DISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan
rahmatNya sehingga Laporan GIGI TIRUAN KERANGKA LOGAM tentang
“PROSEDUR LABORATORIUM PEMBUATAN GIGI TIRUAN
KERANGKA LOGAM” ini dapat di selesaikan.
Akhir ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Ibu Isma suprapti
S.Km. selaku dosen sekaligus pendamping kami saat mengerjakan laporan.Kritik
dan saran yang membangun sangat kami nantikan untuk perbaikan di masa yang
akan datang.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PROSEDUR PEMBUATAN GTKL..................................................................................1
(Konektor lingual bar cengkram akers dan reserve back action)........................................1
A. Alat dan Bahan.......................................................................................................1
a. Alat.....................................................................................................................1
b. Bahan...............................................................................................................11
B. PROSEDUR PEMBUATAN GIGI TIRUAN KERANGKA LOGAM...................17
1. Pengertian surveying........................................................................................18
2. Bebebrapa Alat yang digunakan pada surveying..............................................18
3. Prosedur surveying...........................................................................................19
BAB II.............................................................................................................................38
PENUTUP.......................................................................................................................38
A. Kesimpulan..........................................................................................................38
B. Saran....................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................39
iii
iv
BAB I
PROSEDUR PEMBUATAN GTKL
(Konektor lingual bar cengkram akers dan reserve back action)
a. Alat
1. Surveyor
Alat yang digunakan untuk mengetahui keberadaan undeercu pada
model kerja
2. Kuvet
Wadah agar untuk membuat duplicating model
3. Rubber base
Digunakan untuk membuat dasar model gigi
1
4. Sendok cetak
Digunakan untuk pencetakan model kerja
2
7. Vibrator
Digunakan untuk menghilangkan nodle-nodle agar tidak terjadi
porositas.
8. Panci
Wadah untuk memasak agar dan curing
9. Kompor
Digunakan sebagai alat memasak agar
3
10. Bunsen
Wadah spirtus
11. Lecron
Merapikan hasil wax up
4
13. Penjepit
Untuk mengeluarkan muvel dari burn out furnance dan pada saat
casting.
5
16. Asbes
Untuk meredam panas
17. Crusibel
Untuk membentuk corong agar mudah memasukkan bahan.
6
19. Mikromotor
Digunakan untuk merapikan kerangka logam dan akrilik
21. Diamond
Digunakan untuk menghaluskan dan mengkilapkan kerangka
logam.
7
22. Bur akrilik
Digunakan untuk mengurangi dean merapihkan basis akrilik
23. Spuit
Digunakan untuk mencampuran bahan akrilik (liquid dan powder)
8
25. . Gelas ukur
Digunakan untuk mengukur cairan investmen
26. Timbangan
Digunakan untuk mengukur takaran Phosphate bonded investment
9
28. Kuvet Akrilik
Digunakan untuk tempat penanamn model pada saat proses
flasking
29. Kunci 10
Untuk membuka dan mengunci kuvet
10
31. Mesin trimmer
b. Bahan
1. Dental stone tipe 3
Untuk membuat base pada model kerja
11
3. Alginat
Digunakan mencetak model kerja
5. Liquid investment
Bahan yang digunakan untuk mencampuri bahan powder
investment pada proses duplikat
12
6. Wax pattern
Bahan yang digunakan pembuatan basis pada gigi tiruan kerangka
logam
7. Wax sprue
Bahan digunakan untuk sebagai jalam masuk bahan logam
13
9. Vaselin
Di gunakan untuk memisahkan gips dengan gips
14
12. CaCO2 (angel blue)
Bahan yang digunkan untuk mengkilapkan basis pada gigi tiruan
15
15. Elemen gigi tiruan
Bahan digunakan untuk mengisi ruang edentulous
16. Spirtus
Bahan yang digunakan untuk menyalakn Bunsen
17. Amplas
Bahan untuk menghaluskan logam dan akrilik
16
B. PROSEDUR PEMBUATAN GIGI TIRUAN KERANGKA LOGAM
a. Pembuatan Model Kerja
17
c. Survey Model dan Desain
1. Pengertian surveying
Surveying adalah suatu prosedur diagnostik untuk menganalisis,
menentukan, menggambarkan kontur terbesar dan undercut dari gigi penjangkaran
dan struktur jaringan yang berhubungan dengan gigi tiruan sebelum desain
ditetapkan dengan menggunakan alat yang dinamakan surveyor.
