidang keahlian teknik kendaraan

ringan (TKRO), bidang keahlian teknik bisnis sepeda motor (TBSM), bidang

keahlian teknik bodi kendaraan (TBO), bidang keahlian teknik computer jaringan

(TKJ) dan bidang keahlian rekayasa prangkat lunak (PRL) yang masing-masing

terbagi menjadi beberapa program keahlian. Salah satu program keahliannya

adalah teknik kendaraan ringan. Materi yang diajarkan mengacu pada kurikulum

yang disesuaikan dengan tuntutan lapangan kerja atau industri, dalam bentuk

teoritis maupun praktik sehingga dapat digunakan sebagai modal siswa setelah

lulus nantinya.

Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan pada saat kegiatan Magang 3

(Mengajar Terbimbing) yang dilaksanakan di SMK Mandiri Percut Sei Tuan,

terlihat bahwa kesiapan kerja siswa masih tergolong kurang padahal mereka

memiliki potensi yang baik dalam bekerja dilihat dari hasil belajarnya. Semakin

besar keiapan kerja siswa pada bidang pekerjaan tertentu maka akan semakin

besar pula perhatian dan keinginannya untuk mempelajari bidang pekerjaan

tersebut. Hal ini bisa disebabkan minimnya pengetahuan dan informasi siswa

mengenai dunia kerja dan pengalaman bekerja siswa karena pengalaman bekerja

hanya diperoleh melalui praktek industri. Aspek yang berpengaruh terhadap


6

kesiapan kerja siswa adalah tidak sesuainya pengetahuan akademik maupun

keterampilan di sekolah dengan yang dibutuhkan dunia kerja, kurang kondusifnya

proses belajar mengajar teori maupun praktek berdasarkan dokumentasi yang

dimiliki sekolah.

Kurangnya kesiapan kerja siswa SMK disebabkan oleh : (1) banyaknya

lulusan SMK yang bekerja tidak sesuai denngan kompetensi keahlianya (2)

jumlah lulusan yang tidak sesuai dengan pertumbuhan dunia kerja atau lebih

banyaknya pencari kerja dibandingkan lapangan pekerjaan yang tersedia sehinga

menambah jumlah pengangguran (3) kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya

memiliki kesiapan kerja (4) pengalaman kerja siswa didunia industri belum

memadai(5) kemampuan lulusan SMK tidak memiliki kesiapan kerja (6) kesiapan

siswa SMK masih tergolong kurang (7) kurangnya kesadaran siswa akan

pentingnya kesiapan kerja.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin mengetahui sejauh

mana Pengaruh Pengalaman Praktek Kerja Industri Terhadap Kesiapan

Kerja Siswa Kelas XI Teknik Kendaraan Rigan SMK Mandiri Percut Sei

Tuan Tahun Ajaran 2019/2020

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasi

masalah yang ditemukan di SMK Mandiri Percut Sei Tuan sebagai berikut :
7

1. Banyaknya lulusan SMK yang bekerja tidak sesuai dengan kompetensi

keahliannya.

2. Jumlah lulusan yang tidak sesuai dengan pertumbuhan dunia kerja atau lebih

banyaknya pencari kerja dibandingkan lapangan pekerjaan yang tersedia

sehingga menambah jumlah pengangguran.

3. Kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya memiliki Kesiapan Kerja.

4. Pengalaman kerja siswa didunia industri belum memadai.

5. Kemampuan Lulusan SMK tidak memiliki kesiapan kerja

6. Kesiapan Kerja siswa SMK masih tergolong kurang

7. Kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya kesiapan kerja


8

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka peneliti membatasi masalah

penelitian yaitu hanya pada :

1. Pengaruh pengalaman praktek kerja industri pada kesiapan kerja siswa kelas

XI TKR SMK Mandiri Percut Sei TuanTahun Ajaran 2019/2020.

2. Kesiapan kerja yang diteliti adalah kesiapan kerja dari siswa itu sendiri pada

siswa kelas XI TKR SMK Mandiri Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2019/2020

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang diatas, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Adakah pengaruh pengalaman

praktek kerja industri terhadap kesiapan kerja siswa kelas XI Teknik Kendaraan

Ringan SMK Mandiri Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2019/2020?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pengaruh pengalaman Praktek Kerja

Industri terhadap Kesiapan Kerja siswa kelas XI Program Keahlian Teknik

Kendaraan Ringan SMK Mandiri Percut Sei Tuan


9

F. Manfaat Penelitian

Sejalan dengan tujuan penelitian di atas, diharapkan penelitian ini akan

memberi manfaat, yaitu :

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan

dan dapat dijadikan bahan rujukan untuk penelitian sejenis pada masa depan dan

sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya.

2. Secara Praktis

a. Bagi Peneliti

Dapat mengungkap atau memahamin bahwa ada Pengaruh Praktek Kerja

Industri terhadap kesiapan kerja

b. Bagi sekolah

Dapat memberikan kontribusi kepada dunia Pendidikan mengenai pentingnya

praktek kerja industri bagi siswa agar memiliki kesiapan kerja untuk bekerja

sehinga nantinya tujuan Pendidikan dapat tercapai

c. Bagi peneliti lain

Sebagai referensi dan masukan bagi mahasiswa maupun peneliti yang

mengadakan penelitian sejenis di masa yang akan datang.


