Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ASRIANSYAH

NIM : J111 15 314

REMOUNTING

A. Pengertian Dan Tujuan

Remounting adalah suatu prosedur pemasangan kembali geligi dalam artikulator yang bertujuan
untuk mengkoreksi hubungan oklusi yang tidak harmonis dari geligi tiruan yang baru selesai
diproses.

Setiap perubahan dalam hubungan kontak oklusal dari geligi tiruan setelah selesai diproses,
harus diperbaiki dengan mengembalikan geligi tiruan akrilik beserta model kerjanya pada
articulator sebelum geligi tiruan akrilik beserta model kerjanya pada artikulator sebelum geligi
tiruan akrilik dilepaskan dari model kerjanya.

B. Tujuan Remounting

Tujuan remounting antara lain:

1. Memperbaiki kesalahan yang disebabkan prosedur laboratorium dan klinik.

2. Memperbaiki oklusi yang tidak harmonis, antara lain disebabkan oleh:

1. Anasir gigi tiruan yang tertekan kedalam gips pada saat pe ngisian resin akrilik.

2. Gigi tiruan mengalammi deformasi pada saat dikeluarkan dari model.

3. Panas yang terlalu tinggi saat pemolesan.

4. Sifat resin akrilik yang mengalami penyusutan pada saat polimerisasi.

3. Memeriksa oklusi dan pengasahan selektif.

C. Metode Remounting

Adapun metode remounting sebagai berikut:


a. Metode split-cast (BarretGD dan Blanc G / 1985)

b. Metode hemat waktu (Hochstedler JL / 1995)

c. Metoda klinis sederhana (Ansari IH / 1996)

a. Metode Split - Cast

Yaitu metode pemasangan kembali GTP dan model fisiologis pada artikulator sebelum dan
sesudah gigi tiruan diproses tampa terjadinya tekanan/ fraktur yang tidak diinginkan pada
model fisiologis.

Prosedur split-cast:

1. Beri Vaseline pada kedua lekukan posterior dan anterior

2. Model dan catatan interoklusal yang dipasang pada artikulator dengan memakai gips ,di
bersihkan hingga modelnya terlihat

3. Model dan basis dile pas dari artikulator kemudian rendam dalam air kira-kira 10 menit
dengan suhu 95o, 2-4 mm diatas basis artikulator dan model fisiologis.

4. Remounting dengan membasahi basis artikulator dan model, kemudian pasang dan
biarkan mongering

5. Lekukan horizontal dibuat pada basis model

6. Isi gips sebagai kunci.

b. Metode hemat waktu

Yaitu dengan menggunakan plat plastic / artikulator arbitrary dan waktu yang dibutuhkan
lebih singkat.

Prosedur hemat waktu:

1. Gigi tiruan dipasang dalam mulut, kemudian gigitkan gulungan kapas pada gigi posterior
secara bilateral
2. Catatan interoklusal dalam relasi sentrik dengan wax yang dilunakkan

3. Gigi tiruan, plat plastic dan catatan interoklusal model dipasang pada artikulator
menggunakan alginate sebagai media pemasangan

4. Rahang bawah dan rahang atas model ditambahkan alginate kenudian artikulator
dikatupkan

5. Setelah alginate mengeras maka catatan interoklusal dapat dilepas

6. Periksa oklusi dengan kertas artikulasi.

c. Metode klinis sederhana

Yaitu dengan menggunakan bahan putty.

Keuntungannya:

1. Tidak perlu membuat model baru.

2. Tidak perlu blocking out

3. Dapat dilakukan di klinik dengan pembersihan minimal.

Prosedur klinis sederhana:

Pembuatan CMMJs ( Custom Mode Mounting Jigs)

1. Boksing (malam) pada plat artikulator, isi dengan resin akrilik self cured

a. RA: bentunya silinder divergen ( T:1 inch, diameter : 2,5 inch)

b. RB: bentunya silinder divergen ( T:5/8 inch, diameter : 2,5 inch)

2. Buat dua gulungan pada linggir alveolus rahang atas dan bawah ( T:4-6mm)

3. Buat gerong pada bukal dan lingual linggir alveolus untuk mendapatkan retensi bahan
putty.
OKLUSAL ADJUSMENT

1. Definisi

a) Tindakan untuk mengembalikan hubungan fungsional yang menguntungkan bagi


periodonsium

b) Tindakan untuk menyingkirkan tekanan oklusal yang mencederai dan untuk menciptakan
stimulasi fungsional yang dibutuhkan untuk dapat dipertahankannya kesehatan
periodonsium.

c) Tindakan untuk menciptakan kontak oklusi harmonis yang disebabkan oleh trauma dan
penyakit periodontal.

2. Indikasi

a) Untuk mengurangi tekanan traumatik gigi-geligi yang menimbulkan:

- Peningkatan mobilitas atau fremitus agar terjadi perbaikan apparatus perlekatan


periodontal

- Ketidaknyamanan selama kontak atau fungsi oklusal

b) Untuk memperoleh hubungan fungsional dan efisiensi pengunyahan melalui perawatan


restoratif, ortodontik, bedah ortognatik, ataupun trauma rahang jika diindikasikan.

c) Sebagai terapi tambahan untuk mengurangi kerusakan akibat kebiasaan parafungsional

d) Reshape gigi-geligi yang berperan dalam perlukaan jaringan lunak ini

e) Untuk menyesuaikan relasi marginal ridge dan cusp yang menyebabkan impaksi
makanan

Referensi : Devlin H. Complete Denture. Germany: Springer; 2012. P. 81-82.

Anda mungkin juga menyukai