Sumber : (https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_survey_)
18
PISAU PEMOTONG WAX adalah alat pemotong tepi yang digunakan
untuk mengkontur pola wax.
A CARBON MARKER adalah sisi karbon rod pararel untuk menandai
batas survey pada cast atau mahkota pada cast.
THE PROTEVTIVE SHEATH adalah metal sheats digunakan dengan
karbon marker untuk melindungi dari fraktur ketika melindungi chuck.
BLOCKOUT TOOLS pada rod dengan sisi khusus dari tapper. Mereka
digunakan untuk membuat tingkat khusus dari blockout pada undercut
ketika menghalangi dan mengurangi cast untuk pembuatan denture.
3. Prosedur surveying
Survey dilakukan pada model studi maupun model kerja. Model dipasang
pada meja basis dengan bidang oklusal hampir sejajar dengan basis datar
surveyor.
Evaluasi bidang bimbing (guiding plane)
Permukaan-permukaan proksimal gigi yang sejajar satu sama
lain harus dicari, atau bila tak ada, sengaja dibuat sehingga dapat
digunakan sebagai bidang bimbing. Bidang bimbing diperlukan
untuk mempermudah pemasangan dan pengeluaran gigi tiruan
tanpa paksaan. Bidang bimbing adalah permukaan gigi asli atau
restorasi yang dibuat diatas gigi tersebut, yamg dibuat menjadi
datar dan sejajar dengan arah pemasangan geligi tiruan yang
sedang dibuat. Permukaan bidang ini idealnya antara 2-4 mm
dalam arah oklusogingival dan berkontak dengan bagian kaku
rangka geligi tiruan.
19
Sumber : (https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_survey_)
Sumber : (https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_survey_)
Sumber : (https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_survey_)
20
Evaluasi faktor estetik
Arah pemasangan terpilih harus dipertimbangkan lagi dari
segi estetik, baik mengenai penempatan lengan cengkeram maupun
menyusun elemennya.
Langkah-langkah :
a. Pemiringan model rahang
1. Pemiringan anterior
Tepi anterior dimiringkan ke bawah dan digunakan untuk kasus berujung
bebas yang lebih posterior dari gigi premolar, memberikan arah
pemasangan dari posterior ke anterior, dengan memanfaatkan gerong yang
ada pada bagian distal premolar.
2. Pemiringan posterior
Pada kasus kehilangan banyak gigi anterior, disini gerong mesial dari
premolar dan molar yang dimanfaatkan. Pada kasus kehilangan gigi yang
terjadi pada bagian anterior maupun posterior.
3. Pemiringan lateral
Pada kasus dengan posisi salah satu gigi penyangganya abnormal seperti
gigi molar kiri bawah sangat miring ke lingual serta gerong jaringan
tertentu seperti tuberositas yang menonjol.
Sumber : (https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_survey_)
b. Pengukuran retensi
Dengan mempergunakan alat undercut gauge yang besarnya 0.01- 0.03
inci.
21
c. Pemilihan final arah pemasangan
Harus memenuhi empat syarat yaitu aspek bidang bimbing, retensi,
hambatan dan estetik.
d. Penutupan bagian model kerja
Setiap gerong yang akan dilewati bagian kaku kerangka protesa harus
ditutupi dengan cara blocking out dengan menggunakan malam.
e. Rilif bagian model kerja
Rilif dianjurkan untuk keadaan tertentu seperti lereng jaringan yang miring
dan pada semua bagian gingival yang harus dilindungi dari kemungkinan
terjadinya penekanan berlebih kerangka protesa. Rilif dilakukan dengan
pemasangan selapis tipis malam pada permukaan model kerja, diatas
malam baru dipasang konektor atau bagian lain.
Sumber : (https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_survey)
Sumber : (https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_survey_)
22
2. Pemberian tanda garis pada tiga sisi berlainan pada model
3. Pemberian tanda goresan pada tiga sisi berlainan pada model
4. Pemasanagn pin yang disemen
d. Desain Model
Setelah model kerja diduplikasi untuk dibuat refractory cast,
dibutuhkan untuk memindahkan design ke refractory cast yang selanjutnya
untuk menyelesaikan waxing up. Garis pada kerangka logam dipindahkan
dari model kerja ke model refraktory dan posisinya cukup akurat tanpa
menggunakan surveyor.
