Anda di halaman 1dari 18

TEKNIK PEMISAHAN KIMIA

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 8 2E ALIYAH 116007 BEKTI DWISEPTI MAFIANA 116046 DESI MENTARI 116066 FRESTY INDAH RAHAYU 116102 HANS ANTONIUS SUGIANTO 116115

ISOLASI, PEMURNIAN, DAN IDENTIFIKASI PIPERIN DARI BIJI LADA PUTIH (Piperis Albi Fructus) DARI TANAMAN Piper nigrum L.
LATAR BELAKANG
Lada atau merica adalah rempah-rempah berwujud bijian yang dihasilkan tanaman Piper nigrum L. Lada sangat penting dalam komponen masakan dunia dan dikenal luas sebagai komoditi perdagangan penting di dunia, selain itu lada dapat mengobati kaki bengkak pada ibu hamil, kolera, nyeri haid, rematik. Salah satu senyawa yang terkandung dalam lada adalah piperin. Piperin merupakan suatu senyawa yang sangat bermanfaat dalam kesehatan, misalnya piperin berkhasiat sebagai bumbu masak, hepatoprotektor, obat cacing, anti asma, anti nyeri.

Struktur piperin
titik lebur 125-126 0C

Piperin berupa kristal berbentuk jarum, berwarna kuning, tidak berbau, tidak berasa namun kelama-lamaan pedas. Larut dalam etanol, asam cuka, benzena, dan kloroform. Senyawa ini termasuk senyawa alkaloid golongan piridin

Metode
Isolasi pemurnian Identifikasi
soxhletasi rekristalisasi

Kromatografi lapis tipis

Alat dan bahan


Alat Perangkat soxhlet Beker glass Batang pengaduk Cawan porselen Corong Perangkat KLT (plat alumina, chamber, pipa kapiler, UV scanner) Glasswool Bahan Serbuk buah Piper nigrum L. Etanol 96% KOH-Etanolik 10% Silika gel GF 254 toluena Etil asetat Anisaldehida-asam sulfat Standar piperin

1. ISOLASI
Dilakukan dengan ekstraksi (soxhletasi) Prinsip dari soxhletasi yaitu ekstraksi secara terus-menerus sehingga ekstraksi lebih sempurna dengan pelarut yang relatif sedikit. Jika ekstraksi telah selesai maka pelarutnya diuapkan dan sisanya adalah zat yang ingin diambil. Biasanya pelarut yang digunakan yaitu pelarut yang mudah menguap atau yang mempunyai titik didih rendah. Kelebihan dari soxhletasi yaitu, proses ekstraksi berjalan sempurna, pelarut sedikit, prosesnya lebih cepat. Sedangkan kelemahannya yaitu tidak dapat digunakan untuk isolasi senyawa yang termolabil atau bahan tambahan yang peka terhadap suhu.

Karakter dasar berbagai alkaloid digunakan untuk mengisolasinya. Alkaloid diambil ke dalam larutan asam berair (umumnya asam hidroklorida, sitrat, atau tartarat) dan komponen netral atau bersifat asam dari campuran asal dipisahkan dengan ekstraksi pelarut. Setelah larutan berair dibasakan, maka alkaloid diperoleh dengan ekstraksi ke dalam pelarut yang sesuai(Sastrohamodjojo, 1996). Kebanyakan alkaloid tidak larut dalam proteleum eter (perkolasi dari tanaman dengan PE). Namun demikian ekstrak harus di cek untuk mengetahui adanya alkaloid dengan menggunakan salah satu pereaksi pengendap alkaloid seperti disebutkan diatas. Bila sejumlah alkaloid larut dalam proteleum eter, maka bahan tanaman pada awal ditambah dengan asam berair untuk mengikat alkaloid sebagai garamnya (Sastrohamidjojo, 1996). Pelarut yang digunakan disini adalah etanol 96%, senyawa piperin terekstrak oleh etanol 96%.

instrumentasi alat soxhlet

CARA KERJA PROSES SOXHLETASI


30 g serbuk merica bungkus kertas saring

Masukkan dalam soxhlet + etanol 96 % , proses ekstraksi dilakukan hingga filtrat tak berwarna
3ml dl flakon

ampas

filtrat

buang

diuapkan diatas penangas air/ evaporator rotary hingga tersisa cairan kental

CATATAN: filtrat dipekatkan dengan menggunakan evaporator rotary T 60oC, diatas titik didih etanol sehingga etanol menguap dan suhu jgn terlalu tinggi karena akan menyebabkan piperin rusak.