BAB II

KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A.Kerangka Teoritis

1. Kesiapan Kerja
a. Pengertian Kesiapan Kerja
Kesiapan berasal dari kata dasar siap, dapat diartikan kesiapan adalah
keadaan siap seseorang untuk menanggapi atau meresponsesuatu. Siswa yang
ingin memiliki sebuah kesiapan maka harus belajar dan memiliki bekal baik ilmu
maupun hal-hal yang dibutuhkan agar dapat dikatakan siap.
Menurut Slameto (2010 : 113) “Kesiapan adalah keseluruhan kondisi
seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respons/jawaban di dalam cara
tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan
berpengaruh pada atau kecenderungan untuk memberi respons. Kondisi mencakup
setidak-tidaknya 3 aspek, yaitu:
1. Kondisi fisik, mental dan emosional.
2. Kebutuhan –kebutuhan, motif dan tujuan.
3. Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah telah
dipelajari.
Menurut Dalyono (2005 : 166) “Prinsip-prinsip kesiapan yaitu :
1. Semua aspek pertumbuhan berinteraksi dan bersama membentuk
readiness, yaitu kemampuan dan kesiapan
2. Pengalaman seseorang ikut mempengaruhi pertumbuhan fisiologis
individu
3. Pengalaman mempunyai efek kumulatif dalam perkembangan fungsi-
fungsi kepribadian individu, baik yang jasmaniah maupun yang rohaniah
4. Apabila readiness untuk melaksanakan kegiatan tertentu terbentuk pada

diri seseorang, maka saat-saat tertentu dalam kehidupan seseorang

merupakan masa formatif bagi perkembangan pribadinya”.


11

Menurut J.P Chaplin yang diterjemahkan oleh Kartini Kartono (2002: 418)

“readiness (kesiapan) adalah keadaan siap siaga untuk mereaksi/menanggapi atau

tingkat perkembangan dari kematangan/kedewasaan yang menguntungkan bagi

pemraktikkan sesuatu”. Kematangan ini merupakan proses saat tercapainya batas

yang memadai bagi orang ataupun fungsi tertentu di dalam melaksanakan

tugasnya serta tepat untuk mendapatkan latihan dan pelajaran. Lingkungan juga

menjadi penyumbang pembentukan kesiapan, orang yang berkembang

intelektualitasnya akan lebih berkembang pula pemikirannya dan kemampuannya

membuat keputusan. Kesiapan seseorang merupakan sifat-sifat dan kekuatan

pribadi yang berkembang sehingga memungkinkan orang dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungannya serta mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya.

Berdasarkan beberapa teori tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

kesiapan adalah suatu kondisi/ kemampuan seseorang yang sudah siap yang dapat

diperoleh melalui belajar maupun pengalaman praktik dan dapat dilihat dari

tingkat kematangan, kecerdasan dan pengalaman yang telah dimiliki seseorang

untuk melakukan suatu pekerjaan.

b. Manfaat Kesiapan Kerja

Kesiapan Kerja merupakan modal utama bagi seseorang untuk dapat

melakukan suatu pekerjaan sehingga menghasilkan kerja yang maksimal.

SMK dituntut untuk dapat mempersiapkan siswa sebagai calon tenaga kerja yang

siap kerja, baik siap fisik maupun mental. Seseorang yang telah memiliki kesiapan
12

kerja harus berani mengambil keputusan untuk memilih pekerjaan sesuai dengan

kompetensi keahliannya.

Menurut Moh. Tayeb Manrihu (1998:26) mengungkapkan bahwa

“Kesiapan kerja merupakan daftar perilaku siswa dengan mengidentifikasi,

memilih, merencanakan, dan melaksanakan tujuan-tujuan karier yang tersedia

bagi siswa dalam perbandingannya dengan yang dimiliki oleh kelompok

sebayanya”.

Menurut Kartini (1991:77) berpendapat bahwa “Kesiapan kerja

merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam melaksanakan pekerjaan

dengan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau

barang untuk memenuhi kebutuhannya”. Kesiapan Kerja tidak hanya sebatas

pekerjaan apa yang telah dijabat oleh seseorang, akan tetapi apakah pekerjaan

tersebut sesuai dengan potensi yang ada dalam diri sesorang yang menjabatnya

atau tidak. Pekerjaan yang sesuai dengan potensi akan membuat orang yang

menjabatnya merasa senang dan berusaha dengan sebaik mungkin untuk

melakukan pekerjaan tersebut, serta memiliki berusaha untuk meningkatkan

potensi yang ada pada dirinya (Dewa Ketut, 1993:15).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kesiapan

kerja merupakan kematangan baik mental, fisik, sosial maupun emosional pada

seseorang serta memiliki kemampuan untuk melaksanakan suatu kegiatan yang

sesuai dengan potensi-potensi siswa dalam rangka untuk memenuhi kebutuhannya

di masa mendatang.
13

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja

Keberhasilan setiap individu dalam dunia kerja selalu ditentukan oleh

penguasaan bidang kompetensinya juga ditentukan oleh bakat, minat, sifat, dan

sikap serta nilai-nilai terdapat pada seseorang yang tumbuh dan berkembang

menurut pola perkembangan masing-masing merupakan suatu penyangga yang

penting. Tekat, semangat, komitmen ingin berhasil, lingkungan keluarga, praktik

kerja lapangan dan keyakinan merupakan hal yang harus dimiliki peserta didik.

Menurut Kardimin (2004 : 2-3) mengungkapkan ada 2 faktor yang

mempengaruhi kesiapan kerja, yaitu :

1. Faktor internal

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi kematangan baik fisik

maupun mental, tekanan, kreativitas, minat, bakat, intelegensi,

kemandirian, penguasaan ilmu pengetahuan dan motivasi.

2. Faktor eksternal

Faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa meliputi peran masyarakat,

keluarga, sarana dan prasarana sekolah, informasi dunia kerja, dan

pengalaman kerja.

Menurut Muri Yusuf (2002:62) berpendapat bahwa beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi Kesiapan Kerja yaitu pengetahuan dan wawasan,

kecerdasan, kecakapan, bakat, minat, sikap, nilai-nilai, da sifat-sifat pribadi.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa kesiapan

kerja merupakan kematangan baik mental, fisik, sosial maupun emosional pada

seseorang serta memiliki kemampuan dan keyakinan untuk melaksanakan suatu


14

kegiatan yang sesuai dengan potensi-potensi siswa dalam rangka untuk

memenuhi kebutuhanya dimasa mendatang.

Kesiapan kerja sisiwa dapat diidentifikasi berdasarkan indikator : (1)

petimbangan yang logis dan objektif (2) mampu bekerja sama dengan orang lain

(3) bersikap kritis (4) pengendalian emosi (5) bertangung jawab (6) mengikuti

perkembangan bidang keahlian (7) mempunyai pengalaman dibidang keahlian (8)

berambisi untuk manju.

2.Praktek Kerja Industri

a. Pengertian Pengalaman Praktik Kerja Industri


Menurut Chalpin (2006:179) “Pengalaman adalah pengetahuan atau
keterampilan yang diperoleh dari praktik atau dari luar usaha belajar”. Sejalan
dengan Chalpin, Oemar Hamalik berpendapat bahwa pengalaman merupakan
pengetahuan yang dimiliki seseorang karena adanya suatu interaksi antara
individu dengan lingkungan yang telah dilakukan (Hamalik, 2008:29).
Pengalaman merupakan penguasaan pada suatu keterampilan atau pengetahuan
yang dimiliki seseorang karena telah melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan
yang beruhubungan dengan keterampilan tersebut. Seseorang dikatakan
berpengalaman apabila telah memiliki tingkat penguasaan pengetahuan dan
keterampilan yang relevan dan memadai sesuai bidang keahliannya.

Tujuan khusus pendidikan kejuruan menurut Undang-Undang Nomor 20


Tahun 2003 adalah sebagai berikut: (a) menyiapkan peserta didik agar menjadi
manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yangada
sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program
keahlian yang dipilihnya; (b) menyiapkan peserta didik agar mampu memilih
karier, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja dan
mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya; (c)
15

membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar
mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri m aupun
melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi; (d) membekali peserta didik dengan
kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan dengan program keahlian yang
terpilih. Berdasarkan beberapa tujuan tersebut SMK mempunyai beberapa
program untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya adalah adanya
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dengan Pendidikan Sistem Ganda.

Pendidikan Sistem Ganda pada SMK dilaksanakan melalui Praktik Kerja


Industri. Dalam kurikulum SMK (Dikmenjur:2008) menyebutkan “Prakerin
adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersamasama antara SMK
dengan industri/asosiasi profesi sebagai institusi pasangan (IP), mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan hingga
evaluasi dan sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program dengan
menggunakan berbagai bentuk alternatif pelaksanaan, seperti day relase, block
relase, dan sebagainya.

Praktik Kerja Industri (Prakerin) program wajib yang harus


diselenggarakan oleh sekolah khususnya sekolah menengah kejuruan dan
pendidikan luar sekolah serta wajib diikuti oleh siswa/warga belajar. Wardiman
Djojonegoro (1998:79) berpendapat bahwa PSG adalah suatu bentuk
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang memadukan
secara sistematik dan sinkron antara pendidikan yang ditempuh disekolah dengan
program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di dunia
kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. Menurut
Oemar Hamalik (2005:91) menyatakan bahwa Praktek kerja lapangan juga disebut
sebagai Program Pengalaman Lapangan (PPL), pada hakikatnya adalah suatu
program latihan yang diselenggarakan di lapangan atau di luar kelas, dalam
rangkaian kegiatan pembelajaran sebagai bagian integral program pelatihan.
Praktek kerja lapangan merupakan suatu komponen yang penting dalam sistem
pelatihan manajemen untuk mengembangkan wawasan dan keterampilan
16

manajemen para pesertanya. Peserta dapat memadukan antara teori dan proses
yang telah diperolehnya di kelas dengan pengalaman praktis, mereka mengalami
secara langsung kehidupan lingkungan organisasi, bertindak dan berperan sebagai
tenaga unsur manajemen dalam bidang tertentu di lingkungan organisasi selama
mengikuti Prakerin.

Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa Pengalaman


Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan pengetahuan dan keterampilan yang
didapatkan oleh siswa dalam bidang tertentu setelah melaksanakan praktik kerja
di dunia usaha atau dunia industri
selama jangka waktu tertentu yang sesuai dengan program keahlian yang
diambilnya.

b. Manfaat Praktik Kerja Industri

Undang-Undang Praktik Kerja Industri Dikmenjur, (2008)


mengungkapkan bahwa penyelenggaraan Praktik Kerja Industri akan membantu
peserta didik untuk memantapkan hasil belajar yang diperoleh di sekolah serta
membekali siswa dengan pengalaman nyata sesuai dengan program studi yang
dipilihnya. Menurut Oemar Hamalik (2005:93) manfaat-manfaat yang diperoleh
siswa dengan adanya Praktik Kerja Industri yaitu: (a) menyediakan kesempatan
kepada peserta untuk melatih keterampilan-keterampilan sesuai dengan bidang
yang diambilnya dalam situasi lapangan yang aktual; hal ini penting dalam rangka
belajar menerapkan teori atau konsep atau prinsip yang telah dipelajari
sebelumnya; (b) memberikan pengalaman-pengalaman praktis kepada peserta
sehingga hasil praktik kerja bertambah luas; (c)peserta berkesempatan
memecahkan berbagai masalah di lapangan dengan mendayagunakan
pengetahuannya; (d) mendekatkan dan menjembatani penyiapan siswa untuk
terjun ke bidang tugasnya setelah menempuh pendidikan di sekolah.
17

Wardiman Djojonegoro (1998:90) mengungkapkan bahwa dengan PSG


siswa akan mendapat nilai tambah yaitu antara lain:

1) Hasil peserta didik lebih bermakna karena setelah tamat akan betul-betul
memiliki bekal keahlian profesional untuk terjun ke lapangan kerja sehingga dapat
meningkatkan taraf kehidupannya.

2) Rentang waktu (lead-time) untuk mencapai keahlian profesional menjadi lebih


singkat karena setelah tamat PSG tidak memerlukan waktu latihan lanjutan untuk
mencapai keahlian siap pakai.

3) Keahlian profesional yang diperoleh melalui PSG dapat mengangkat harga dan
percaya diri tamatan, yang pada gilirannya akan dapat mendorong mereka untuk
meningkatkan keahliannya pada tingkat yang lebih tinggi.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dengan


Pengalaman Praktik Kerja Industri siswa dapat memantapkan hasil belajarnya,
menerapkan teori atau konsep yang telah dipelajari di sekolah, mengasah
kemampuan dan keterampilan bidang yang ditekuninya, merasakan secara
langsung lingkungan kerja, serta mendapatkan pengalaman secara nyata di
lapangan kerja sehingga siswa memiliki bekal ketika memasuki dunia kerja. Sikap
siswa akan terbentuk karena dengan praktik langsung di lapangan siswa
mengetahui bagaimana cara bersikap dengan orang lain, mengetahui apa yang
harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan pada dunia kerja.
Kepercayaan diri siswa mengenai keahliannya akan meningkat karena siswa telah
mempraktikan secara langsung apa yang diajarkan di sekolah ke tempat Prakerin.

c. Indikator Pengalaman Praktik Kerja Industri

Menurut Oemar Hamalik (2005:91) menyatakan bahwa praktek kerja


lapangan adalah suatu tahap persiapan profesional di mana seorang siswa
18

(peserta) yang hampir menyelesaikan studi (pelatihan) secara formal bekerja di


lapangan dengan supervisi oleh seorang administrator yang kompeten dalam
jangka waktu tertentu, yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
melaksanakan tanggung jawab. Oemar Hamalik mengungkapkan beberapa
manfaat dengan adanya Praktik Kerja Industri yang telah dijelaskan sebelumnya.
Selain itu Wardiman Djojonegoro juga mengemukakan beberapa nilai tambah
yang diperoleh siswa setelah melaksanakan PSG. Oleh karena itu peneliti
menetapkan indikator Pengalaman Praktik Kerja Industri

berdasarkan manfaat praktikk kerja industri yang dikemukakan oleh


Oemar Hamalik yaitu:

1) Terlatihnya keterampilan-keterampilan siswa sesuai dengan bidang keahlian


Setelah siswa mempelajari teori di sekolah siswa dapat mempraktikannya di
lapangan atau tempat Prakerin. Siswa dapat mengembangkan keterampilan-
keterampilannya dalam bidang keahliannya di tempat Prakrein sehingga siswa
dapat memperoleh pengalaman yang dapat dijadikan bekal di masa mendatang
ketika terjun ke dunia kerja.
2) Mendapatkan pengalaman-pengalaman praktis Selama proses prakerin siswa
senantiasa melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh DU/DI sehingga siswa
mendapatkan pengalaman secara nyata serta dapat merasakan bagaimana ketika
berada di dunia kerja. Hasil praktik kerja siswa dapat bertambah luas dengan
adanya pekerjaan yang diberikan kepada siswa selama di lapangan.

3) Mampu memecahkan berbagai masalah di lapangan Di dunia kerja yang nyata


pasti tidak selamanya berjalan dengan mulus pasti akan ada berbagai masalah
yang muncul. Dengan adanya Prakerin siswa dapat mengetahui dan merasakan
permasalahan yang muncul di lapangan sehingga siswa akan berusaha
memecahkan masalah tersebut.
19

4) Mendekatkan dan menjembatani penyiapan siswa untuk terjun ke bidang


tugasnya setelah menempuh pendidikan di sekolah Setelah siswa melaksanakan
Prakerin diharapkan siswa menjadi siap untuk terjun ke dunia kerja. Selain
menambah keterampilan siswa Prakerin juga dapat memberikan pengalaman
kepada siswa bagaimana cara bersikap di dunia kerja yang tentu saja berbeda
dengan di sekolah.

