Disusun untuk memenuhi tugas akhir guna mencapai gelar sarjana di bidang Ilmu
Teknik Kimia
oleh:
Hans Edbert Ardianto 2013620020
Pembimbing:
Dr. Jenny Novianti M. Soetedjo, S.T., M.Sc.
Catatan:
Menyetujui,
Pembimbing Lapangan
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Catatan:
Menyetujui,
Pembimbing Kerja Praktek,
3
DAFTAR ISI
BAB I .........................................................................................................................................5
PENDAHULUAN .....................................................................................................................5
BAB II ........................................................................................................................................6
2.4. Viscosity...........................................................................................................................7
PROSEDUR PERCOBAAN 9
BAB IV ....................................................................................................................................13
BAB V......................................................................................................................................20
PEMBAHASAN ......................................................................................................................20
BAB VI ....................................................................................................................................23
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gum Arabik dihasilkan dari getah pohon yang mengeras membentuk kristal.
Getah yang keras ini dipetik dari batang, dahan, dan ranting pohon. Kualitas dari
gum arabic yang terbaik banyak terdapat di bagian barat Sudan. Gum Arabik
berwarna jernih kecoklatan, rapuh dan tidak mempunyai rasa yang kuat.
Gum Arabik dibuat dari 100% gum Arab Hashab asli tanpa bahan pengawet atau
bahan kimia berbahaya. Gum ini diproses secara mekanik sehingga menjadi
serbuk yang sangat larut dalam air. Produk ini diproses di Sudan yang bercuaca
yang panas dan kering, jadi kandungan nutrisinya terjaga.
Gum acacia memiliki ciri khas yang sama dengan gum arabic. Gum ini juga di
ambil dari pohon yang sama dengan gum arabic. Digunakan gum acacia ini
sebagai salah satu variasinya, dikarenakan supplier dari gum acacia ini berbeda
dengan gum arabic.
Gum ini memiliki ciri khas yang agak berbeda dengan gum arabic. Jika gum
arabic memilikiwarna coklat, gum acacia ini memiliki warna yang lebih putih
dan lebih encer dibandingkan dengan gum arabic.
Instant gum ini merupakan bubuk gum arabic yang didapat dari acacia verek.
Gum ini mudah larut, dan implementasinya yang bagus serta tidak adanya SO2,
serta bertentangan dengan liquid gum. Gum ini dapat menstabilkan berbagai
macam tipe wine.
6
2.4. Viscosity
2.5. Diffusivity
Difusi merupakan peristiwa berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan
konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi terus
terjadi sampai semua partikel tersebar luas secara merata atau mencapai
keadaan kesetimbangan di mana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun
tidak ada perbedaan konsentrasi. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan
dari sebuah lapisan molekul yang diam dari solid atau liquid.
7
• Ukuran partikel.
Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak,
sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
• Ketebalan membran.
• Jarak.
• Suhu.
8
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
9
divariasikan, yaitu, 0,5%, 0,75%, 0,1%, dan 0,2%. Langkah percobaan yang
dilakukan
Selanjutnya dilakukan uji kelarutan gum arabic pada air pada suhu 500C dengan
menggunakan pengadukan. Percobaan dilakukan dengan
Larutan dibuat masing – masing 800 gram dengan kadar tiap larutan
25%, 35%, dan 45% dan glycerin sebesar 6% dari berat totalnya. Jadi
untuk 25% gum yang digunakan sebanyak 200 gram, 35% sebanyak 280
gram, dan 45% sebanyak 360 gram.
Saat gum dicampurkan dengan air, gum tidak akan larut secara langsung
dengan air meskipun dilakukan pengadukan, oleh karena itu, gum perlu
didiamkan selama beberapa jam, maka gum akan dengan sendirinya larut
dalam air.
10
Pada saat gum didiamkan, maka dengan sendirinya gum akan larut
terhadap air. Hal ini terjadi karena gum membutuhkan waktu untuk
menyerap air dan tidak dipengaruhi oleh temperatur.
Viskositas ini diuji dengan menggunakan alat ber speindle. Alat ini dapat
di set sesuai dengan kebutuhan. Speindle tipe pertama digunakan untuk
larutan yang tidak kental, dan speindle 4 digunakan untuk larutan yang
sangat kental. Pada pengukuran viskositas, rpm dari speindle juga perlu
di atur dari alat. Rpm 60 untuk larutan yang lebih encer, sedangkan rpm
30 digunakan untuk larutan yang lebih kental.
11
menjepitkertas dan akan mulai mengalirkan udara ke kertas. Kertas yang
akan diuji difusivitasnya, diuji pada 3 titik, yaitu, atas, tengah, dan bawah
kertas sampel.
12
BAB IV
DATA PERCOBAAN
Tabel 4. 2 kandungan kadar air larutan gum pada setiap variasi anti bakteri
13
Tabel 4. 4 berat aluminium foil + gum sebelum oven
14
Difusivitas gum arabic 25% (A)
15
Difusivitas gum acacia 45% (F)
Base paper
1 2 3 4 5 6 7 8
0,138 0,105 0,103 0,081 0,092 0,093 0,137 0,128
0,094 0,089 0,092 0,103 0,108 0,088 0,093 0,085
0,094 0,104 0,111 0,095 0,090 0,096 0,092 0,082
16
Dynamic contact angle
17
Gum Acacia 35%
Waktu (s) E1 E2
Angle volume Angle Volume
0,1 75 2,48 78,8 3,11
1 62,6 2,41 65,5 2,92
5 45,5 1,39 45,5 2,22
18
Instant Gum 45%
Waktu (s) I1 I2
Angle volume Angle Volume
0,1 54,8 2,16 45,2 2,33
1 46,3 2,09 44,8 3,20
5 42,8 2,37 39,6 2,75
Base Paper
Waktu (s) 1 2
Angle volume Angle Volume
0,1 34,2 2,71 26 2,59
19
BAB V
PEMBAHASAN
20
agar dapat mengetahui larutan yang dibuat terlalu asam atau tidak.
Selanjutnya kadar air di dalam gum juga diuji agar dapat mengetahui
seberapa kental larutan tersebut. Dan dari pengujian viskositas, didapatkan
bahwa semakin besar konsentrasi gum dalam larutan, maka viskositasnya
akan semakin besar. Sedangkan larutan gum yang memiliki konsentrasi gum
tinggi, cenderung memiliki kadar air yang lebih kecil. Pengukuran viskositas
dan kadar air perlu dilakukan karena dengan mengetahui kekentalan dan
kadar air dari larutan, maka akan diketahui jumlah gum sendiri yang
terkandung di dalam larutan gum, sehingga saat dilakukan coating dapat
diketahui berapa banyak gum yang dibutuhkan.
21
terlalu banyak menyerap air, tapi juga tidak terlalu tertutup pori – pori
kertasnya.
Setelah semua uji dilakukan, dipilih larutan gum arabic 35%. Ketika
larutan sudah terpilih, dilakukan pengujian massa jenis. Massa jenis diuji
karena dibutuhkan data massa jenis saat merancang alat, terutama untuk
menentukan daya pengadukan dan daya pompa.
22
BAB VI
1. Asam benzoat merupakan salah satu anti bakteri yang tidak berbau dan
tidak berasa.
2. Gum arabic dengan konsentrasi 35% memiliki kerekatan, derajat
keputihan, difusivitas, dan DCA paling sesuai dengan ketentuan produk
yang akan dijual oleh PT Bukit Muria Jaya.
3. Perancangan alat pada PT Bukit Muria Jaya menggunakan total volume
kebutuhan larutan, dan di perkirakan ukuran tangkinya.
23