Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN TUGAS KHUSUS

INOVASI PEREKAT PADA KERTAS ROKOK


MENGGUNAKAN GUM

Disusun untuk memenuhi tugas akhir guna mencapai gelar sarjana di bidang Ilmu
Teknik Kimia

oleh:
Hans Edbert Ardianto 2013620020

Pembimbing:
Dr. Jenny Novianti M. Soetedjo, S.T., M.Sc.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
BANDUNG
2018
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS KHUSUS


INOVASI PEREKAT PADA KERTAS ROKOK MENGGUNAKAN GUM

Catatan:

Pelaksanaan Kerja Praktek: 4 Juni 2018 – 3 Agustus 2018

Menyetujui,
Pembimbing Lapangan

Ade Burhanudin, S.Kom.


NIP.66032500

ii
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS KHUSUS


INOVASI PEREKAT PADA KERTAS ROKOK MENGGUNAKAN GUM

Catatan:

Pelaksanaan Kerja Praktek: 4 Juni 2018 – 3 Agustus 2018

Menyetujui,
Pembimbing Kerja Praktek,

Dr. Jenny Novianti M. Soetedjo, S.T., M.Sc.

3
DAFTAR ISI

BAB I .........................................................................................................................................5

PENDAHULUAN .....................................................................................................................5

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................5

1.2 Ruang Lingkup ................................................................................................................5

1.3 Tujuan ...............................................................................................................................5

BAB II ........................................................................................................................................6

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................6

2.1. Arabic Gum .....................................................................................................................6

2.2. Acacia Gum .....................................................................................................................6

2.3. Instant Gum .....................................................................................................................6

2.4. Viscosity...........................................................................................................................7

2.5. Diffusivity ........................................................................................................................7

2.6. Dynamic Contact Angle (DCA) ......................................................................................8

BAB III ......................................................................................................................................9

PROSEDUR PERCOBAAN 9

BAB IV ....................................................................................................................................13

DATA PERCOBAAN .............................................................................................................13

BAB V......................................................................................................................................20

PEMBAHASAN ......................................................................................................................20

BAB VI ....................................................................................................................................23

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................23

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdapat desa – desa di setiap


penjurunya. Penduduk desa biasa membuat rokok menggunakan kertas
lintingan. Kertas lintingan ini biasanya memiliki perekat di ujung kertasnya,
yang biasanya digunakan untuk merekatkan ujung kertas setelah dilinting.
Pabrik Bukit Muria Jaya ini membuat kertas lintingan dengan teknologi
perekat yang berstandar food-grade dan tidak beraroma. Perekat pada kertas
ada berbagai macam jenis dari berbagai macam bahan. Untuk mendapatkan
kualitas perekat yang food-grade, digunakan gum dengan konsentrasi yang
belum diketahui literaturnya. Oleh karena itu dicari konsentrasi gum paling
optimal beserta kadar anti-bacterial nya.
Pengujian kualitas kertas yang dilapisi gum dilakukan agar dapat diketahui
mana kualitas gum yang paling baik untuk digunakan. Dikarenakan alat yang
akan digunakan hana memiliki laju alir kertas, maka, dicari gum yang
dibutuhkan tiap luas kertas.

1.2 Ruang Lingkup

Kerja praktek diakukan pada laboratorium innovation centre PT Bukit Muria


Jaya

1.3 Tujuan

Membuat kertas untuk orang – orang pedesaan yang masih melakukan


pelintingan sendiri. Kertas dibuat dengan inovasi perekat berupa gum Arabic.
Setelah konsentrasi gum optimal didapatkan dirancang kapasitas tank untuk
pembuatan larutan dalam skala industri.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Arabic Gum

Gum Arabik dihasilkan dari getah pohon yang mengeras membentuk kristal.
Getah yang keras ini dipetik dari batang, dahan, dan ranting pohon. Kualitas dari
gum arabic yang terbaik banyak terdapat di bagian barat Sudan. Gum Arabik
berwarna jernih kecoklatan, rapuh dan tidak mempunyai rasa yang kuat.
Gum Arabik dibuat dari 100% gum Arab Hashab asli tanpa bahan pengawet atau
bahan kimia berbahaya. Gum ini diproses secara mekanik sehingga menjadi
serbuk yang sangat larut dalam air. Produk ini diproses di Sudan yang bercuaca
yang panas dan kering, jadi kandungan nutrisinya terjaga.

2.2. Acacia Gum

Gum acacia memiliki ciri khas yang sama dengan gum arabic. Gum ini juga di
ambil dari pohon yang sama dengan gum arabic. Digunakan gum acacia ini
sebagai salah satu variasinya, dikarenakan supplier dari gum acacia ini berbeda
dengan gum arabic.
Gum ini memiliki ciri khas yang agak berbeda dengan gum arabic. Jika gum
arabic memilikiwarna coklat, gum acacia ini memiliki warna yang lebih putih
dan lebih encer dibandingkan dengan gum arabic.

2.3. Instant Gum

Instant gum ini merupakan bubuk gum arabic yang didapat dari acacia verek.
Gum ini mudah larut, dan implementasinya yang bagus serta tidak adanya SO2,
serta bertentangan dengan liquid gum. Gum ini dapat menstabilkan berbagai
macam tipe wine.

6
2.4. Viscosity

Viskositas merupakan kuantitas yang mengekspresikan besarnya internal


friction. Viskositas ini diukur dengan gaya tiap satuan luas, yang menolak aliran
dimana jarak antar lapisan paralel terpisah. Viskositas ini punya kecepatan yang
relatif sama antar unit.
Viskositas merupakan bagian dari cairan yang menentang gerakan relatif antara
dua permukaan cairan yang bergerak pada kecepatan yang berbeda. Viskositas
juga dapat berarti gesekan antara molekul cairan. Ketika cairan dipaksa melalui
tabung, partikel-partikel yang menyusun cairan pada umumnya akan bergerak
lebih cepat di dekat sumbu tabung dan lebih lambat di dekat dindingnya; oleh
karena itu beberapa tekanan (seperti perbedaan tekanan antara dua ujung tabung)
diperlukan untuk mengatasi gesekan antara lapisan partikel untuk menjaga
cairan bergerak.
Cairan yang tidak memiliki ketahanan terhadap tegangan geser dikenal sebagai
cairan ideal atau cairan inviscid. Cairan dengan viskositas yang relatif tinggi
cenderung lebih kental dibandingkan dengan cairan yang viskositasnya rendah.

2.5. Diffusivity

Difusi merupakan peristiwa berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan
konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi terus
terjadi sampai semua partikel tersebar luas secara merata atau mencapai
keadaan kesetimbangan di mana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun
tidak ada perbedaan konsentrasi. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan
dari sebuah lapisan molekul yang diam dari solid atau liquid.

Pada percobaan yang dilakukan, difusi dilakukan menggunakan alat yang


memiliki prinsip kerja meniupkan gas kepada kertas dan mengukur kemampuan
kertas untuk dilewati udara, sehingga dapat mengetahui apakah coating
dilakukan dengan sempurna atau tidak.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi,

7
• Ukuran partikel.

Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak,
sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.

• Ketebalan membran.

Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.

• Luas suatu area.

Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.

• Jarak.

Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan


difusinya.

• Suhu.

Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan


lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.

2.6. Dynamic Contact Angle (DCA)

Dynamic Contact Angle memberikan data mengenai contact angle hysteresis,


yang sebenarnya memiliki sifat yang berbeda dari permukaan yang ideal. Oleh
karena itu, pengukuran ini dapat menunjukkan heterogenitas kimia dan
topografi. Besar dan kecilnya nilai ini sangat mendekati dari kemungkinan
rentang contact angle-nya.

8
BAB III

PROSEDUR PERCOBAAN

Percobaan diawali dengan mencari anti-bacterial yang paling menguntungkan


untuk digunakan. Variasi yang digunakan, yaitu, natrium benzoat 0,05%,
natrium benzoat 0,1%, natrium benzoat 0,2%, listerine 5%, listerine 10%, dan
listerine 15%. Pada percobaan ini digunakan listerine dikarenakan listerine
mengandung thymol yang berfungsi sebagai anti-bacterial. Langkah percobaan
yang dilakukan
1. Menghitung banyaknya bahan yang dibutuhkan dengan mengetahui gum
yang digunakan 200 gram dan air digunakan 600 gram. Lalu dihitung
penambahan thymol sebanyak 6% dari berat gum dan air, dan anti-
bacterial-nya digunakan sesuai variasi.
2. Bahan yang dibutuhkan ditimbang sesuai dengan hasil perhitungan.
3. Bahan yang sudah ditimbang dicampurkan dalam gelas kimia dan
didiamkan selama 1 hari
4. Setelah menjadi larutan, dilakukan pengukuran viskositas dan pH
menggunakan alat pengukur viskositas dan pH
5. Dilakukan pengukuran kadar air dengan memasukkan larutan ke dalam
aluminium foil yang telah dicetak. Aluminium foil yang telah dicetak, di
oven dahulu selama 15 menit, dilanjutkan masuk ke desikator, lalu
ditimbang. Setelah itu larutan di teteskan ke aluminium foil yang sudah
ditimbang dan dimasukkan ke dalam oven selama 1 jam. Setelah 1 jam,
sampel diambil dan ditimbang kembali dan dihitung kadar airnya.
6. Dilakukan coating pada kertas sample menggunakan larutan yang telah
dibuat
7. Kertas yang sudah dicoating, dicoba dijilat, dan diamati rasa pada kertas

Percobaan selanjutnya membuat larutan gum arabik, dengan menggunakan asam


benzoat sebagai antibacterial. Pada pembuatan larutan ini, kadar asam benzoat

9
divariasikan, yaitu, 0,5%, 0,75%, 0,1%, dan 0,2%. Langkah percobaan yang
dilakukan

1. Membuat larutan asam benzoat dengan konsentrasi 0,1%


2. Menimbang bahan yang akan digunakan sesuai dengan konsentrasi asam
bemzoat.
3. Bahan yang sudah disiapkan, dicampurkan dan didiamkan selama 1 hari
4. Diamati pertumbuhan bacterinya

Selanjutnya dilakukan uji kelarutan gum arabic pada air pada suhu 500C dengan
menggunakan pengadukan. Percobaan dilakukan dengan

1. Disiapkan bahan baku yang digunakan


2. Bahan yang sudah disiapkan dicampurkan
3. Bahan yang sudah dicampurkan, diaduk menggunakan impeler dengan
kecepatan 240 rpm selama 120 menit.
4. Diamati kelarutannya
Pada percobaan selanjutnya dibuat percobaan dengan variasi gum menggunakan
arabic gum, acacia gum dan instant gum. Dan variasi konsentrasi 25%, 35%,
dan 45%,. Berikut merupakan langkah percobaan yang dilakukan
1. Siapkan bubuk gum, glycerin, dan air sesuai yang ingin dibuat

Larutan dibuat masing – masing 800 gram dengan kadar tiap larutan
25%, 35%, dan 45% dan glycerin sebesar 6% dari berat totalnya. Jadi
untuk 25% gum yang digunakan sebanyak 200 gram, 35% sebanyak 280
gram, dan 45% sebanyak 360 gram.

2. Campurkan gum dengan air terlebih dahulu

Saat gum dicampurkan dengan air, gum tidak akan larut secara langsung
dengan air meskipun dilakukan pengadukan, oleh karena itu, gum perlu
didiamkan selama beberapa jam, maka gum akan dengan sendirinya larut
dalam air.

3. Diamkan gum selama beberapa hari

10
Pada saat gum didiamkan, maka dengan sendirinya gum akan larut
terhadap air. Hal ini terjadi karena gum membutuhkan waktu untuk
menyerap air dan tidak dipengaruhi oleh temperatur.

4. Dilakukan pengetesan viskositas, pH, dan moisture content dalam cairan


yang telah dibuat

Viskositas ini diuji dengan menggunakan alat ber speindle. Alat ini dapat
di set sesuai dengan kebutuhan. Speindle tipe pertama digunakan untuk
larutan yang tidak kental, dan speindle 4 digunakan untuk larutan yang
sangat kental. Pada pengukuran viskositas, rpm dari speindle juga perlu
di atur dari alat. Rpm 60 untuk larutan yang lebih encer, sedangkan rpm
30 digunakan untuk larutan yang lebih kental.

5. Dilakukan coating ke kertas sample, masing – masing 15 kertas


Peng-coating-an dilakukan dengan alat coating 1 sisi. Alat ini hanya
dapat mengcoating 1 sisi dari kertas, sehingga sisi yang lain tidak
tercoating. Cara menggunakan alat ini dengan meletakan kertas sampel
pada kotak yang terdapat pada mesin coating. Lalu roda penggiling
kertas dikunci secara manual. Setelah penggiling terkunci, tombol maju
ditekan. Lalu lepaskan kunci dari rodapenggiling, dan kertas di ambil
dari mesin coating dan tekan tombol back untuk mengembalikan
penggiling ke tempatnya semula. Untuk melakukan coating ke sample
selanjutnya, alat perlu dibersihkan dahulu sampai tidak ada cairan yang
menempel pada alat, barulah alat dapat digunakan untuk mengcoating
sampel selanjutnya.

6. Dilakukan pengujian difusivitas untuk 135 sample yang dimiliki


Pengujian difusivitas dilakukan dengan menganbil kertasyang sudah di
coating 1 lembar, lalu letakan kertas pada alat uji difusivitas dengan sisi
yang sudang ter coating menghadap keatas. Lalu klik start dan alat akan

11
menjepitkertas dan akan mulai mengalirkan udara ke kertas. Kertas yang
akan diuji difusivitasnya, diuji pada 3 titik, yaitu, atas, tengah, dan bawah
kertas sampel.

7. Tiap variasi diambil 2 kertas dan dipotong seukuran uji DCA


Potongan kertas dilakukan dengan alat potong khusus. Alat yang
digunakan dapat memotong kertas sesuai dengan cetakan, sehingga
kertas yang terpotong, semuanya akan sesuai untuk pengujian DCA

8. Dilakukan pengujian dynamic contact angle pada setiap kertas yang


sudah disediakan
Pengujian DCA dilakukan dengan meletakan kertas pada kotak,
lalukotak itu dimasukkan pada alat pegukur DCA. Alat ini bekerja
dengan meneteskan air ke atas kertas yang sudah dilapisi pada bagian
atasnya. Setelah air menetes, alat akan segera memfoto tetesan air pada
kertas, dan mengukur volume air yang berada di atas kertas.

12
BAB IV

DATA PERCOBAAN

Tabel 4. 1 spesifikasi larutan gum dengan variasi anti bakteri

Natrium Natrium Natrium


Listerine Listerine Listerine
benzoat benzoat benzoat
5% 10% 15%
0,05% 0,1% 0,2%
µ(Cp) 81 91,6 81,2 58,2 52,9 47,1
T(0C) 28,3 27,4 27,6 26,8 26,8 27,1
pH 4,46 4,49 4,74 4,51 4,48 4,53
Speindle 61 61 61 61 61 61
Speed 60 60 60 60 60 60
(rpm)

Tabel 4. 2 kandungan kadar air larutan gum pada setiap variasi anti bakteri

Kadar Natrium Natrium Natrium


Listerine Listerine Listerine
air benzoat benzoat benzoat
5% 10% 15%
0,05% 0,1% 0,2%
1 72,138 71,77 71,189 76,03 73,05 73,206
2 72,12 72,2 72,63 76,415 73,06 73,549
3 72,28 72,51 72,154 75,73 73,856 73,674

Tabel 4. 3 berat aluminium foil setelah oven

Gum Gum Gum Gum Gum Instant Instant Instant


arabic arabic acacia acacia acacia gum gum gum
25% 35% 25% 35% 45% 25% 35% 45%
1 0,199 0,050 0,072 0,104 0,052 0,185 0,215 0,062
2 0,132 0,036 0,110 0,049 0,086 0,155 0,083 0,100
3 0,056 0,062 0,081 0,042 0,100 0,175 0,069 0,071

13
Tabel 4. 4 berat aluminium foil + gum sebelum oven

Gum Gum Gum Gum Gum Instant Instant Instant


arabic arabic acacia acacia acacia gum gum gum
25% 35% 25% 35% 45% 25% 35% 45%
1 1,068 1,051 1,122 1,256 1,168 1,197 1,207 1,058
2 1,130 1,091 1,173 1,061 1,105 1,140 1,093 1,114
3 1,065 1,052 1,100 1,066 1,128 1,160 1,083 1,093

Berat aluminium foil + gum setelah oven

Gum Gum Gum Gum Gum Instant Instant Instant


arabic arabic acacia acacia acacia gum gum gum
25% 35% 25% 35% 45% 25% 35% 45%
1 0,451 0,435 0,364 0,531 0,562 0,479 0,609 0,545
2 0,417 0,437 0,405 0,414 0,553 0,446 0,474 0,577
3 0,345 0,434 0,365 0,415 0,565 0,462 0,467 0,548

Data viscositas dan pH

Gum Gum Gum Gum Gum Instant Instan Instan


arabic arabic acacia acacia acacia gum gum gum
25% 35% 25% 35% 45% 25% 35% 45%
µ(Cp) 111 228 83,2 216,5 1712 49,4 210,5 1234
T(0C) 27 27,2 27,0 26,4 25,6 25 27,1 25,8
pH 3,93 4,00 3,87 3,92 3,96 4,34 4,45 4,5
Speindle 61 62 61 62 63 61 62 63
Speed 30 60 30 60 60 60 60 60
(rpm)

14
Difusivitas gum arabic 25% (A)

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15


0,002 0,002 0,002 0,001 0,003 0,002 0,002 0,001 0,002 0,003 0,001 0,001 0,003 0,002 0,001
0,002 0,003 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,001 0,002 0,001 0,001 0,002 0,001 0,002
0,002 0,002 0,001 0,002 0,001 0,003 0,001 0,002 0,001 0,002 0,001 0,002 0,002 0,002 0,001

Difusivitas gum arabic 35% (B)

B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15


0,002 0,002 0,001 0,002 0,002 0,002 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,003 0,001 0,001 0,002
0,001 0,002 0,001 0,002 0,001 0,001 0,001 0,001 0,004 0,002 0,001 0,004 0,001 0,001 0,001
0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,002 0,006 0,002 0,001 0,002 0,001 0,002 0,002

Difusivitas gum arabic 45% (C)

C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 C15


0,002 0,002 0,002 0,002 0,003 0,002 0,005 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002
0,003 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,001 0,002 0,002 0,002 0,003 0,002 0,002 0,002
0,009 0,003 0,002 0,002 0,003 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002

Difusivitas gum acacia 25% (D)

D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11 D12 D13 D14 D15


0,002 0,003 0,001 0,001 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,001 0,002 0,002 0,002
0,001 0,002 0,002 0,002 0,001 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,001
0,001 0,001 0,002 0,002 0,002 0,001 0,002 0,002 0,002 0,002 0,001 0,001 0,001 0,001 0,002

Difusivitas gum acacia 35% (E)

E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15


0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,003 0,003 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002
0,003 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,001 0,002 0,002 0,001
0,002 0,001 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,001 0,002 0,002 0,002

15
Difusivitas gum acacia 45% (F)

F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 F11 F12 F13 F14 F15


0,002 0,002 0,002 0,002 0,001 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002
0,001 0,002 0,001 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002
0,001 0,002 0,002 0,002 0,001 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002

Difusivitas instant gum 25% (G)

G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 G11 G12 G13


0,005 0,003 0,002 0,003 0,002 0,002 0,003 0,003 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002
0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,003 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002
0,002 0,002 0,002 0,002 0,003 0,002 0,002 0,002 0,003 0,002 0,002 0,002 0,002

Difusivitas instant gum 35% (H)

H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H10 H11 H12 H13 H14 H15


0,002 0,002 0,002 0,003 0,003 0,002 0,002 0,003 0,002 0,002 0,003 0,003 0,002 0,002 0,002
0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,003 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002
0,003 0,002 0,002 0,003 0,003 0,002 0,002 0,002 0,002 0,003 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002

Difusivitas instant gum 45% (I)

I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8 I9 I10 I11 I12 I13


0,002 0,002 0,002 0,003 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002
0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,001 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002
0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,001 0,002 0,002 0,001 0,001 0,002

Base paper

1 2 3 4 5 6 7 8
0,138 0,105 0,103 0,081 0,092 0,093 0,137 0,128
0,094 0,089 0,092 0,103 0,108 0,088 0,093 0,085
0,094 0,104 0,111 0,095 0,090 0,096 0,092 0,082

16
Dynamic contact angle

Gum Arabic 25%


Waktu (s) A1 A2
Angle volume angle Volume
0,1 32,1 3,36 39,7 2,25
1 45,9 3,51 42,3 2,49
5 35,0 2,77 33,5 2,45

Gum Arabic 35%


Waktu (s) B1 B2
Angle volume angle Volume
0,1 57,5 2,64 63,8 3,21
1 44,1 2,14 51,4 2,88
5 28,0 0,86 35,3 1,67

Gum Arabic 45%


Waktu (s) C1 C2
Angle volume angle Volume
0,1 55,1 2,96 60,3 3,04
1 45,7 2,74 49,9 2,82
5 36,7 2,04 37,0 2,09

Gum Acacia 25%


Waktu (s) D1 D2
Angle volume Angle Volume
0,1 75,9 3,25 70,5 3,42
1 60,9 2,82 58,6 2,82
5 41,4 2,30 40,6 2,30

17
Gum Acacia 35%
Waktu (s) E1 E2
Angle volume Angle Volume
0,1 75 2,48 78,8 3,11
1 62,6 2,41 65,5 2,92
5 45,5 1,39 45,5 2,22

Gum Acacia 45%


Waktu (s) F1 F2
Angle volume Angle Volume
0,1 74,2 2,93 76,5 3,1
1 63,7 2,61 60,2 2,88
5 47,6 1,55 54,5 2,64

Instant Gum 25%


Waktu (s) G1 G2
Angle volume Angle Volume
0,1 48,3 3,08 57,2 3,68
1 34,5 2,6 44,3 3,39
5 31,5 2,81 33,1 2,61

Instant Gum 35%


Waktu (s) H1 H2
Angle volume Angle Volume
0,1 45,0 2,62 46,0 2,67
1 36,6 2,86 38,3 2,74
5 32,0 2,44 31,6 2,26

18
Instant Gum 45%
Waktu (s) I1 I2
Angle volume Angle Volume
0,1 54,8 2,16 45,2 2,33
1 46,3 2,09 44,8 3,20
5 42,8 2,37 39,6 2,75

Base Paper
Waktu (s) 1 2
Angle volume Angle Volume
0,1 34,2 2,71 26 2,59

19
BAB V

PEMBAHASAN

PT Bukit Muria Jaya membuat sebuah inovasi kertas yang dilinting


sendri, akan tetapi memiliki perekat pada sisi ujung kertas, atau pada PT
Bukit Muria Jaya disebut proyek rollyourown. Perekat ini ingin dapat
digunakan jika terkena air ludah, tidak berasa saat dijilat, dan tidak
mengeluarkan aroma. Oleh karena itu perekat dibuat menggunakan bahan
gum. Bahan gum ini saat diolah menjadi perekat memiliki beberapa kendala.
Salah satu kendalanya ialah munculnya jamur ketika larutan gum didiamkan
beberapa saat di udara luar. Untuk mencegah tumbuhnya jamur, maka
digunakan anti-bacterial berupa natrium benzoat atau thymol atau asam
benzoat. Penggunaan anti bakteri ini diperlukan, karena bakteri pada larutan
gum cukup cepat untuk berkembangbiak. Perkembangan bakteri pada larutan
gum ini bisa terjadi dengan cepat karena gum sendiri memiliki jumlah
karbohidrat yang cukup tinggi, juga dengan kekentalan yang paling
minimum dan temperaturnya yang disesuaikan dengan saat telah menjadi
produk akan mendukung pertumbuhan bakteri. Dikarenakan ketidakpastian
pemilihan antibacterial, dilakukanlah percobaan untuk mendapatkan hasil
yang paling cocok untuk menjadi sebuah produk untuk dijual.

Beberapa material gum diuji kelarutannya di dalam air untuk memastikan


cara untuk melarutkan gum paling optimal, sehingga bisa didapatkan proses
pelarutan yang paling cepat. Material gum sendiri memiliki sifat yang lama
untuk larut dalam air, terlebih lagi larutan gum dibuat dengan konsentrasi
yang cukup tinggi. Ketika gum diaduk di dalam air, gum tidak bisa langsung
larut dalam air, akan tetapi tetap membutuhkan proses perendaman yang
cukup lama, yaitu 20 jam. Sedangkan pada air yang bersuhu 600C gum juga
tidak bisa larut, sama halnya dengan menggunakan air bersuhu 250C.

Pengujian viskositas yang dilakukan pada setiap larutan, dilakukan untuk


mengetahui seberapa kental larutan tersebut. Pengujian pH juga dilakukan

20
agar dapat mengetahui larutan yang dibuat terlalu asam atau tidak.
Selanjutnya kadar air di dalam gum juga diuji agar dapat mengetahui
seberapa kental larutan tersebut. Dan dari pengujian viskositas, didapatkan
bahwa semakin besar konsentrasi gum dalam larutan, maka viskositasnya
akan semakin besar. Sedangkan larutan gum yang memiliki konsentrasi gum
tinggi, cenderung memiliki kadar air yang lebih kecil. Pengukuran viskositas
dan kadar air perlu dilakukan karena dengan mengetahui kekentalan dan
kadar air dari larutan, maka akan diketahui jumlah gum sendiri yang
terkandung di dalam larutan gum, sehingga saat dilakukan coating dapat
diketahui berapa banyak gum yang dibutuhkan.

Percobaan dilanjutkan dengan pengujian difusivitas. Pengujian


difusivitas ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kertas yang telah di-
coating ketika dilewatkan udara. Pengujian ini bertujuan agar dapat
diketahui, ketika kertas di-coating masih dapat terbakar atau tidak. Semakin
kecil nilai difusivitas, maka membuktikan bahwa kertas semakin baik,
karena diinginkan kertas yang tidak mudah terbakar ketika sudah menjadi
rokok. Diharapkan ketika kertas telah menjadi rokok dan dibakar, bara dapat
mati sendiri karena kertas yang digunakan tidak mudah dilewati udara.

Pengukuran brightness pada kertas mempunyai tujuan agar warna kertas


yang telah di-coating dapat diketahui kelayakannya untuk diproduksi. Ketika
kertas menjadi terlalu gelap, maka kertas menjadi kurang layak diproduksi,
dikarenakan kertas sudah menjadi tidak putih kembali, dan tentu saja
produsen akan meragukan kualitas dari kertas jika warna kertas tidak terlihat
putih.

Pengujian DCA (dynamic contact angle) merupakan pengujian terakhir


pada kertas. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui, ketika kertas ditetes
dengan air, seberapa banyaknya air yang terserap pada kertas akan dapat
diketahui, juga ukuran sudut air pada permukaan kertas juga akan diketahui.
Pengujian ini dilakukan untuk memilih larutan mana yang paling baik (tidak

21
terlalu banyak menyerap air, tapi juga tidak terlalu tertutup pori – pori
kertasnya.

Setelah semua uji dilakukan, dipilih larutan gum arabic 35%. Ketika
larutan sudah terpilih, dilakukan pengujian massa jenis. Massa jenis diuji
karena dibutuhkan data massa jenis saat merancang alat, terutama untuk
menentukan daya pengadukan dan daya pompa.

Perancangan alat dilakukan dari alat untuk mengcoating gum pada


kertas. Alat tersebut memiliki spesifikasi laju alir kertas yang diproduksi
sebesar 30 m2/s. Oleh karena itu dibuat sample kertas yang akan di produksi
dan diukur kebutuhan gum pada tiap meter persegi ukuran kertas, sehingga
didapatkan laju alir gum yang dibutuhkan. Dari laju alir gum yang sudah
didapat ini, ukuran tangki dapat ditentukan dan daya pengadukan dapat
ditentukan. Berdasarkan hasil dari perhitungan, tangki memiliki diameter
tangki 0,7 meter dan tinggi tangki 1,225 meter. Dari diameter tangki tersebut
dapat ditentukan ukuran impeler yang dibutuhkan, yang rumusnya dapat
dilihat dalam literatur (Mc Cabe, 1993). Dari hasil perhitungan juga
didapatkan daya yang dibutuhkan oleh pengaduk untuk mengaduk larutan
gum selama 24 jam yaitu 618 watt atau 0,618 kW.

22
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan beberapa kesimpulan.


Kesimpulan yang didapat, meliputi

1. Asam benzoat merupakan salah satu anti bakteri yang tidak berbau dan
tidak berasa.
2. Gum arabic dengan konsentrasi 35% memiliki kerekatan, derajat
keputihan, difusivitas, dan DCA paling sesuai dengan ketentuan produk
yang akan dijual oleh PT Bukit Muria Jaya.
3. Perancangan alat pada PT Bukit Muria Jaya menggunakan total volume
kebutuhan larutan, dan di perkirakan ukuran tangkinya.

Beberapa saran yang dapat disampaikan, meliputi

1. Dicari dahulu beberapa literatur yang berasal dari sumber yang


terpercaya sebelum bereksperimen
2. Ukuran tangki sebaiknya tidak hanya dirancang berdasarkan perkiraan,
melainkan sebaiknya dihutung berdasarkan literatur yang cukup
terpercaya.
3. Usahakan menggunakan jas praktikum saat bereksperimen, meskipun
bahan yang digunakan tidak berbahaya.

23

Anda mungkin juga menyukai