5) Meningkatnya rasa percaya diri Teori yang diajarkan di sekolah dapat


diterapkan melalui Praktik Kerja Industri. Hal tersebut akan membuat siswa lebih
percaya diri mengenai kemampuannya dalam mengerjakan pekerjaan yang
berkaitan dengan bidang keahliannya.

Berdasarkan pengalaman praktek kerja industri dapat disimpulkan bahwa


pengalaman praktek kerja industri merupakan terlatihnya keterampilan-
keterampilan siswa dan pengalaman siswa untuk mengasa keterampilan serta
bidang yang ditekuninya, merasakan secara langsung lingkungan kerja dan
mendapatkan pengalaman secara nyata dilapangan kerja sehingga siswa dapat
memiliki bakal ketika memasuki dunia kerja.

B. Kerangka Berpikir

Peningkatan sumber daya manusia melalu Pendidikan, baik Pendidikan

sekolah maupun luar sekolah merupakan cara terbaik untuk mendapatkan dan

memenuhi tuntutan pembagunan nasional. Sekolah menegah kejuruan merupakan

salah satu Lembaga Pendidikan yang bertangung jawab dan ikut serta dalam

menghasilkan tenaga terampil. Tujuan Pendidikan kejuruan adalah untuk

membekali siswa agar memiliki kompetensi atau kemampuan prilaku dalam


20

bidang kejuruan tertentu sehinga yang bersangkutan memiliki kesiapan kerja dan

mampu bekerja sesuai keahlian yang telah dipelajarin.

Untuk mencapai Pendidikan tersebut siswa sebagai calon tenaga terampil,

perlu dibekali keahlian khusus dengan cara turun langsung didunia kerja melalui

praktek kerja industri. Praktek kerja industri adalah suatu kegiatan kurikuler yang

dilakukan oleh siswa sekolah menegah kejuruan sebagai wahana untuk lebih

memantapkan hasil belajar dan sekaligus memberikan kesempatan mendalam dan

menghayati kemampuan hasil tersebut dalam situasi dan kondidi kerja yang

sesungguhnya.

Melalui kegiatan Praktek kerja indutri tersebut siswa diharapkan memiliki

kesiapan kerja sehingga setelah mereka lulus nanti dapat terjun langsung keduania

kerja sesuai dengan bidang masing-masing.

Krangka berpikir dalam penelitian ini jika divisualisaikan dalam bentuk

skem atau model sederhana adalah sebai berikut.

Praktek kerja
Kesiapan Kerja
Industri Gambar 2.1 Sekema

Krangka Berpikir

Dari gambar skema diatas kegiatan praktek kerja industri diduga dapat

memberikan pengaruh terhadap kesiapan kerja siswa kelas XI Program keahlian


21

Teknik Kendaraan Ringan SMK Mandiri Percut Sei Tuan Tahun Ajaran

2019/2020

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi

problematika yang diajukan dalam penelitian (Suharsimi Arikunto,2009:55).

Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang

akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian.

Dengan kedudukan itu maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran ataupun

dapat tumbang sebagai kebenaran.

Dari berbagai kajian teori dan penelitian yang relevan hipoteisis penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: ”Ada pengaruh yang

sixnifikan antara pengalaman praktek kerja industri terhadap kesiapan kerja siswa

kelas XI Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Mandiri Percut Sei

Tuan Tahun Ajaran 2019/2020”.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Mandiri Percut Sei Tuan JL.

Datuk Kabu No.99 Psr 3 Tembung , Deli Sedang , Prov. Sumatera Utara.

Penelitian ini akan dilakukan dari bulan November sampai dengan selesai.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Jadi populasi bukan

sekedar jumlah objek/subjek yang hendak dikaji, tetapi meliputi seluruh

karakteristik yang dimiliki oleh objek/subjek tersebut. Populasi dalam penelitian

ini adalah peserta didik untuk kelas X Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan

Ringan di SMK Mandiri Percut Sei Tuan yang terdiri dari 2 Kelas. Kedua kelas

tersebut adalah kelas XI TKR 1 dan XI TKR 2. Populasi dalam penelitian ini

adalah sebanyak 62 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan

peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih sebagai

anggota sampel. Pengambilan sampel untuk penelitian menurut Suharsimi

29
30

Arikunto (2010: 112), jika subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya diambil

semuanya.
30

Berdasarkan pendapat ahli diatas, maka sampel yang diambil dalam

penelitian ini adalah seluruh subjek berdasarkan banyaknya populasi yaitu 62

orang.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian ex-post facto dimana variabel-

variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel

yang diteliti. Penelitian ini juga termasuk penelitian korelasi yaitu penelitian

untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antar dua variabel atau lebih

tanpa ada upaya untuk memengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat

manipulasi variabel. Data variabel yang diambil dalam penelitian ini adalah

Praktek Kerja Industri Dan Kesiapan Kerja Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan

untuk mengukur semua variabel bebas dan terikat dengan menggunakan angka-

angka yang diolah melalui analisis statistik.

