Anda di halaman 1dari 24

TUGAS PERHITUNGAN ULANG DAN DESAIN KAPAL

FIBERGLASS BERDASARKAN BKI KAPAL FIBERGLASS 2016

KELOMPOK 2
Busri Andoni NRP.33312101005
Renasya faradilla NRP.33312201002
Afriel Maulana s.b. NRP.33312201011
Bagus khoirul v. NRP.33312201009
Ilham rezdiansyah NRP.33312201007
Walid yordan NRP.33312101024

DOSEN PENGAMPU
Arief Syarifuddin S.T.,M.T.

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK BANGUNAN


KAPAL POLITEKNIK NEGERI MADURA
2023
Fabrikasi Kapal Fiberglass Sebagai Bahan Alternatif
Pengganti Kapal Kayu Untuk Meningkatkan Produktifitas Nelayan
Di Perairan Bengkalis

A. ABSTRAK
penelitian ini memberikan solusi secara ilmiah untuk menggunakan bahan alternatif
fiberglass sebagai bahan dasar fabrikasi kapal nelayan. Penelitian ini membahas
tentang cara fabrikasi kapal fiberglass yang efektif dengan ukuran utama
sebagai berikut : Lpp = 7,798m, B=1,575m, H=0,678m, T=0,4m dan
Cb=0,449. ). Langkah awal proses fabrikasi adalah membuat cetakan positif
menggunakan material kayu dan multiplek. Sebelum proses laminasi dilakukan
menggunakan material resin, serat glass (matt), woven roving(WR), katalis dan
tepung aerosil cetakan diberi mirorglass untuk mempermudah pelepasan hasil
cetakan. . Ketebalan yang digunakan pada pembuatan lambung kapal ini adalah
sekitar 6 mm atau 6 layer. Setelah lambung selesai dilaminasi kemudian dibuat
gading (frame) memanjang dan melintang sesuai dengan desain gambar general
arrangement. Sekat dan bangunan atas dibuat bentuknya menggunakan
multiplek 12 mm kemudian dilaminasi menggunakan fiberglass untuk
memperkuat dan menghindari kerusakan karena faktor air laut.

B. PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa biaya produksi yang
dikeluarkan kapal kayu lebih mahal jika dibandingkan dengan kapal fiberglass.
Biaya penyusutan dan perawatan yang dikeluarkan kapal kayu juga lebih besar
jika dibandingkan dengan kapal fiberglass (Anwar Khaerul, 2012). Namun
penelitian sebelumnya masih belum menjelaskan tahapan fabrikasi secara detail,
sedangkan dalam penelitian ini proses fabrikasi yang dilakukan
mempertimbangkan efektivitas dan kesesuaian dengan kondisi daerah tempatan.

C. METODE
Fabrikasi kapal fiberglass memerlukan pemahaman dan keterlitian dalam
pelaksanaannya. Untuk mendapatkan hasil produk kapal fiberglass yang baik
maka perlu dilakukan kajian berbagai referensi dengan cara membaca dan
memahami hasil-hasil penelitian maupun buku yang berkaitan dengan fabrikasi
kapal fiberglass. Selain itu perlu dilakukan juga update informasi tentang
teknologi yang berkembang saat ini berkaitan dengan tema fabrikasi kapal
fiberglass.

2
C.1 Observasi dan Pengumpulan data
beberapa data yang diperlukan seperti : ketersediaan
material, teknik laminasi yang efektif, cara pencampuran
material yang baik dan lain sebagainya. Selain itu perlu
dilakukan juga pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketersediaan tenaga terampil yang akan dipergunakan dalam
melakukan fabrikasi kapal tersebut.

