PROPOSAL SKRIPSI
ARUNG HANGGARLANA
NIM 2017.02.1.0022
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI
Menyetujui :
Dosen Pembimbing Tanda Tangan
1. …………………..
1. 1. …………………..
2. 2 . …………………..
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Perkapalan
iii
Arung Hanggarlana
NIM 2017.02.1.0022
DOSEN PEMBIMBING
ABSTRAK
Kapal fiberglass sering mengalami kerusakan yang kebanyakannya adalah
berada pada zona lambung dibawah garis air yaitu berupa keretakan atau
kebocoran saat terjadi benturan oleh gelombang air laut atau dengan objek lain.
Oleh karena itu sering dilakukan reparasi terhadap lambung kapal fiberglass
akibat kebocoran. Reparasi dalam penelitian ini akan mencoba menggunakan
Lem marine jenis resolcinol formaldehyde sebagai pengganti resin yang sering
digunakan sebagai pelapis fiberglass untuk penambalan pada lambung yang
bocor ataupun retak dengan pengujian tarik sebagai penentunya dalam standart
ASTM (American Standart of Test Material) D 638-02 . Dalam metode
penelitian ini menggunakan resolcinol formaldehyde sebagai pengganti resin
dengan pengujian 12 spesimen lapisan serat yaitu spesimen dengan lapisan
resin sesuai uraian berikut : 3 spesimen dengan 2 lapisan serat fiberglass
kemudian dilapisi resin, 3 spesimen dengan 4 lapisan serat fiberglass kemudian
dilapisi resin, , selanjutnya pembuatan 6 spesimen sama tapi pelapisan resin
diganti dengan lem marine kemudian akan dibuat rata-rata dari hasil uji tarik
setiap spesimen tersebut untuk menentukan apakah cocok lem marine
digunakan sebagai pengganti resin untuk pelapisan lambung kapal.
Kata Kunci : Kapal fiberglass, Pengujian tarik, Standar ASTM, Reparasi lambung,
Lem marine resolcinol formaldehyde.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................. ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 3
1.5 Batasan Masalah .................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4
2.1 Kapal Fiberglass..................................................................................... 4
2.2 Reparasi Lambung ................................................................................. 5
2.3 Lem Marine resolcinol formaldehyde ..................................................... 5
2.4 Pengujian Tarik ...................................................................................... 6
2.5 ASTM (American Standard Testingand Material) D 638 - 02. ................ 7
2.6 Penelitian terdahulu………………………………………………………………………………………….8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara maritim dengan mempunyai wilayah laut lebih
banyak dari pada daratannya dan dikelilingi oleh banyak pulau-pulau. Di laut
kapal merupakan salah satu alat transpotasi paling penting di Indonesia
(Sardjito, 2009), oleh karena itu untuk menunjang transportasi laut agar mudah
menjangkau pulau satu kepulau lainnya maka banyak adanya pembuatan kapal
laut besar maupun kecil. Untuk kapal besar sendiri bahan utama pembuatannya
adalah menggunakan baja dan kapal kecilnya banyak menggunakan bahan
kayu, alumunium, fiberglass dll. Untuk kapal yang di produksi menggunakan
fiberglass memiliki keunggulan teknis dan ekonomis yakni kontruksinya
ringan, biaya produksi murah, proses produksi cepat, galangan kapal tidak
memerlukan investasi yang besar, teknologinya sederhana, dan tidak
memerlukan kualifikasi tenaga kerja yang tinggi ( Amir Marasabessy, 2016).
Fiberglass sendiri adalah serat kaca atau serat gelas dari kaca cair yang
ditarik menjadi serat tipis dengan garis tengah 0,005 mm – 0,01 mm. Komposit
fiberglass merupakan fiber yang kandungan materialnya terdiri dari kandungan
serat sebagai penguaatnya dan matrik sebagai penguatnya (Romadhoni, 2017).
Penggunaan komposit yang semakin meluas, dikarenakan komposit
mempunyai keunggulan tersendiri dibandingkan dengan bahan-bahan teknik
alternatif lain, dikarenakan memiliki kekuatan yang bisa diatur (tailorability),
memiliki kontruksi ringan, mudah dibentuk, daya serap air rendah dan tahan
korosi (Kusairiawan,2016).
Karena dari banyaknya aspek keunggulan tersebut maka kebutuhan
pembuatan kapal fiberglass terus meningkat. Tapi disamping banyaknya
keunggulan kapal fiberglass terdapat pula beberapa kekurangannya salah
satunya adalah pada bagian lambung kapal fiber mudah mengalami kerusakan.
Zona lambung dibawah garis air sering mengalami keretakan atau kebocoran
saat terjadi benturan oleh gelombang air laut atau dengan objek lain. Oleh
karena itu sering dilakukan reparasi terhadap lambung kapal fiberglass akibat
kebocoran. Reparasi kapal adalah kegiatan rutin dan terjadwal dimana untuk
2
memastikan kapal dapat berlayar dan beroperasi dengan baik (Ariany, 2014).
Reparasi lambung kapal fiberlass kebanyakan menggunakan komposit resin
sebagai bahan untuk menembel lambung yang bocor.
Resin adalah salah satu bahan dasar yang digunakan dalam industri
pembuatan kapal kontruksi Fiberglass Reinforced Plastic (Ardhy, 2019).
Sedangkan komposit resin fiberglass terdiri dari beberapa bahan yaitu
campuran serat kaca sebagai bahan penguat dan resin sebagai pengikatnya.