Relief dan block out dan manik-manik dapat di lihat dengan mudah
pada model refraktory. Ketika menggambar pada refraktory cast gunakan
pensil malam.ikuti garis konektor utama Rahang atas. Ketika menggaris
lingual plate,apakah itu pada anterior atau posterior, sangat penting
mengikuti garis pada master cast.
23
e. Duplikat Model
Prosedur duplikasi :
24
f. Desain Cengkram
back action
25
g. Waxing Up (Pembuatan Pola Malam)
26
i. Investing (Penanaman Dalam Muvel)
27
j. Preheating (Pembuangan Pola Malam)
Gunanya :
28
k. Pengecoran logam (casting)
29
proses sand blasting untuk menghilangkan sisa bahan investment dan cuci
dengan menggunakan steam jet cleaner.
30
n. Finishing dan polishing Kerangka
31
Lalu rapihan malam tersebut
P1 Kanan
Galangan gigit dipotong sebesar gigi P1 kanan rahang atas. Sumbu
gigi tegaklurus dengan bidang oklusal. Kemudiantitik kontak mesial
P1 kanan rahang atasberkontak dengan titik kontak distalcaninus
kanan rahang atas. Cusp bukalmenyentuh bidang datar/oklusi dan
cusppalatal naik kira-kira 1 mm diatas bidangdatar/oklusi.
P2 Kanan
Galangan gigit dipotong sebesar gigi P2 kanan rahang atas. Sumbu
gigi tegaklurus dengan bidang oklusal. Kemudian titik kontak mesial
P2 kanan rahang atasberkontak dengan titik kontak distal P1 kanan
rahang atas. Cusp bukal danpalatal P2 kanan rahang atas
menyentuh bidang datar/oklusi.
M1 Kanan
Galangan gigit dipotong sebesar gigi M1kanan rahang atas. Kemudian
titik kontakmesial M1 kanan rahang atas berkontak dengan titik
kontak distal P2 kananrahang atas. Cusp mesio palatal
menyentuh bidang datar/oklu sisedangkan cusp lainnya naik sekitar 1-
2mm diatas bidang datar/oklusi.
32
M1 Kiri
Galangan gigit dipotong sebesar gigi M1 kiri rahang atas. Kemudian
titik kontakmesial M1 kiri rahang atas berkontakdengan titik kontak
distal P2 kiri rahangatas. Cusp mesio palatal menyentuhbidang
datar/oklusi, sedangkan cusplainnya naik sekitar 1-2 mm
diatasbidang datar/oklusi.
q. Wax counturing
r. Flasking
33
yang menutup bagian elemen gigi asli dengan adonan gips dan membuka
elemen gigi tiruan agar setelah boiling out elemen gigi tiruan ikut ke kuvet
atas.
s. Boiling Out
34
t. Packing
35
36
37
38
u. Curing
v. Deflesking
39
Deflesking adalah proses melepaskan model kerja dan protesa dari
kuvet. Tahapanya kuvet atas dan bawah dipisahkan, lalu buang gips
menggunakan tang gips secara perlahan hingga model dan protesa terlepas
dari bahan tanam tersebut.
w. Finishing
Tahap yang dilakukan yaitu protesa dilepaskan dari model kerja, lalu
dibersihkan akrilik dari sisa gips yang menempel pada bagian tepi gigi
tiruan dengan menggunakan bur fissure, bulatkan bagian tepi yang tajam,
lalu haluskan proseta akrilik dengan menggunakan amplas kasar dan amplas
halus.
x. Polishing
Untuk menghilangkan guratan pada gigi tiruan menggunakan fetlcon
dengan bahan pumice, lalu dilakukan pemolesan dengan menggunakan
white brush. dengan bahan calcium carbonate hingga mengkilap dan dipoles
40
menggunakan mengkilap protesa dicuci dan dibersihkan dari sisa-sisa bahan
poles. (Bite, 2019)
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gigi tiruan kerangka logam adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang
baik.
41
B. Saran
laporan ini kedepannya. Kami juga sadar bahwa sanya masih banyak
DAFTAR PUSTAKA
42
Https://angga-nurunda-fkgunair.blogspot.com/2015/10/pemulasan-
kerangka-logam-gigi-tiruan,html(prawesi,2011) vdocument,Mx_blok-9-
premaspptx.pptx,”n.d.klasifikasi desain GTSL kerangkalogam.(2012).universitas
sumatera utara,kasus iatrogenik Gigi Tiruan Sebagian lepasan,
43