Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PROSEDUR LABORATORIUM

PEMBUATAN GIGI TIRUAN KERANGKA LOGAM

DISUSUN OLEH :

RESKI AMALIAH (183145124006)


LATIFA AINI (183145124017)

PROGRAM STUDI D – III TEKNIK GIGI


UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan
rahmatNya sehingga Laporan GIGI TIRUAN KERANGKA LOGAM tentang
“PROSEDUR LABORATORIUM PEMBUATAN GIGI TIRUAN
KERANGKA LOGAM” ini dapat di selesaikan.

Akhir ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Ibu Isma suprapti
S.Km. selaku dosen sekaligus pendamping kami saat mengerjakan laporan.Kritik
dan saran yang membangun sangat kami nantikan untuk perbaikan di masa yang
akan datang.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Makassar, 18 September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PROSEDUR PEMBUATAN GTKL..................................................................................1
(Konektor lingual bar cengkram akers dan reserve back action)........................................1
A. Alat dan Bahan.......................................................................................................1
a. Alat.....................................................................................................................1
b. Bahan...............................................................................................................11
B. PROSEDUR PEMBUATAN GIGI TIRUAN KERANGKA LOGAM...................17
1. Pengertian surveying........................................................................................18
2. Bebebrapa Alat yang digunakan pada surveying..............................................18
3. Prosedur surveying...........................................................................................19
BAB II.............................................................................................................................38
PENUTUP.......................................................................................................................38
A. Kesimpulan..........................................................................................................38
B. Saran....................................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................39

iii
iv
BAB I
PROSEDUR PEMBUATAN GTKL
(Konektor lingual bar cengkram akers dan reserve back action)

A. Alat dan Bahan

a. Alat
1. Surveyor
Alat yang digunakan untuk mengetahui keberadaan undeercu pada
model kerja

2. Kuvet
Wadah agar untuk membuat duplicating model

3. Rubber base
Digunakan untuk membuat dasar model gigi

1
4. Sendok cetak
Digunakan untuk pencetakan model kerja

5. spatula dan bowl


Spatula digunakan untuk mengaduk bahan sedangkan bowl sebagai
wadah untuk bahan

6. Vacum mixing jar


Digunakan untuk mengaduk bahan investment hingga homogen.

2
7. Vibrator
Digunakan untuk menghilangkan nodle-nodle agar tidak terjadi
porositas.

8. Panci
Wadah untuk memasak agar dan curing

9. Kompor
Digunakan sebagai alat memasak agar

3
10. Bunsen
Wadah spirtus

11. Lecron
Merapikan hasil wax up

12. Korek api


Digunakan untuk menyalakan api pada Bunsen

4
13. Penjepit
Untuk mengeluarkan muvel dari burn out furnance dan pada saat
casting.

14. Mesin casting


Untuk mencairkan logam

15. Casting ring


Digunakan sebagai tempat menanam pola malam.

5
16. Asbes
Untuk meredam panas

17. Crusibel
Untuk membentuk corong agar mudah memasukkan bahan.

18. Burn out furnance


Digunakan untuk preheating untuk mendapatkan mould chumber

6
19. Mikromotor
Digunakan untuk merapikan kerangka logam dan akrilik

20. Bur logam


Digunakan untuk mengurangi dan merapihkan kerangka logam

21. Diamond
Digunakan untuk menghaluskan dan mengkilapkan kerangka
logam.

7
22. Bur akrilik
Digunakan untuk mengurangi dean merapihkan basis akrilik

23. Spuit
Digunakan untuk mencampuran bahan akrilik (liquid dan powder)

24. Alat press


Digunakan untuk memadatkan bahan akrilik dan agar bahan
tersebut mengisi semua bagian mould space

8
25. . Gelas ukur
Digunakan untuk mengukur cairan investmen

26. Timbangan
Digunakan untuk mengukur takaran Phosphate bonded investment

27. Gelas kaca


Proses pencampuran liquit dan pauder akrilik Heat Curing (HC)

9
28. Kuvet Akrilik
Digunakan untuk tempat penanamn model pada saat proses
flasking

29. Kunci 10
Untuk membuka dan mengunci kuvet

30. Chip blower


Menghaluskan modeler malam

10
31. Mesin trimmer

b. Bahan
1. Dental stone tipe 3
Untuk membuat base pada model kerja

2. Dental stone tipe 1


Bahan yang digunakan untuk menanam model kerja pada cuvet

11
3. Alginat
Digunakan mencetak model kerja

4. Phosphate bonded investment


Bahan yang digunakan untuk membuat duplikat

5. Liquid investment
Bahan yang digunakan untuk mencampuri bahan powder
investment pada proses duplikat

12
6. Wax pattern
Bahan yang digunakan pembuatan basis pada gigi tiruan kerangka
logam

7. Wax sprue
Bahan digunakan untuk sebagai jalam masuk bahan logam

8. Agar (irreversible hidrokoloid)


Bahan untuk menduplikat

13
9. Vaselin
Di gunakan untuk memisahkan gips dengan gips

10. Could muld seal (CMS)


Digunakan untuk memisahakn gips dengan akrilik

11. Cobalt chromium


Bahan yang digunakan pada proses casting pada pembuatan gigi
tiruan kerangka logam

14
12. CaCO2 (angel blue)
Bahan yang digunkan untuk mengkilapkan basis pada gigi tiruan

13. Heat curing akrilik


Bahan yang digunakan pada proses packing untuk pembuatan basis
pada gigi tiruan

14. Liquid heat curing akrilik


Bahan digunakan untuk mencampurkan powder akrilik pada proses
packing

15
15. Elemen gigi tiruan
Bahan digunakan untuk mengisi ruang edentulous

16. Spirtus
Bahan yang digunakan untuk menyalakn Bunsen

17. Amplas
Bahan untuk menghaluskan logam dan akrilik

16
B. PROSEDUR PEMBUATAN GIGI TIRUAN KERANGKA LOGAM
a. Pembuatan Model Kerja

1. Cuci cetakan selama 30 detik di bawah aliran kran. Tindakan ini


dilakukan untuk menghindarkan dari sisa-sisa mukus. Kibaskan hasil
cetakan untuk menghilangkan sisa air dari daerah gigi-gigi. Bila perlu
hilangkan sisa air dengan kompressor udara.
2. Aduk dental stone dengan menggunakan rasio 50 ml air dan 200 gram
bubuk (rasio bubuk/air adalah 4:1), lakukan pengadukan selama 1 menit.
3. Aplikasi dental stone kedalam cetakan sambil digetar-getarkan. Bila
cetakan sudah terisi penuh dengan stone, kemudian di atas sebuah glass
slab tuangkan sisa campuran gips tadi untuk membuat basis landasan
dengan perlahan-lahan sendok cetak bersama-sama dengan gips mas
dibalik sehingga gips berada di bawah, lalu tempelkan gips ini pada gips
mass yang terdapat pada bagian atas glass slab tadi.
4. Biarkan stone mengeras selama 1 jam.

5. Setalah model mengeras,lepas segera model tersebut dan rapikan dengan


trimmer.

b. Penanaman model pada rubber base

1. Proses penanaman model kerja di rabberbase menggunakan gips type 3


dan gan gips type 1 (di campur ) yang bertujuan untuk mendapatkan
basis agar mudah di tempatkan pada model kerja surveyor

17
c. Survey Model dan Desain

1. Pengertian surveying
Surveying adalah suatu prosedur diagnostik untuk menganalisis,
menentukan, menggambarkan kontur terbesar dan undercut dari gigi penjangkaran
dan struktur jaringan yang berhubungan dengan gigi tiruan sebelum desain
ditetapkan dengan menggunakan alat yang dinamakan surveyor.

2. Bebebrapa Alat yang digunakan pada surveying

Sumber : (https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_survey_)

 ANALIZING ROD adalah sisi paralel rod. Digunakan untuk menganalisa


p aralelisasi relative dari dua atau lebih permukaan pada cast dan untuk
menandai batas survey pada pola wax.
 UNDERCUT GAUGES adalah sisi parallel rods dengan bibir atau kepala
dari ukuran khusus. Mereka digunakan untuk ukuran dari undercut.

18
 PISAU PEMOTONG WAX adalah alat pemotong tepi yang digunakan
untuk mengkontur pola wax.
 A CARBON MARKER adalah sisi karbon rod pararel untuk menandai
batas survey pada cast atau mahkota pada cast.
 THE PROTEVTIVE SHEATH adalah metal sheats digunakan dengan
karbon marker untuk melindungi dari fraktur ketika melindungi chuck.
 BLOCKOUT TOOLS pada rod dengan sisi khusus dari tapper. Mereka
digunakan untuk membuat tingkat khusus dari blockout pada undercut
ketika menghalangi dan mengurangi cast untuk pembuatan denture.

3. Prosedur surveying
Survey dilakukan pada model studi maupun model kerja. Model dipasang
pada meja basis dengan bidang oklusal hampir sejajar dengan basis datar
surveyor.
 Evaluasi bidang bimbing (guiding plane)
Permukaan-permukaan proksimal gigi yang sejajar satu sama
lain harus dicari, atau bila tak ada, sengaja dibuat sehingga dapat
digunakan sebagai bidang bimbing. Bidang bimbing diperlukan
untuk mempermudah pemasangan dan pengeluaran gigi tiruan
tanpa paksaan. Bidang bimbing adalah permukaan gigi asli atau
restorasi yang dibuat diatas gigi tersebut, yamg dibuat menjadi
datar dan sejajar dengan arah pemasangan geligi tiruan yang
sedang dibuat. Permukaan bidang ini idealnya antara 2-4 mm
dalam arah oklusogingival dan berkontak dengan bagian kaku
rangka geligi tiruan.

19
Sumber : (https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_survey_)

 Evaluasi daerah retensi


Bagian ini dibutuhkan untuk memberikan retensi kepada
cengkeram. Retensi dinilai memuaskan bila tidak menyebabkan
perubahan bentuk kepada logam cengkeram.

Sumber : (https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_survey_)

 Evaluasi masalah hambatan (interference)


Hambatan dapat berupa gigi yang malposisi atau tonjolan
tulang yang nyolok. Interferensi dapat dikurangi atau dihilangkan
dengan jalan pembedahan, ekstraksi, mengikis permukaan atau
mengubah kontur gigi dengan pemasangan restorasi tuang.

Sumber : (https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_survey_)

20
 Evaluasi faktor estetik
Arah pemasangan terpilih harus dipertimbangkan lagi dari
segi estetik, baik mengenai penempatan lengan cengkeram maupun
menyusun elemennya.
Langkah-langkah :
a. Pemiringan model rahang
1. Pemiringan anterior
Tepi anterior dimiringkan ke bawah dan digunakan untuk kasus berujung
bebas yang lebih posterior dari gigi premolar, memberikan arah
pemasangan dari posterior ke anterior, dengan memanfaatkan gerong yang
ada pada bagian distal premolar.
2. Pemiringan posterior
Pada kasus kehilangan banyak gigi anterior, disini gerong mesial dari
premolar dan molar yang dimanfaatkan. Pada kasus kehilangan gigi yang
terjadi pada bagian anterior maupun posterior.
3. Pemiringan lateral
Pada kasus dengan posisi salah satu gigi penyangganya abnormal seperti
gigi molar kiri bawah sangat miring ke lingual serta gerong jaringan
tertentu seperti tuberositas yang menonjol.

Sumber : (https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_survey_)

b. Pengukuran retensi
Dengan mempergunakan alat undercut gauge yang besarnya 0.01- 0.03
inci.

21
c. Pemilihan final arah pemasangan
Harus memenuhi empat syarat yaitu aspek bidang bimbing, retensi,
hambatan dan estetik.
d. Penutupan bagian model kerja
Setiap gerong yang akan dilewati bagian kaku kerangka protesa harus
ditutupi dengan cara blocking out dengan menggunakan malam.
e. Rilif bagian model kerja
Rilif dianjurkan untuk keadaan tertentu seperti lereng jaringan yang miring
dan pada semua bagian gingival yang harus dilindungi dari kemungkinan
terjadinya penekanan berlebih kerangka protesa. Rilif dilakukan dengan
pemasangan selapis tipis malam pada permukaan model kerja, diatas
malam baru dipasang konektor atau bagian lain.

Sumber : (https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_survey)

f. Rekaman hubungan model kerja dengan surveyor (recording)


1. Tripoding

Sumber : (https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_survey_)

22
2. Pemberian tanda garis pada tiga sisi berlainan pada model
3. Pemberian tanda goresan pada tiga sisi berlainan pada model
4. Pemasanagn pin yang disemen

Tujuan dari survey yaitu:


 Menentukam arah pemasangan dan bidang-bidang pengarah
gigitiruan.
 Untuk menentukan undercut-undercut yang dapat digunakan unruk
menahan gigitiruan.
 Tida menjadi tempat sisa makanan, enak dilihat dan mudah

dipasang dan dilepas oleh pemakainya.

d. Desain Model
Setelah model kerja diduplikasi untuk dibuat refractory cast,
dibutuhkan untuk memindahkan design ke refractory cast yang selanjutnya
untuk menyelesaikan waxing up. Garis pada kerangka logam dipindahkan
dari model kerja ke model refraktory dan posisinya cukup akurat tanpa
menggunakan surveyor.

Relief dan block out dan manik-manik dapat di lihat dengan mudah
pada model refraktory. Ketika menggambar pada refraktory cast gunakan
pensil malam.ikuti garis konektor utama Rahang atas. Ketika menggaris
lingual plate,apakah itu pada anterior atau posterior, sangat penting
mengikuti garis pada master cast.

23
e. Duplikat Model

Prosedur duplikasi :

1. Siapkan kuvet dan model kerja. Model kerja di simpan di


bawah kuvet duplikasi selanjutna kuvet di tutup.
2. Siapkan agar hidrocoloid
3. Panaskan agar hidrocoloid baik menggunkan mesin duplikasi
aupun menggunakan kompor menjdi cair.
4. Alirkan agar hidrocoloid yang mencair ke adalam kuvet
duplikasi.
5. Setela kuvet terisi dengan agar hidrocoloi segera rendam di
dalam air dingin
6. Setelah dingin, balik kuvet duplikasi dan buka alasnya.
7. Setelah alasnya terlepas, balik dan tekan kedua lubang masuk
agar dengan perlahan hingga cetakan agar dapat lepas dari
cuvet.
8. Setelah han cetak agar hidrocoloid lepas dari kuvet, keluarkan
model kerja dengan perlahan serta hati-hati jangn sampai
merusaknya.
9. Siapakan bahan untuk membuat model kerja untuk kerangka
logam (refractory cast)
10. Gunakan phospate bonded investmet sebgai bahan untuk model
kerja (refractory cast). Pengadukan dengan alat acum,
Pengadukan tanpa alat acum
11. Setelah adoan siap, masukan dalam cetakan agar hidrocoloid
12. Setelah mengering, lepaskan model kerja dari cetakan
13. Lanjutkan dengan memberikan bahan hardener pada refractory
cas

24
f. Desain Cengkram

Cengkeram suferior adalah Cangkolan yang mencapai daerah gerong


dari oklusal, lengan retensi cangkolan ini berasal dari sandaran
oklusal.Semua cangkolan superior memiliki bentuk yang sederhana,
cangkolan tersusun dari satu atau dua sandaran oklusal dan dari sisi keluar
dua lengan cangkolan, satu dari lengan cangkolan itu bersifat retentif
dengan cara berakhir di daerah gerong.supra garis survei antara lain
cangkolan; akers, cincin terbuka, cincin terbuka untuk kaninus, back action,
half and half.
 Akers

 back action

25
g. Waxing Up (Pembuatan Pola Malam)

Pada tahap waxing up pada kerangka logam dibutuhkan malam plastik


yang dapat dibeli dengan berbagai macam bentuk, ukuran dan ketebalan.
Jika digunakan komium kobalt malam harus lebih berat.

h. Spruing (Pemasangan sprue)