Disni saya akan menggantinya dengan lem marine dengan cara yaitu semisal
lambung kapal fiberglass ada lubang sebesar 5cm dan tebal lambung sekitar
5mm maka saya akan membuat spesimen fiberglass dengan tebal dan lebar
sama dengan pelubangan tadi kemudian spesimen fiberglass yang sudah saya
buat akan saya pasangkan dengan pelapisan lem marine terlebih dahulu, untuk
mengetahui keuatannya layak atau tidak saya akan mengujinya dengan uji
tarik.
Kekuatan tarik adalah ketahanan suatu bahan terhadap beban yang bekerja
parallel pada bahan yang menyebabkan bahan tersebut putus tarik (Supardi,
1999). Pengujian tarik dilakukan terhadap spesimen fiberglass yang sudah di
lapisi lem marine, uji tariknya sendiri menggunakan standart ASTM (American
Standart of Test Material) ASTM sendiri adalah organisasi internasional yang
mengembangkan standardisasi teknik untuk material. Dan lem marine yang
saya gunakan jenis resolcinol formaldehyde.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kapal Fiberglass
Fiberglass Reinforced Plastic (FRP) merupakan material komposit
yaitu kombinasi antara dua material atau lebih yang berbeda bentuk,komposisi
kimia,dan tidak saling melarutkan antara materialnya (Smith,1993). Material
fiberglass merupakan satu kesatuan dimana material yang lainnya berfungsi sebagai
penguat untuk menjaga kesatuan unsur-unsurnya(AH Siregar, Dkk, 2016). Bahan
fiberglass adalah salah satu bahan yang saat inisering digunakan sebagai bahan
dalam pembuatan kapal. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan mengapa
memilih bahan fiberglass dikarenakan bahan tersebut mudah didapat diberbagai
toko kimia, selain itu bahan fiberglass lebih tahan lama dan kuat jika dibandingkan
dengan kayu yang mudah lapuk,serta proses perawatan yang lebih mudah daripada
kapal kayu (Yulianto, 2010).
Kaca serat (glass fiber) atau sering diterjemahkan menjadi serat gelas adalah
kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis dengan garis tengah sekitar 0,005 mm -
0,01 mm. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau ditenun menjadi kain, yang
kemudian diresapi dengan resin sehingga menjadi bahan yang kuat dan tahan korosi
untuk digunakan sebagai badan mobil dan bangunan kapal. Dapat juga digunakan
sebagai penguat untuk banyak produk plastik, material komposit yang dihasilkan
dikenal sebagai plastik diperkuat-gelas (glass-reinforced plastic, GRP) atau epoxy
diperkuat glass fiber (GRE), disebut "glass fiber" dalam penggunaan umumnya.
Struktur bangunan kapal fiberglass harus menerima berbagai macam beban
diantaranya menerima beban secara vertical dan lateral. Beban vertikal berupa
beban dari deck serta peralatan yang ada di atasnya, sedangkan beban lateral
berupa beban gelombang, arus laut dan angin. Gelombang merupakan beban
lateral paling dominan yang bekerja pada kapal. Dimana beban gelombang ini
bekerja terus menerus dan berubah baik arah maupun besarnya sehingga beban
yang sifatnya berulang-ulang (periodic) itu dapat menyebabkan kelelahan pada
struktur kapal yang pada akhirnya akan mengakibatkan struktur kolaps.
5
diawetkan memiliki umur simpan yang relatif singkat sekitar dua hingga tiga tahun,
tergantung pada suhu penyimpanan. Penggunaannya telah menurun sejak 1990-an
karena kemudahan penggunaan dan fleksibilitas dari lem dan pengisi epoksi .
Meskipun kemudahan penggunaan yang lebih besar dan fleksibilitas epoksi
membuatnya jauh lebih populer, epoksi memiliki resistensi UV yang buruk dan
dalam sebagian besar aplikasi struktural hanya memiliki ketahanan panas yang
sederhana, membuatnya kurang dari ideal untuk banyak penggunaan di luar
ruangan. Resorcinol tetap merupakan perekat yang cocok untuk penggunaan
eksterior dan laut. Tidak seperti epoksi, ini bukan pengisi celah, sehingga
membutuhkan standar pengerjaan dan pemasangan sambungan yang lebih tinggi.
Bentuk dan ukuran Spesimen pengujian tarik didasarkan pada standar pengujian
ASTM D 638-02 sebagai berikut :
BAB III
METODE PENELITIAN
Mulai
Studi Literatur
Pembuatan Spesimen
Pengujian Tarik
Hasil Pengujian
Selesai
12
Bulan
No Kegiatan
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4
1. Studi Literatur
2. Pengumpulan Data
3. Pengujian Material
Daftar Pustaka
Ariyany, Z., 2014. Kajian Reparasi Pengecatan Pada Lambung Kapal (Studi
Kasus K.M KIRANA 3). Jurnal Teknik Vol. 35 No. 1 ISSN 0852-1697, pp.
27-32.
Januar Putra Umba Kusairiawan.2016. Kuat Tarik Lapis Veneer Bambu Betung
Sebagai Pengganti Serat Gelas Dalam Konstruksi Bamboo Veneer Reinforced
Plastic (BVRP).Surabaya
Yulianto, E.S. (2010). Desain Perahu Fiberglass Bantuan LPPM IPB di Desa
Cikahuripan, Kecamatan Cisolok, Sukabumi. Skripsi, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.