C.2 Metode pembuatan cetakan kapal


Dalam fabrikasi kapal fiberglass terdapat 2 metode yaitu
dengan cetakan negatif dan cetakan positif. Cetakan negatif
menghasilkan bagian dalam yang halus sedangkan cetakan
positif menghasilkan permukaan halus bagian luar. Bentuk
cetakan mengacu pada gambar rencana garis yang dibuat
dengan skala 1:1. Dalam pembuatan cetakan sangat
diperlukan ketelitian agar body kapal yang terbentuk
nantinya sama dengan gambar yang sudah direncanakan.
C.3 Laminasi
Teknologi laminasi adalah teknik penggabungan bahan
dengan bantuan perekat, bahan bangunan berukuran kecil
dapat direkatkan membentuk komponen bahan sesuai
keperluan. Teknik laminasi juga dapat dilakukan untuk
menggabungan bahan baku yang tidak seragam atau dari
berbagai kualitas(Aditya Amor Patria dan Triwilaswandio
Wuruk Pribadi, 2017). Laminasi dilakukan dengan teknik
laminasi basah sesuai prosedur standar. Dalam laminasi ini
digunakan serat searah untuk mendapatkan kekuatan tarik
yang baik sesuai hasil penelitian munasir (munasir, 2011).
Dalam penelitian ini dilaminasi menggunakan bahan-bahan
pembuat fiberglass (Resin, Woven Roving, Matt, katalis dan
pigmen).
C.4 Peralatan dan material
Dalam penelitian ini menggunakan peralatan yang diperlukan
untuk pembuatan cetakan, mixer pencampur resin pigmen
dan katalis, serta berbagai peralatan untuk proses laminasi.
Sedangkan bahan yang digunakan diantaranya adalah kayu,
resin, moven roving, serat glass dan lain sebagainya.

3
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Survey lapangan yang telah dilakukan untuk mendapatkan berbagai
masukan tentang tata letak kapal, ukuran utama dan berbagai
masalah yang dihadapi nelayan pada saat mengoperasikan kapal
mereka. Dalam penelitian ini survey dilakukan di 2 lokasi kelompok
nelayan yaitu kelompok nelayan yang ada di desa Teluk Papal
kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis dan desa Pambang
Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis.
D.1 Ukuran Utama Kapal
Data ukuran utama kapal yang dibuat adalah sebagai berikut :
Lpp : 7.798 m
B : 1.575 m
H : 0.678 m
T : 0.4 m
Cb : 0.449
D.2 Bentuk lambung kapal (Body Plan)

Gambar 1. Lines Plan

D.3 General arrangement

Gambar 2. General Arrangement

4
D.4 Pembuatan Cetakan Positif
Material yang digunakan dalam membuat bentuk lengkungan setiap
station cetakan ini adalah multiplek dengan ketebalan 12 mm. Adapun tahapan
prosesnya adalah sebagai berikut :
a. Pengambaran skala 1:1 pada material multiplek 12 mm untuk setiap bentuk
kelengkungan setiap station.
b. Memotong sesuai dengan bentuk kelengkungan yang sudah dibuat pada multiplek 12
mm.
c. Pembuatan pondasi sesuai dengan ukuran dengan mempertimbangkan kekuatan pada
saat laminasi.
d. Memasang potongan bentuk body kapal pada pondasi sesuai dengan urutan dari haluan
sampai buritan kapal.
e. Memberi penguat cetakan menggunakan kayu 1 x 2 inchi dengan memperhatikan
bentuk kelengkungan body kapal.
f. Memasang multiplek 3mm sesuai dengan bentuk serta mengikat dengan paku agar tidak
bergerak.
g. Melapisi dengan multiplek halus, dengan cara menggunakan lem agar paku tidak
terlihat pada bagian terluar cetakan. Pada bagaian terluar cetakan harus dalam kondisi
halus.

Gambar 3. Pembuatan cetakan

D.5 Laminasi lambung

Pada penelitian ini laminasi menggunakan cara manual yaitu menggunakan


kuas rol. Sebelum proses laminasi cetakan positif lambung kapal diberikan
lapisan mirorglass untuk mempermudah proses pelepasan body kapal dari
cetakan pada saat selesai laminasi. Setelah itu lapisan berikutnya adalah
gealcoat yang dicampur dengan pewarna (pigment) sesuai dengan keinginan.