 Pasang lembaran malam plastik pada model mengikuti garis


konektor utama dan jangan biarkan malam menutup garis, rapikan
menggunakanpisau malam. Dan memperhatikan batas-batas
freneulum lingual agar tidak menganggu kenyamanan pasien
 Malam ini harus tipis tidak lebih dari 1 mm ketebalannya
 Tempelkan malam mengikuti desain konektor yang dibuat
 Tempelkan freme work pada daerah edentolous lalu lanjutkan
 Pemasangan malam pada daerah cengkram
 Panaskan pisau malam untuk melelehkan wax yang berfungsi
untuk menyatuhkan wax

26
i. Investing (Penanaman Dalam Muvel)

Setelah proses pemasangan sprue lakukan proses investing dengan


menggunakan bahan investment phospate bonded. Masukkan powder 100gr
ke dalam tabung mixing dan masukkan 11 ml air dan 17 liquid ke dalam
gelas ukur. Perbandingan antara powder dan liquid yaitu 3:1.
Campurkan powder dan liquid ke dalam tabung vaccum mixing
machine dan aduk dengan menggunakan spatula. Selanjutnya lakukan
pengadukan dengan menggunakan vaccum mixing machine agar investment
dapat tercampur secara merata, lalu tunggu hingga mesin berhenti.
Tuangkan bahan investment ke dalam ring silikon di atas vibrator.
Selanjutnya tunggu hingga investment mengeras, lalu keluarkan investment
dari ring silikon.

27
j. Preheating (Pembuangan Pola Malam)

Tahap selanjutnya yaitu preheating dengan burn out furnace.


Nyalakan terlebih dahulu burn out furnace hingga suhu mencapai 60℃.
Masukkan investment ke dalam burn out furnace menggunakan tang
penjepit, letakkan posisi lubang crusible menghadap ke bawah dengan suhu
mencapai 900℃ dan keluarkan investment pada suhu 30℃ .

Gunanya :

1. Menghilangkan kelembaban mold.


2. Menguapkan pola malam sehingga terjadi ruang dalam mold.
3. Mengekspansi mold untuk kompensasi penyusutan metal pada
waktu mendingin.

28
k. Pengecoran logam (casting)

Proses memasukan logam cair ke dalam movel bekas malam dengan


cara pemanasan hingga mencair. Setelah didiamkan selama 30 menit pada
700 C dengan cepat dipindah ke alat casting macnine dan selanjutnya
dilakukan melting.

l. Divisting (Pembongkaran Investment)


Pada tahap divisting, Plunger yang berada dalam investment
disejajarkan dengan plunger yang lain kemudian beri tanda untuk
mengetahui perbatasan antara plunger dengan restorasi sekaligus menjadi
tempat untuk pemotongan investment. Potong investment pada daerah yang
sudah ditandai dengan menggunakan mata bur disk. Selanjutnya lakukan

29
proses sand blasting untuk menghilangkan sisa bahan investment dan cuci
dengan menggunakan steam jet cleaner.

m. Cutting Sprue (Pemotongan sprue)


Potong sprue menggunakan mikromotor dengan matabur diamond disk.
Hindari tekanan yang berlebihan dan terlalu panas agar tidak terjadi
kerusakan pada restorasi, kemudian rapikan dengan menggunakan matabur
stone.

30
n. Finishing dan polishing Kerangka

Setelah kerangka kerja diperoleh dengan mendivestasi sprues


dihilangkan meskipun beberapa otoritas lebih suka sprue tidak
dihilangkan. Perawatan harus diambil saat memoles lengan genggam gips.

Kecepatan tinggi lebih disukai dibandingkan dengan kecepatan yang


lebih rendah. Roda atau titik dan kecepatan putarannya harus melakukan
pemotongan. Tekanan berlebihan memanaskan pekerjaan, dan
memperlambat pemotongan.
Urutan yang pasti untuk penyelesaian harus diadopsi dan diikuti untuk
setiap kerangka kerja. Roda pemoles yang bersih harus digunakan. Pastikan
setiap operasi penyelesaian sepenuhnya menghilangkan semua goresan yang
ditinggalkan oleh yang sebelumnya. Setiap langkah finishing berturut-turut
menggunakan abrasive yang lebih halus dan karenanya memotong lebih
banyak dan perlahan membutuhkan lebih banyak waktu untuk
menyelesaikannya.