2. pemurnian
Dilakukan secara rekristalisasi Ditambahkan 10 ml KOH-etanolik 10 % pada ekstrak kental sambil diaduk aduk, sehingga timbul endapan. setelah mengendap dipisahkan sari dari bagian yang tak larut melalui glasswool. sari yang didapat didiamkan di dalam almari pendingin selama satu malam sampai terbentuk kristal. Kristal yang terbentuk lalu dicuci dengan etanol
96 % dikeringkan dlm almari pengering pd suhu 40o selama 30-45 menit (berbentuk kristal).

Cara kerja proses pemurnian


cairan kental hasil soxhletasi
+10 ml KOH-etanolik 10% aduk hingga ada endapan

Pisahkan filtrat dari endapan dengan glass woll filtrat didiamkan dlm almari es sampai kristal optimum (didiamkan selama semalam) Kristal dicuci dgn etanol 96 % dikeringkan dlm almari pengering pd suhu 40o selama 3045 menit Terbentuk kristal Amati dan hitung randemennya Amati titik leburnya

titik lebur 125-126 0C

3. identifikasi
Preparasi perangkat KLTyang digunakan: Fase diam : silika gel Fase gerak : toluena- etil asetat Pembanding : standar piperin KLT dapat digunakan untuk memisahkan berbagai senyawa seperti ion anorganik, kompleks senyawa senyawa organik dengan anorganik, dan senyawa senyawa organik baik yang terdapat di alam dan senyawa senyawa organik sintetik. Kelebihan penggunaan kromatografi lapis tipis dibandingkan dengan kromatografi kertas ialah karena dapat dihasilkannya pemisahan yang lebih sempurna, kepekaan yang lebih tinggi, dan dapat dilaksanakan dengan lebih cepat. Banyak pemisahan yang memakan waktu berjam-jam bila dikerjakan dengan kromatografi kertas, tetapi dapat dilaksanakan hanya beberapa menit saja bila dikerjakan dengan KLT.

Empat macam adsorben yang umum dipakai ialah silika gel, alumina, kieselguhr, dan selulosa. Sampel yang merupakan campuran senyawa yang akan dipisahkan, dilarutkan dalam zat pelarut yang mudah menguap, misalnya kloroform atau zat pelarut lain yang serupa, yang mempunyai titik didih antara 50-100 C. Pemilihan sistem pelarut yang dipakai didasarkan atas prinsip like dissolves like, yakni untuk memisahkan sampel yang bersifat non polar digunakan sistem pelarut yang bersifat non polar juga. Penggunaan sinar ultraviolet dapat memberikan fluoresensi pada plat yang mengandung senyawa yang berflourosensi.

Cara kerja identifikasi


Kristal piperin dilarutkan dengan etil asetat

Kemudian ditotolkan pada kertas silika gel,totolkan filtrat sebelum penambahan KOH-etanolik dan standart piperin

Dielusi dengan fase gerak toluene : etil asetat (70 :30)

Amati bercak dengan sinar tampak, uv 254 nm. selanjutnya semprot bercak dengan pereaksi semprot anisaldehida-asam sulfat

Hitung Rf-nya

Cara kerja identifikasi

Keterangan: A= ekstrak B= sampel C= standar piperin

Menggunakan plat alumina sebagai fase diam. Fase gerak yang digunakan toluena:etil asetat (70:30). Chamber dijenuhkan dengan eluen tersebut selama 15 menit.. Penotolan larutan ekstrak dan larutan standar/ blangko (piperin) dengan pipa kapiler arah tegak lurus, setelah ditotolkan dikering anginkan. Selanjutnya dideteksi pada sinar UV 254 nm (kuantitatif). Setelah disemprot activiting agent berupa anisaldehida-asam sulfat terdapat noda coklat yang menunjukkan interaksi antara fase diam-fase geraksampel (kualitatif). Dengan ini, KLT mempunyai keuntungan yaitu: Waktu pemisahan yang cepat dan serbaguna (dapat digunakan berbagai senyawa tanaman). Mengetahui kemurnian suatu senyawa. Mendeteksi senyawa yang terkandung. Perhitungan Rf (tanpa satuan) untuk mengetahui : Seberapa jauh bercak terelusi (Rf idealnya tidak lebih dari 1 ( 0,2 0,8) Bagaimana sifat kelarutannya dan kesesuaian Rf dengan standar yang ada.

simpulan
Pada isolasi, pemurnian dan identifikasi piperin dari biji lada putih (Piperis Albi Fructus) dari tanaman Piper nigrum L digunakan beberapa langkah metode yaitu Ekstraksi, rekristalisasi dan Kromatografi Lapis Tipis. Ekstraksi dilakukan untuk memisahkan senyawa Piperin dari sampel, lalu dilanjutkan dengan tahap rekristalisasi yaitu memurnikan senyawa piperin dari pengotor, kemudian di identifikasi dengan metode Kromatografi Lapis Tipis untuk mengetahui kesesuaiannya dengan standar piperin.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai