Anda di halaman 1dari 4

BAHAN CETAK ELASTOMER POLISULFIDA (Rubber-Base,

Mercapta, Thiokol)
KOMPOSISI
Bahan ini terdiri atas dua pasta :
Pasta dasar mengandung :
1. Suatu polisulfida
Ini biasa disebut mercapta karena mengandung gugus –SH. Dua gugus ini
berada di bagian ujung rantai sedangkan yang satu lagi tergantung.
Suatu bahan pengisi sebanyak 11-54% terdiri dari berbagai bahan bukan
zinc oksida dan kalsium fosfat seperti yang dilaporkan dalam literatur
terdahulu; salah satu contoh bahan pengisi adalah titanium dioksida.
Pasta dasar biasanya berwarna putih, ini disebabkan oleh warna bahan
pengisi.
2. Pasta pereaksi (kadang-kadang disebut pasta akselerator atau
katalisator)

Ini terbuat dari :


 Lead dioksida (PbO2) ini menyebabkan polimerisasi dan cross-
linking, oleh karena oksidasi gugus –SH. Pada salah satu produk terdapat
garam kuprum.

 Sulfur, yang memungkinkan terjadinya reaksi.

 Minyak (suatu ester atau chlorinated parafin) untuk membuatnya


menjadi pasta, tetapi bukan castor oil seperti yang diduga oleh beberapa
orang.

Pasta ini berwarna coklat, disebabkan oleh adanya lead dioksida.

SIFAT
1. Elastisitas
Semakin lama bahan cetak di dalam mulut sebelum dikeluarkan, semakin
besar ketepatannya. Distorsi dapat diminimalkan karena sifat elastik dari
bahan cetak karet ini. Deformasi elastik setelah peregangan yang terjadi
pada bahan polisulfid lebih lambat pulih dibandingkan dengan 3 jenis
bahan lainnya.
2. Rheologi
Polisulfid adalah bahan cetak elastometrik yang paling sedikit
kekakuannya.
3. Energi robek
Polisulfid mempunyai ketahanan tertinggi terhadap robekan.
4. Kestabilan dimensional
Bahan karet memiliki kestabilan dimensi lebih baik bila disimpan di udara
terbuka dibandingkan bahan cetak hidrokoloid. Namun, terbukti bahwa
semua bahan mengalami perubahan dimensi dengan berlalunya waktu
dan perubahan seperti itu lebih besar terjadi pada bahan cetak karet
polisulfid dibandingkan dengan polieter dan elastomer silikon dengan
polimerisasi tambahan.
5. Biokompatibilitas
Kemungkinan reaksi alergi atau toksik dari bahan cetak dan komponen-
komponennya adalah kecil. Barangkali masalah biokompatibilatas akibat
elastomer yang paling cenderung dapat terjadi adalah bila sebagian bahan
cetak tertinggal di sulkus gingiva.
6. Penanganan sendok cetak
Cetakan polisulfid yang paling akurat dibuat dengan menggunakan sendok
cetak perseorangan dari akrilik biasa (special/individual tray) untuk
meminimalkan efek pengerutan polomerisasi. Hal ini berhubungan dengan
meminimalkan jumlah bahan yang digunakan untuk membuat cetakan.

MANIPULASI
1. Dengan panjang tertentu dari kedua pasta yang ditekan keluar dari
tube kemasannya pada lembaran pengaduk atau kaca pengaduk. Kedua
pasta ini diproduksi dalam viskositas bervariasi, dimana masing-masing
dapat digabungkan dan dapat digunakan bersama. Pasta yang
mempunyai viskositas rendah akan mencetak detail yang baik.

2. Pasta katalis mula-mula dikumpulkan pada spatula tahan karat dan


kemudian didistribusikan di atas pasta basis, dan diaduk di lembar
pengadukan. Massa yang diperoleh dikumpulkan dengan bilah spatula dan
kembali diaduk merata. Proses tersebut terus dilanjutkan sampai pasta
adukan berwarna seragam, tanpa garis warna basis atau katalis pada
adukan. Bila adukan tidak homogen, proses pengerasan tidak akan
berlangsung seragam, dan diperoleh hasil cetakan yang mengalami
distorsi. Mengikuti anjuran pabrik selalu disarankan.
Bila bahan yang mengeras bergantung pada banyaknya regangan, begitu
pula bahan yang tidak mengeras. Bahan cetak polisulfid yang bersifat
‘medium’ dan ‘heavy’ amatlah kental dan lengket. Sebagai akibatnya,
pasta jenis tersebut menjadi sulit untuk diaduk. Namun, bila tekanan
diberikan secukupnya dan pengadukan dilakukan dengan cepat, bahan
tersebut akan terlihat lebih encer dan lebih mudah untuk ditangani. Gejala
ini dikenal sebagai ‘pseudoplastisitas’.

3. Setelah pengadukan, pasta mengalami polimerisasi secara lambat


sampai proses pencetakan dalam mulut dimana proses polimerisasi akan
dipercepat dengan adanya peningkatan suhu dan kelembaban. Untuk
menjamin kesempurnaan polimerisasi, ketebalan bahan yang digunakan
seharusnya tidak melebihi 2-3 mm.
4. Cetakan tidak boleh dilepas dari mulut sampai sisa bahan yang ada
pada mixing pad mengeras. Pelepasan sendok cetak seharusnya
dilakukan dengan cepat untuk menjamin sifat elastis bahan dan dibiarkan
selama 30 menit sebelum dilakukan pengisian dengan bahan model.

SETTING
Gugus –SH dapat dioksidasi oleh PbO2, menghasilkan rantai S–S.
Ini berarti bahwa pasta polisulfida akan :
1. Polimerisasi lebih lanjut, disebabkan oleh oksidasi gugus ujung –
SH.

2. Cross-link, disebabkan oleh oksida gugus –SH yang tergantung;


Telah ditunjukan bahwa elastomer membutuhkan sedikit cross-linking.
Persentase cross-linking tergantung pada nilai m dan n pada formula
polisulfida di atas, yaitu pada panjang awal rantai polisulfida.

MODIFIKASI
1. Salah satu bahan untuk menghindari penggunaan PbO2 ialah
menggantinya dengan suatu pereaksi organik seperti cumene
hydroperoxide atau t-butyl hydroperoxide. Bahan ini mudah terbang
sehingga hasil cetakan yang telah set dapat kontraksi disebabkan karena
menguapnya bahan tersebut.

2. Bahan polisulfida yang baru ditemukan menggantikan lead dioksida


dengan zinc karbonat/organic accelerator system. Dinyatakan bahwa
bahan ini jauh lebih bersih untuk ditangani daripada polisulfida biasa.

DAFTAR PUSTAKA
Annusavice, Kenneth J. 2003. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran
Gigi. Jakarta: EGC
Combe, EC. 1992. Sari Dental Material. Penerjemah : Slamat Tarigan. Jakarta :
Balai Pustaka

Anda mungkin juga menyukai