o. Pembuatan bite rim

 Lapisi daerah edentolous dengan malam yang berfungsi sebagai


tempat dudukan elemen gigi tiruan
 Tinggi lapisan malam dibuat mengikuti tinggi gigitan

31
 Lalu rapihan malam tersebut

p. Penyusunan elemen gigi tiruan

 P1 Kanan
Galangan gigit dipotong sebesar gigi P1 kanan rahang atas. Sumbu
gigi tegaklurus dengan bidang oklusal. Kemudiantitik kontak mesial
P1 kanan rahang atasberkontak dengan titik kontak distalcaninus
kanan rahang atas. Cusp bukalmenyentuh bidang datar/oklusi dan
cusppalatal naik kira-kira 1 mm diatas bidangdatar/oklusi.
 P2 Kanan
Galangan gigit dipotong sebesar gigi P2 kanan rahang atas. Sumbu
gigi tegaklurus dengan bidang oklusal. Kemudian titik kontak mesial
P2 kanan rahang atasberkontak dengan titik kontak distal P1 kanan
rahang atas. Cusp bukal danpalatal P2 kanan rahang atas
menyentuh bidang datar/oklusi.
 M1 Kanan
Galangan gigit dipotong sebesar gigi M1kanan rahang atas. Kemudian
titik kontakmesial M1 kanan rahang atas berkontak dengan titik
kontak distal P2 kananrahang atas. Cusp mesio palatal
menyentuh bidang datar/oklu sisedangkan cusp lainnya naik sekitar 1-
2mm diatas bidang datar/oklusi.

32
 M1 Kiri
Galangan gigit dipotong sebesar gigi M1 kiri rahang atas. Kemudian
titik kontakmesial M1 kiri rahang atas berkontakdengan titik kontak
distal P2 kiri rahangatas. Cusp mesio palatal menyentuhbidang
datar/oklusi, sedangkan cusplainnya naik sekitar 1-2 mm
diatasbidang datar/oklusi.

q. Wax counturing

Wax contouring dilakukan dengan cara membentuk dasar gigi


tiruan malam menggunakan lecron. Pada bagian interdental dibentuk
melandai dan pada daerah akar gigi dibagian bukal dibentuk agak cembung
untuk memperbaiki kontur bentuk pipi. Kemudian dipoles menggunakan
kain satin sampai mengkilat.

r. Flasking

Tahap flasking dilakukan dengan cara menyiapkan kuvet dan model


kerja. Kuvet diolesi vaselin agar bahan tanam mudah dibuka pada saat
deflasking. Gpis diaduk dan dimasukan di dalam kuvet secukupnya, lalu
model kerja di tanam. setelah gips di kuvet dibawah mengeras kemudian
diolesi vaselin dan kuvet bagian atas diisi kembali dengan gips dan
dilakukan pengepresan. Metode yang digunakan adalah pulling the casting

33
yang menutup bagian elemen gigi asli dengan adonan gips dan membuka
elemen gigi tiruan agar setelah boiling out elemen gigi tiruan ikut ke kuvet
atas.

s. Boiling Out

Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan pola malam dengan cara


kuvet dimasukkan ke dalam air mendidih selama 10 menit. Lalu kuvet
diangkat dan dipisahkan secara perlahan dengan seluruh biji sudah berada di
kuvet atas. Air mendidih yang bersih disiramkan pada mould space,
sehingga tidak ada lagi sisa malam pada mould space. Bagian tepi yang
tajam pada mould space dirapihkan dengan menggunakan lecron. Mould
space yang masih hangat diolesi dengan CMS agar pada saat deflasking
protesa akrilik mudah dilepas dari model kerja.

34
t. Packing

Metode packing yang digunakan adalah wet methode yaitu dengan


mencampurkan monomer dan polymer diluar mould space atau
menggunakan mixing jar hingga mencapai tahap dough stage. Dough stage
adalah saat konsisten adonan mudah diangkat dan tidak melekat lagi.
Kemudian dimasukan adonan akrilik dengan ke dalam mould space pada
kuvet bagian atas dan bawah. Press dengan meletakan cellophane di antara
kuvet atas dan kuvet bawah, hingga metal to metal sebanyak dua kali
dengan press permanen. Bersikan sisa-sisa bahan akrilik yang terdapat
diluar mould space dengan scapel, kemudian cellophone.