D. Defenisi Operasional

Agar penelitian ini terarah, maka akan dikemukakan berupa defenisi

operasional variabel sebagai berikut.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variable yang mempengaruhi atau variabel yang

menjadi penyebab, disebut variabel X. dalam penelitian ini yang menjadi

variabel bebas kegiatan praktek kerja industri di instansi atau industri


31

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel akibat,

disebut variabel Y. dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat

adalah kesiapan kerja siswa

E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui metode kuesioner atau angket dan

metode dokumentasi.

1. Pengalaman Praktek Kerja Industri

Data yang diperoleh atau diambil dari dokumentasi yang telah

dimiliki oleh sekolah SMK Mandiri Percut Sei Tuan

2. Angket Kesiapan Kerja

Angket kesiapan kerja yang digunakan berupa angket tertutup yang

disusun berdasarkan indikator yang menunjukkan kesiapan kerja. Angket kesiapan

kerja juga menggunakan skala Likert dengan empat pilihan jawaban dengan

ketentuan yang sama dengan angket minat kerja.

Angket kesiapan kerja terdiri dari 30 item. Tiap item terdiri dari 4 pilihan

jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak

Setuju (STS).
32

Kisi-kisi angket kemandirian belajar berdasarkan indikator adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Kesiapan Kerja

No Indikator No. Item Instrumen Jumlah


Pertimbangan yang logis dan
1 1,2,3,4 4
obyektif
Mampu bekerja sama dengan
2 5,6,7 3
orang lain
3 Bersikap kritis 8,9,10,11 4
4 Pengendalian emosi 12,13,14 3
5 Bertanggung jawab 15,16,17,18,19 5
Mengikuti perkembangan
6 20,21,22 3
bidang keahlian
Mempunyai pengalaman di
7 23,24,25 3
bidang keahlian
8 Berambisi untuk maju 26,27,28,29,30 5
Jumlah 30

F. Metode Ujicoba Instrumen

Metode ujicoba instrument penelitian dalam penelitian ini adalah analisis

deskriftif, yaitu dengan mendeskripsikan proses nilai hasil penelitian praktek

kerja industri.

1. Uji Validitas Angket Praktek Kerja Industri dan Kesiapan Kerja

Pengujian validitas empiris dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik analisis butir, yaitu dengan mengkorelasikan skor butir (X)
33

terhadap skor total (Y) dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment

sebagai berikut:

N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
√¿ ¿ ¿

Keterangan :

r xy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y


N : Jumlah Subjek (responden)
∑ XY : Jumlah perkalian X dan Y
∑X : Jumlah harga skor butir
∑Y : Jumlah harga skor Total
2
∑ X : Jumlah X kuadrat
∑ Y 2 : Jumlah Y kuadrat

Selanjutnya harga korelasi dari hasil perhitungan ini dibandingkan dengan

rtabel dengan taraf signifikan (α) 5%. Apabila rhitung > rtabel maka, item tersebut

dikatakan valid.

2. Uji Reliabilitas Angket Praktek Kerja Industri dan Kesiapan Kerja

Reliabilitas instrumen adalah ketetapan atau keajengan suatu alat ukur

tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya. Artinya, kapanpun instrumen

tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama. Dalam menguji

reliabilitas instrumen dipergunakan rumus Alpha Cronbach seperti yang telah

dikemukakan oleh Arikunto (2013: 238) karena angket variabel minat kerja dan

kesiapan kerja tidak terdapat jawaban. Rumus Alpha Croncbach sebagai berikut:

∑σ 2
r 11 = [ ][k
k −1
1− 2 b
σ1 ]
Keterangan :

r 11 : Reliabilitas Instrumen
34

k : Banyaknya Butir Pertanyaan atau soal


2
∑ σ b : Jumlah Varians Butir
σ 2t : Varians total

Tingkat reliabilitasnya dapat diketahui dengan membandingkan harga rhitung

dengan rtabel interpretasi r seperti yang dituliskan Sugiyono (2009:231), sebagai

berikut:

Tabel 3.3 Tingkat reliabilitas

I T
n i
t n
e g
r k
v a
a t
l
H
K u
o b
e u
f n
i g
s a
i n
e
n
0 S
, a
8 n
0 g
a
– t

1 T
, i
0 n
35

0 g
0 g
i
0 T
, i
6 n
0 g
g
– i

0
,
7
9
9
0 S
, e
4 d
0 a
n
– g

0
,
5
9
9
0 R
, e
2 n
0 d
a
– h

0
,
3
9
9
0 S
, a
36

0 n
0 g
a
– t

0 R
, e
1 n
9 d
9 a
h

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang diperlukan untuk mengolah data dari hasil penelitian

digunakan analisis deskriptif dan uji persyaratan analisis, dan uji hipotesis.

1. Deskripsi Data

Penggunaan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan data

kuantitatif, sehingga instrumen yang digunakan mengahasilkan data numerik.

Tabulasi data untuk masing-masing variabel dilakukan dilakukan terhadap skor

yang diperoleh dengan menggunakan bantuan program SPSS for Window

sehingga akan diperoleh harga rerata, modus, rentang, nilai

maksimum, nilai minimum, distribusi frekuensi, histogram dan pie chart

untuk setiap variabel penelitian. Besarnya presentase menunjukkan

kategori informasi yang terungkap, sehingga dapat diketahui posisi masing-

masing aspek.

a. Mean, Median, Modus, Standar Deviaasi

Perhitungan mean, median, modus, standar deviasi

menggunakan program SPSS for Windows.