5
Pemberikan gealcoat ini akan membuat permukaan terluar body kapal
menjadi halus sehingga tahanan kapal menjadi kecil.
Gambar 4. Proses laminasi lambung

D.6 Laminasi frame dan sekat


Pembuatan frame memanjang dan melintang dilakukan dengan dua cara
yaitu cara pertama menggunakan material kayu yang dibentuk sesuai
dengan bentuk frame kemudian dilaminasi ke lambung kapal sehingga
menjadi satu kesatuan dengan lambung kapal. Cara kedua menggunakan
frame yang terbuat dari material fiberglass, yaitu dengam membuat bentuk
frame dengan laminasi fiberglass pada sebuah cetakan kayu kemudian
setelah kering hasil laminasi tersebut digunakan untuk frame seperti halnya
yang terbuat dari kayu.
D.7 Bangunan Atas
Pembuatan bangunan atas kapal ini menggunakan material multiplek 12
mm dan kayu sebagai penguat. Bentuk dan ukuran bangunan atas
disesuaikan dengan desain general arrangement. Setelah bentuk bangunan
atas selesai maka untuk membuat bangunan lebih awet dan tidak mudah
rusak maka dilaminasi menggunakan fiberglass dengan ketebalan 2-3 mm.

Gambar 5. Bangunan atas kapal

E. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan pada penelitian ini dapat diambil beberapa


kesimpulan sebagai berikut :
a. Pembuatan lengkungan cetakan akan lebih efektif dalam membentuk body kapal
setiap station dengan menggunakan multiplek 12 mm atau lebih.
b. Dalam proses laminasi perlu memperhatikan banyaknya jumlah campuran
katalis dalam resin untuk mendapatkan hasil fiberglass yang mempunyai
kualitas baik.
c. Lapisan mirrorglass dan lapisan gealcoat yang rata akan menghasilkan
permukaan luar badan kapal yang baik dan mudah dalam pelepasan dari
cetakan.
d. Untuk menghambat proses rusaknya kayu yang digunakan dalam bangunan atas

6
kapal dapat menggunakan lapisan fiberglass dengan ketebalan sesuai
kebutuhan.

F. DAFTAR PUSTAKA

- Aditya Amor Patria dan Triwilaswandio Wuruk Pribadi, " Analisis Teknis dan
Ekonomis Pembangunan Kapal Ikan Tradisional Ukuran <10 GT Berbahan
Kayu Utuh Dengan Teknologi Laminasi Kayu Mahoni", JURNAL TEKNIK
ITS Vol. 6, No. 1, (2017)
- D Ardiana, R Razali, M Muharnis, 2014. " Proses Pembuatan Kapal FRP
Berkapasitas 14 M Bagi Nelayan di Kabupaten Bengkalis ".
INOVTEK POLBENG, 2014

- Anwar Khaerul, 2012. " Analisis Produksi Kapal Perikanan Berbahan Dasar
Kayu dan Fiberglass " IPB. Bogor
- Buana Ma’ruf, 2011. " Studi Standarisasi Konstruksi Laminasi Lambung Kapal
Fiberglass" . Jurnal Standarisasi. Vol.13 No.1 halaman 16-25.
- Munasir, " Studi Pengaruh Orientasi Serat Fiber Glass Searah dan Dua Arah
Single Layer terhadap Kekuatan Tarik Bahan Komposit Polypropylene ", Jurnal
Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), Vol. 1 No. 1, Juni 2011
- SA Muharam. 2011. " Desain dan Konstruksi Kapal Pibreglass di PT. Carita
Boat Indonesia Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten ".IPB. Bogor
Parlindungan Manik dan Eko Sasmito Hadi, 2008. " Analisa Teknis dan
Ekonomis Penggunaan Coremat Untuk Konstruksi FRP (fiberglass reinforced
plastic) Sandwich Pada Badan Kapal " Jurnal KAPAL, Vol. 5, No.2, Juni 2008

- Korol, I and Latorre, R., 2010. “Development of Eco-Friendly Fishing Vessel


An Ecological Vehicle Powered by Renewable Energy”.

7
PERHITUNGAN ULANG KONSTRUKSI FIBERGLASS KAPAL NELAYAN
MENURUT PERATURAN BKI KAPAL FIBERGLASS 2016
A. Ukuran Utama
1. Nama Kapal : FIBERGLASS KAPAL
NELAYAN
2. LOA : 8,35 m
3. LPP : 7,798 m
4. B : 1,575 m
5. T : 0,4 m
6. H : 0,678 m
7. CB : 0.449
B. Ukuran Bagian Konstruki Fiberglass Kapal Nelayan
Menurut BKI Kapal Fiberglass 2016

a. Jarak Gading
Standar jarak gading adalah 500 mm pada BKI kapal Fiberglass Reinforced Plastic, terdapat
pada section 9 C1.1. Watertight Bulkhead
1. Collision Bulkhead
Jarak collision bulkhead yaitu antara 0.05L – 0.13L (m) dari Fp.
Batas awal = 0.05 x 7.798 = 0.38 m
Batas akhir = 0.13 x 7.798 = 1.01 m
Jadi, jarak collision bulkhead yaitu antara 0.38 m – 1.01 m. diambil 1 m dari Fp.
2. Aft Peak Bulkhead
Semua kapal FRP harus disediakan aft peak bulkhead dengan posisi yang sesuai. Diambil jarak
aft peak bulkhead yaitu 1 m dari Ap.
b. Perhitungan Tebal WR dan CSM
1. Tebal CSM untuk 450 gr/ m2
Maka Berdasarkan rumus 2.13 tebal csm dapat dihitung sebagai berikut.
t = [WG/10.γR.G]+[WG/1000.γG]-[WG/1000.γR]
Dimana :
t = tebal (mm)
WG = berat per luas dari CSM atau WR yang digunakan (gram/m2)
G = kandungan serat penguat dalam laminasi (%)
γR = specific gravity dari resin yang sudah mengeras
γG = specific gravity dari CSM atau WR yang digunakan

450 + 450 - 450


t=
26
(10 X 1,2 X 30) 1000 X 2,5 1000 X 1,2

450 450 450


= 360+2500 -1200
=1.25 + 0.18 – 0.37
=1.06 mm
Jadi tebal dari CSM450 gr/ m2 yaitu 1,06 mm

2. Tebal WR untuk 1000 gr / m2


Berdasarkan rumus 2.49. tebal WR dapat dihitung sebagai berikut:

t = [WG/10.γR.G]+[WG/1000.γG]-[WG/1000.γR]
Dimana :
t = tebal (mm)
WG = berat per luas dari CSM atau WR yang digunakan (gram/m2)
G = kandungan serat penguat dalam laminasi (%)
γR = specific gravity dari resin yang sudah mengeras
γG = specific gravity dari CSM atau WR yang digunakan

1000
t= 1000 1000
(10 𝑥 1,2 𝑥 30) + 1000 𝑥 2,5 - 1000 𝑥 1,2

27
1000 1000 1000
= 360 + 2500 - 1200

= 2.78 + 0.4 – 0.83


= 2.35 mm
Jadi tebal dari WR 1000 gr / m2 yaitu 2,35 mm

C. Tebal Keel

Keel merupakan kontruksi bagian bawah dari sebuah kapal untuk menentukan tebal keel dapat
dihitung dengan persamaan (eq.2.34)
tk = 9 + 0.4L
= 9 + (0.4 x 7.798)
= 12.1 mm
Jadi tebal keel yang didapat 14.2 mm
b = 530 + 14,6L

=530 + 14,6 x 7.798


= 643.8 mm
Luas keel
A = Lwl x b
= 12.529 m x 643.8 mm
=8.109 m x 0.6 m
= 4.86 m²
Perencanaan laminasi dapat dihitung sebagai berikut:
Tabel 5. Laminasi Keel
Jumlah Tebal Total
Material
laminasi (mm) (mm)
CSM 450 gr /
5 1.06 5.30
m2
WR 1000 gr /
3 2.35 7.05
m2
12.35

28
Perencanaan lapisan pada konstruksi keel dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6. Lapisan material laminasi pada kell
Jenis serat
tebal (mm)
fiber
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35
CSM 450 1.06
CSM 450 1.06

c. Tebal laminasi pada bagian midship


Ketebalan laminasi kulit samping dari sebuah kapal untuk menentukan ketebalan dapat
dihitung dengan persamaan (eq.2.35)
1. Tebal Side Shell
Tebal side shell dapat dirumuskan sebagai berikut:
= 15 x 0.5 x √ T + 0.026 x L
= 15 x 0.5 x √0.4 + (0.026 x 7.798)
= 15 x 0.5 x 0.77
= 5.77 mm
Jadi tebal side shell adalah 9.3 mm
Luas side sheel
A = 2 x H x (L + 0.5B)
= 2 x 0.678 x (7.798 + 0.5 x 1.575)
= 11.64 m²
Perencanaan pada laminasi tebal side shell pada bagian midship dapat dihitung sebagai
berikut:

29
Tabel 7. Laminasi side shell
Jumlah Tebal Total
Material
laminasi (mm) (mm)
CSM 450 gr /
1 1.06 1.06
m2
WR 1000 gr /
2 2.35 4.70
m2
5.76
Perencanaan lapisan pada konstruksi side sheel dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8. Lapisan material laminasi side shell
Jenis serat
tebal (mm)
fiber
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35
WR 1000 2.35
2. Tebal Bottom Shell
Tebal pada bottom shell dapat dirumuskan sebagai berikut:

tb = 15.8 x a x√T + 0.026 𝐿


= 15.8 x 0.5 x√0.4 + (0.026 x 7.798)
= 15.8 x 0.5 x 0.77
= 6.08 mm
A = ((4T) +B) Lpp x Cb)
= ((4 x 0.4)+1.575) x 7.798 x 0.449
= 11.11 m²
Perencanaan pada laminasi tebal bottom shell pada bagian midship dapat dihitung sebagai
berikut:

30
Tabel 9. laminasi bottom shell
Jumlah Tebal Total
Material
laminasi (mm) (mm)
CSM 450 gr /
4 1.06 4.24
m2
WR 1000 gr /
1 2.35 2.35
m2
6.59
Perencanaan lapisan pada konstruksi bottom shell dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 10. Lapisan material laminasi bottom shell
Jenis serat
tebal (mm)
fiber
CSM 450 1.06
CSM 450 1.06
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35
CSM 450 1.06

3. Upper deck pada midship


Upper deck pada midship dapat dirumuskan : (BKI, sec.8)
= 5.8 x 0.5 x√P
= 5.8 x 0.5 x√8.11
= 5,8 x 0.5 x 2.85
= 8.26 mm
Perencanaan pada laminasi tebal upper deck pada midship dapat dihitung sebagai berikut:
Tabel 11. laminasi upper deck pada midship
Jumlah Tebal Total
Material
laminasi (mm) (mm)
CSM 450 gr /
4 1.06 4.24
m2
WR 1000 gr /
2 2.35 4.70
m2

31
8.94
Perencanaan lapisan pada konstruksi upper deck pada bagian midship dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 12. Lapisan material laminasi upper deck pada midship
Jenis serat
tebal (mm)
fiber
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35
CSM 450 1.06
CSM 450 1.06
4. Upper deck selain midship
Upper deck selain midship dapat dirumuskan pada persamaan (eq.2.38) (BKI,sec.8)
p = 0.50 x 13.00 + 4.6

= 11.1 ( KN/m2)
Jadi, = 4.2 x 0.5 x√11.1
= 4.2 x 0.5 x 3.33
= 6.9 mm
Perencanaan pada laminasi tebal upper deck pada bagian selain midship dapat dihitung sebagai
berikut:
Tabel 13. Laminasi pada upper deck selain midship
Jumlah Tebal Total
Material
laminasi (mm) (mm)
CSM 450 gr /
2 1.06 2.12
m2
WR 1000 gr /
2 2.35 4.70
m2
6.82
Perencanaan lapisan pada konstruksi upper deck selain bagian midship dapat dilihat pada tabel
berikut:

