Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PRAKTEK KERJA BATU

DISUSUN

OLEH:

ARYAN KHALIK
2005022051

DIBIMBING OLEH:

NOFRIADI, S.Pd, M.T

D-III TEKNIK SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan dan kekukatan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat beriringan salam senantiyasa selalu tercurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang dimana beliau bercucuran darah, keringat, dan air mata untuk
menegakkan Qalam Allah diatas muka bumi ini.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tuntutan tugas akhir dari pelaporan praktek kerja batu di
POLITEKNIK NEGERI MEDAN.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar praktek kerja batu yang telah
membimbing dan mengajar saya di workshop batu selama masa praktik.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Medan, 18 Desember 2020

Aryan khalik
2005022051

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

BAB I PEMBUATAN MORTAR .....................................................................................1

A. TEORI SINGKAT ...................................................................................................1


B. ALAT DAN BAHAN ..............................................................................................1
C. KESELAMATAN KERJA ......................................................................................1
D. LANGKAH KERJA ................................................................................................2
E. GAMBAR KERJA...................................................................................................2
F. KESIMPULAN ........................................................................................................3
G. DOKUMENTASI ................................................................................................ 4-5

BAB II PASANGAN DINDING ½ BATA IKATAN LURUS........................................6

A. TEORI SINGKAT ...................................................................................................6


B. ALAT DAN BAHAN ..............................................................................................6
C. KESELAMATAN KERJA ......................................................................................7
D. LANGKAH KERJA ............................................................................................ 7-8
E. GAMBAR KERJA...................................................................................................8
F. KESIMPULAN ........................................................................................................9
G. DOKUMENTASI ..................................................................................................10

BAB III PASANGAN PLESTERAN DINDING ...........................................................11

A. TEORI SINGKAT .................................................................................................11


B. ALAT DAN BAHAN ............................................................................................11
C. KESELAMATAN KERJA ....................................................................................11
D. LANGKAH KERJA ..............................................................................................12
E. GAMBAR KERJA.................................................................................................13
F. KESIMPULAN ......................................................................................................14
G. DOKUMENTASI ..................................................................................................15

BAB IV FINISHING PEMASANGAN KERAMIK .....................................................16

A. TEORI SINGKAT .................................................................................................16


B. ALAT DAN BAHAN ............................................................................................16
C. KESELAMATAN KERJA ....................................................................................16
D. LANGKAH KERJA ..............................................................................................17
E. GAMBAR KERJA.................................................................................................18
F. KESIMPULAN .....................................................................................................19
G. DOKUMENTASI ..................................................................................................20

iii
BAB I

PEMBUATAN MORTAR

A. TEORI SINGKAT

Mortar, mortel, adukan, atau spesi adalah suatu campuran material yang terdiri dari bahan
pengikat dan bahan pengisi. Di dalam pekerjaan pasangan batu bata bahan pengikat yang
sering digunakan adalah kapur dan sement portlan. Sedangkan bahan pengisi yang sering
digunakan adalah pasir dan tras basa. Campuran spesi dalam bentuk kering dalam kondisi
homogin bila di beri air akan menjadi adukan dalam bentuk pasta. Adukan ini akan mengeras
dalam beberapa waktu setelah dibiarkan menyatu dalam bentuk ikatan yang masif dengan
material pasangan (bata, batu kali, batako, dan lain sebagainya).

Untuk dapat menghasilkan kualitas adukan yang baik maka bahan-bahan tersebut harus
memenuhi syarat mutu sebagai bahan adukan. Adukan yang memakai campuran bahan
pengikat semen portlan akan mempunyai kekuatan dan daya adhesi yang tinggi, akan tetapi
pengerjaannya agak sulit (workability rendah). Sedangkan adukan yang memakai campuran
bahan pengikat kapur mempunyai kekuatan dan daya adhesi rendah, tetapi cukup mudah
untuk dikerjakan (workability tinggi). Oleh karena itu yang sering dilakukan adalah dengan
mengambil jalan tengah yakni dengan pencampuran antara semen portlan dan kapur sebagai
bahan pengikat.

B. ALAT DAN BAHAN


1 ALAT :

 Ember takar
 Ayakan pasir
 Pacul (cangkul)
 Sekop
 Alas adukan

2 BAHAN :

 Pasir
 Kapur
 Air

C. KESELAMATAN KERJA
1 Memakai pakaian kerja dengan lengkap dan benar.
2 Membersihkan tempat kerja dari kotoran yang mengganggu.
3 Menggunakan alat-alat yang tersedia sebaik-baiknya dan hindari penggunaan
alat untuk hal-hal yang tidak semestinya.
4 Menghindari pemborosan penggunaan bahan.
5 Menjaga agar tempat kerja selalu bersih.
6 Bekerja sesuai dengan langkah kerja.
7 Menanyakan kepada pembimbing bila ada hal-hal yang kurang jelas.