37

b. Table Distribusi Frekuensi

1) Menentukan jumlah interval dengan menggunakan rumus

Sturges yaitu :

K= 1+ 3,3 log n

2) Menghitung rentang data dengan rumus :

Rentang data = Data terbesar- Data terkecil

3) Mengitung Panjang kelas dengan rumus :

Panjang kelas = Rentang kelas : Jumlah kelas

c. Histogram

Histogram dibuat berdasarkan data dan frekuensi yang telah

disampaikan dalam table distribusi frekuensi.

d. Table Kecenderungan Variabel

Kecenderungan masing-masing variable yang dilakukan dengan

pengkategorian skor yang diperoleh Mean empiric dan nilai standar

deviasi empiric. Penentuan kedudukan variable berdasarkan

pengelompokkan atas 3 rangking seperti pada tabel 8 dibawah ini :

Tabel 8. Rangking Kecenderungan Variabel

No Skor siswa Kategori


1. X<M-1,0 SD Rendah
2. M-1,0 SD ≤ X<M + 1,0 SD Sedang
3. M + 1,0 SD ≤ X Tinggi
38

Keterangan :

M : Mean empirik

SD : standar Deviasi empiri

X : Skor yang dicapai siswa

e. Pie Chart

Pie chart dibuat berdasarkan data kecenderungan variable yang

telah ditampilkan dalam table kecenderungan variabel.

2. Uji Prasyarat Analisis

Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

linier antara variabel bebas dengan variabel terikat. Antara variabel bebas

dan variabel terikat dikatakan berpengaruh linier apabila kenaikan skor

variabel bebas diikuti oleh kenaikan variabel terikat. Uji linieritas

digunakan F tes, dengan rumus sebagai berikut:

Freg = RK reg
RK res
Keterangan :

Freg :Harga bilangan F untuk regresi


RKreg : Rerata kuadrat garis regresi
RK res : Rerata garis residu
Data dikatakan linier apabila Fhitung lebih kecil dari Ftabel.

Sebaliknya, jika Fhitung lebih besar dari Ftabel maka data dikatakan tidak

linier dengan taraf signifikansi 5%.


3. Uji Hipotesis

Analisis Regresi Sederhana


39

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hipotesis yaitu untuk

mengetahui besarnya regresi variabel bebas dengan variabel terikat.

Pengujian hipotesisnya adalah pengaruh pratik kerja industri (X) terhadap

kesiapan kerja (Y). Berikut ini langkah-langkah dalam analisis regresi

sederhana:

1) Mencari Persamaan Garis Regresi dengan Satu Prediktor, menggunakan

rumus :

Y= αX+K

Keterangan :

Y : Variabel Minat Berwirausaha

α: Bilangan koefisien

X : Variabel bebas

K : Bilangan konstanta

Harga α dan K dapat dicari dengan rumus :

2
∑XY : α∑X + K∑X

∑Y :α∑X+NK

2) Mencari koefisien regresi rxy antara predictor (X) dengan kriterium (Y)

menggunakan Teknik korelasi tangkar dari pearson dengan rumus :

Keterangan:

2
3) Mencari koefisien determinasi (r xy) antara X terhadap Y. Koefisien

determinasi menunjukkan tingkat ketepatan garis regresi. Garis regresi


40

digunakan untuk menjelaskan proporsi variable terikat (Y) yang

diterangkan oleh variable bebasnya (X).

2
Rumus : r xy (α∑x1y)
2
∑y
Keterangan :

2
r xy : koefisien determinasi antara X terhadap Y
α : koefisien prediktor X
∑xy : jumlah produk antara X terhadap Y
2 : jumlah
∑y kuadrat kriterium Y
4) Mencari nilai t
Uji t digunakan untuk menguji signifikasi konstanta dari setiap
variabel independent akan berpengaruh terhadap variabel dependen .
Rumus yang digunakan sebagai berikut :
t = r(√ ❑ n−2
(√ ❑1−r²

Keterangan :
t : t hitung
r : koefisien populasi
n : jumlah populasi
r²: koefisien determinasi

Pengambilan kesimpulan signifikasi dalam penelitian ini


dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t table . jika t hitung
sama dengan atau lebih besar dari t table dengan taraf signifikasi 5%
maka variabel tersebut berpengaruh secara signifikan. Sebaliknya, jika t
hutung lebih kecil dari t table maka variabel tersebut tidak berpengaruh
secara signifikan.
DAFTAR PUSTAKA

Ade, Sanjaya. (2011). Model-model Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.


