Theresa Putri Theofilus (6215023) Regina Rosaria (6215047) Novi (6215063)
1. Permasalahan dalam sistem pembuangan panas dengan cooling water
a. Jelaskan secara lengkap mekanisme terjadinya fenomena korosi, scale, fouling, dan kontaminasi oleh senyawa mikrobiologi dalam sistem pembuangan dengan cooling tower! Mekanisme terjadinnya fenomena korosi dalam suatu cooling water system berawal dari logam yang teroksidasi di dalam air, dan melepaskan elektron untuk membentuk ion logam yang bermuatan positif. Mekanisme korosi yang terjadi pada logam besi (Fe) adalah sebagai berikut : Fe (s) + H2O (l) + O2(g) Fe(OH)2 (s) Fero hidroksida Fe(OH)2 merupakan hasil sementara yang dapat teroksidasi secara alami oleh air dan udara menjadi ferri hidroksida Fe(OH)3, sehingga mekanisme reaksi selanjutnya adalah : 4 Fe(OH)2(s) + O2 (g) + 2H2O(l) 4Fe(OH)3 (s) Ferri hidroksida yang terbentuk akan berubah menjadi Fe2O3 yang berwarna merah kecoklatan yang biasa kita sebut karat (Vogel, 1979). Reaksinya adalah: 2Fe(OH)3 Fe2O3 + 3H2O Mekanisme pembentukan scale berkaitan dengan komposisi air. Secara umum, air mengandung ion-ion terlarut berupa kation (Na+, Ca2+, Mg2+, Ba2+ , Sr2+ , Fe 3+) dan anion (Cl -, HCO 3-, SO42- , C O 32-). Kation dan anion yang terlarut dalam air akan membentuk senyawa yang mengakibatkan terjadinya proses kelarutan. Kelarutan didefinisikan sebagai batas suatu zat terlarut dapat dilarutkan dalam zat pelarut pada kondisi fisik tertentu. Proses terlarutnya ion- ion dalam air merupakan fungsi dari tekanan, temperatur dan waktu kontak antara air dengan media pembentukan. Air mempunyai batas kemampuan dalam menjaga senyawa ion-ion tersebut tetap dalam larutan, sehingga pada kondisitekanan dan temperatur tertentu, dimana harga kelarutan terlampaui, maka senyawa tersebut tidak akan terlatut lagi, melanikan terpisah dari pelarutnya dalam bentuk padatan. Fouling adalah penyebabkan masalah pada cooling water system yang terjadi terjadi karena adanya keberadaan padatan tersuspensi dalam air. Ion Fe dalam air berupa Fe2+ dan jika teroksidasi dengan udara akan berubah menjadi ferri (Fe3+) sehingga akan terbentuk endapan Fe(OH)3. Mn dalam air berbentuk Mn2+ dan Mn4+ . Dalam kondisi cukup udara maka Mn2+ teroksidasi menjadi Mn4+ . Dalam kondisi anaerob maka Mn2+ teroksidasi menjadi Mn4+ membentuk MnO2. Kedua endapan ini dapat membentuk lapisan pada permukaan, yang biasa disebut dengan fouling. Kontaminasi ini dapat terjadi karena pertumbuhan mikroorganisme yang tidak terkendali dan membentuk deposit yang mempengaruhi fouling, corrosion, dan scale. Terdapat dua mekanisme terkontaminasinya cooling water oleh mikroorganisme, yaitu: i. mikroorganisme yang sudah berada di dalam makeup water ii. mikroorganisme yang masuk melalui udara.
b. Jelaskan pengaruh fenomena korosi, scale, fouling, dan kontaminasi oleh
senyawa mikrobiologi dalam sistem utilitas tersebut! Korosi pada cooling tower akan menyebabkan keruskan logam dari cooling tower, menghasilkan deposit dalam penukar kalor, efisiensi perpindahan panas berkurang oleh adanya deposit, kebocoran pada perlengkapan maupun peralatan, dan terjadi kontaminasi pada proses dan airnya sendiri. Scale menyebabkan pressure drop sehingga menurunkan produksi, fouling akan memperkecil diameter pipa serta menjadi insulator termal, sedangkan kontaminasi senyawa mikrobiologi akan membentuk slime yang melapisi pipa dan menyebabkan korosi lokal. Ketiga hal tersebut (scale, fouling, slime) juga dapat menyebabkan menurunnya efisiensi pertukaran panas instalasi cooling tower.
c. Jelaskan apa yang harus dilakukan untuk mengatasi atau menghambat
terjadinya keempat fenomena tersebut! Korosi pada cooling tower dapat diatasi dengan corrosion inhibitor, metode chemical treatment, metode pelapisan (cat), dan penambahan inhibitor. Penambahan inhibitor dapat berupa inhibitor anodik, katodik, campuran, dan teradsorpsi. Inhibitor anodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara menghambat transfer ion-ion logam ke dalam air. (Contoh: kromat dan senyawa molibdat). Inhibitor katodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara menghambat salah satu tahap dari proses katodik, misalnya penangkapan gas oksigen (oxygen scavenger) atau pengikatan ion-ion hidrogen. (Contoh : hidrazin, tannin, dan garam sulfit). Inhibitor campuran mengendalikan korosi dengan cara menghambat proses di katodik dan anodik secara bersamaan. (Contoh: senyawa silikat, molibdat, dan fosfat). Inhibitor teradsorpsi umumnya senyawa organik yang dapat mengisolasi permukaan logam dari lingkungan korosif dengan cara membentuk film tipis yang teradsorpsi pada permukaan logam. (Contoh: merkaptobenzotiazol dan 1,3,5,7 tetraazaadamantane). Scale dapat diatasi dengan menghilangkan pembentukan kerak mineral di air make-up dengan proses pelunakan air, membatasi konsentrasi pembentukan kerak mineral di air sirkulasi dengan proses bleed-off (pembuangan air secara berkala), menerapkan scale inhibitor pada air sirkulasi, menambahkan asam untuk menaikkan larutan dari garam pembentuk kerak, dan menghilangkan pembentukan kerak mineral dan mencegah penumpukan endapan menggunakan metode fisika (filtrasi, magentic device, electronic de-scaling technology) Fouling dapat diatasi dengan perlakuan awal pada air umpan yang menghilangkan kekeruhan atau padatan tersuspensi, mengontrol pH umpan, mengurangi kecenderungan terbentuknya kerak dan menghilangkan zat teremulsi atau zat organik lainnya. Kontaminasi oleh senyawa mikroba pada cooling tower dapat dilakukan dengan pengolahan air secara kimia dan fisika. Metode pengolahan air secara kimia dapat dilakukan dengan oxidizing biocide (kimia yang kuat, bisa membunuh semua mikro organisme. Contoh: Cl, ClO2, Br, H2O2), non- oxidizing biocide (komponen organik yang membunuh mikro-organisme dengan menargetkan elemen spesifik dari struktur sel atau metabolisme atau proses reproduksi. Contoh: MBT, TTPC, DBNPA, Isothiazolines), dan biodspersan (menghilangkan deposit mikroba, yang dapat kemudian dibunuh dengan biosida atau dibuang dengan mudah. Contoh: acrylates, ligonsulphonates, methacrylates dan polycarboxylic acids. Metode pengolahan air secara fisika dapat dilakukan dengan disinfeksi ultraviolet dan ionisasi tembaga dan perak.