1
D. LANGKAH KERJA
1 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2 Bersihkan area kerja dari kotoran, debu dan hal-hal yang dapat mengganggu kerja
3 Sediakan alas adukan
4 Ayak pasir secukupnya dari kotoran, krikil, dan segala hal yang mengganggu
campran di atas alas adukan menggunakan ayakan pasir
5 Takar kapur sesuai komposisi adukan yang akan digunakan, lalu ayak sekaligus
ditaburkan kapur dan aduk secara merata dengan pasir yang sudah di ayak
menggunakan sekop atau pacul (cangkul)
6 Setelah pasir dan kapur tercampur buat lubang seperti kolam atau danau di tengah
tumpukan pasir dan kapur tersebut menggunakan pacul (cangkul)
7 Tambahkan air bersih secukupnya di tengah lubang yang telah dibuat dan tunggu
sebentar agar airnya sedikit meresap kedalam campuran pasir dan kapur
8 Lalu sedikit demi sedikit pasir dipinggiran lubang tadi perlahan di angkat
menggunakan pacul atau sekop ke tengah lubang yang berisi air tadi lalu aduk
campran tadi secara merata sehingga berbentuk seperti pasta
9 Setelah berbentuk seperti pasta, pindahkan secukupnya ke ember lalu siap
digunakan

E. GAMBAR KERJA

2
F. KESIMPULAN

Dengan adanya kegiatan pembuatan mortar bahan perekat kapur di workshop dapat
mengetahui bentuk dari campuran mortar tersebut, dengan takaran kapur, pasir, dan air
yang sesuai terlihat bentuk dari adukan seperti pasta, agar kedepannya tidak hanya
mengetahui teori saja tetapi juga bentuk dan takaran bahan yang ada menjadikan
pengalaman yang bagus sehingga terhindar dari pemborosan dan keawetan yang singkat
terhadap mortar, adukan, atau spesi.

3
G. DOKUMENTASI

Proses pengayakan pasir

Proses pengayakan kapur dan pencampuran kapur dan pasir

4
Proses pencampuran air dan pengadukan sehingga menjadi mortar siap pakai

5
BAB II

PEMASANGAN DINDING ½ BATA IKATAN LURUS

A. TEORI SINGKAT

Pemasangan dinding setengah bata adalah susunan bata yang dimaksud dengan dinding
tembok 1/2 bata adalah tebal dinding tembok tersebut sama dengan panjang 1/2 bata, dinding
tembok 1/2 bata ini terdiri dari 2 macam lapisan. lapisan 1 terdiri bata strek semuanya,
sedangkan lapisan 2 diawali dan diakhiri dengan bata 1/2. Disusun seperti itu sehingga
menghasilkan panjang dan tinggi sesuai keiinginan dengan ketebalan setengah dari panjang
bata.

Fungsi dinding tembok 1/2 bata adalah sebagai tembok pembatas, atau pemisah, yaitu
untuk membatasi atau memisahkan ruangan yang satu dengan yang lainya di sebut sebagai
bagian dari struktur rangka pada bangunan yang merupakan bahan pengisi, Dan di butuhkan
kesabaran dan ketelitian dalam pekerjaan ini supaya dapat hasil yang diinginkan.

B. ALAT DAN BAHAN


1. ALAT :
 Water Pass
 Sendok Spesi
 Tongkat Duga
 Meteran
 Pemotong Bata
 Palu karet
 Ember
 Sekop
 Benang kasur
 Patok
 Jointer
 Roskam
 Line bobbines

2 BAHAN
 Batu bata secukupnya
 Adukan Mortar/spesi (pasir,air,kapur)

6
C. KESELAMATAN KERJA
1 Memakai pakaian kerja dengan lengkap dan benar.
2 Membersihkan tempat kerja dari kotoran yang mengganggu.
3 Menggunakan alat-alat yang tersedia sebaik-baiknya dan hindari penggunaan
alat untuk hal-hal yang tidak semestinya.
4 Menghindari pemborosan penggunaan bahan.
5 Menjaga agar tempat kerja selalu bersih.
6 Bekerja sesuai dengan langkah kerja.
7 Menanyakan kepada pembimbing bila ada hal-hal yang kurang jelas.