A. Muri Yusuf. (2002). Kiat Sukses dalam Karier. Padang: PT Ghalia Indonesia.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta.
B. Renita. (2006). Bimbingan dan Konseling SMA 1 untuk Kelas X. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Dalyono. (2005). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djaali. (2012). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Djemari Mardapi. (1984). Faktor-faktor yang Menentukan Prestasi Belajar
Mahasiswa FPTK IKIP Yogyakarta, Tesis : IKIP Yogyakarta.
Efriyani Djuwita. (2003). Memilih dan Mencari Kerja Sesuai Dengan Bakat dan
Kepribadian. Jakarta: Kawan Pustaka.
Hamalik, Oemar. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Kardimin, A. (2004). Strategi Melamar Kerja dan Bimbingan Karier.
Yogyakarta: Rineka Cipta.
Kartini. (1991). Menyiapkan dan Memandu Karier. Jakarta: CV Rajawali
Kartini Kartono. (2002). Psikologi Umum. Jakarta: Kasgoro.
Ngalim Purwanto. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta:Rineka Cipta.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV. Alfabeta.
Sukarman Purba. (1992). Kesiapan Kerja Siswa STM se-Kotamadya Medan,
Tesis: IKIP Yogyakarta
Suyanto Nurhadi. (2006). IPS Ekonomi. Jakarta: Erlangga

48
Lampiran 1. Angket Kesiapan Kerja

A. Petunjuk Pengisian

1. Tulis terlebih dahulu identitas para siswa di tempat yang telah disediakan.

2. Alternatif jawaban :

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

3. Pilih salah satu jawaban dengan memberi tanda (√) pada salah satu

kolom yang tersedia untuk memberikan tanggapan terhadap setiap

pernyataan sesuai dengan keadaan sebenarnya.

4. Apabila para siswa ingin mengganti jawaban, maka berikan tanda sama

dengan (=) pada tanda cek (√) jawaban yang lama, selanjutnya silahkan

memberikan tanda cek (√) yang baru pada kolom yang dikehendaki.

5. Mohon dijawab sesuai dengan kondisi sebenarnya.

49
Nama :

Kelas :

B. Instrumen Kesiapan Kerja

Jawaban
No. Butir Instrumen
SS S TS STS
Saya akan mencari pekerjaan yang sesuai
1. dengan jurusan dan keahlian saya kelak ketika
sudah lulus SMK.
Saya optimis bahwa lulusan SMK akan cepat
2. mendapatkan pekerjaan karena telah dibekali
keahlian dan keterampilan.
Saya harus menggunakan ilmu dan
3.
keterampilan saya untuk bekerja.
Saya bersedia bekerja pada bidang otomotif
4.
dimanapun tempatnya
Saya siap bekerja sama dengan orang lain di
5.
bidang otomotif.
Jika ada kesulitan dalam belajar/tugas maka
6. saya perlu mendiskusikan dengan teman-
teman.
Saya lebih siap bekerja bersama orang lain
7. daripada bekerja sendiri pada bidang
otomotif.
Dalam mengerjakan tugas kelompok, saya
berusaha mengerjakan tugas yang menjadi
8.
tanggung jawab saya karena saya tidak mau
merugikan kelompok.
Saya bertanya kepada guru jika ada pelajaran
9.
yang tidak saya mengerti.
Untuk membuktikan kebenaran materi yang
10. disampaikan guru, saya mencari sumber lain
yang sesuai.
Saat kegiatan praktek, saya bertanya kepada
teman-teman mengenai kesulitan yang saya
11.
alami kemudian mengkonsultasikan kepada
guru.
Segala kritik dan saran dari orang lain akan
12. saya terima sebagai pembelajaran untuk
memperbaiki diri saya.

50
Saya bangga dengan pekerjaan di bidang
13.
otomotif.
Sebagai lulusan SMK saya tidak mau menjadi
14.
Pengangguran.
Saya berusaha menyelesaikan tugas yang
15.
diberikan kepada saya dengan tepat waktu.
Saat bekerja saya akan mematuhi peraturan
16.
dan ketentuan yang berlaku.
Saya siap mempertanggungjawabkan segala
17. sesuatu dari pekerjaan yang telah saya
laksanakan.
Saya siap menerima sanksi jika terbukti saya
18.
melanggar peraturan yang berlaku.
Saat bekerja, saya akan menyelesaikan
19. pekerjaan sebaik dan semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan saya.
Saya selalu mengikuti perkembangan bidang
20. otomotif melalui media cetak maupun
elektronik.
Saya senang membaca buku maupun artikel
yang sesuai dengan bidang otomotif untuk
21.
mengetahui perkembangan terkini bidang
otomotif.
Siswa SMK jurusan otomotif perlu bertukar
22. pikiran dengan orang yang sudah bekerja di
bidang otomotifguna menambah pengetahuan.
Saya pernah mengikuti pelatihan kerja
23. tentang bidang otomotif untuk menambah
pengetahuan dan keterampilan saya.
Saat melaksanakan praktek industri saya
mendapatkan pengalaman dan kesempatan
24.
untuk mempraktekan ilmu yang saya peroleh
di sekolah secara langsung di dunia industri.
Tugas pelajaran praktek di sekolah dapat saya
25.
kerjakan dengan baik.
Saya ingin meningkatkan karir kerja dari
26. waktu ke waktu sehingga tercapai tingkat
yang lebih baik dari yang pernah saya capai.
Saya ingin menjadi orang yang ahli dalam
27.
bidang otomotif.
Saya selalu ingin mencari pengalaman baru di
28.
bidang otomotif.

51
Saya akan mendalami bidang otomotif untuk
29. menambah pengetahuan dan keterampilan
saya.
Setelah bekerja, bila memungkinkan saya
30.
akan menempuh pendidikan yang lebih lanjut.

52

Anda mungkin juga menyukai