Anda di halaman 1dari 7

PEMISAHAN & PEMURNIAN

(UJIAN)

Oleh :

Desmana Mei Yuliyati


R212110314

PROGRAM STUDI S2 ILMU FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2022
1. Jelaskan informasi etnobotani dari tanaman yg diteliti dalam jurnal yang
dipresentasikan.
Jawab : Andrographis paniculata adalah tanaman obat yang banyak digunakan, secara
etnobotani secara berabad-abad di Asia dan Eropa digunakan untuk spektrum luas dari
penyakit kesehatan, namun dari seluruh tanaman juga dapat digunakan sebagai demam dan
untuk menghilangkan racun dalam tubuh. Tumbuhan ini juga dapat digunakan sebagai obat
kusta, gonore, bisul, erupsi kulit dan demam kronis. Berikut adalah tabel penggunaan
tanaman androghapis di berbagai negara.

2. Berdasarkan artikel yang dipresentasikan, jelaskan metode pemisahan, pemurnian


dan identifikasi yang dilakukan serta kelebihan dan kelemahan dari metode yang
digunakan.
Jawab :
 Metode pemisahan
1. Sokhlet
100 gram serbuk dibungkus dalam kertas saring dan dimasukkan ke dalam alat
soxhlet, ditambah cairan penyari dengan polaritas berbeda sebanyak 2x
sirkulasi. Kemudian diletakkan kedalam pemanas, dilakukan hingga cairan
penyari yang merendam berwarna bening.
2. Maserasi
Serbuk direndam dengan pelarut etanol 70% lalu ditutp dan dilakukan
pengadukan pada suhu ruang selama 7 hari, kemudian ekstrak dikumpulkan
dan di evaporasi dengan tekanan 70 rpm pada suhu 60°C.
3. Refluk
50 gram serbuk diberi pelarut etanol 96% 75 ml selama 6 jam pada suhu 70
°C. Hasil ekstraksi disaring dengan kertas saring Whatman No. 41 kemudian
ditera dengan etanol 96% hingga diperoleh volume 75 mL. Diambil sebanyak
5 mL dan disimpan dalam vial untuk dianalisis.

4. Gelombang mikro

20 gram serbuk daun dimasukkan ke dalam 200 ml larutan hidrotrop 1M.


Campuran diekstraksi dengan bantuan gelombang mikro selama 15 menit pada
daya 10%. Setelah selesai larutan dibiarkan mengendap selama 1 jam dan
disaring. Residu di cuci dengan air dan filtrate ditambah dengan air sebanyak
100 ml, Andrografolid mengkristal setelah larutan dibiarkan selama 1 jam.
Endapan kristal dipisahkan melalui proses sentrifugasi. Selanjutnya endapan
dikeringkan dan ditimbang.

5. Fraksi Etil-Asetat

Hasil ekstraksi dihidrolisis menggunakan HCL 1:1 selama 2 jam, Fraksi etil
asetat diambil dan diuapkan hingga volume tertentu. Fraksi kemudian
ditotolkan pada fase diam kertas Whatman 1 dan dielusi dengan fase gerak
asam asetat 15%. Bercak kuning dengan Rf sama yang diuapi ammonia
dikumpulkan dan diekstraksi dengan metanol. Filtrat dianalisis kandungan
aglikon flavonoid secara spektrofotometri panjang gelombang 425 nm.

6. Fraksi N-Hexan, Etil Asetat dan Air

Ekstrak kental yang diperoleh difraksinasi dengan menggunakan pelarut n-


heksan, etil asetat, dan air panas dengan perbandingan yang sama (1:2)
diperlakukan sama sampai cucian n-heksan, etil asetat, dan air menjadi bening.
Residu yang tersisa di uapkan dengan ditambahkan etanol 96% kemudian di
uapkan di atas penangas air.

7. Hidrotopi

Andrographis Paniculata di keringkan dengan menggunakan drying.


Kemudian akar daun dan batangnya di blender agar menjadi serbuk. Setelah
itu diukur kadar airnya hingga mencapai < 6 %, apabila lebih dari 6% maka
perlu di drying kembali. Untuk memulai penelitian dibutuhkan serbuk
Andrographis paniculata sebanyak 20gr selanjutnya ditambahkan aquades
hingga 200 ml dan dicampurkan dengan larutan hidrotop Sodium Benzoat
sesuai dengan variable. Setelah ketiga bahan tersebut menjadi satu, dilakukan
pengadukan menggunakan bantuan Magnetic Stirer.