D. LANGKAH KERJA
1 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2 Bersihkan area kerja dari kotoran, debu dan hal-hal yang dapat mengganggu
kerja
3 Cari dan ukur lokasi kerja sesuai dengan kebutuhan praktek beri patokan lurus
dengan benang kasur yang telah di ketatkan dengan patokan
4 Pasang acuan bata dengan alasnya spesi perkiraan ketebalan bata dan
spesinya 7cm dan atur keratannya dengan waterpass dan palu karet, lakukan
hal serupa di sisi satunya.
5 Setelah batu acuan kiri dan kanan telah terpasang atur kedataran dari kedua
sisi dengan tongkat duga dan waterpas diatas tongkat dan palu karet agar
kerataan & ketinggian kedua sisi sama,
6 Setelah kerataan dan ketinggian kedua sisi batu acuan sama, beri
tanda/patokan dengan benang kasur yang telah diikat ketat ke line bobbins dan
dipasangkan ke ujung sisi luar bata sisi 1 dan 2
7 Setelah acuan telah dibuat lalu beri dasar spesi diantara acuan untuk dudukan
pasangan bata yang akan dikerjakan
8 Setelah dasarnya telah diberi, pada lapisan pertama pasang bata 1 diatas spesi
dan atur kerataan dan ketinggian sehingga pinggir bata selaras dengan benang
acuan, lalu periksa dan atur kembali dengan waterpass dan palu karet, lalukan
hal serupa dengan bata satunya hingga sampai di sisi akhir pasangan bata
dengan jarak spesi antar bata perkiraan 1 cm
9 Lalu isi renggang antar bata dengan spesi agar saling mengikat
10 Lalu pecahkan bata 1 dengan pemotong bata sehingga terbagi dua untuk
persiapan lapisan berikutnya
11 Setelah lapisan pertama selesai lanjut ke lapis kedua dengan bata ½ di sisi
awal yang telah diberi dasar spesi dengan perkiraan tebal 1cm dengan sisi bata
yang bagus menghadap keluar,
12 Lalu atur kelurusan verticalnya samping, depan, dan belakang dengan
waterpass. Lalu atur kerataannya dengan waterpass dan palu karet, lakukan
hal serupa terhadap sisi akhir.
13 Setelah sisi awal dan akhir telah dipasang bata ½ atur kerataan dan ketinggian
kedua sisi dengan tongkat duga dan waterpas diatasnya dan juga palu karet
untuk mengaturnya

7
14 Setelah kedua sisi rata dan selaras, beri tanda/patokan dengan benang kasur
yang telah diikat ketat ke line bobbins dan dipasangkan ke ujung sisi luar bata
di awal dan akhir, Dan benang pada batu acuan pertama dapat dilepas dan
disingkirkan dari area kerja.
15 Setelah benang dipasang beri lapisan spesi di atas lapisan bata pertama dan
pasangkan/dudukan bata 1 diatas lapisan spesi di sisi awal sebelah bata ½
16 Dan lalu atur kedatarannya sehingga sisi pinggir bata selaras dengan benang
lalu atur kembali kedataran menggunakan waterpas dan palu karet, lakukan
hal serupa dengan bata satunya hingga sisi akhir sebelah bata ½, dengan jarak
antara bata 1cm.
17 Isi rengang antara bata dengan spesi agar bata saling mengikat
18 Lakukan pengerjaan lapisan ke 3,4,5,…dst. Dengan langkah kerja hampir
seperti no 8 s/d 17. Dengan posisi pasangan bata 1 dan bata ½ secara
bergantian di setiap lapisannya, dan dipastikan terus kelurusan secara vertical
dan horizontalnya menggunakan waterpass.
19 Lalu bersihkan tempat kerja

E. GAMBAR KERJA

8
F. KESIMPULAN

Dengan adanya kegiatan pembuatan pasangan ½ bata ikatan lurus di workshop dapat
mengetahui bentuk dari pasangan tersebut, dengan pengaturan bahan, kerataan dan
keselarasan antar pasangan ikatan bata yang sesuai terlihat bentuk dari pola pasangan bata,
agar kedepannya tidak hanya mengetahui teori dan memahami gambar saja tetapi juga bentuk
dan takaran bahan yang ada menjadikan pengalaman yang bagus sehingga terhindar dari
pemborosan dan keawetan yang singkat dan bentuk yang kurang estetik terhadap pasangan
bata.

9
G. DOKUMENTASI

Proses pengerjaan pasangan bata ½ ikatan lurus

Hasil akhir dari pengerjaan pasangan bata ½ ikatan lurus

10
BAB III

PEMASANGAN PLESTERAN DINDING

A. TEORI SINGKAT

Plesteran merupakan bagian dalam proses pekerjaan dinding untuk menutup pasangan
batu bata, batako, atau pun bata ringan dan beton dimaksudkan agar tampak rapi, halus dan
juga rata. Plasteran yang baik adalah dengan memberi perbandingan material, seperti jika
dinding batu bata dan batako mempunyai perbandingan 1 pc : 2 ps untuk plasteran kedap air
dan 1 pc : 4 ps untuk plasteran biasa. Sedangkan dinding bata ringan biasanya menggunakan
mortar instan untuk plesterannya. Untuk ketebalan plesteran dinding yaitu antara 1,5 cm – 3
cm. Plasteran ini akan menjadi baik hasilnya jika pemasangan bata juga rapi, hal ini juga
dapat menghemat material dari acian.

Secara garis besar plasteran terbagi menjadi tiga antara lain Plesteran kasar (Beraben),
yaitu jenis pekerjaan pondasi yang nantinya di urug, Plesteran Halus, pekerjaan ini umumnya
digunakan sebagai plesterandinding atau lantai, dan terakhir Plesteran setengah halus, yaitu
untuk pengerjaan kamar mandi, lantai,lapangan olahraga, dsb.

B. ALAT DAN BAHAN


1 ALAT
 Water Pass.
 Kayu papan plasteran
 Papan kayu broti
 Palu besi (Martil).
 Ember.
 Sekop.
 Paku
 Roskam
 Sendok semen

2 BAHAN
 Adukan Mortar/spesi (pasir,air,kapur)

C. KESELAMATAN KERJA
1. Memakai pakaian kerja dengan lengkap dan benar.
2. Membersihkan tempat kerja dari kotoran yang mengganggu.
3. Menggunakan alat-alat yang tersedia sebaik-baiknya dan hindari penggunaan
alat untuk hal-hal yang tidak semestinya.
4. Menghindari pemborosan penggunaan bahan.
5. Menjaga agar tempat kerja selalu bersih.
6. Bekerja sesuai dengan langkah kerja.
7. Menanyakan kepada pembimbing bila ada hal-hal yang kurang jelas.

11
D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Pasangkan papan kayu broti di ujung atau sudut pasangan bata dan atur ketebalan
yang akan diplester, bisa dipaku ataupun di pasakkan.
3. Setelah di setiap sisi sudah dipasang papan kayu, buat kepala plasteran dengan
campuran mortar di setiap sisi ujung setebal ruang papan kayu tersebut.
4. Setelah kepala plasteran dibuat lalu di rapikan dengan roskam dan ratakan sesuai
patokan papan
5. Setelah permukaan plasteran rata dan rapi, ukur dan sesuai kedatarannya dengan
waterpas, begitu juga sisi yang lain
6. Setelah kedataran kepala plasteran sesuai, tunggu beberapa waktu agar kepala
plasteran benar-benar lengket dan sedikit mengering di dinding
7. Setelah kepala plateran di setiap sisi sudah sedikit mengeras dan lengket, isi
plasteran dinding dengan campuran mortar dibagian pertengahan antara sisi
kepala plasteran
8. Ketika mengisi plasteran beri sedikit tekanan ke dinding lalu rata dan haluskan
dengan roskam
9. Ketika sisi bagian tengah sudah terisi plasteran, lalu chek kerataan dan
ketebalannya dengan papan kayu plasteran dengan patokan kepala plasteran,
dengan cara sisi setiap ujung kayu lengket di kepala plasteran
10. Ketika bagian yang sedikit melengkung atapun kurang isiannya ketika di chek, isi
kembali dengan campuran dan rata dan rapikan kembali dengan roskam,
11. Lalu chek kembali dengan papan kayu plasteran, dan begitu terus sampai benar-
bagian sisi tengah rata dan sejajar dengan kepala plateran
12. Ketika sudah pesisi beri sekin tekan dan rata dan halus kan dengan roskam agar
plasteran dinding kokoh dan terlihat rapi.
13. Lalu bersihkan tempat kerja

12
E. GAMBAR KERJA

13
F. KESIMPULAN

Dari hasil kerja praktik ini mahasiswa mampu menganalisis tata cara dalam pemasangan
plesteran yang baik dan benar sehingga kedepannya mampu mempertahankan ketahanan dan
keawetan dari dinding, dan juga memahami unsur pembuat dan pendukung dalam
pemplesteran agar terlihat rapi dan siku dan juga dapat memanfaatkan bahan sebaik mungkin
dengan mengetahui ketebalan pemakaian plester agar dinding terlihat indah dan kokoh.