32
Tabel 14. Lapisan material laminasi upper deck selain midship
Jenis serat
tebal (mm)
fiber
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35

d. Tebal laminasi pada bagian AFT


Laminasi kulit pada bagian aft dari sebuah kapal untuk menentukan ketebalan dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut:
1. Side sheel
ketebalan pada side sheel dapat dirumuskan sebagai berikut:
85% X 9.3
= 9.3 + 100

= 9.3 + 7.9
= 17.2 mm
Jadi tebal pada side shell adalah 17.2 mm
Perencanaan pada laminasi side shell pada bagian buritan kapal dapat dihitung sebagai
berikut:
Tabel 15. laminasi side shell pada aft
Jumlah Tebal
Material Total
laminasi (mm)
CSM 450 gr /
5 1.06 5.3
m2
WR 1000 gr /
5 2.35 11.75
m2
17.1
Perencanaan lapisan pada konstruksi side sheel dapat dilihat pada tabel berikut:

33
Tabel 16. Lapisan material laminasi side shell pada aft
Jenis serat
tebal (mm)
fiber
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35

2. Bottom
Ketebalan pada bottom dapat dirumuskan sebagai berikut:
85 X9.8
= 9.8 + 100

= 9.8 + 8.33
= 18.1 mm
Jadi tebal bottom adalah 18.13 mm
Perencanaan Pada laminasi bottom dapat dihitung sebagai berikut:
Tabel 17. laminasi Bottom
Jumlah Tebal
Material Total
laminasi (mm)
CSM 450 gr /
6 1.06 6.35
m2
WR 1000 gr /
5 2.35 11.72
m2
18.1
Perencanaan lapisan pada konstruksi bottom dapat dilihat pada tabel berikut:

34
Tabel 18. Lapisan material laminasi pada Bottom
Jenis serat
tebal (mm)
fiber
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35
CSM 450 1.06

e. Tebal Laminasi pada bagian deck


1. Laminasi pada bagian deck dapat dihitung dengan persamaan
berikut: p = 0.50 x 13.00 + 4.6
= 11.1 ( KN/m2)
tD= 4.8 x 0.5 x √11.1
= 4.8 x 0.5 x 2.85
= 6.8 mm
Perencanaan pada laminasi bagian deck dapat dihitung sebagai berikut:
Tabel 19. Laminasi deck
Jumlah Tebal
Material Total
laminasi (mm)
CSM 450 gr /
2 1.06 2.12
m2
WR 1000 gr /
2 2.35 4.70
m2
6.82

35
Perencanaan lapisan pada konstruksi deck selain bagian midship dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 20. Lapisan material laminasi pada deck
Jenis serat
tebal (mm)
fiber
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35

f. Bagian Kontruksi Bottom


1. Tebal Centre Girder
Tebal Centre girder dapat dihitung dengan persamaan (eq.2.41) (BKI, sec 10) sebagai berikut:
= 0,4L + 5
= 0,4 x 7.798 + 5
= 8.11 mm
Jadi tebal pada Center girder adalah 8.11 mm
Af = ( 0,4L) + 5) x ( 4L + 30

= (0,4 x 7.798)+5) x(4 x 7.798)+30


= 8.11 x 31.19 + 30
= 69.30 mm2
Perencanaan laminasi pada center girder dapat dihitung sebagai berikut:
Tabel 21. lamainasi center girder
Jumlah Tebal
Material Total
laminasi (mm)
CSM 450 gr /
1 1.06 1.06
m2
WR 1000 gr /
3 2.35 7.05
m2
8.11
Perencanaan lapisan pada konstruksi center girder dapat dilihat pada tabel berikut:

36
Tabel 22. Lapisan material laminasi pada center girder
Jenis serat
tebal (mm)
fiber
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35
WR 1000 2.35
WR 1000 2.35