 Kelebihan & Kelemahan


Fraksi etil asetat dibandingkan dengan fraksi n-heksana memiliki aktivitas
yang lebih baik dikarenakan senyawa andrografolid beserta turunannya larut lebih
baik pada etil asetat dibandingkan N-heksana. N-heksana akan lebih menarik klorofil
dan kecenderungan senyawa non polar lainnya. Penggunaan etil asetat untuk menarik
senyawa lainnya selain diterpen lakton seperti flavonoid, andrografolid lebih
cenderung larut pada pelarut semi polar seperti etanol dan kloroform.
Kelebihan dari ekstraksi hidrotopi juga mampu meminimalisir biaya produksi.
Hidrotropi merupakan larutan garam yang mampu melarutkan senyawa yang tidak
dapat larut dalam air. Ekstraksi hidrotropi merujuk pada kemampuan senyawa
hidrotrop yang sangat larut dalam air sehinga mampu meningkatkan kelarutan
senyawa yang kurang atau bahkan tidak larut dalam air.
3. Atrofin dan narigenin merupakan dua senyawa dari golongan yang berbeda, yaitu
alkaloid dan flavonoid. Bagaimana cara mengisolasi senyawa-senyawa tersebut bila
keduanya terkandung dalam tumbuhan yang sama! Jelaskan mulai tahap ekstraksi
sampai didapatkan senyawa murni serta identifikasinya.
Jawab :
 Tahap ekstraksi Alkaloid (Atropin)
Dilakukan dengan cara deteksi pendahuluan sebelum masuk ke tahap
ekstraksi, karena kelarutan dan sifat alkaloid yang memiliki senyawa khas
maka digunakan ektraksi dengan pelarut yang bersifat asam lemah (HCL
1M/asam asetat 10%).
Ekstraksi dengan asam asetat 10% dalam etanol dibiarkan selama 4
jam, pekatkan ekstrak sampai ¼ volume dan endapkan alkaloid dengan
meneteskan NH4OH pekat, endapan di kumpulkan dengan pemusingan, cuci
dengan NH4OH 1%, larutkan sisa dalam beberapa tetes etanol atau kloroform.
 Isolasi senyawa murni
Isolat murni dianalisis dengan spektrofotometri infra red (IR). Hasil
spektrofotometri infra red menunjukkan bahwa isolat merupakan senyawa
alkaloid dengan gugus fungsi C-H alifatik (2926,69 cm-1), C=O (1653,35 cm-
1), N-H (1507,64 cm-1), dan C-N (1147,42 cm-1).
 Identifikasi
Kromatografi sebagian larutan pada kertas-dapar sitrat dalam n-
butanol-larutan asam sitrat dalam air. Kromatografi sebagian lain pada pelat
silika gel G dalam metanol-NH4OH pekat (200:3), deteksi adanya alkaloid
pada kertas dan plat. Mula mula dengan fluorosensi dibawahdinar UV,
kemudian menggunakan tiga penyemprotan yaitu reaksi dragendorf,
iodoplatinat, dan marquis. Harga Rf dan warna dari 12 alkaloid yang paling
umum.
Identifikasi dilakukan dengan cara menggunakan sinar UV dan
sesuaikan sifat berdasarkan tabel. (Atropin menggunakan penampak bercak
iodoplatinat) dan akan muncul pada gelombang 258 dalam H2SO4 0,1 M.

 Tahap ekstraksi Flavonoid (Narigenin)


Dilakukan dengan cara maserasi dengan MeoH 1 malam dengan evaporasi.
Ekstrak dipekatkan dan diekstraksi dengan partisi dengan air + N heksana (1:1).
 Isolasi senyawa murni
Fraksi n-heksana dilakukan dengan KLT untuk mengtahui jumlah komponen yang
terkandung di dalam fraksi n-heksana juga untuk memilih pelarut yang cocok yaitu
campuran n-heksana : etil asetat = 8:2, lalu dianalisis kromatografi kolom dengan fase
diam silika gel 60 G dan fase bergerak campuran n-heksana:etil asetat dengan
kepolaran bertingkat.
 Identifikasi
Identifikasi menggunakan spektrofotometri IR, MS, RMI. Narigenin memiliki
7,3’,4’ trimetil eter. Sesuaikan dengan panjang gelombang untuk memastikan kebenaran
senyawa narigenin.

4. Jelaskan pemisahan dan pemurnian yang didasarkan atas sifat asam-basa.


Jawab :
Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, dengan nilai pH yang lebih rendah sesuai
dengan peningkatan keasaman. Sifat Asam dan Basa mampu atau dapat terjadi ionisasi. Asam
dan basa akan menetralisir antara satu sama lain untuk membentuk air dan garam. Secara
umum asam dan basa dapat digunakan untuk mendeteksi semua senyawa terutama flavonoid.
5. Bagaimana mengidentifikasi golongan metabolit sekunder dari senyawa yang
diisolasi ?
Jawab :
Metabolit sekunder adalah golongan senyawa yang memiliki struktur yang
bervariasi dan khas untuk setiap organisme, memiliki bobot molekul kecil, ditemukan dalam
jumlah minor, berfungsi untuk mempertahankan diri dari organisme, melawan penyakit,
pertumbuhan atau hormon.
Identifikasi dilakukan dengan cara dalam ekstraksi / fraksi (TLC?KLT dengan
penampak bercak spesifik senyawa), GC-MS (gas kromatografi-spektrometri massa senyawa
yang relatif mudah menguap) dan dengan spektroskopi. Senyawa berfloresensi pada λ > 400
nm, senyawa dg ikatan rangkap terkonjugasi panjang (contoh : Karotenoid, berberin, dll.),
senyawa meredam pada λ 200-400 nm. Senyawa dg ikatan rangkap terkonjugasi pendek
(contoh : senyawa Aromatik, fenol-2, dll.). Senyawa tidak nampak pada λ diatas adalah
senyawa dg ikatan rangkap tidak terkonjugasi (contoh : Terpenoid, alkaloid yg tidak
mempunyai inti aromatik).

6. Jelaskan dugaan spektrum uv-vis dari senyawa rutin.


Jawab :
Ukurlah spektrum UV eluat terakhir dengan diencerkan dengan etanol 95%. Tambah
2-4 tetes NaOH 2M ke dalam larutan dalam kuvet dan ukur lagi spektrum dan perhatikan
besarnya batokrom. Bandingkan hasil ini dengan ukuran spektrum larutan rutin autentik.
Serapan UV di daerah 260-270.

Anda mungkin juga menyukai