14
G. DOKUMENTASI

Proses pemplesteran dinding

Hasil pemplesteran yang sudutnya membentuk siku

15
BAB IV

FINISHING PEMASANGAN KERAMIK

A. TEORI SINGKAT

Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani, keramikos yang artinya suatu bentuk
dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Lantai keramik atau ubin keramik
adalah bahan penutup (finishing) lantai atau dinding dari bahan keramik.

Finishing pemasangan keramik adalah suatu proses penyelesaian atau penyempurnaan


akhir dari suatu bangunan. Tujuan pemasangan ubin keramik selain sebagi penutup lantai
adalah menambah kekuatan lantai maupun dinding, mempermudah pemeliharaan dan
kebersihan lantai maupun dinding, serta mendekorasi ruangan agar jauh lebih nyaman. Selain
fungsi-fungsi tersebut, efek pemasangan keramik juga bisa menghadirkan atmosfer tertentu
pada ruangan, tergantung jenis dan corak keramik yang dipilih.

B. ALAT DAN BAHAN


1. ALAT
 Palu karet
 Waterpass
 Sendok semen
 Roskam
 Ember
2. BAHAN
 Tegel keramik ukuran yang sama besar
 Campuran mortar/spesi (air, kapur, pasir)

C. KESELAMATAN KERJA
1. Memakai pakaian kerja dengan lengkap dan benar.
2. Membersihkan tempat kerja dari kotoran yang mengganggu.
3. Menggunakan alat-alat yang tersedia sebaik-baiknya dan hindari penggunaan
alat untuk hal-hal yang tidak semestinya.
4. Menghindari pemborosan penggunaan bahan.
5. Menjaga agar tempat kerja selalu bersih.
6. Bekerja sesuai dengan langkah kerja.
7. Menanyakan kepada pembimbing bila ada hal-hal yang kurang jelas.

16
D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ambil keramik pertama dan beri sisi belakang keramik (bagian tidak bermotif
atau yang kasarnya) dengan campuran mortar
3. Ratakan mortar hingga kesetiap sudut keramik hingga bagian permukaannya
tertutup mortar
4. Ketika sudah diisi mortar tempelkan keramik ke dinding dan beri sedikit
tekanan agar keramik lengket kedinding dan pastikan benar-benar lengker
tidak hanya bersandar di dinding
5. Ketika keramik sudah lengket, ukur dan sesuaikan kadatarannya dengan
waterpas dan dipukul hingga sejajar dengan palu karet
6. Ketika sudah sama datar isi bagian dalam keramik yang sudah sedikit kosong
dengan mortar lalu dipadatkan dan dirapikan dengan sendok semen dan juga
dibersihkan bagian luar keramiknya dari sisa mortar
7. Ketika keramik pertama sudah terpasangan dan kedatarannya sesuai ambil
keramik kedua lakukan sesuai langkah 2 s/d 6, dan diletakkan di sebelah sisi
keramik pertama
8. Ketika sudah terpasang pastikan kedataran bagian sisi setiap keramik tidak
timpang tindih ketinggian keramik antar satu sama lain dan atur dengan
waterpas dan palu karet
9. Dan ketika pemasangan selanjutnya juga sama tetapi diperhatikan karataan
dan kedatarannya antar satu keramik dengan yang lainnya hingga pola antar
keramik membentuk pola tanda tambah.
10. Lakukan hal yang sama dengan baris dan kolom pertama keramik hingga baris
dan kolom terakhir keramik dinding hingga sesuai dan pas di dinding sesuai
keinginan kita
11. Ketika semua keramik terpasang bersihkan area permukan keramik dengan
kain basah dan pastikan tidak ada sisa mortar yang mengering di permukaan
keramik
12. Ketika sudah selesai bersikan kembali area kerja anda

17
E. GAMBAR KERJA

1 2 3

3 4 5

6 7 8

18
F. KESIMPULAN

Dari hasil kerja praktik ini, mahasiswa mampu menganalisa substansi penyebab lengket
dan renggangnya, lurus dan datarnya, pola dan bentuknya dalam pemasangan keramik
dinding, sehingga mahasiswa mengetahui apa saja yang harus dilakukan sebelum dan sesudah
pemasangan keramik di dinding sehingga keramik membentuk pola ruang yang indah dan
aman dengan ke persisian antara keramik yang tidak saling timpang tindih antara kedataran
sisi antar keramik untuk mengurangi resiko kecederaan kulit dan juga dari segi kenyamanan
ruang, dan juga guna dalam perawatan ketahanan dari dinding bangunan tersebut.

19
G. DOKUMENTASI

Proses pemasangan keramik

Hasil pemasangan keramik

20

Anda mungkin juga menyukai