35
36
37
38
u. Curing

Curing adalah proses polimerisasi dan monomer yang bereaksi dengan


polimerisasi nya dengan bantuan panas. Polimerisasi dilakukan dengan cara
merebus bahan akrilik (heat curing) dalam air dalam keadaan dingin hingga
mendidih selama satu jam. Setelah satu jam kuvet diangkat dan didiamkan
hingga mencapai suhu kamar.

v. Deflesking

39
Deflesking adalah proses melepaskan model kerja dan protesa dari
kuvet. Tahapanya kuvet atas dan bawah dipisahkan, lalu buang gips
menggunakan tang gips secara perlahan hingga model dan protesa terlepas
dari bahan tanam tersebut.

w. Finishing
Tahap yang dilakukan yaitu protesa dilepaskan dari model kerja, lalu
dibersihkan akrilik dari sisa gips yang menempel pada bagian tepi gigi
tiruan dengan menggunakan bur fissure, bulatkan bagian tepi yang tajam,
lalu haluskan proseta akrilik dengan menggunakan amplas kasar dan amplas
halus.

x. Polishing
Untuk menghilangkan guratan pada gigi tiruan menggunakan fetlcon
dengan bahan pumice, lalu dilakukan pemolesan dengan menggunakan
white brush. dengan bahan calcium carbonate hingga mengkilap dan dipoles

40
menggunakan mengkilap protesa dicuci dan dibersihkan dari sisa-sisa bahan
poles. (Bite, 2019)

BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan

Gigi tiruan kerangka logam adalah gigi tiruan sebagian lepasan yang

ddesainnya melibatkan cengkeram dan kerangka logam serta diberi basis

akrilik diatasnya untuk menyangga gigi tiruan.Gigi tiruan kerangka logam

ini memmberikan hasil yang lebih stabil serta pemakaiannya tahan

lama,walaupun warna logam dan cengkeramnya secara estetis kjurang

baik.

Logam yaitu bahan yang tahan terhadap abrasi,sehingga permukaa

tetap licin dan mengkilat serta tidak menyerap cairan mulut.

41
B. Saran

Saran sebagai penyusun yaitu para pembaca dapat mengembangkan

laporan ini kedepannya. Kami juga sadar bahwa sanya masih banyak

kekurangan dalam penyusunan laporan,maka dari itu kami membutuhkan

kritik dan saran dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Syafrinani dkk, 2016,gigi tiruan sebagian lepasan kerangka logam


kombinasi bahan fleksibel sebagai upaya memenuhi kebutuhan estetik pada gigi
penyangga dengan resesi gingiva (laporan kasus),jurnal B-dent,vol 3,No. 1,9-10,
https://jurnal.unbrah.ac.id/index.php/bdent/article/viewFile/32/21
Wulandari retna,2017,tehnik mencetak dengan menggunakan bahan
hydrocoloidirreversible,skirpsi.
https://www.academia.edu/34500621/TEKNIK_MENCETAK_DENGAN_MEN
GGUNAKAN_BAHAN_HYDROCOLLOID_IRREVERSIBLE_SKRIPSI
Yunisa fahmi dkk,2015,pengaruh kedalaman undercut gigi pegangan
dan tipe bahan cengkeram thermoplastik nilon terhadap kekuatan retensi gigi
sebagian lepasan Co-cr kombinasi nilon,jurnal ked.gigi,vol.6,No.3,1-7,
https://journal.ugm.ac.id/jkg/article/download/30010/18076

42
Https://angga-nurunda-fkgunair.blogspot.com/2015/10/pemulasan-

kerangka-logam-gigi-tiruan,html(prawesi,2011) vdocument,Mx_blok-9-
premaspptx.pptx,”n.d.klasifikasi desain GTSL kerangkalogam.(2012).universitas
sumatera utara,kasus iatrogenik Gigi Tiruan Sebagian lepasan,

43

Anda mungkin juga menyukai