KELOMPOK : B-7
NAMA :
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
BARU
KELOMPOK : B-8
NAMA :
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
BAHAN TANAM GYPSUM BONDED
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu melakukan manipulasi bahan tanam dengan cara yang
tepat
2. Mahasiswa mampu melakukan penanaman model tanam menggunakan
bahan tanam jenis gypsum
3. Mahasiswa mampu melakukan penuangan logam dengan benar
II. BAHAN
1. Bahan tanam gypsum bonded
2. Malam inlay
3. Sabun
4. Paraffin
III. ALAT
1. Alat cetak model malam bentuk mahkota
2. Pisau model
3. Brander spirtus
4. Hand press
5. Spatula
6. Gelas ukur
7. Timbangan
8. Bowl
9. Crucible former
10. Bumbung tuang
11. Vibrator
12. Kuas
IV. CARA KERJA
A. Pembuatan model malam
1. Semua alat yang digunakan untuk membuat model malam mahkota harus
dalam keadaan bersih
2. Sebelum memuai pekerjaan, alat cetak model malam mahkota diperiksa dan
dipastikan dalam keadaan bersih dan tidak ada sisa malam yang tertinggal
3. Ujung alat cetak diulasi dengan paraffin secukupnya jangan berlebih
4. Malam inlay dipotong secukupnya kemudian dilelehkan, setelah malam cair
lalu malam dituangkan ke dalam cetakan
5. Setelah cetakan diisi penuh dengan malam cair, keudian segera ditutup
dengan cetakan model malam
6. Cetakan dibiarkan 30 detik, kemudian cetakan diletakkan di atas hydrolic
press, ditekan sampai batas alat cetak menempel, malam yang keluar dari lubang
cetakan dibersihkan
7. Cetakan dibuka tutupnya model malam diambil dan diletakkan dalam
wadah
B. Penanaman model malam
Keterangan :
I = Percobaan dengan bubuk bahan tanam 55 gr dan air 20gr
II= Percobaan dengan bubuk bahan tanam 58 gr dan air 25gr
III= Percobaan dengan bubuk bahan tanam 63 gr dan air 20gr
Pada praktikum ini, tidak didapatkan hasil praktikum karena bahan tanam
tuang yang kami manipulasi belum sepenuhnya setting. Kami tidak bisa melakukan
analisa hasil praktikum, hanya berdasarkan teori yang ada.
VI. PEMBAHASAN
Bahan dasar utama dari bahan tanam untuk inlay gigi yang digunakan
dengan logam cor dari emas konvensional adalah α-hemihidrat dari gypsum dan
bentuk silika. (Anusavice, 2003, hal 396). Gypsum adalah mineral yang dihasilkan
secara alami dengan rumus kimia CaSO4.2H2O (kalsium sulfat dihidrat). Bentuk α-
hemihidrat dari gypsum secara umum merupakan pengikat untuk bahan tanam yang
digunakan pada pengecoran logam campur yang mengandung emas dengan kisaran
titik cair dibawah 1000oC (1800oF). (Anusavice, 2003, hal 397)
Tahap setting reaksi dari dental gypsum dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Hemihidrat dicampur dengan air, terbentuk suatu suspensi cair dan dapat
dimanipulasi.
2. Hemihidrat larut terus hingga terbentuk larutan yang jenuh
3. Larutan jenuh dari hemihidrat ini akan membentuk gumpalan dihidrat yang
diendapkan.
4. Terbentuk kristal baru, reaksi terus berlanjut sampai selesai.
Reaksi yang terjadi di atas termasuk reaksi reversible dan eksoterm dan dapat
digambarkan sebagai berikut (Anusavice, 2003, hal 158).
Ekspansi bahan tanam tuang gypsum dapat dideteksi selama perubahan dari
partikel hemihidrat menjadi partikel dihidrat. Setting expansion dapat dijelaskan
berdasarkan mekanisme kristalisasi. Proses kristalisasi digambarkan sebagai suatu
pertumbuhan kristal – kristal dihidrat dari nukleus, yang saling berikatan satu
dengan yang lainnya. Bila proses ini terjadi pada ribuan kristal – kristal selama
pertumbuhan, suatu tekanan atau dorongan keluar dapat terjadi dan menghasilkan
ekspansi massa keseluruhan. Tumbukan atau gerakan dari kristal – kristal ini
menyebabkan terbentuknya mikroporus. Struktur gypsum yang telah mengeras
terdiri dari kristal – kristal yang saling terkait, di antaranya adalah mikroporus dan
porus yang mengandung air berlebih. Air tersebut diperlukan ketika pengadukan.
Namun, ketika mengering, kelebihan air tersebut menghilang dan ruangan kosong
meningkat. (Anusavice, 2003, hal.163).
Suhu malam
Malam yang dimasukkan cetakan dalam pembuatan model malam tidak
boleh terlalu panas karena hal tersebut dapat menyebabkan hasil akhir cetakan tidak
sempurna. Malam juga akan teroksidasi ketika dipanaskan dan pada pemanasan
yang lama beberapa molekul malam akan menguap. Selain itu malam terlalu panas
memiliki sifat flow yang terlau besar sehingga ketika dilakukan pengepresan
mengakibatkan permukaan model malam tidak tercetak sempurna. (Anusavice
2004, p.296)
Kegunaan paraffin
Penggunaan paraffin perlu diperhatikan dalam pembuatan model malam
bentuk mahkota selubung. Bila paraffin yang digunakan terlalu sedikit maka dapat
mengakibatkan sulit lepasnya cetakan dari kuningan. Akan tetapi jika terlalu
berlebihan dalam pemberian paraffin, dapat menghalangi adaptasi terhadap die.
VII. KESIMPULAN
Proses manipulasi dari bahan tanam gypsum bonded sangat mempengaruhi
hasilnya. Faktor yang sangat mempengaruhi hasil bahan tanam tuang ini adalah
perbandingan W:P ratio dan cara memanipulasi yang sesuai aturan. Semakin besar
W:P ratio, maka semakin kecil setting expansionnya, sebaliknya, semakin kecil
W:P ratio, maka semakin besar setting expansionnya. Dengan perbandingan W:P
ratio yang normal sesuai aturan pabrik, akan didapatkan hasil yang memuaskan
karena akan didapatkan nilai setting expansion yang pas untuk mengkompensasi
penyusutan saat pendinginan logam.
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, KJ. 2003. Phillips' Science of Dental Materials. 11th ed. St.
Louis, Missouri: Elsevier Saunders. pp 302-308.
Annusavice KJ. 2004. Phillips Science of Dental Material. 10Th. W.B.
Sauders Company. Philadelphia. Pennysylvania. p. 296
Anusavice, Kenneth J. 2008. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran
Gigi. Jakarta: EGC. Hal 158,163,396-397.
Annusavice, KJ, C Shen, dan HR Rawls. 2013. Phillips’ Science of Dental
Materials 12th Edition. Elsevier. St.Louis, Missouri. P.214-215
Philips, 2013, Philips Science of Dental Materials 11th.p.302-308