2. Side Girder
Tebal pada Side girder dapat dihitung dengan persamaan. sebagai berikut:
= 0.3L + 3.5
= 0.3 x 7.798 + 3.5
= 5.8 mm
Jadi tebal pada side girder adalah 5.83 mm
Perencanaan pada laminasi bagian side girder dapat dihitung sebagai berikut:
Tabel 23. Laminasi side girder
Jumlah Tebal
Material Total
laminasi (mm)
CSM 450 gr /
3 1.06 3.18
m2
WR 1000 gr /
2 2.35 4.70
m2
5.8
Perencanaan lapisan pada konstruksi side girder dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 24. Lapisan material Jenis serat
laminasi pada side girder tebal (mm)
fiber
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35
CSM 450 1.06

37
2. Inner Bottom laminates
Tebal pada inner bottom dapat dihitung pada persamaan 2.11

= 11.5 x 0.5 x √T
= 11.5 x 0.5 x √0.4
= 11.5 x 0.5 x 0.63
= 3.6 mm
Jadi tebal dari inner bottom adalah 3.62 mm
Perencanaan pada laminasi bagian inner bottom laminates dapat dihitung sebagai berikut:
Tabel 25. Laminasi inner bottom
Jumlah Tebal Total
Material
laminasi (mm) (mm)
CSM 450 gr /
2 1.06 2.12
m2
WR 1000 gr /
1 2.35 2.35
m2
4.4
Perencanaan lapisan pada konstruksi inner bottom laminates dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 26. Lapisan material laminasi pada inner bottom
Jenis serat
tebal (mm)
fiber
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35
CSM 450 1.06

3. Bottom longitudinal
Modulus pada bottom longitudinal dapat dihitung sebagai berikut:
W = 55.6 . a . h . 0.52
= 55.6 x 0.5 x 0.678 x 0.52
= 4.71 cm3
Jadi modulus pada bottom longitudinal adalah 4.71 cm3
Dari data tersebut direncanakan ukuran face dan web sebagai berikut:
B = 4 mm , H = 7 mm

38
k=1
tWeb = 0.034 x h x k
= 0.221
Tface = 0.05 x b x k
= 0.200
W = 4,71 cm3
4. Floor
Tebal pada Floor dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
t= 0.4xL

= 0.4 x 7.798
= 3.11 mm
Perencanaan laminasi pada floor dapat dihitung sebagai berikut:
Tabel 27. laminasi floor
Jumlah Tebal Total
Material
laminasi (mm) (mm)
CSM 450 gr /
1 1.06 1.06
m2
WR 1000 gr /
1 2.35 2.35
m2
3.41
Perencanaan lapisan pada konstruksi inner bottom laminates dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 28. Lapisan material laminasi pada floor
Jenis serat
tebal (mm)
fiber
CSM 450 1.06
WR 1000 2.35
5. Transverse Frame AP – 0,15 L dari AP
Modulus Transverse Frame AP – 0,15 L dari AP dapat dihitung dengan persamaan 2.
= 32 . a . h . 0.52
= 32 x 0.5 x 0.678 x 0.52

= 2.71 cm3
Jadi modulus Transverse frame = 2.71 cm3

39
h = 0.5

40
= 0.5 x 2.0
= 1.00 mm
Dari data tersebut direncanakan ukuran face dan web sebagai berikut: B = 2
mm
H = 5 mm, k = 1
tWeb = 0.034 x h x k
= 0.153
Tface = 0.05 x b x k
= 0.100
W = 2.71 cm3
6. Side longitudinal Midship
Modulus pada side longitudinal midship dapat dihitung dengan persamaan 2.15
= 49 . a . h . 0.52
= 49 x 0.5 x 0.678 0.52
= 4.15 cm3
Jadi modulus pada side longitudinal midship adalah 4.15 cm3
Dari data tersebut direncanakan ukuran face dan web sebagai berikut: B = 4
mm
H = 7 mm, k = 1
tWeb = 0.034 x h x k
= 0.221
Tface = 0.05 x b x k
= 0.200
W = 4.15 cm3

41
42

Anda mungkin juga menyukai